Anda di halaman 1dari 12

Dinamika Perkembangan Sains dalam

Masyarakat Muslim
(Faktor-faktor yang Berpengaruh)

Mata Kuliah Keterpaduan Islam dan Sains


Dalam Islam, hubungan agama (Islam) dan sains tidak lepas dari
fakta sejarah kejayaan dan kemunduran sains dalam peradaban
Islam.

HUBUNGAN
SAINS DAN Umat Islam mulai mempelajari atau melakukan penafsiran ilmiah
sejak generasi pertama sampai abad ke-lima hijriyah hingga
AGAMA menjadikan diri mereka sebagai pelopor Ilmu pengetahuan di
DALAM seluruh penjuru dunia.

PEMIKIRAN
ISLAM Umat Islam telah menjadi pelopor dalam research tentang alam,
sekaligus sebagai masyarakat pertama dalam sejarah ilmu
pengetahuan yang melakukan experimental science atau ilmu
thabi’i berdasarkan percobaan yang kemudian berkembang menjadi
applied science atau technology
Pandangan al-Qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan

• Seluruh pengetahuan, • Al-Qur’an sebagai


termasuk pengetahuan petunjuk untuk
kealaman (sains), mengembangkan ilmu
terdapat dalam al- pengetahuan
Qur’an
• Pendapat ini didukung
antara lain oleh al-
Ghazali, al-Suyuti, • Pendapat ini didukung
dan Maurice Bucaile. antara lain oleh Ibnu
Sina, al-Biruni, dan
al-Haitam.
• Islam mendorong ummatnya untuk selalu berupaya
mengembangkan sains.
Islam Contoh:

Mendorong Q.S. Al-’alaq: 1-5

Kemajuan Sains Q.S. Ali-Imran: 190-191


Q.S. Al-Jatsiyah: 13

‫تۗ َوالل ّ ٰ ُه ِب َما تَ ْع َمل ُْو َن َخ ِبيْ ٌر‬


ٍ ‫ال ّ َ ِذي ْ َنا ٰ َمن ُ ْوا ِمنْك ُْۙم َوال ّ َ ِذيْ َن ا ُ ْوتُوا ال ِْعل َْم َد َر ٰج‬ ‫ي َ ْر َف ِع الل ّ ٰ ُه‬
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.
58:12

• Islam menempatkan orang yang beriman dan berilmu


pada derajat yang tinggi.
Contoh: Q.S. Al-Mujadilah: 11
Faktor-faktor Pendorong
Kemajuan Sains dalam Peradaban Islam (Muqowim, 2012)

Karakter pasar
Universalisme Toleransi
Internasional

Perhargaan Keterpaduan
terhadap sains antara tujuan
dan saintis dan alat/cara
Adalah fakta bahwa satu-satunya ikatan
kebersamaan antara individu muslim adalah
ikatan keyakinan dan tujuan hidup bersama

Setiap orang diikat dalam ikatan tunggal yang


Universalisme disebut umat (umat Islam)

Umat Islam mengajak kepada kebaikan (amr bi


al-ma’ruf), melarang berbuat munkar (nahy ‘an
al-munkar), dan beriman kepada Allah
(tu’minuna billah). (Q.S. Ali-Imran: 110)
Pemahaman kata umat tanpa diimbangi
semangat toleransi hanya akan membuat
ilmuwan muslim terisolasi dan tidak
mampu menjadi rahmat bagi sekalian
alam.
Toleransi
Hal inilah yang dihindari oleh para
saintis muslim sehingga menjadikan
mereka mau bertukar gagasan dan
menerima ilmu lain.
Adalah luasnya jaringan perdagangan dengan
bangsa lain.

Pada masa ‘Abbasiyah, luas daerah kekuasaan


Karakter Pasar Islam mulai dari India di Timur sampai
Internasional dengan Andalusia di Barat.

Rihlah ilmiyah (perjalanan untuk mencari


ilmu pengetahuan) menjadikan sains-
teknologi di dunia Islam maju.
Luasnya daerah kekuasaan tidak menjamin
kemajuan tanpa didukung oleh peran penguasa.

Perhargaan Peran penguasa yang dimaksud adalah adanya sikap


terhadap sains positif penguasa dalam bentuk penghargaan
terhadap sains dan saintis.
dan saintis
Hal ini antara lain ditandai oleh kebijakan penguasa
untuk membangun lembaga ilmu pengetahuan
seperti yang dilakukan oleh Al-Ma’mun dengan
berdirinya Bait al-Hikmah.
Para saintis muslim mempunyai
kesadaran untuk menyeimbangkan
antara tujuan dengan cara
Keterpaduan pencapaiannya.
antara tujuan
dan cara
Sains dan nilai (etika atau moral)
berjalan bersamaan.
Salah satu faktor kemunduran sains
dalam peradaban Islam adalah
Kemunduran konflik (antara Islam dan Sains).
Sains
dalam
Peradaban
Islam Islam banyak berkonflik dengan
sains pada masa akhir kemunduran
sains Islam yang berlanjut hingga
kemunculan sains modern
(Newton).
Sejarah mencatat benturan sains pada masa peradaban Islam terjadi saat ulama
besar Imam al-Ghazali menyerukan umat Islam untuk kembali
meng’hidup’kan ajaran agama melalui bukunya ‘Ihya Ulumiddin’.

Kemunduran Kesalahan memahami fatwa ulama tersebut pada akhirnya mempengaruhi cara
pandang umat Islam terhadap Ilmu pengetahuan yang pada saat itu telah
Sains berkembang dengan pesat.

dalam
Peradaban
Islam Umat Islam mulai meninggalkan budaya mempelajari Sains dan berpindah
menekuni Agama (Islam) sehingga berdampak pada terjadinya ketimpangan
posisi ilmu.

Ilmu agama secara sosial-politik lebih baik daripada ilmu umum (ilmu umum
berstatus sebagai pelengkap).

Anda mungkin juga menyukai