Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK

04

CONTOH KASUS
INTERPRETASI DATA
KLINIK
ANGGOTA KELOMPOK
1. CYNTHIA GRACELLA GAMAS (19331010)
2. NUR FEBRIANTI (19331033)
3. PUPUT AYU HANDAYANI (19331036)
4. PUTRI ARTIANI (19331037)
5. RANA NABILA (19331039)
6. SARIYANTI A HASAN (19331041)
7. SHAFIRA AYU WULANDARI (19331042)
8. SINDI NUR SAFITRI (19331043)
9. SISKA DIANITA (19331044)
10.TRIANA LA ASRI (19331046)
POINT
PEMBAHASAN
01 02 03

Analisis Interpretasi
Contoh data lab dan
kasus data lab
penyelesaian
kasus
01
CONTOH
KASUS
Ny.AG umur 30 tahun, 55k, dengan data:
Albumin 35 g/L (normal: 35-55)
AST 123 unit/L (normal < 35)
ALP 642 units/L (normal : 25-100)
Bilirubin 84 micromol/L (normal: 3-17)
 
Lembaran pemberian obat :
Ko-amoksikliv 375 mg , 3 X sehari dan losion
kalamine, oleskan jika perlu
Lembaran pemberian obat

1. Co-Amoxiclav
adalah obat yang mengandung kombinasi Amoxicillin dan Asam Klavulanat (Clavulanic Acid).
Co-Amoxiclav merupakan golongan Penisilin yang biasanya digunakan sebagai pilihan pertama
untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti infeksi saluran pernafasan atas atau bawah (seperti
infeksi telinga dalam, radang tenggorokan, pneumonia, sinusitis bakteri), infeksi kulit (seperti
jerawat), infeksi saluran kemih, lyme disease, klamidia, dan keracunan makanan (Salmonella).
Co-Amoxiclav bekerja dengan cara mengganggu pembentukan dinding sel bakteri, sehingga
mencegah reproduksi dan fungsi-fungsi sel lainnya yang diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan.

Kontraindikasi
 Hipersensitif terhadap penisilin.
 Riwayat reaksi hipersensitif langsung yang parah terhadap agen β-laktam lainnya (misalnya
Sefalosporin, karbapenem, atau monobaktam)
 Riwayat penyakit kuning kolestatik / disfungsi hati yang terkait dengan amoksisilin dan terapi
asam klavulanat. Disfungsi hati, termasuk hepatitis dan hepatitis kolestatis pernah dilaporkan
disebabkan oleh penggunaan obat ini. Untuk itu, perlu pengawasan dokter saat
menggunakannya pada penderita gangguan fungsi hati.
Lanjutan . . . .

2. Lotion calamine
digunakan untuk mengobati rasa gatal, sakit, dan tidak nyaman pada kulit akibat iritasi
ringan yang disebabkan oleh tanaman beracun. Obat ini tergolong sebagai obat kelas
antihistamin topikal dan antipruritik.
Menurut Healthline, beberapa kondisi kulit gatal yang dapat diatasi dengan calamine lotion
adalah:
 gigitan serangga
 cacar air
 herpes zoster
 gatal-gatal karena alergi
 scabies atau kudis
 luka bakar ringan
 iritasi kulit lainnya
02
Analisis Data
Laboratorium
Hasil pemeriksaaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Albumin 35 g/L 35-55 g/L

AST 123 unit/L < 35

ALP 642 units/L 25-100

Bilirubin 84 micromol/L 3-17

 Nilai Albumin normal


 Nilai AST Tinggi (Tidak normal)
 Nilai ALP Tinggi (Tidak normal)
 Nilai bilirubin Tinggi (Tidak normal)
1. Albumin
Pada pasien : 35 g/L
Nilai Normal : 35-50g/L
Kesimpulan: Normal
Deskripsi: Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan
onkotik koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim,
obat.

Implikasi Klinis:
• Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
• Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati,
infeksi kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan perdarahan.
2. AST (Aspartat Aminotransferase )
Pada pasien: 123 unit/L
Nilai normal : 5 – 35 U/L
Kesimpulan: Tidak normal (Tinggi)
Deskripsi: AST adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi, ditemukan di jantung, hati, otot rangka,
ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Penyakit yang menyebabkan perubahan, kerusakan atau kematian sel pada
jaringan tersebut akan mengakibatkan terlepasnya enzim ini ke sirkulasi.

Implikasi klinik:
• Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati, pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut,
penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi
oral
• Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien asidosis dengan diabetes mellitus.
• Obat-obat yang meningkatkan serum transaminase :
– Asetominofen
– Co-amoksiklav
– HMGCoA reductase inhibitors
– INH
– Antiinfl amasi nonsteroid
– Fenitoin
– Valproat
3. ALP (Alkalin Fosfatase )
Pada pasien: 642 units/L
Nilai normal : 30 - 130 U/L
Kesimpulan: Tidak normal (Tinggi)
Deskripsi: Enzim ini berasal terutama dari tulang, hati dan plasenta. Konsentrasi tinggi dapat ditemukan dalam
kanakuli bilier, ginjal dan usus halus. Pelepasan enzim ini seperti juga indeks penyakit tulang, terkait dengan
produksi sel tulang dan deposisi kalsium pada tulang. Pada penyakit hati kadar alkalin fosfatase darah akan
meningkat karena ekskresinya terganggu akibat obstruksi saluran bilier.

Implikasi Klinik:
• Peningkatan ALP terjadi karena faktor hati atau non-hati. Peningkatan ALP karena faktor hati terjadi pada
kondisi : obstruksi saluran empedu, kolangitis, sirosis, hepatitis metastase, hepatitis, kolestasis, infi ltrating hati
disease
• Peningkatan ALP karena faktor non-hati terjadi pada kondisi : penyakit tulang, kehamilan, penyakit ginjal
kronik, limfoma, beberapa malignancy, penyakit infl amasi/infeksi, pertumbuhan tulang, penyakit jantung
kongestif
• Setelah pemberian albumin IV, seringkali terjadi peningkatan dalam jumlah sedang alkalin fosfatase yang dapat
berlangsung selama beberapa hari.
4. Bilirubin
Pada pasien: 84 micromol/L
Nilai normal : 3-17
Kesimpulan: Tidak normal (Tinggi)

Deskripsi: Bilirubin terjadi dari hasil peruraian hemoglobin dan merupakan produk antara dalam proses
hemolisis. Bilirubin dimetabolisme oleh hati dan diekskresi ke dalam empedu sedangkan sejumlah kecil
ditemukan dalam serum.
Peningkatan bilirubin terjadi jika terdapat pemecahan sel darah merah berlebihan atau jika hati tidak dapat
mensekresikan bilirubin yang dihasilkan. Terdapat dua bentuk bilirubin:
a) tidak langsung atau tidak terkonjugasi (terikat dengan protein).
b) langsung atau terkonjugasi yang terdapat dalam serum. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi lebih
sering terjadi akibat peningkatan pemecahan eritrosit, sedangkan peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi
lebih cenderung akibat disfungsi atau gangguan fungsi hati.
Implikasi klinik:
• Peningkatan bilirubin yang disertai penyakit hati dapat terjadi pada gangguan hepatoseluler, penyakit sel
parenkim, obstruksi saluran empedu atau hemolisis sel darah merah.
• Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dapat terjadi pada anemia hemolitik, trauma disertai dengan
pembesaran hematoma dan infark pulmonal.
• Bilirubin terkonjugasi tidak akan meningkat sampai dengan penurunan fungsi hati hingga 50%
• Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat terjadi pada kanker pankreas dan kolelitiasis
• Peningkatan kadar keduanya dapat terjadi pada metastase hepatik, hepatitis, sirosis dan kolestasis akibat obat
– obatan.
• Pemecahan bilirubin dapat menyamarkan peningkatan bilirubin.
• Obat-obat yang dapat meningkatkan bilirubin: obat yang bersifat hepatotoksik dan efek kolestatik,
antimalaria (primakuin, sulfa, streptomisin, rifampisin, teofi lin, asam askorbat, epinefrin, dekstran,
metildopa)
• Obat-obat yang meningkatkan serum bilirubin dan ALP : Allopurinol, karbamazepin, kaptopril,
klorpropamid, siproheptadin, diltiazem, eritromisin, co-amoxiclav, estrogen, nevirapin, quinidin, TMPSMZ
Interpretasi
data lab dan
03 Penyelesaian
Kasus
1. APLIKASINYA
• Konfirmasi diagnosis yag dibuat
• Mengetahui tingkat keparahan penyakit
• Monitoring respon terapi
2. IMPLIKASINYA
• Rekomendasi pemilihan obat dan dosis
• Rekomendasi monitoring parameter yang tepat
• Mendeteksi dan mencegah ADR dan interaksi  
3. HARGA REFERENSI
• Berdasarkan pada asumsi bahwa 95% opulasi adalah normal
• Nilainya bervariasi antara laboratorium
Analisis pasien
● Dalam hal ini, Pasien Ny.AG umur 30 tahun, 55k dalam data lembaran pemberian obat
diberikan Ko-amoksikliv 375 mg dan losion kalamine.
● Penggunaan Ko-amoksikliv ini dapat meningkatkan serum bilirubin, AST dan ALP.
Dimana pemeriksaan beberapa enzim hati(AST dan ALP), bilirubin, atau albumin
sekaligus untuk mendapatkan gambaran mengenai gangguan fungsi hati yang terjadi.
Hasil yang tidak normal mengindikasi bahwa pasien mengalami gangguan fungsi hati
● Tes fungsi hati tidak normal, meningkatnya harga bilirubin & ALP secara
bermakna dan ALT tidak bermakna mengindikasi jenis kelainan kolestatik
(obstruki pada sistem empedu) konsentrasi albumin dalam rentang normal
mengindikasikan gangguan hati akut.
GEJALA PENYAKIT HATI
• Lemah
• Penurunan berat badan
• Mual
• Perut tidak nyaman
• Sedikit demam
• Kebingungan
TANDA PENYAKIT HATI
• Jaundice
• Asites
• Pruritus
• Edema
• Ensedalopati
• Varises esofagus
● Kerusakan hati akibat obat (Drug Induced Liver Disease) adalah kerusakan hati yang berkaitan
dengan gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh karena terpajan obat atau agen non-infeksius
lainnya.
● FDA-CDER (2001) mendefinisikan kerusakan hati sebagai peningkatan level
alanineaminotransferase (ALT/SGPT) lebih dari tiga kali dari batas atas nilai normal, dan
peningkatan level alkaline phosphatase (ALP) lebih dari dua kalidari batas atas nilai normal., atau
peningkatan level total bilirubine (TBL) lebih dari dua kali dari batas atas nilai normal jika
berkaitan dengan peningkatan alanine aminotransferase atau alkaline phosphatase.
Kolestasis (Cholestasis)
● Cholestasis adalah kondisi dimana pengeluaran dan/atau aliran dari empedu dikurangi.
Bilirubin dan asam empedu normalnya disekresikan (dikeluarkan) oleh hati kedalam
empedu dan dieliminasi dari tubuh via usus, menumpuk dalam tubuh menjurus pada
jaundice dan gatal. Obat-obat yang menyebabkan cholestasis secara khas mengganggu
sekresi empedu dari sel-sel hati.
● Pasien-pasien dengan cholestasis yang diinduksi obat secara khas mempunyai tingkat-
tingkat darah yang meninggi dari bilirubin namun mempunyai tingkat-tingkat AST dan
ALT yang normal atau meninggi sedikit.Tingkat-tingkat darah alkaline phosphate (enzim
yang dibuat saluran-saluran empedu meningkat karena sel-sel dari saluran-saluran empedu
juga terganggu fungsinya dan membocorkan enzim.
● kebanyakan pasien-pasien dengan Cholestasis yang diinduksi obat akan sembuh
sepenuhnya dalam /aktu berminggu-minggu setelah penghentian obat,namun pada
beberapa pasien-pasien, Jaundie, gatal, dan tes-tes hati abnormal dapat berlangsung
berbulan-bulan setelah penghentian obat. Pasien sekali-kali dapat mengembangkan
penyakit hati kronis dan gagal hati.
Obat-obat yang meningkatkan serum bilirubin dan ALP :
 Allopurinol, karbamazepin, kaptopril, klorpropamid, siproheptadin,
diltiazem, eritromisin, co-amoxiclav, estrogen, nevirapin, quinidin, TMP-
SMZ
Perawatan penyakit hati yang diinduksi obat

● Perawatan yang palng penting untuk penyakit hati yang diinduksi oleh obat adalah menghentikan
obat yang menyebabkan penyakit ini. Karena bisa menyebabkan efek samping yang mungkin
berisiko tinggi. Untuk berhenti mengonsumsi obat ini, konsultasikan dahulu dengan dokter.
Jangan melakukan pemberhentian obat secara langsung tanpa pengawasan dokter.
● Pada kebanyakan pasien tanda-tanda dan gejala-gejala dari penyakit hati akan menghilang dan
tes-ts darah akan menjadi normal dan tidak akan ada kerusakan hati jangka panjang.
● Transplantasi hati mungkin perlu untuk beberapa pasien-pasien dengan gagal hati akut. Beberapa
obat-obatan juga dapat menyebabkan kerusakan hati yang tidak dapat diubah lagi dan sirosis
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai