Anda di halaman 1dari 46

Kode | Matakuliah

DAI-3N3 | NEW MEDIA


Materi 8 | Marketing 4.0

Program Studi Desin Komunikasi Visual – Fakultas Industri Kreatif


Universitas Telkom - Bandung
2021_1
Materi 8 | Marketing 4.0

Ming Pokok Rancangan Pembelajaran Tugas Kegiatan Persen


Bahasan
1 1 PB 1. Pengantar New Media Kuis 1 : Mengenai New Media Daring 5
2 2 PB 2. Priming Effect Diskusi 1 : Priming Effect Daring 5
3 3 PB 3. Khalayak dan Perubahannya Kuis 2 : Perilaku Konsumen Daring 5
4 PB 4. Perubahan Media 1 Diskusi 2 : Perubahan Media Daring 5
5 PB 5. Perubahan Media 2 Tugas 1 Paper : Ragam Media Baru Luring 5
6 4 PB 6. Studi Kasus New Media 1 Daring
Tugas 2 (UTS) : Infografis Evolusi Media Baru Luring 25
7 PB 7. Studi Kasus New Media 2
8 5 PB 8. Marketing 4.0 Kuis 3 : Apa itu Marketing 4.0 Daring 5
9 PB 9. Bentuk Marketing Terkini Daring
10 PB 10. Marketing Apps Tugas 3 : Desain Konten Marketing Luring 20
11 PB 12. Konten Marketing Luring
12 6 PB 12. New Art Directing Daring
13 PB 13. New Ambient Media Tugas 4 UAS : Desain Ambient Media/ Digital Luring 25
14 PB 14. New Media Digital Luring
Materi 8 | Marketing 4.0

Preview Materi Minggu 8


Marketing 4.0

Materi Minggu 8 akan membahas mengenai


keterkaitan pengertian desain, media dan iklan di
era digital, termasuk terminologi new media.
Materi 8 | Marketing 4.0

Tujuan InstruksionalMemberikan pemahaman, pengertian serta keterkaitan


Umum desain, media dan iklan, dengan tujuan mahasiswa
memahami terminologi New Media secara utuh.

Tujuan InstruksionalMahasiswa diberikan penjelasan mulai dari apa itu desain,


Khusus media, iklan serta sejarah iklan terkait penggunaan media.
Pada akhir pembahasan dijelaskan pengertian New Media.

Capaian Setelah mengetahui dan mengerti mengenai desain, media


Pembelajaran dan iklan mahasiswa dapat menjelaskan pengertian New
Materi
Media secara konferhensif.
Materi 8 | Marketing 4.0

Materi 8 Review
Marketing 4.0

Pengertian marketing 4.0 secara harfiah adalah suatu pendekatan marketing


yang menggabungkan interaksi online dan offline yang terjadi antar
pengusaha dan pelanggannya. Pada era seperti saat ini, kegiatan marketing
tidak cukup dilakukan secara online saja. Namun juga dibutuhkan upaya
pemasaran offline agar bisa memastikan bahwa konsumen benar-benar telah
mendapatkan pelayanan yang memuaskan atas jasa atau produknya.
Materi 8 | Marketing 4.0

Materi 8 Review
Marketing 4.0

Dewasa ini, dunia marketing semakin berkembang pesat. Jika dulu kita hanya mengenal era
marketing 1.0 yang lebih fokus pada penjualan produk, maka dunia marketing saat ini sudah
berkembang menjadi marketing 4.0. Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pengertian
dan penerapan marketing 4.0 dalam bisnis, maka ada baiknya jika kita mempelajari terlebih
dahulu perbedaan marketing 1.0 sampai 4.0
Advertising Convergensi
(IMC & IBP)
Para profesional pemasaran akhir-akhir ini
mengapungkan terminologi Marketing Promotion
(MarComm) agar tidak kebingungan saat membedakan
antara periklanan dan berbagai bentuk (media)
promosi.
Beberapa bahkan mendeskripsikan komunikasi
pemasaran (MarComm) sebagai segala bentuk promosi
yang tidak termasuk dalam periklanan tradisional.
periklanan tradisional termasuk
diantaranya media cetak (koran,
majalah), televisi, radio, dan
beberapa bentuk media luar
ruang.
Sedangkan media promosi
nontradisional termasuk di dalamnya
pemasaran langsung, promosi
penjualan, POS (point of sale), public
relation, berbagai saluran internet,
dan berbagai medium yang
memungkinkan pengiklan
menempatkan logo, slogan, dan
pesan iklan.
Berangkat dari titik ini beberapa perusahaan besar, dan
diikuti oleh yang lebih kecil, membuat divisi khusus
marketing communication. Sehingga divisi ini bisa fokus
dalam menjalankan kegiatan promosi terarah (direct)
dan penjualan, serta promosi interaktif (internet),
terpisah dari kampanye periklanan tradisional.
Tahun 2003 Marketing Guru Al Reis, tokoh pencetus
positioning, menggemparkan dunia periklanan dengan
mengatakan bahwa periklanan telah mati, dan memicu
penggunaan public relation sebagai ujung tombak
komunikasi pemasaran.
Pada perkembangannya menghasilkan bentuk Public
Relation yang pada mulanya bersifat one-to-one
comunication menjadi many-to-many communication
saat ini (Ries. 2003).
Public Relation adalah fungsi manajemen yang
membangun yang membangun dan menjaga hubungan
yang saling menguntungkan antara organisasi dan
publik yang menjadi dasar bagi kesuksesan atau
kegagalan perusahaan.

(Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom)


Publisitas merupakan salah satu aspek dari public
relation, publisitas difokuskan pada media berita dan
audiensinya yang merujuk pada upaya mendapatkan
liputan media (koran, tivi, radio, dll.)

(Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom)


Ketika produk menjadi pembicaraan akan
mempermudah konsumen dalam mengambil tindakan
(keputusan), karena salah satu faktor paling penting
dalam pengambilan keputusan konsumen adalah opini
orang lain, seperti keluarga dan teman
(Moriarty, 2011, h. 360-361).
Di dunia yang jenuh media ini, Anda menang atau kalah
di pers (publisitas). Jika anda tidak memenangkan
pertempuran media, Anda tidak akan bisa
memenangkan pertempuran pemasaran.
Medan Pertempurannya adalah MEDIA.
Contoh sederhana adalah ambient ad Slim Jim yang
secara tidak langsung menciptakan publisitas
(pembicaraan) kecil dibenak konsumen akibat media
penggaris tersebut.

Bayangkan jika penggaris tersebut dibagikan di


supermarket, akan tampak sebagai gimmick biasa
tanpa publisitas.
Handoko Hendroyono (Brand Garderner) meyakini
sebenarnya orang benci iklan (I hate ads), iklan itu
menyebalkan, iklan itu mengganggu kesenangan saat
menonton acara kesayangan. Namun bagi Hendroyono
hal tersebut tidak perlu dibantah, justru menjadi
tantangan bagi pelaku iklan untuk membuat iklan yang
disukai.
Mengubah problem menjadi
opportunity
“Convergence” menjadi topik pembicaraan saat ini,
dengan mengintegrasikan internet dalam berbagai
metode komunikasi marketing. Periklanan sebelumnya
memisahkan promosi dari internet, cetak dari direct
mail, namun saat ini menjadi bias karena semua itu
bekerjasama untuk membangun sebuah kampanye
yang lengkap.

Tom Altstie dan Jean Grow; Advertising Strategy (2007)


Pada dasarnya IMC bukanlah hal yang baru, hal ini telah
dilakukan oleh full service agensi dan in-house ad
departemen bertahun-tahun yang lalu (2007: 16).
Dengan biaya yang terbatas perusahaan berusaha
untuk mencari bentuk promosi yang rasional dengan
berbagai variasi alat, termasuk iklan.
Djito Kasilo mengungkapkan:

“Padahal, dengan masing-masing media itu kita bisa


meneriakan hal yang berbeda-beda, asalkan mengarah
pada pesan komunikasi yang sama, dan dengan tone &
manner yang konsisten pula. Dengan begitu kita bisa
membagi tugas yang berbeda untuk masing-masing
media.
Misalkan tivi: untuk membantuk kepribadian brand,
koran: untuk menunjukan brandnya tersebar di mana-
mana (mudah diperoleh), poster di warung:
menerangkan cara dan penggunaannya, radio:
menyampaikan makna brand bagi kehidupan TA (target
audiens), SPG (sales promotion girl): memberi
kesempatan langsung mengalami atau mencoba, dan
lain-lain.
Tidak ada satu media yang benar-benar tepat untuk
semua produk atau layanan.

Al Reis, 2016
TV tepat untuk merek pasar massal, terutama merek
yang dapat menggunakan demonstrasi produk untuk
membedakan merek mereka dari kompetisi.

Cetak merupakan medium terbaik untuk merek-merek


mewah seperti jam tangan dan perhiasan.

Radio tepat untuk merek dengan pesan verbal yang


kuat, terutama jika pesan yang dapat dinyatakan dalam
sajak atau aliterasi.
Internet adalah yang terbaik untuk merek yang
memiliki nilai berita. Misalnya, merek yang merupakan
pelopor kategori baru. Selanjutnya, peluncuran merek
di Internet paling tepat dengan kampanye video, bukan
hanya sekedar mengetik pesan.
Semua media bekerja dengan masing-masing tugasnya.
Membentuk sinergi yang integral.

Itulah roh IMC (integrated marketing communications)

(Kasilo, 2008:84)”
Marshal McLuhan yang mengatakan “The medium is
the message”, menunjukan setiap media (medium)
ternyata memiliki pesan (makna) tersendiri.
Thomas O’Guinn, Chriss Allen, dan Richard Semenik
menyebutnya dengan IBP (integrated brand promotion)
yaitu “Penggunaan berbagai macam alat promosi,
termasuk iklan, dalam sebuah koordinasi yang
bertujuan membangun dan memelihara kesadaran,
identifikasi serta daya tarik merek” (Atlstiel. 2007: 17).
IBP merupakan cara lain dalam memanfaatkan berbagai
elemen komunikasi pemasaran (marcomm), dalam hal
ini tujuannya adalah membangun strategi periklanan
secara menyeluruh.
Altsteil menegaskan bahwa semua itu memiliki
pengertian yang sama yaitu membicarakan komunikasi
pemasaran. Karena sebagian besar prinsip-prinsip
organisasi yang berlaku untuk iklan, dalam definisi
ketat, juga berlaku untuk direct mail, internet, dan
promosi penjualan.
Internet (sosial media) mengaburkan perbedaan
bentuk-bentuk komunikasi marketing, seperti
advertising, marketing langsung, dan public relation.
Media sosial harus dipandang menyeluruh sebagai
bagian tersendiri dari media komunikasi secara umum,
yang memiliki sifat-sifat dari media yang telah ada
(televisi, radio, dan koran).

Moriarty (2011, h. 347)


Ada dua tujuan dasar pemasar internet (sosial media) :
1. Menciptakan dialog dengan pelanggan, karena
komunikasi dua arah ialah tipe komunikasi yang
paling persuasif bagi pemasar.
2. Menciptakan dialog dengan pelanggan dan antar-
pelanggan atau calon konsumen, serta menciptakan
pembicaraan (buzz).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai