Anda di halaman 1dari 12

SUBTANSI KAJIAN 7

A. INDIKATOR PENCAPAIAN SUBSTANSI KAJIAN

I. Mahasiswa dapat merumuskan pengertian masyarakat.


II. Mahasiswa dapat menjelaskan arti masyarakat beradap dan sejahtera.
III. Mahasiswa dapat mengidentifikasi peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat beradap dan sejahtera.

B. DAFTAR ISTILAH KUNCI.


 Masyarakat adalah: kesatuan orang-orang yang berbentuk atas unsur-unsur
kesamaan.Unsur-unsur yang dimaksud sangat beragam dan bervariasi karena
terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Misalnya: Masyrakat yang
berbentuk kesamaan etnis, agama, budaya, dll.
 Hak Azasi Manusia adalah hak hidup manusia yang paling mendasar, hak
yang paling pokok atau hak yang paling universal.
 Demokrasi berasal dari bahasa yunani “demos”dan “kratein”. Demos artinya
rakyat atau masyarakat dan kratein artinya memerintah atau berkuasa. Jadi
demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat.

C. URAIAN SUBSTANSI.
I. PENGERTIAN MASYARAKAT.
Secara spesifik, Hendropuspito (19830). Menguraikan, ada 5 macam yang
melatar belakangi terbentuknya sebuah kelompok masyarakat yaitu:
1. Kesatuan yang dibangun oleh karena latar belakang kesamaan
keyakinan. Terbentuknya kelompok masyarakat ini karena adanya
kesamaan paham atau keyakinan yang membuat mereka saling
mengakui dalam sebuah paham atau aliran seperti: Masyarakat kristen,
masyarakat islam, masyarakat budha, masyarakat hindu, dll.
2. Kesatuan oran-orang yang dibangun atas dasar kesamaan etnis. Hal
tersebut meliputi adanya persamaan bahasa, daerah dan suku. Seperti
masyarakat Tapanuli, masyarakat Minang, dan juga masyarakat
bangsa Indonesia, dll.
3. Kesatuan orang-orang yang dibangun atas dasar penerimaan sebuah
sistem politik yang sama seperti NKRI, Negara Malaysia, USA,
Filipina, dll.
4. Kesatuan orang-orang yang dibangun atas dasar persamaan idiologi.
Misalnya masyarakat Liberalisme, Komunisme, dll.
5. Kesatuan orang-orang yang dibangun atas dasar Pragmatisme yaitu
adanya persamaan: profesi, bakat, dan displin ilmu yang sama. Seperti
Persatuan olah raga, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) dan juga ikatan sarjana-sarjana dalam displin ilmu
tertentu yang sifatnya spesifik.
Terbentuknya kelompok masyarakat yang dilatar belakangi oleh unsur-unsur
kesamaan tersebut bukan berarti dalam kelompok masyarakat itu tidak ditemukan
perbedaan, dan perbedaan itu harus dipahami sebagai sebuah sarana untuk bisa saling
melengkapi satu sama lain. Dengan kata lain perbedaan itu harus diminimalisir agar
tidak menimbulkan potensi bertentangan dan perpecahan antara sesama
manusiaa.Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat yang harus kita hargai
adalah:
 Perbedaan suku, bangsa, dan ras.
 Perbedaan agama keyakinan dan aliran.
 Perbedaan tingkat pendidikan .
 Perbedaan Budaya atau adat istiadat.
 Perbedaan status sosial ekonomi, dll.
Perbedaan-perbedaan yang ada itu harus dimanfaatkan menjadi
sebuah sarana untuk saling mendukung dan membangun satu sama
lain.

