Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Dalam kehidupan sosialnya,manusia saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini perlu adanya komunikasi. Kebutuhan berkomunikasi itu semakin kompleks seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia. Kenyataan demikian menempatkan bahasa sebagai alat komunikasi manusia pada posisi yang penting. Agar komunikasi tersebut berjalan dengan baik, kedua belah pihak memerlukan bahasa yang dapat dipahami bersama.Wujud bahasa yang utama adalah bunyi. Bunyi-bunyi itu disebut bunyi bahasa. Dalam

pengucapannya,bunyi-bunyi bahasa dapat disegmentasikan atau dipisahpisahkan (bunyi segmental). Dalam bunyi yang dapat disegmentasikan itu terdapat unsur-unsur yang menyertainya sehingga disebut bunyi

suprasegmental. Tidak luput juga Bahasa-bahasa Asia tenggara yang menggunakan bahasa Melayu. Dengan disusunnya makalah ini penulis bertujuan untuk mengetahui macam atau jenis jenis suprasegmental bahasa melayu. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan Suprasegmental Bahasa ? b. Apa saja jenis-jenis beserta contoh Suprasegmental Bahasa melayu?

1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian Suprasegmental bahasa. b. Untuk mengetahui jenis-jenis dan contoh Suprasegmental bahasa melayu.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Suprasegmental Bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang bisa disegmensegmenkan, diruas-ruaskan, atau dipisah-pisahkan, misalnya semua bunyi vokoid dan kontoid. Bunyi yang bisa disegmentasikan ini disebut bunyi segmental. Tetapi, ada juga yang tidak bisa disegmen-segmenkan karena kehadirah bunyi ini selalu mengiringi, menindih, atau menemani bunyi segmental. Oleh karena sifatnya yang demikian, bunyi itu disebut bunyi suprasegmental. 2.2 Jenis-jenis beserta contoh Suprasegmental Bahasa Melayu a. Tekanan Merupakan ciri lemah atau kerasnya suara penyebutan sesuatu suku kata. Biasanya berlaku pada suku kata dalam perkataan. Dalam bahasa Melayu tekanan berlaku dalam vokal. Bunyi vokal selalu disebut dengan lantang dan boleh dipanjangkan. Lazimnya ia berlaku dalam suku kata yang kedua seperti ki ta, ba pa, sa tu dan seumpamanya. Bagi bahasa Inggris tekanan boleh membedakan makna. Contohnya : Prog res bermaksud kemajuan (kata nama) Pro gres bermaksud memajukan (kata kerja) Dengan perkataan conduct insult dan semuanya boleh membawa maksud yang berbeda dalam bahasa Inggris apabila dipakai tekanan pada suku kata yang berbeda.

b. Kepanjangan Kepanjangan juga disebut sebagai pendek bunyi merupakan ciri khusus yang terdapat pada perkataan dalam bahasa-bahasa tertentu. Ciri kepanjangan dan panjang pendek ini juga boleh membedakan makna dalam bahasa-bahasa tertentu seperti bahasa Arab, Inggris, tetapi tidak

membedakan makna bagi bahasa Melayu. Ini ditandai dengan tanda titik dipanggil mora. Jika tanda mora itu satu titik . kepanjangan bunyinya

setengah mora ; dua titik kepanjangan satu mora, dan jika empat titik :: kepanjangan ialah dua mora. Dalam bahasa Inggris perbedaan makna terjadi apabila kepanjangan ini digunakan. Contohnya : sit bermaksud duduk, dan si:t bermakna tempat duduk.

c. Jeda Jeda disebut persendian ialah ciri atau unsur hentian (senyap) dalam ujaran sebagai tanda pemisah unsur linguistik, yaitu perkataan, ayat dan rangkai kata. Jeda atau persendian ini ditandai dengan + . Bagi bahasa Inggris unsur ini membedakan makna. Contoh, I scream saya menjerit dan ice cream aiskrim bunyinya sama sukar dibedakan tetapi maknanya lain. Dalam bahasa Melayu, Terdapat rangkaian kata yang boleh mengelirukan jika tidak memakai jeda, misalnya ujaran belikantin (belikan tin). Untuk membedakan makna itu perlu tanda dengan jeda seperti berikut: Belikan + tin membelikan tin = tin yang dibeli Beli + kantin membeli kantin = kantin yang dibeli Jeda atau persendian merupakan perbedaan dalam bahasa. Jeda juga digunakan untuk membedakan makna kalimat. Contoh : Saya membaca buku kakak boleh dibedakan seperti berikut, # Saya membaca buku kakak# (maksudnya saya membaca buku kepunyaan kakak) # Saya membaca buku# kakak (saya memberitahu kakak bahawa saya membaca buku)

d. Tona Merupakan naik turun suara dalam pengucapan. Banyak bahasa mempunyai tona dan ia mengubah makna. Terdapat dua jenis tanda yang berbeda digunakan untuk membedakan tinggi rendah sesuatu perkataan.

Pertama menggunakan tona mendatar, seperti ibu. Kedua tona meninggi, contoh guni. Ketiga tona turun-naik, contoh kuda dan akhir sekali tona menurun, contohnya marah. Yang kedua memakia tanda nomer 1 hingga 4 untuk menunjukkan perbedaan tona, Tona tinggi (keras) menggunakan satu, tona sederhana tinggi (keras) menggunakan dua, tona rendah (lemah) menggunakan tiga dan tona sangat rendah (sangat lemah) menggunakan empat.

e. Intonasi Turun naik nada suara dalam pengucapan ayat atau prasa. Intonasi juga disebut lagu bahasa. Bahasa Melayu terdapat pelbagai intonasi atau lagu yang terdapat dalam kalimat. Contohnya kalimat berita yang menurun pada akhir kalimat, kalimat tanya juga meninggi apabila di akhir ayat. Semua jenis ciri suprasegmental, yaitu tekanan, kepanjangan, jeda, tona secara kombinasi turut membentuk intonasi dalam ayat dan digunakan dalam pertuturan.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang tidak bisa disegmensegmenkan karena kehadiran bunyi ini selalu mengiringi, menindih, atau menemani bunyi segmental. Oleh karena sifatnya yang demikian, bunyi itu disebut bunyi suprasegmental. Ada 5 jenis suprasegmental bahasa melayu yaitu tekanan, kepanjangan, jeda, tona dan intonasi. 3.2 Saran Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang pengertiaan Suprasegmental dan jenis-jenis beserta contoh suprasegmental melayu.

DAFTAR PUSTAKA http://bertatihbicara.blogspot.com/2012/07/suprasegmental-bahasamelayu.html Diakses tanggal 11 november 2013 Muslich, Masnur. 2008. Fonologi bahasa indonesia. Jakarta : PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai