4 Kecerdasan Budaya 1
4 Kecerdasan Budaya 1
A. Kecerdasan Budaya
Intelligence atau kecerdasan pada awalnya
dipergunakan untuk mengukut tingkat kecerdasan
sumber daya manusia. Namun, belakangan
terminologi kecerdasan banyak berpengaruh untuk
menunjukkan kelebihan yang harus dimiliki orang
untuk mencapai keberhasilan dalam suatu bidang
tertentu.
Pengertian Kecerdasan Budaya ;
Sebelum membahas pengertian kecerdasan budaya,
ada baiknya untuk terlebih dahulu memahami
pengertian kecerdasan dan berbagai macam
kecerdasan.
Karl Albrecht (2006 : 9) mengungkapkan bahwa
kecerdasan adalah dimensi kompetensi. Karl Albrecht
mengelompokkan beberapa bidang kecerdasan yang
disebutkan sebagai multiple-intelligence atau
kecerdasan jamak karena pada dasarnya manusia tidak
cukup hanya mempunyai kecerdasan tunggal.
Komponen dari multiple-intelligence dipersingkat
dengan akronim ASPEAK terdiri dari:
1. Abstract intelligence, sebagai alasan simbolik untuk
pengukuran intelligence quotient seseorang.
2. Social intelligence, merupakan kemampuan
berhubungan baik dengan orang lain dan
membuatnya bekerjasama dengan kita. Dengan
demikian, Social intelligence merupakan akar dari
tumbuhnya culture intelligence.
3. Practical intelligence, adalah tentang bagaimana
membuat segala sesuatu dapat dilakukan atau “getting
things done” yang merupakan prinsip manajemen.
4. Emotional intelligence, merupakan kecerdasan yang
bersangkutan dengan selfawareness dan self-
management. Emotional intelligence yang pertama
sekali diungkapkan Goleman mengandung lima
dimensi yaitu; self-awareness, self-regulation,
motivation, empahty
5. Aesthetics intelligence, merupakan kecerdasan yang
menyangkut rasa tentang bentuk, desain, music, seni
dan pustaka.
6. Kinesthetic intelligence, merupakan kecerdasan
yang menyangkut keterampilan seluruh badan seperti
olahraga, dansa, music atau menerbangkan pesawat
jet.
Justin Menkes (2005 : 11)
Membahas tentang executive intelligence yang
merupakan jenis kecerdasan yang mencerminkan ukuran
kepemimpinan yang efektif.
Kecerdasan eksekutif adalah menjadi sentral kinerja
kepemimpinan karena membantu eksekutif
mengartikulasikan pertimbangan yang menggerakkan
orang lain, atas minatnya sendiri, untuk menyetejui
dengan keputusan tertentu.
Kecerdasan eksekutif memfokus pada ketrampilan
kognitif tertentu yang memungkinkan individu
memahami dan mengemudikan kompleksitas situasi
antar pribadi dengan cara cerdas.
David Apgar (2006 : 12)
Membahas tentang risk intelligence, yang dipahami
sebagai pengalaman, setiap dan semua pengalaman
masa lalu dan masa yang akan datang, yang dapat
membantu kita menyelesaikan masalah yang
memerlukan pemahaman tentang risiko.
Definisi ini mengandung makna bahwa kecerdasan
dikaitkan dengan pengalaman.
Justin Menkes (2005 : 218)
Juga membahas tentang perbedaan antara
pengetahuan dan kecerdasan. Pengetahuan
memberikan tanda penting pada cara terbaik untuk
menangani situasi tertentu, sehingga informasi ini
hanya berguna sampai pada suatu tingkatan bahwa hal
tersebut dilaksanakan dengan penuh keterampilan.
Adapun kecerdasan adalah pengolah informasi yang
mempertimbangkan bagaimana ketangkasan
pengetahuan seseorang akan dipergunakan.
David C. Thomas dan Kerr Inkson (2004 :15)
berpendapat bahwa kecerdasan budaya berarti menjadi
terampil dan fleksibel tentang memahami budaya, belajar
lebih banyak tentangnya dari interaksi yang sedang
berjalan dengannya, dan secara gradual membentuk
pemikian untuk menjadi lebih simpatik pada budaya dan
perilaku kita menjadi lebih terampil dan sesuai ketika
berinteraksi dengan perang dari budaya lain. Kecerdasan
budaya mempunyai 3 bagian, yaitu;
1. Manajer cerdas budaya memerlukan knowledge
(pengetahuan) tentang budaya dasar fundamental
interaksi antar budaya. Hal ini berarti mengetahui
apakah budaya itu, bagaimana budaya berfariasi, dan
bagaimana budaya memengaruhi perilaku.
2. Manajer cerdas budaya perlu mempraktekkan
mindfulness (kesadaran), kemampuan memberikan
perhatian dengan cara merenungkan dan kreatif
terhadap isyarat dalam situasi antarbudaya yang
dihadapi.
