Anda di halaman 1dari 8

III : HIDUP DALAM MASYARAKAT

3.1 Masyarakat Setempat

Apakah masyarakat setempat itu? Masyarakat setempat adalah sejumlah orang yang
hidup bersama di suatu tempat tertentu yang memiliki peraturan-peraturan dan
kebiasaan-kebiasaan tertentu pula.

Suatu masyarakat setempat dapat pula diartikan sebagai satu Rukun Tetangga atau
satu Rukun Warga, atau satu Kelurahan. Di samping itu dapat pula diartikan suatu
kelompok ataupun penduduk pada umumnya.

Adapun inti dari suatu masyarakat adalah keluarga. Karena keluarga merupakan
tempat latihan untuk membentuk hubungan-hubungan yang baik di dalam masyarakat dan
negara. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa seorang bayi pun adalah anggota suatu
masyarakat. Karena begitu ia lahir dicatat dalam kartu keluarga yang dimiliki oleh setiap
keluarga. Tetapi seorang bayi masih sangat terbatas sekali lingkungan masyarakatnya yaitu
ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya.

Seandainya seorang mahasiswa sudah memiliki ruang lingkup kemasyarakatan


yang lebih luas. Sedikitnya ia terhisap kepada dua lingkungan kemasyarakatan. Yang
pertama di kampusnya masing-masing, disana ia terhisap sebagai mahasiswa kampus
sedangkan kampus tidak lain merupakan salah satu lembaga masyarakat. Yang kedua ialah
di sekitar tempat tinggalnya atau tempat pemondokannya. Disana ia terhisap kepada suatu
masyarakat setempat. Ia bersama-sama dengan mahasiswa kampus lain dan anggota
masyarakat dan anggota masyarakat lainnya (orang tua, dewasa, anak-anak) yang terdiri
dari berbagai ragam latar belakang (agama, pendidikan, kebiasaan, tingkat social ekonomi)
terhisap sebagai suatu masyarakat setempat.

Sebagai anggota masyarakat setempat, seorang Mahasiswa Kristen patut menjadi


teladan baik. Keteladanannya itu berfungsi sebagai garam dan terang dunia terhadap
sesama mahasiswa di masyarakat setempat maupun anggota masyarakat lainnya.
Beberapa segi keteladanan yang patut diperlihatkan :
a. Tutur kata yang sopan, sikap yang rendah hati.
b. Tenggang rasa dengan suasana lingkungan.
c. Tidak mengasingkan diri dari pergaulan sehat dengan pemuda setempat maupun
kebiasaan-kebiasaan umum yang berlaku disana. Berpartisipasi kegiatan-kegiatan
tertentu misalnya : Perayaan 17 Agustus, Hari Kartini, olahraga, kesenian, kerja
bakti.
d. Tunjukkan rasa social terhadap anggota masyarakat setempat yang membutuhkan
pertolongan.

Suatu masyarakat setempat sebagaimana juga masyarakat umum lainnya, tidaklah terlepas
dari pengaruh zaman yang negative. Agar tidak terpengaruh oleh lingkungan setempat
yang negative melainkan tetap dapat berfungsi sebagai garam dan terang dunia, mahasiswa
perlu melengkapi dirinya dengan ketahanan rohani, antara lain :

a. Menyediakan waktu setiap hari untuk membaca Alkitab dan berdoa.


b. Menyediakan waktu untuk mengikuti pendalaman iman dalam kelompok
pemahaman Alkitab Pemuda Gereja
c. Menambah pengetahuan iman dengan membaca buku-buku Kristen.
d. Mengikuti penyegaran rohani baik yang diselenggarakan oleh kampus atau
gerejanya.

3.2 Masyarakat Nasional

Apakah masyarakat nasional itu? Masyarakat nasional adalah segenap bangsa dalam suatu
wilayah negara.

Bagi kita yang dimaksud sebagai masyarakat nasioanal adalah seluruh rakyat
Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dari sabang hingga merauke.

Menjadi anggota masyarakat nasional berarti menjadi warga negara Republik


Indonesia. Dan sebagai seorang warga negara, maka harus tahu akan haknya tetapi juga
kewajibannya. Hak dan kewajiban seorang warga negara telah ditetapkan dan diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945.
Seorang mahasiswa juga terhisap sebagai anggota masyarakat nasional berdasarkan
kewarganegaraan orang tua nya. Atau bila ia telah cukup umur, maka ia pun dapat memilih
dan mamiliki sendiri kewarganegaraannya RI. Setiap warga negara RI berkewajiban untuk
berperan serta dalam pembangunan dewasa ini, karena pembangunan negara RI
merupakan program nasional yang sudah diatur dalam Repelita yang telah dimulai pada
tahun 1969.