II. MASYARAKAT BERADAP DAN SEJAHTERA.


Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pengaturan
dan ketentuan mengenai kehidupan masyarakat adalah sesuai dengan pancasila kedua
dari Pancasila yaitu ”kemanusiaan yang adil dan beradab”. Manusia yang
diciptakan Tuhan adalah makhluk pribadi sekaligus sebagai makhluk sosial. Manusia
itu terpanggil untuk bersama dalam suasana saling menghargai dan saling memberi
apa yang menjadi hak orang lain, terpanggil untuk dengan sesamanya sebagai makluk
yang relatif dan transsendental mengolah alam jasmani ini untuk ”memanusiakan”
alam ini (yang beradab). Manusia hidup dalam pergaulan dengan sesama dan
sekaligus merupakan anggota masyarakat.
Setiap orang memerlukan hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan
orang lain, dan kehidupan itu adalah kehidupan yang berada dalam kedamaian,
berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama manusia dan berdamai dengan alam
sekitarnya. Dengan perdamaian tersebut maka arah dan tujuan hidup akan lebih jelas
dan bermakna.Hidup dalam damai adalah hidup yang sejahtera . Kesejahteraan adalah
merupakan impian setiap orang, kesejateraan akan tercapai bila kehidupan itu
berjalan penuh dengan keadilan dan keadilan itu adalah merupakan jembatan menuju
manusia yang beradab dan sejahtera.
Kadilan merupakan bagian dari isi alkitab. Dengan keadilan maka setiap
orang akan menerima apa yang seharusnya diterima. Dalam keadaan adil, hak semua
orang ditentukan dengan konsisten. Hukum-hukum berlaku bagi setiap orang tanpa
kecuali, tidak ada pilih kasih atau diskriminasi. Orang berhak untuk diperlakukan
secara sama dengan orang lain, karena setiap manusia adalah sama dihadapan Tuhan.
Keadilan manusia berdasarkan aturan ciptaan. Allah menciptakan manusia sebagai
mahkota ciptaan, sebagai gambaran Allah sendiri. Manusia adalah wakil Allah di
bumi.
Nilai setiap orang ditentukan oleh statusnya sebagai manusia, bukan
ditentukan oleh latar belakang ras, suku, kelas sosial, kepandaian atau sifat yang
lainnya. Oleh karena itu tujuan utama setiap struktur masyarakat adalah memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok manusia. Persamaan harkat dan hormat manusia berarti
bahwa harta dan sumber-sumber dunia harus dibagikan untuk memenuhi kebutuhan
setiap orang. Tuhan Allah mengkehendaki adanya keseimbangan anggota-anggota
keluarga manusia supaya disatu pihak tidak ada orang yang melarat dan tertindas dan
dipihak lain tidak ada orang yang bermegah diri karena kekayan atau kuasa yang
berlebihan. Pada saat Rasul Paulus menggumpulkan uang untuk orang-orang Kristen
di Jerusalem, ia menulis kepada jemaat di Korintus:”sebab kamu dibebani bukanlah
supaya orang-orang lain mendapat keringanan tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka,
agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada
keseimbangan. Seperti ada tertulis ”Orang yang menggumpulkan banyak, tidak
kelebihan, dan orang yang menggumpulkan sedikit, tidak kekurangan”
(2 kor 8:3-15).
Tuhan Allah menciptakan bumi beserta isinya adalah untuk kebutuhan semua
orang, bukan hanya diperuntukkan untuk golongan atau kelmpok tertentu. Harta yang
kita miliki adalah merupakan titipan dari yang Illahi. Bukan sebagai milik mutlak.
terciptanya keseimbangan ditengah-tengah masyarakat adalah merupakan syarat
mutlak untuk menciptakan kehidupan yang beradab dan sejahtera. Keyakinan (iman)
yang kita peroleh melalui ajaran agama adalah mendorong manusia dan masyarakat
untuk berbuat baik dan benar. Kebaikan dan kebenaran adalah perintah Tuhan Allah
yang wajib dilaksanakan semua manusia.

1. Bentuk Kehidupan Yang Beradab Dan Sejahtera

Tuhan Allah memanggil umatNya untuk menyatakan dan mempraktekkan


kasih didalam kehidupannya. Melalui persekutuan di dalam kasih maka kebutuhan
setiap orang akan diperhatikan.
Dalam perjanjian lama, peraturan-peraturan dan ketetapan sosial dibuat
bertujuan untuk mencegah ketidakadilan, ketidakseimbangan antara kaum kaya dan
miskin. (Band.Imamat 25:10-24; Kel.21:2-6; Kel. 23:11;Ul. 15:1-18;Ul. 24:19-21;
Imamat 23:22). Peraturan yang ada dalam PL bukan harus diikuti secara kaku dan
harafiah. Namun prinsip-prinsip yang mendasari hukum-hukum itu harus tetap
pedomani. Kita dipanggil untuk berusah mencegah dan menghapus berbagai bentuk
ketimpangan terutama ketimpangan ekonomi, pendidikan, dll. Terjadinya
ketimpangan atau ketidakseimbangan terutama mengenai kebutuhan adalah karena
adanya segala keperluan untuk masa yang akan datang, dan masa akan datang itu
dianggap suatu yang sangat menakutkan dan Tuhan Yesus berkata:”Janganlah
kuwatir tentang hidupmu akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlah kwatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai... ... Tetapi
carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaraNya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu”(Mat 6:25,33). Selanjutna Jakobus berkata:”Jika seorang
saudara atau seorang saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan
sehari-hari, dan seorang diantara kamu berkata: ’Selamat jalan kenakanlah kain
panas dan makanlah sampai kenyang! Tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa
yang perlu bagi tubuhnya, apa gunanya itu?” (Jakobus2:15-16)
Kepedulian terhadap kehidupan orang lain dengan memberikan perhatian
untuk mau berkorban, dan pengorbanan itu didasari oleh kasih adalah wujud nyata
sebagai pengikut Kristus. Tuhan Yesus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya (2 kor
8:9). Yesus mengosongkan diri dan menjadi miskin bukan karena cita-citaNya
menjadi miskin, tetapi supaya kemiskinan dan penderitaan itu hilang dari kehidupan
manusia. Dengan hilangnya kemiskinan itu maka kehidupan yang sejahtera akan
tercapai.

2.Peran Umat Beragama Dalam Mewujudkan Masyarkat Beradap Dan


Sejahtera

Agar masyrakat beradab dan sejahtera terwujud, maka peran pemerintah


didalam menjalankan roda pemerintahan tidak bisa dilepaskan, bangsa Indonesia
yang tersebar mendiami bumi kepulauan Nusantara terdiri dari berbagai ragam suku,
adat istiadat, bahasa dan agama. Keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu
adalah merupakan kekayaan alam dan budaya yang sangat potensial untuk dijadikan
menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa dan masyarakat. Akan tetapi
keragaman itu tidak mustahil akan menjadi tantangan, jika dalam pelakasanaan
kehidupan masyarakat berbangsa, dan bernegara terjadi perpecahan. Maka dalam hal
inilah peran pemerintah sangat diperlukan agar segala perbedaan itu dapat dirangkum
menjadi sesuatu yang bernilai positif. Pemerintah harus menjalankan tugas dan
fungsinya sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Potensi yang sangat besar dalam menghambat tujuan hidup bersama adalah
masalah agama. Oleh karena itu setiap pemeluk agama yang berbeda harus mampu
menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar agar tidak terjadi perpecahan.
Setiap umat beragama harus berpartisipasi didalam kehidupannya berbangsa dan
bernegara. Partisipasi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Mendoakan Bangsa, Masyarakat Dan Pemerintah.
Mendoakan orang lain, tanpa melihat latar belakang suku, ras dan
agama adalah salah satu bentuk mengasihi dan memperdulikan orang
lain. Dengan mendoakan secara tulus dan iklas menjadi pertanda
bahwa kita telah berpartisipasi didalam segala pergumulan bangsa dan
negara.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius berkata ”Pertama-tama
aku menasehatkan: naikkanlah permohonan doa dan ucapan syukur
untuk semua orang untuk raja-raja dan untuk semua pembesar agar
kita hidup tenang dan tentram dalam segala kesalehan dan
kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenaan kepada Allah,
Juruselamat kita, yang mengkehendaki supaya semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran”
(1 Timotius 2:1-4).
Semua orang harus kita doakan, supaya semua orang mendapatkan
keselamatan. Jika semua orang telah mendapatkan keselamatan, maka
peluang untuk menikmati kehidupan yang damai dan sejahtera akan
terwujud.
J.Verkuyl mengatakan: ”Doa umat kristen, jika dilakukan dengan
ketulusan hati dan dengan iman sangatlah besar kuasanya”. Artinya:
doa merupakan bagian pelayanan yang paling dasar yang dapat
dilakukan oleh setiap orang terhadap pemerintah agar kehidupan yang
damai dan tentram dapat terwujud dengan baik dan benar.

b. Taat Akan Hukum Dan Peraturan Yang Berlaku.


Hidup dengan taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku adalah
penjabaran dari prinsip hidup kristiani. Orang Kristen harus
menggarami dan menerangi dunia sekitarnya (Mat. 5:13-14) dan
menjadi berkat bagi orang lain (Kej. 12:2). Dengan ringkas Rasul
Paulus telah menjabarkan berbagai hal yang harus dilakukan sebagai
bentuk ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku.
Antara lain:
 Tidak melawan pemerintah yang sah.
 Membayar pajak dan cukai kepada yang berhak
menerimanya, yaitu pemerintah yang sah.
 Memberi rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak
menerimanya. (Roma 13:1-7).
Ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku dimasyarakat
tidak boleh bertentangan dengan ketaatan kita terhadap Tuhan Allah.
Tuhan Allahlah yang menjadi dasar atau patokan terhadap segala
macam peraturan yang ada ditengah-tengah masyarakat. Hukum dan
peraturan yang benar adalah hukum dan peraturan yang tidak
menyimpang dari rencana dan kehendak Allah.

c. Menyatakan Yang Sebenarnya.


Konsep ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku adalah
kebenaran. Yang benar adalah yang bersumber dari kebenaran.
Kebenaran adalah Firman Allah. Dalam mengatakan yang sebenarnya
orang Kristen harus tepat berpedoman kepada apa yang telah dinyatakan
Yesus dalam Matius 5:37. Segala bentuk pelayanan, persekutuan dan
kesaksian harus selalu berdasarkan kepada kebenaran yaitu Tuhan
Allah.
Paulus dalam suratnya kepada Timotius, memberikan beberapa sikap
dan tindakan Kristiani dalam masyarakat yaitu:
 Jauhilah tahyul dan dogeng nenek tua.
 Beritakan dan ajarkanlah kebenaran injil.
 Jagalah kemurnian dirimu.
 Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasehatilah.
 Hiduplah dengan penuh kesabaran dan pengajaran.

d. Menjauhkan Sikap Mental Negatif.


Sikap mental yang negatif ini nampak dalam kesombongan religius,dan
lebih khusus disebut dengan sombong rohani. Sikap tersebut muncul
adalah sebagai akibat dari timbulnya prasangka bahwa hanya ajaran
agamanya atau aliran yang dianutnya saja yang benar sementara yang
lainnya dianggap salah dan kafir.

e. Menjauhkan Sikap Yang Menonjolkan Kelompok Mayoritas Dan


Minoritas.
Di dalam kehidupan umat beragama, sering timbul sikap merasa lebih
berkuasa karena menganut agama itu lebih besar/banyak (mayoritas)
sehingga mereka merasa bahwa yang layak diperhitungkan atau
difasilitasi hanyalah kelompok mayoritas. Penganut yang mayoritas
lebih layak mendapatkan hak – hak istimewa dibanding dengan
kelompok minoritas.

3. Hak Azasi Manusia (HAM) Dan Demokrasi.


Istilah Hak Azasi Manusia (Lihat Daftar Kata Kunci!). Pada awalnya populer
di negara Inggris yaitu bersamaan dengan lahirnya makna carta (1215), yaitu sebuah
perjanjian tentang batas-batas kekuasaan Raja-Raja yang ada di Inggris supaya tidak
terjadi kekuasaan yang bersifat absolut. Selanjutnya dengan adanya perang
kemerdekaan Amerika Pada tahun 1776 yang kemudian diikuti oleh pecahnya
revolusi Prancis pada tahun 1789. Peristiwa –peristiwa tersebut melahirkan Deklarasi
Human Raights atau Deklarasi Hak Azasi Manusia (HAM). Pada waktu itu hak azasi
manusia menjadi sebuah isu yang sangat populer dibicarakan ditengah-tengah
kelangsungan kehidupan manusia yaitu hal-hal yang menyangkut keselamatan hidup,
hak memperoleh kebebasan atau kemerdekaan dan juga hak untuk memperoleh hak
itu sendiri. Dan secara berkesinambungan pada saat ini isu tentang HAM semakin
beragam terutama yang muncul ditengah-tengah bangsa dan Negara Indonesia. Hal-
hal yang sangat relevan dan sangat populer yang dapat kita lihat adalah hak untuk
menyatakan pendapat hak untuk bebas memeluk agama dan kepercayaan, hak untuk
memiliki sesuatu, hak untuk memperoleh perlakuan yang adil, hak untuk memperoleh
pendidikan, hak untuk dipilih dan memilih dan hak untuk memperoleh perlindungan
hukum dan juga berbagai macam hak lainnya.
Secara prinsipil dapat dilihat tuntutan mengenai HAM itu biasanya selalu
dituangkan dalam bentuk ’deklarasi’. Hak azasi itu pada umumnya selalu bewawasan
hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya.
a. Timbulnya deklarasi HAM.
Bila dilihat secara menyeluruh, maka sejarah lahirnya HAM adalah
disebabkan beberapa hal yaitu:
Pertama :Timbulnya gejala-gejala bahwa kehadiran agama ditengah-
tengah kehidupan manusia mulai berkurang, adanya tindakan-tindakan
yang menggambarkan bahwa hak-hak gereja tidak diakui yang
kemudian diperparah oleh terjadinya perpecahan dikalangan para
pemuka agama.
Kedua : Kemajuan / kecanggihan IPTEK, yang menimbulkan
pemahaman bagi manusia itu bahwa mereka sudah semakin pintar
sehingga mereka kurang percaya kepada Tuhan.
Ketiga : Semakin merajalelanya watak egoisme. Seperti sikap dan
perilaku yang bersifat materialisme, konsumerisme, leberalisme, dll.
Faktor-faktor tersebut secara otomatis menimbulkan persaingan tidak
sehat yang melahirkan tindakan : unjuk rasa, mogok, sabotase, teror,
perang, dll. Oleh karena itu para pejuang HAM merumuskan beberapa
deklarasi HAM yang berbentuk UU dengan menyesuaikannya
terhadap hukum yang berlaku.
b. Hak Azasi Manusi Mnurut Alkitab.
Setiap mengajarkan berita keselamatan (khotbah), Tuhan Yesus selalu
diikuti oleh kelompok orang farisi dan saduki yang bersifat demostratif
dan memancing pembicaraan yang bersifat menjerumuskan. Contoh dari
hal tersebut adalah adanya pertanyaan dari para orang farisi menyangkut
hukum yang paling mendasar, yang belum pernah dirumuskan oleh para
nabi yan terdahulu (Mat. 22:34 – 40).
Jawaban yang diberikan oleh Yesus sungguh sangat menakjubkan karena
jawaban tersebut sangat bersifat Illahi sehingga mampu membungkam
mulut para ahli-ahli taurat pada masa itu sekaligus pada saat kini maupun
nanti. Karena hukum yang diberikan oleh Tuhan Yesus tidak hanya
hukum yang paling besar, tetapi juga merupakan bagian dari deklarasi
tentang hak azasi manusi yang paling mendasar. Deklarasi Tuhan Yesus
adalah kasih yang merupakan dasar dari semua dari deklarasi yang sudah
ada dan yang akan ada, semuanya merupakan penjabaran dari deklarasi
kasih – Nya.
Rasul Paulus telah menjabarkan kasih, yaitu : sabar, murah hati, tidak
cemburu, tidak memegahkan diri, tidak pemarah, tidak menyimpam
kesalahan orang lain dan tidak bersuka cita pada ketidakadilan (1
Korintus 13 :4-13). Deklarasi kasih sungguh merupakan deklarasi yang
sangat mendasar, karena dapat memecahkan bebagai permasalahan-
permasalahan yang sangat prinsipil. Deklarasi kasih adalah yang
multilateral.
c. Arti Dan Makna HAM.
HAM adalah sebuah spektum kemanusian yang luas dan dalam HAM
bersifat universal dan melekat pada setiap manusia sejak dia dilahirkan
sebagai manusia. Oleh karena itu tidak ada mengurangi dan mencabut
HAM selain Allah itu sendiri, karena HAM adalah pemberian Tuhan
yang sangat berharga bagi manusia. HAM secara material mengakui dan
memuat prinsip dan butir kebebasan keadilan dan demokrasi secara
menyeluruh. Oleh karena itu tidak diperbolehkan mempertontonkan
perilaku-perilaku yang membedakan latar belakang yang bersifat
diskriminatif. Secara etis semua pihak cenderung dengan prinsip dan butir
kebebasan keadilan dan demokrasi kecuali pihak-pihak yang merasa
terganggu kepentingan sempitnya oleh karena keberadaan sebuah prinsip.
HAM merupakan pergumulan, kebutuhan dan tantangan rill dan konkrit
bersama yang berisi hak-hak, kebebasan, keadilan dan demokrasi
dibidang sosial, ekonomi, budaya dan politik. Dengan demikian secara
logis HAM berdiri sebagai kandungan yang tak terpisahkan dari
kehidupan semua manusia.
HAM pada prinsipnya tidak menghilangkan kekuasaan, namun paradigma
dan isinya langsung atau tidak langsung dapat berfungsi membatasi dan
mengawasi kekusaan secara terbuka dan demokratis. Pelaksanaan HAM
yang sungguh-sungguh dan konsisten akan menjadi sebuah perangkat
yang membatasi dan menghalangi ide dan aksi yang bersifat semena –
mena terhadap orang lain atau sesama manusia.
Oleh sebab itu HAM pada dasarnya bernilai positif. Oleh karena itu harus
dihargai dan diterapkan dalam kehidupan. Pekerjaan yang mencoba
menghempang gelombang perjuangan HAM baik langsung maupun tidak
langsung adalah merupakan bagian dari perilaku yang tidak mengakui
manusia adalah makhuk dan ciptaan Allah yang paling berharga dan
bermartabat.
d. Demokrasi.
Seseorang tokoh Amerika yang terkenal dengan sebutan sebagai bapak
rohani sebagai konstitusi Amerika dengan sebutannya yang sangat termansyur
yaitu ”Demokracy is government of the people, by the people and for the
people” Maka secara lengkap demokrasi dapat diartikan:suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
 Dasar Demokrasi.
Secara prinsipil dasar demokrasi adalah ” Kehendak bersama rakyat
atau kehendak umum ”. Menurut J.J.Rousseau, Kehendak Rakyatlah
yang berdaulat. Namun perlu dipahami bahwa suara rakyat tidaklah
indentik dengan suara Tuhan, karena kehendak mayoritas bukan
menjadi sebuah jaminan bahwa apa telah diputuskan bersama sudah
sama dengan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu sangat perlu dipahami
bahwa:
1. Tuhan adalah satu-satunya yang berdaulat mutlak atas para
pemerintah dan rakyat. KepadaNyalah para pemerintah dan
rakyat itu bertanggung jawab.
2. Norma untuk berbuat (bertindak) bagi para pemerintah dan
rakyat adalah terletak pada kehendak Tuhan dan rakyat.
3. Tiap-tiap manusia diciptakan menurut gambar Tuhan. Maka
Tuhan memanggil tiap-tiap manusia untuk bertindak secara
bertanggung jawab didalam semua lapangan
kegiatan/aktivitas. Tiap-tiap manusia harus mempunyai
kesempatan untuk menyatakan tanggung jawab itu.
Bentuk Negara Demokratis adalah suatu alat untuk
menyatakan tanggung jawab itu. Bentuk Negara Demokaratis
memberi kesempatan itu kepada semua orang tanpa mengenal
perbedaan latarbelakang agama, ekonomi, budaya dan ras, dll.
Dengan hal tersebut maka setiap orang telah memiliki
kesempatan untuk ambil bagian dalam sebuah pemerintahan.
4. Pada hakekatnya, pemerintah dan rakyat harus saling
mengadakan pengawasan yang bersifat timbal balik karena
pemerintah cenderung kepada kelaliman dan rakyat
cenderung kepada anarkhi.
Kekuasaan yang tidak diawasi, tidaklah dapat ditanggung, dan
tidak ada manusia ataupun tokoh pemerintahan yang cukup
baik untuk memerintah orang lain tanpa adanya persetujuan
(izin) dari orang yang diperintah tersebut. Oleh sebab itu
pengawasan yang bersifat dua arah harus menjadi sebuah
keharusan di dalam sebuah pemerintahan yang Demokratis
agar tidak timbul ketimpangan dan kesewenang-wenangan
yang dapat berakibat buruk pada kehidupan bersama.
 Kemerosotan Demokrasi.
Demokrasi dapat menjadi alat yang sangat cocok untuk melaksanakan
tugas pemerintahan. Namun perlu juga disadari bahwa demokrasi itu
sendiri dapat merosot dan rusak. Sebagai orang Kristen hal tersebut
tidak boleh kita biarkan. Kekuasaan dosa merusak segala-galanya,
maka iapun dapat merusak Demokrasi. Oleh karena itu ada beberapa
hal yang perlu dicermati bagian yang merusak Demokarasi yaitu:
(1). Demokrasi Menjadi perhiasan atau kedok semata.
Negara menganut sistem tersebut adalah Negara yang memiliki
Undang-Undang Dasar dan badan-badan perwakilan rakyat yang
bersidang waktu-waktu tertentu. Mereka malah telah mendirikan
patung-patung demokrasi. Tetapi sebenarnya badan-badan perwakilan
tersebut tidak mempunyai hak sama sekali, tidak memiliki makna
bersuara karena yang berkuasa adalah hanya kelomok-kelompok
tertentu, merekalah yang memutuskan dan bertindak sesuai rencana
dan pandangannya sendiri.
Dalam Negara yang memiliki sistem tersebut maka demokarsi
hanyalah sebuah perhiasan, sebuah reklame atau sebagai kedok untuk
meloloskan apa yang menjadi kehendak sendiri atau kehendak
kelompoknya.
(2). Demokrasi yang bersifat Diktatur – mayoritas.
Jika ”mayoritas” didalam suatu demokrasi menggunakan
kekuasaannya untuk menghapuskan hak-hak dan kebebasan azasi itu
dalam praktek, hal itulah yang dimaksud dengan diktatur- mayoritas.
Mereka berprinsip bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, Suara
mayoritas adalah sebuah keputusan yang paling tepat walaupun
sesungguhnya akibat dari keputusan tersebut telah menyengsarakan
kehidupan kelompok orang-orang yang minoritas. Maka suara
mayoritas dipergunakan sebagai alat untuk menjajah bahkan
menghempan perkembangan kelompok yang minoritas.
(3). Kemerosotan hubungan yang dipilih dan yang memilih.
Jika wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat telah menjadi alat atau
perkakas atau budak bagi para pemilihnya. Jika rakyat yang memilih
wakil-wakilnya maka ada dua hal yang kemungkinan muncul yaitu (1)
Kepada wakil tersebut diberi ”mandat imperatif ”: (2) Tetapi dapat
juga diberi mandat representatif. Jika seseorang yang telah diangkat
menjadi wakil sesuatu partai menerima ”mandat imperatif” hal itu
berarti bahwa ia hanya menjadi pelaksana kehendak partainya. Dan
jika ia menerima ”mandat reprensetatif”maka ia menjadi orang
kepercayan yang boleh bertindak atas tanggung jawabnya sendiri.
Kedua jenis mandat tersebut masing-masig memiliki titik kelemahan,
sebab apabila mandat tersebut adalah ”mandat impertif” maka wakil
itu hanya menjadi seperti wayang didalam tangan dalang-dalang
tertentu yaitu pengurus partai tersebut. Dan jika mandat itu adalah
”mandat reprensentatif” maka mereka akan menjadi budak rakyat
yang memilihnya, segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan
keingginan rakyat yang memilihnya. Mereka akan berusaha sekuat
tenaga untuk menjadi populer dan mengabdi kepada rakyat yang
memilihnya supaya rakyatnya senang. Maka biasanya mereka akan
melakukan segala perbuatan yang bertujuan untuk menyenangkan
pemilihnya dengan menghiraukan kepentingan yang bersifat umum
atau menyeluluruh.
Pada semua sistem demokrasi masing-masing memiliki bahaya, oleh
karena itu para wakil didalam Dewan Perwakilan Rakyat harus sadar
akan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Segala tindakan dan
perbuatan mereka harus tetap mengacu kepada maksud dan kehendak
Tuhan. Mereka harus sungguh-sungguh takut akan Tuhan bukan takut
kepada rakyat yang memilih atau partai yang mengutusnya. Pelayanan
atau pekerjaan yang dilakukan untuk kepentingan rakyat harus selalu
didasari oleh takut akan Tuhan dan dipertanggung jawabkan untuk
Tuhan.

