ISI
2.1 Etiologi
Hepatocellular carcinoma ialah suatu penyakit kanker yang menyerang pada
sel hepatocit pada hepar. Biasanya terjadi pada anjing usia tua yaitu usia 10-12 tahun
dan banyak menyerang pada anjing jantan. Penyebab kanker hati secara umum
adalah karena infeksi virus hepatitis B dan C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati,
infeksi parasit atau faktor keturunan.
2.2 Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel sel parenkim hati. Ada 2
sebab, yang pertama secara direct yang disebabkan oleh penyakit hati primer dan
secara indirect yang disebabkan oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan
sirkulasi hepatik yang menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi
tehadap unsur unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid
sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis (kematian sel). Keadaan
ini sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis.
Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
2.3 Kasus
Seekor anjing jantan usia 12 tahun sudah beberapa hari kehilangan nafsu makan
yang disertai penurunan berat badan, dan anjing nampak lesu dan beberapa kali
muntah dan kejang (hipoglikemik), ascites, diare, jaundice. Saat dipalpasi didaerah
abdomen terutama hati, anjing nampak kesakitan. Saat dibawa ke klinik hewan
maka diputuskan untuk dilakukan pemeriksaan patologi klinik pada hepar
Nilai normal
Abnormalitas
5-8 x106/l
3x106/l
66-77fl
< 62 fl
>500 x 103 cell/l
d; PCV
200-500 x 103
cell/l
37-55%
6-14 x 103 /l
33 x 103/l
5,4-7,8 g/dl
10,2 g/dl
g; Alkaline phospatase(ALP)
10-122 u/l
813 u/l
h; Alanine
aminotransferase(ALT)/SG
PT
8,2-80 u/l
229 u/l
i; Aspartate
transaminase
(AST)/SGOT
5-80 u/l
144 u/l
j; GGT
(GGTP)Gammaglutamyl transferase
0,1-9,7 u/l
6 u/l
k; Lactate dehidrogenase
40-200 u/l
300u/l
0,1-0,4 mg/dl
0,5 mg/dl
70 g/ml
1400 ml
b; MCV
c; Trombosit
l; Total bilirubin
m; -Fetoprotein (AFP)
40%
toksin atau adanya infark pada hepar. Akan tetapi bila disertai dengan
peningkatan bilirubin dan total protein maka hal ini menunjukkan adanya
indikasi dari disfungsi organ hepar/liver failure. Sedangkan bila terjadi
peningkatan moderate dari aminotransferase antara 300-500 u/l mengindikasikan
adanya gangguan hepar yang bersifat kronis seperti terjadinya hepatitis kronis,
obstruksi bilier. Sedangkan kenaikan ringan yang berkisar < 300 u/l hal ini
mengindikasikan terjadinya sirosis sekunder yang disebabkan oleh virus
hepatitis, Cholestatic liver disorders, Hepatocellular cancer.
Terkadang Aminotransferases bisa dalam keadaan pada gangguan hati
tertentu, seperti Hemochromatosis, Methotrexate
Terjadinya Peningkatan ALT dijadikan diagnosis dini pada hepatocellular
karena lebih spesifik untuk cedera hati dibandingkan AST sebab AST dapat
ditemukan pada jantung, otot rangka, ginjal, dan pancreas.
Pemeriksaan enzim juga dilakukan pada enzim LDH (Lactate
dehydrogenase) untuk mendeteksi terjadinya kerusakan pada hepatosit. LDH
dapat ditemukan dalam jaringan lain dan tidak spesifik dan sensitif terhadap
kerusakan pada hepatocellular. Biasanya LDH akan meningkat pada hepatitis
iskemic dan pada kanker yang menginfiltrasi hati
2; Pengujian Kolestasis/eksresi hepar
Pada pengujian kolestatis yang dipakai indikator ialah bilirubin, Alkaline
phospatase(ALP), GGT (GGTP)Gamma-glutamyl transferase.
Bilirubin merupakan pigmen dalam empedu yang diproduksi dengan
cara pemecahan protein heme dari hemoglobin dalam sel darah merah yang tua.
Free bilirubin tidak larut dalam air sehingga tidak dapat diekskresikan dalam
urin. Bilirubin dalam hati akan berikatan dengan asam glukuronat membentuk
bilirubin diglucuronide yang lebih mudah larut dalam air. Bilirubin terkonjugasi
kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu ke dalam duodenum, di mana
akan dimetabolisme menjadi urobilinogens (beberapa di antaranya diserap dan
resekresi ke dalam empedu), kemudian akan menjadi urobilin yang berwarna
orange yang sebagian besar dieliminasi dalam tinja. Pigmen dari empedu ini
memberikan warna tinja yang khas.
Apabila dalam pemeriksaan terjadi hiperbilirubinemia hal ini disebabkan
oleh adanya peningkatan aktifitas produksi bilirubin, terjadi aktifitas Penurunan
penyerapan oleh hati, ataupun Penurunan ekskresi bilier. Apabila terjadi
2;
3;
4;
5;
6;
7;
Nyeri perut yang intens di bagian kanan atas atau pusat dari perut adalah gejala
kanker hati yang paling umum. Mungkin ada rasa sakit dan ketidaknyamanan
pada bahu kanan juga. Nyeri ini disebabkan oleh pembesaran hati yang
merangsang saraf bawah diafragma dan naik ke bahu.
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan adalah gejala lain kanker
hati karena perut akan terasa sangat penuh setelah makan, sehingga nafsu makan
akan turun drastis.
Ada kemunculan ascites (cairan perut dan bengkak)
Pada pasien yang menderita kanker hati dalam rongga peritoneal, terdapat
pengumpulan cairan disekitar hati dan usus. Hal ini disebabkan kerusakan hati
yang menghasilkan protein darah yang kurang sehingga mengganggu
keseimbangan cairan dalam tubuh.
Jaundice (kulit berubah menjadi kuning dan mata menjadi putih)
Kulit menjadi gatal, hal ini disebabkan karena dengan adanya sel kanker, saluran
empedu akan diblokir dan akan menumpuk dalam aliran darah.
Muntah, mual, sesak napas dan batuk
Hal ini disebabkan karena pembesaran hati sehingga memberikan tekanan pada
rongga perut atau karena adanya racun akibat dari disfungsi hati yang pada
normalnya berfungsi sebagai penetral zat racun yang masuk dalam tubuh.
Cepat lelah
Hal ini terjadi karena hati tidak dapat memetabolisme protein secara sempurna,
sehingga pembetukan ATP dalam tubuh berkurang
Feses pucat dan urin berwarna gelap.
4; Alkaline phospatase(ALP)
Alkalin fosfatase meningkat bila terjadi kolestasis. Pada keadaan
obstruksi intrabiliar maupun ekstrabiliar, kadar enzim meningkat 3-10 kali dari
nilai normal sebelum timbul ikterus dengan transaminase yang sedikit
meningkat, kejadian ini biasanya diikuti dengan peningkatan bilirubin plasma
yang menunjukkan kemungkinan terjadinya sirosis biliaris primer pada hati.
5; Sel darah putih
Pada kasus hepatocellular carcinoma terdapat kenaikan sel darah putih.
etiologi tersering pada kasus hepatocellular carcinoma adalah virus hepatitis b
atau c. virus menginfeksi ke tubuh sehingga menyebabkan sistem pertahanan
tubuh mengalami respon. Salah satu respon ini adalah meningkatnya sel darah
putih karena sel darah putih adalah salah satu agen pertahanan tubuh yang
berfungsi untuk melenyapkan antigen/agen infeksius.
6; Trombosit