Kini kita tengah memasuki pelita IV. Sedangkan perincian dari sector-sektor
pembangunan negara kita dalam setiap Pelita itu telah tercantum dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) sebagai Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia. Pembangunan negara RI selain merupakan program nasional, juga bertujuan
untuk membentuk masyarakat adil dan makmur spiritual dan material bagi segenap
lapisan rakyat Indonesia.

Umat Kristen dalam negara RI juga turut bertanggungjawab atas pembangunan ini.
Baik ia sebagai perorangan maupun kelompok umat beragama patut berperan serta. Rasul
Paulus mengatakan dalam surat Roma : “perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh
pujian dari padanya.” “karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu”. Nabi
Yeremia juga berkata : Usahakanlah kesejahteraan kotamu”. “karena kesejahteraannya
juga”.

Karena itu mahasiswa Kristen sebagai anggota masyarakat nasional wajib berperan
serta dalam pembangunan. Sebab sealain alasan di atas, maka dapat perlu ditambahkan
lagi hal-hal sebagai berikut :

a. Pemuda adalah harapan bangsa dimana masa depan negara terletak pada bahu
mereka.
Pemuda merupakan generasi pewaris dan penerus cita-cita kemerdekaan bangsa.

Peran serta mahasiswa Kristen sebagai anggota masyarakat nasional dapat pula
diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan seperti:
a. Lomba karangan ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
b. Kejuaraan berbagai cabang olahraga.
c. Donor darah Palang Merah Indonesia.

Bekal rohani untuk berperan serta sebagai anggota masyarakat nasional adalah sama
dengan bekal rohani sebagai anggota masyarakat setempat. Hanya saja kesempatan
kegiatannya dapat berperan serta dengan pemuda Kristen se Indonesia yang
diselenggarakan lewat program Dewan Gereja-Gereja Indonesia bidang kepemudaan.

3.3 Masyarakat Internasional

Apakah masyarakat internasional itu? Masyarakat internasional adalah segenap


bangsa dari semua negara yang ada di muka bumi ini.

Setiap orang sebenarnya secara tidak langsung terhisap sebagai masyarakat internasional.
Karena setiap orang pada hakekatnya adalah sama yaitu berasal dari satu nenek moyang
umat manusia yang menghuni segenap pelosok penjuru dunia. Ia hanya berbeda dalam hal
kebangsaannya, kenegaraannya, bahasanya dan adat istiadatnya (kebudayaannya) maupun
keagamaannya.

Alkitab menjelaskan bahwa pada mulanya segenap bangsa dimuka bumi ini bersal
dari satu keluarga Adam dan Hawa. Semula mereka hidupnya tidak tersebar seperti yang
kita ketahui sekarang ini. Mereka hidup saling berdekatan tempat tinggalnya. Tetapi sejak
peristiwa pembangunan negara Babel di tanah Sincar, mereaka kemudian tersebar
kemana-mana. Sebab pada peristiwa itu Allah telah mengacaukan Bahasa mereka sehingga
satu dengan lainnya tidak saling mengerti. Mereka yang bersebaran itu kemudian
melahirkan keturunannya masing-masing yang kini dikenal sebagai rumpun-rumpun
bangsa.

Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat internasional itu telah terbagi alam


berbagai bangsa dan negara. Selain itu, melalui sejarah telah terbukti adanya saling
permusuhan antara mereka. Kita dapat melihat buktinya lewat Perang Dunia 1 dan 2 yang
telah lalu, maupun peperangan yang hingga kini tengah berlangsung.

Dari sana kita sadar bahwa masih banyak kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan
yang ada pada manusia sebagai satu keluarga besar umat manusia. Semua kenyataan itu
merupakan ancaman yang serius bagi perdamaian dunia dan keutuhan serta kelangsungan
hidup umat manusia. Karena itu usaha-usaha untuk saling memperhatikan dan kerja sama
diantara mereka masih terus dilakukan.

Usaha untuk memelihara perdamaian antar bangsa di dunia dilakukan melalui suatu
Badan Internasional yang di kenal dengan nama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB
didirikan pada tahun 1945 di San Fransisco. Anggota-anggotanya terdiri dari negara-
negara yang berdaulat. Para wakil negara anggotanya merupakan Sidang Majelis
Umum(SMU). Di samping SMU dikenal Dewan Keamanan PBB.

PBB antara lain mengusahakan terjalinnya persahabatan dan kerjasama antar


bangsa-bangsa, menyampaikan bantuan-bantuan kemanusiaan, mendamaikan bangsa yang
bermusuhan, berperang dan lain-lain.

