Anda di halaman 1dari 21

Preventing Disease, 

Prolonging Life, and Promoting


Health Through the Organized Efforts of Society

DUKUNGAN SOSIAL DAN


DEPRESI
DETERMINAN SOSIAL
KELOMPOK 5
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

ANGGOTA KELOMPOK
1. Zulfa Anida                                         101811133062

2. Byong Muhammad Rashadri    101811133147

3. Kamilah Fihir Bawazir                       101811133150

4. Nurul Adha Hidayah Lubis     101811133231

2
DUKUNGAN SOSIAL
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Konsep Dukungan Sosial


- Dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa
seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi
dan kewajiban yang timbal balik (King, 2012:226). 

- Menurut Sidney Cobb (1976) individu yang mendapatkan social support percaya bahwa mereka
dicintai, diperhatikan, diakui dan merasa berharga serta mereka juga merasa bahwa dirinya merupakan
bagian dari suatu jaringan sosial seperti keluarga atau organisasi masyarakat yang dapat menyediakan
kebutuhan, bantuan dan perlindungan pada waktu yang diperlukan atau situasi yang berbahaya.

4
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Dukungan Sosial Natural dan Artifisial


Dukungan sosial yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupan secara
spontan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga, teman dekat, atau
relasi. Sedangkan dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang dirancang ke dalam
kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui sumbangan
sosial. 

5
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan


Sosial
a. Pemberian Dukungan,

b. Jenis Dukungan,

c. Penerimaan Dukungan,

d. Permasalahan yang dihadapi, dan

e. Waktu Pemberi Dukungan

6
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Siapa saja yang dapat memberi dukungan


sosial ?
Dukungan Sosial dapat diperoleh dari berbagai individu maupun kelompok. Adapun sumber
informal social support yang sangat penting bisa didapatkan dari keluarga yaitu orang tua, pasangan
dan kerabat lainnya. Sumber yang lain diantaranya teman, partner, teman kerja, teman sejawat, dan
tetangga. Pada social support formal bersumber dari pelayanan-pelayanan kesehatan seperti self-help
group, pusat informasi, dan komunitas pelayanan formal lainnya.

7
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Jenis Dukungan Sosial


Sarafino (dalam Winda, 2013) Menurut Cohen & Hoberman (dalam
menjelaskan terdapat 4 aspek Isnawati & Suhariadi, 2013:3) ada 4
dukungan sosial : bentuk dukungan sosial :

1. Dukungan Emosional 1. Appraisal Support


2. Dukungan Penghargaan 2. Tangiable Support
3. Dukungan Instrumental 3. Self-Esteem Support
4. Dukungan Informatif 4. Belonging Support
8
DEPRESI
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Definisi dan Data Kejadian Depresi


- Depresi merupakan gangguan yang terutama ditandai oleh kondisi emosi sedih dan muram serta terkait dengan
gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal (APA, 1994)

- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017) menyatakan bahwa depresi dan kecemasan merupakan gangguan
jiwa umum yang prevalensinya paling tinggi. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia (3,6% dari populasi)
menderita kecemasan. Sementara itu, jumlah penderita depresi sebanyak 322 juta orang di seluruh dunia (4,4%
dari populasi) dan hampir separuhnya berasal dari wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Depresi merupakan
kontributor utama kematian akibat bunuh diri, yang mendekati 800.000 kejadian bunuh diri setiap tahunnya.

- Prevalensi gangguan emosional pada penduduk berusia 15 tahun ke atas, meningkat dari 6% di tahun 2013
menjadi 9,8% di tahun 2018. Prevalensi penderita depresi di tahun 2018 sebesar 6,1% (Riset Kesehatan Dasar
dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018)
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Gejala dan Dampak Depresi


- Depresi memiliki 3 gejala, yaitu : a. Gejala Fisik , b. Gejala Psikis , c. Gejala Sosial

- Depresi memiliki dampak negatif pada kondisi kesehatan korban baik secara psikis maupun fisik. Depresi dapat
mempengaruhi kualitas hidup di keseharian hingga berkelanjutan. Penderita depresi dapat mengalami gangguan
psikosomatik dan psikososial yang tentu akan berdampak lebih luas dengan kondisi kesehatan yang mereka
miliki.
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Social Support yang dapat diberikan


apabila seseorang mengalami Depresi
1. Appraisal support : apabila kita menemui fenomena depresi yang ada di sekitar yang dialami oleh teman atau
keluarga, kita dapat memberikan dukungan untuk emnciptakan rasa nyaman sampai penderita tersebut dapat
menceritakan apa yang ia alami, sehingga kita dapat memberikan saran dan solusi terhadap masalah yang ia
hadapi.

2. Tangible support : lalu apabila upaya pemberian saran yang kita berikan tidak cukup untuk meredakan rasa
tertekan yang dihadapi, maka kita dapat menjadi mediator apabila penyebab depresi dikarenakan masalah antar
individu, ataupun menemani ke professional seperti ke psikolog atau psikiater jika depresi mengantarkan penderita
merasakan psikosomatis
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Social Support yang dapat diberikan


apabila seseorang mengalami Depresi
3. Self esteem support : dengan menemui professional, maka penderita depresi akan merasa lebih baik dari
sebelumnya karena diberikan penanganan tersendiri, melalui fase merasa lebih baik itulah kita dapat
menyemangati ia untuk kembali percaya diri dalam menghadapi masalah yang ada sehingga ia dapat
menyelesaikan sebab depresinya dengan segera.

4. Belonging support : namun apabila ia merasa jauh lebih baik bukan berarti kita sebagai pemberi social support
selesai dalam melakukan pendampingan untuk meredakan depresi yang ia rasakan, kedepannya hendaknya kita
memberikan keyakinan pada penderita depresi bahwa ketika ia merasakan hal yang sama kembali, ia dapat
bercerita pada kita, untuk mencari bala bantuan sehingga tidak terjadi keparahan yang sama

.
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Keterkaitan Determinan Sosial dengan


Depresi
1. Stres dengan Depresi

Depresi  tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga bisa mengalami depresi yang tidak mengenal kelas sosial.
Menurut  (Kartono, 2002), semakin sering seseorang mengalami depresi, maka semakin sering pula seseorang tersebut mengalami
stress, hal tersebut mengakibatkan kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang  patologis sifatnya. Biasanya 
timbul  oleh;  rasa inferior,  sakit  hati  yang dalam, dan trauma  psikis. Sehingga   seluruh   proses   mental (berpikir, berperasaan  dan 
berperilaku) tersebut  dapat mempengaruhi motivasi  untuk beraktivitas maupun pada hubungan interpersonal.

2. Early Life dengan Depresi

Early life merupakan masa-masa ibu ketika mengandung janin. Early life dapat mempengaruhi determinan sosial kesehatan karena
kondisi ibu (makanan yang dikonsumsi ibu, tingkat stress, konsumsi obat-obatan) dapat mempengaruhi kesehatan bayi.. Namun, dalam
kehamilan, terdapat beberapa ibu yang mengalami gangguan kesehatan, mulai dari kurangnya nafsu makan hingga kondisi mental
yang tidak stabil. Kondisi yang dialami ibu tersebut dapat mempengaruhi kesehatan janin yang ada dalam kandungan
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Keterkaitan Determinan Sosial dengan


Depresi
3. Work dengan Depresi

Beban pekerjaan yang tidak dapat dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko stres yang dapat berujung depresi. Depresi
pada pekerjaan dapat membuat produktivitas pekerjaan menjadi menurun. Selain itu, karyawan dapat mengalami penurunan
semangat dalam bekerja. Sebagian besar pemicu terkadang berkaitan langsung dengan jenis pekerjaan yang dijalani, lingkungan
kantor, keterampilan dan kompetensi karyawan, serta peran perusahaan dalam menjalankan pekerjaan yang dilakukan oleh
karyawan
4. Employment dengan Depresi

Pada penelitian yang dilakukan oleh Saeed (2012) bahwa status pekerjaan dan pendapatan yang rendah memiliki kejadian depresi
lebih tinggi. Dampak pengangguran dapat meningkatkan risiko stres, depresi, hingga gangguan kecemasan. Status pekerjaan
memiliki hubungan erat dengan kesejahteraan masyarakat karena dengan bekerja seseorang dapat mendapatkan pemasukan, status
sosial yang lebih tinggi, dan interaksi sosial denagn orang lain (Mcdaid, 2007)
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Keterkaitan Determinan Sosial dengan


Depresi
5. Social Exclusion dengan Depresi

Beall dan Piron (2005) menjelaskan, social exclusion merupakan proses peminggiran sosial terhadap beberapa
kelompok yang didiskriminasi atas dasar etnis, ras, agama, orientasi seksual, kasta, keturunan, gender, usia, kecacatan,
HIV, migran atau berdasarkan lokasi dimana mereka tinggal. mereka juga dirugikan karena lokasi tempat tinggal tidak
tersentuh oleh kegiatan pembangunan. Orang yang berada dalam golongan pendapatan rendah, status pendidikan yang
rendah, dan pekerjaan tertentu memiliki risiko yang lebih tinggi dalam kemungkinannya mengembangkan
permasalahan psikologis (Townend & Grant, 2008). Kesenjangan sosial yang terjadi membuka peluang bagi para siswa
(remaja) mendapatkan respon negatif dari lingkungan..
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Keterkaitan Determinan Sosial dengan