3. Berdasarkan pada knowledge dan mindfulness,
manajer cerdas budaya mengembangkan behavior
skills (keterampilan perilaku) dan menjadi
kompeten terhadap tentnag rentang situasi yang
luas. Keterampilan ini menyangkut pemilihan
prilaku yang sesuai dari prilaku yang berkembang
baik yang benar untuk situasi antar budaya yang
berbeda.
Kecerdasan budaya adalah kapabilitas berinteraksi
secara efektif dengan orang yang mempunyai latar
belakang budaya yang bebeda (David C. Thomas dan
Kerr Inkson (2004 : 62)
Seperti bentuk kecerdasan lainnya seperti social
intelligence (kapabalitas berinteraksidengan orang
lain), dan emotional intelligent (kapabilitas mengatur
dan menggunakan tingkat emosional seseorang),
demikian pula kecerdasan budaya dibentuk dari
beberapa segi.
Karakteristik
Individu dapat belajar untuk menjadi lebih cerdas secara kultural.
Namun, beberapa karakteristik yang telah dikuasai atau dapat
mengembangkan individu membuat mereka lebih termotivasi dan
lebih dapat meningkatkan kecerdasan budayanya. Karakteristik
tersebut adalah integritas, keterbukaan dan daya tahan:
1. Integritas berarti mempunyai perasaan diri yang dibangun dengan
baik dan pemahaman tentang bagaimana system keyakinan
seseorang memotivasi perilaku. Pemahaman diri adalah dasar
fundamental untuk kecerdasan budaya . Masing-masing diantara
kita memiliki perasaan tentang diri kita yang secara fisik unik.
2. Keterbukaan (keterbukaan aktif atau keingintahuan terutama
tetnang orang dari budaya lain)
3. Daya tahun (kekuatan, keberanian dan kemampuan
menyelamatkan kondisi yang tidak menyenangkan)
2. Kerendahan hati berarti menunjukkan penghargaan
yang berbeda dan keinginan untuk bekajar dari orang
lain. Ini berarti keterbukaan fasif atau berpandangan
terbuka. Orang dengan keterbukaan tinggi tidak perlu
takut atau tidak berlagak, tetapi sadar bahwa
pandangannya sendiri adalah salah. Tipe Keterbukaan
lain adalah keterbukaan aktif atau keingintahuan
terutama tetang orang dari budaya lain.
3. Daya tahan, kekuatan, keberanian dan kemampuan
menyelamatkan kondisi yang tidak menyenangkan.
Apabila kita tahan kita dapat mengatasi tekanan, bangkit
dari goncangan dan merasa kejadian ketegangan sebagai
menarik dan berarti dan sebagai kesempatan untuk
tumbuh dan belajar,
Tahapan Pengembangan;
Menurut David C. Thomas dan Kerr Inkson (2004 :
66) bahwa pengembangan kecerdasan budaya terjadi
dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
Tahap 1 : Reaktivitas terhadap stimuli eksternal.
Sebagai titik awal adalah kesetiaan tanpa
pertimbangan pada aturan dan norma budaya sendiri.
Pada tahap ini tipikal individu sangat sedikit minat
pada budaya lain.
Tahap 2 : Pengakuan terhadap norma budaya lain dan
motivasi untuk belajar lebih banyak tentangnya.
Pengalaman dan kesadaran menghasilkan kepedulian
baru terhadap kondisi multicultural di sekeliling kita.
Tahap 3 : Akomodasi terhadap norma dan aturan
budaya lain dalam pikiran kita. Ketahanan pada yang
absolut menghilang dan lebih tentang variasi budaya
mulai dibangkitkan.
Tahap 4 : Asimilasi dari norma budaya beragam ke
dalam perilaku alternatif, dimana pada tahap ini
penyesuaian pada situasi yang berbeda tidak lagi
memerlukan banyak usaha.
Tahap 5 : Proaktivitas dalam perilaku budaya
didasarkan pada pengakuan perubahan isyarat yang
orang lain tidak merasa.
Orang pada tingkat kecerdasan budaya yang lebih
tinggi mempunyai persepsi yang kompleks terhadap
lingkungan.
Mereka mendeksripsikan orang dan kejadian dalam
karakteristik yang berbeda dan dapat melihat
hubungan diantara karakteristik tersebut.
Proses Mengembangkan;
Kecerdasan budaya mengandung tiga komponen,
yaitu knoledge, mindfulness, dan behavior skill.
Meningkatkan kecerdasan budaya tidak merupakan
proses linier, tetapi memerlukan pembelajaran melalui
pengalaman yang cukup memerlukan waktu (David C.
Thomas dan Kerr Inkson (2004 : 69),
Penguasaan kecerdasan budaya menyangkut
pembelajaran dari interaksi sosial.
Pembelajaran sosial meruapakan cara yang sangat
kuat dimana pengalaman orang dipindahkan ke dalam
pengetahuan dan keterampilan.
Mindfulness
Behavioral Skills
Behavioral Skills
Knowledge
Knowledge Mindfulness
3. 2.
CQ Strategy, CQ Knowledge,
Metacognitive, Cognitive,
dimention dimention