Anda di halaman 1dari 17

Pluralitas

Masyarakat
Ti k a i
q
g o t a Bal

A n g C a n d r s

m p o a Ad e l

K e l o Nabil
Fina

k ah N ur
Waqiah
Pengertia
n
Pluralitas adalah keberagaman atau
kemajemukan yang terdapat dalam
suatu bangsa atau masyarakat
indonesia yang mendorong
tumbuhnya persatuan dan kesatuan.
Keberagaman di indonesia dapat
dilihat dari keanekaragaman suku
bangsa, agama ,ras, etnik, bahasa,
adat dan budaya
Bentuk-bentuk Pluralitas
Yang ada di Indonesia
1. Perbedaan Agama
2. Perbedaan Budaya
3. Perbedaan Suku Bangsa
4. Perbedaan Pekerjaan
5. Peran dan Fungsi Keragaman
Budaya
Faktor penyebab
terjadinya Pluralitas
di Indonesia
1. Faktor Sejarah
2. Faktor Geografi
3. Faktor Iklim
4. Faktor Letak
5. Faktor Agama
Upaya untuk menyikapi
Pluralitas
di Indonesia
1. Menghormati dan Menghargai
perbedaan antar bangsa.
2. Mensyukuri keragaman karena
merupakan kodrat manusia.
3. Tidak mempertentangkan suatu
perbedaan namun dijadikan sebagai
perbendaharaan kekayaan bangsa.
Contoh Kasus Pluralisme
Bali / NEWS
Febriansyah Ariefana l Muhammad Yasir
Kamis, 26 Agustus 2021 l 18:22 WIB
Sebelum ditangkap, Ustadz Yahya Waloni dilaporkan kasus penistaan
agama,
SuaraBali.id- Ustadz Yahya Waloni ditangkap oleh Tim
Direktorat Tindak Pidana Siber, Jakarta Selatan, pada Selasa,
27 April 2021 atas dugaan penistaan agama. Beliau
mengatakan bahwa “mempelajari kebenaran Al-Qur’an,
mempelajari kebohongan bible kristen. Saya yang ditantang
atau dilapor ke Mabes polri, kan begitu. Saya tak mengatakan
bible kristen fiksi, tapi bible kristen itu palsu” (dikutip pada
26/08/2021). Bukan hanya itu, Yahya Waloni juga turut
memplesetkan ucapan “roh kudus” menjadi “roh kudis”.
Berdasarkan kasus diatas sudah jelas melanggar aturan
ketentuan KUHP. Indonesia melarang penistaan agama
dalam KUHP-nya. Pasal 156(a) menyasar setiap orang
yang dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan tau melakukan perbuatan yang bersifat
permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap
suatu agama yang dianut di Indonesia atau dengan
maksud supaya orang tidak menganut agama apapun
juga, yang bersendikan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Pelanggaran Pasal 156(a) dipidana penjara selama-
lamanya lima tahun.
Hasil Diskusi Kelompok
Kasus seperti diatas kini sudah marak terjadi dibeberapa tahun terakhir di
negara sendiri, salah satu contohnya adalah oknum tersebut. Tindakannya
yang termasuk prularisme dalam beragama karena sudah menghina agama
lain inipun harus menjalani hukuman dan denda sesuai dengan yang telah
ditentukan. Setelah kami diskusikan dapat kami simpulkan bahwa tindakan
dan upaya yang harus dilakukan dalam menghindari terjadinya kasus seperti
tersebut terutama kita sebagai penerus bangsa yang berwawasan ilmu dan
agama adalah lebih mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa kita,
saling menguatkan dengan adanya perbedaan, karena indonesia yang
dengan aneka ragamannya, lebih menguatkan kepada kepercayaan masing².
Kita sebagai warga negara Indonesia yang penuh keanekaragaman harus
saling menghargai dan menghormati satu sama lain tanpa memandang ras,
suku, agama, dan budaya serta saling mengembangkan dan
memperkenalkan tradisi, kultur dan kepercayaan yang dianut dan diyakini
oleh tiap-tiap individu, agar tercipta integrasi Nasional di lingkungan negara
Indonesia.
any
questions
Thank You For Your
Attention

Anda mungkin juga menyukai