D. METODE PEMBELAJARAN:
I.Ceramah
II.Tanya- jawab
III.Penugasan.
E. LATIHAN/EVALUASI.
I.Essay-test. Tuliskanlah jawabanmu pada lembar kertas kerja berikut
1. Jelaskan pengertian masyarakat yang demokratis.
2. Sebutkanlah beberapa jenis partisipasi orang Kristen dalam masyarakat.
3. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat beradab dan sejahtera.
4. Sistem demokrasi berbahaya. Tunjukanlah beberapa alasan yang mendukung
pernyataan itu.
5. Jelaskan pengertian demokrasi”Diktatur –Mayorita”.

LEMBAR JAWABAN :

II. Pendalaman Materi.


1. Sesuai dengan Matius 5:13-14, bahwa orang Kristen harus menjadi garam dan
terang dunia.
2. Didalam praktek kehidupan sehari-hari perilaku yang menentang firman
tersebut masih sangat akrab dihadapan kita dan bahkan kita sendiri yang
menjadi pelakunya.
3. Sebutkanlah jenis-jenis perilaku tersebut, dan bagaimana hal itu dilakukan.
4. Buatlah minimal 5 jenis.

F. DAFTAR PUSTAKA.

1. A.Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum Dan Moral, Pustaka


Filsafat,Yokyakarta,1990.
2. Farel Panjaitan, Moral Dan Etika Millenium III, Universitas HKBP
Nomensen- Medan, 2000.
3. HendroPuspito, Sosiologi Agama, Yokyakarta,1983.
4. Jahenus Saragih, Pergumulan Bangsa Dengan Solusinya, Suara GKYE Peduli
Bangsa, Jakarta, 2005.
5. J.Verkuyl, Etika Kristen, Ras, Bangsa, Gereja dan Negara, BPK
Jakarta,1979.
6. Jhon Stot, Isu-isu Global,Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
Jakarta,1984/1994.
7. Malcom Brownlee, Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan, BPK
Jakarta, 2004.

LEMBAR KERJA MASISWA


Pelanggaran Terhadap Fungsi Sebagai:
GARAM DAN TERANG DUNIA

No PERBUATAN YANG DILAKUKAN SEHARUSNYA DILAKUKAN


DENGAN CARA DENGAN CARA
1 ................................................................ ....................................................
................................................................ ....................................................
2 ................................................................ .....................................................
................................................................ .....................................................
3 ............................................................... ........................................................
................................................................ ........................................................
4 ................................................................ ..........................................................
................................................................ ..........................................................
5 ................................................................ .............................................................
............................................................... ............................................................
6 ............................................................. ............................................................
............................................................. ............................................................
7 ............................................................... .............................................................
............................................................... .............................................................
8 ................................................................ ............................................................
................................................................ ............................................................
9 ................................................................ ............................................................
................................................................ ............................................................
10 ................................................................ ............................................................
............................................................... .............................................................

NAMA :...........................
NIM :...........................
JURUSAN :...........................

Anda mungkin juga menyukai