Demikian pula bila ditinjau dari segi iman Kristen, maka usaha-usaha PBB itu sejajar
dengan panggilan Kristen. Sebab salah satu panggilan iman Kristen adalah untuk
memperhatikan dan melayani mereka yang lemah yang memerlukan pertolongan.
Panggilan iman Kristen ini tidak lain sebagai perwujudan dari amanat Injil atau berita
kesukaan. Karena alkitab menjelaskan : “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini
sehingga Ia mengaruniakan AnakNya Yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya, tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal”. Jadi jelaslah bahwa
Allah sendiri tidak menghendaki dunia ini binasa karena ulah dan dosa manusia yang tidak
bertanggung jawab terhadap Tuhan dan sesamanya. Karena itu Allah selalu menaruh
perhatian akan pemeliharaan terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Lebih-lebih
bagi kurang percaya kepada Yesus Kristus Juru Selamat bagiNyalah terjamin kehidupan
yang kekal. Panggilan iman Kristen ini sekaligus merupakan pemenuhan dari titah Yesus
sendiri “Hendaknya terang mu itu bercahaya”.

Dengan pelayanan kasih yang nyata dari umat Kristen termasuk juga mahasiswa
kristennya diharapkan akan membawa banyak pengaruh positif bagi perdamaian dan
persaudaraan dalam masyarakat internasional, di mana masing-masing akan saling
membangunkan kesejahteraan sesamanya.
3.4 Persekutuan Orang Percaya

Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu telah dijelaskan bahwa seorang mahasiswa


terhisap baik sebagai anggota masyarakat setempat, masyarakat nasional, maupun
masyarakat internasional.

Di samping ketiga wadah diatas, ada wadah lain pula dimana seorang mahasiswa
Kristen terhisap di dalamnya. Wadah tersebut tidak lain adalah Persekutuan Orang
Percaya.

Apakah Persekutuan Orang Percaya? Persekutuan Orang Percaya yang


dimaksudkan disini bukannya suatu kelompok kecil orang percaya yang mengadakan
persekutuan atau yang sering disebut cell-group. Persekutuan Orang Percaya dalam hal ini
adalah segenap umat Kristen yang terdiri dari berbagai bangsa, suku bangsa dan negara
yang sifatnya internasional. Dalam pengajaran iman gerejawi, Persekutuan Orang Percaya
ini dikenal sebagai Gereja yang kudus am (umum), persekutuan orang kudus.

Terbentuknya Persekutuan Orang Percaya ini bukan karena kehendak dan usaha
orang percaya. Tetapi Persekutuan Orang Percaya ini terbentuk karena Tuhan Yesus
sendiri. Roh Kristus dengan Firman Allah yang diberitakan itu memanggil orang-orang
untuk dihimpunkanNya menjadi jemaatNya yang tersebar di muka bumi ini. Melalui
baptisan dalam namaNya, maka setiap orang percaya dihisapkan menjadi satu persekutuan
yang umum (internasional).

Dengan tepat sekali Rasul Paulus menggambarkan dan menjelaskan tentang


hubungan Kristus dengan jemaatNya bagaikan Kepala dengan tubuh dan segenap
anggotanya.

Jadi dengan demikian Persekutuan orang Percaya dapat pula digambarkan sebagai
tubuh yang terdiri dari ragam anggota tubuh. Walaupun tiap anggota tubuh itu berbeda
satu dengan yang lain, mereka tetap merupaka satu kesatuan yang utuh karena terikat
kepada satu kepala dari tubuh Kristus. Sedang Rasul Yohanes menjelaskan persekutuan
dengan gambaran pokok anggur dan ranting-rantingnya. Segenap ranting itu sebagaimana
panggilan tiap anggota tubuh terikat sebagai satu kesatuan yang utuh pada Pokok Anggur
yaitu Kristus.

Panggilan dan tanggung jawab mahasiswa Kristen dalam Persekutuan Orang


Percaya pada hakekatnya adalah sama sebagai panggilan tiap orang Gereja terhadap
Gerejanya. Panggilan dan tanggung jawab itu terdiri dari tiga segi:

a. Segi persekutuan, antara lain dapat diwujudkan melalui doa syafaat untuk Gereja-
gereja Kristen di seluruh muka bumi, pelayanan bantuan pertukaran tenaga utusan
Gerejawi.
b. Segi kesaksian, sekalipun tidak berwujud dalam suatu kegiatan bersama secara
serempak, tetapi secara umum masing-masing mengemban tugas kesaksian tentang
terang dan garam dunia. Masing-masing di lingkungannya, bangsa dan negaranya
mewujudkan kesaksian sebagai garam dan terang dunia.
c. Segi pelayanan, dapat diwujudkan melalui pelayanan kasih dalam lingkungan,
bangsanya, negaranya terhadap orang-orang yang menyandang berbagai beban
masalah. Baik yang sifatnya rohani maupun jasmani.

Bahan Bacaan Alkitab :

Kejadian 11:1-9. 12:1-3, 37-50; Keluaran 32:9-14; Nehemia 1:11; Ester


4;

Yeremia 29:7; Daniel 2:13-18; Matius 5:13-16; Yohanes 3:5,6:35, 15:1-18,


17-21; Roma 13:1-7, 15:1,2; 1 Korintus 10:15-17; 12:12-27; 1 Timotius 3:15;

1 Petrus 2:9-17

Anda mungkin juga menyukai