Depresi
6. Social Support dengan Depresi

Dukungan social adalah merupakan salah satu bentuk empati kita terhadap seseorang yang sedang depresi. Social
support dianggap dapat mengurangi tingkat depresi dan juga mencegah dampak negative. Dukungan sosial yang
diberikan kepada seseorang yang mengalami depresi meliputi dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan
informasional, dan dukungan penilaian. Dukungan emosional yaitu dukungan dalam bentuk empati, cinta, kepercayaan
dan penghargaan. Bentuk dukungan emosional berupa keluarga dan sahabat peduli apabila penderita mengalami gejala
psikosomatis, mendengarkan keluhan-keluhan remaja yang menderita sakit. Dukungan instrumental yaitu keluarga dan
orang terdekat menolong secara langsung kesulitan yang sedang dihadapi. (Resita, Ariyanto, & Baroya, 2015)
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Keterkaitan Determinan Sosial dengan


Depresi
7. Addiction dengan Depresi

Masalah-masalah lain yang dapat menutupi terdiagnosisnya depresi adalah penyalahgunaan alkohol atau zat adiktif
untuk mengatasi depresi atau depresi yang muncul dalam bentuk gangguan perilaku (Amir, 2016). Gejala depresi dapat
muncul dalam keluhan psikomotor atau somatik seperti malas bekerja, lamban, lesu, nyeri ulu hati, sakit kepala terus
menerus, dan lain-lain. Banyak remaja yang melampiaskan depresinya pada zat adiktif, seperti narkoba, alkohol, dan
juga rokok. Mereka beranggapan bahwa mengkonsumsi zat tersebut adalah bentuk pengobatan diri untuk menenangkan
perasaan dan dianggap menjadi suatu alternatif untuk mengatasi depresi. Faktanya, depresi yang diderita dapat semakin
berbahaya apabila diiringi dengan konsumsi zat adiktif. Semua jenis zat adiktif ini menyebabkan ketagihan. Semakin
banyak mengkonsumsinya, maka efek yang ditimbulkan terhadap tubuh juga semakin bahaya.
Preventing Disease, Prolonging Life, and Promoting Health Through the Organized Efforts of
Society

Keterkaitan Determinan Sosial dengan


Depresi
8. Food dengan Depresi

Kurangnya asupan gizi, kebiasaan mengkonsumsi junk food akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti risiko serangan
jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Hal ini sering ditemukan pada anak - anak dan remaja sekolah, padahal mereka
membutuhkan asupan gizi yang cukup Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa konsumsi junk food dapat menyebabkan depresi.
Lalu terdapat korelasi positif antara konsumsi junk food, minuman manis, kembang gula dan makanan ringan terhadap psikiatrik distress,
yang salah satunya adalah depresi (Sheroze dkk, 2016)
9. Transportasi dengan Depresi

Peneliti dari Stanford Calming Technology Lab menyebutkan bahwa sistem pernafasan yang dangkal dan detak jantung meningkat
biasanya menandakan stres. Jadi para pekerja yang biasa ke kantor menggunakan alat transportasi umum maupun bersepeda terbukti
memiliki tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang mengendarai motor atau mobil pribadi karena penggunaan
alat transportasi umum dapat meningkatkan kontak sosial

.
Daftar Pustaka
Association, A. P. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. Washington DC: American Psychiatric
Association.
Carson, R., & Butcher, J. (1991). Abnormal Psychology and Modern Life. New York: Harper Collins.
Donkin, A., Goldblatt, P., Allen, J., Nathanson, V., & Marmot, M. (2018). Global action on the social determinants of
health. BMJ global health, 3(Suppl 1), e000603.
D.L.Rosenhan, & M.E.P, S. (1989). Abnormal Psychology, Second Edition. Ontario: Penguin Books.
Gottlib, B. H. (1983). Social Support Strategies. California: Sage Publication.
Harini, G. R. (2013). Depresi: Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kartono, K. (2002). Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Member of: Curricullum validate and accreditate by:

SCAN for further


Daftar Pustaka
Marmot, M., & World Health Organization. (2013). Review of social determinants and the health divide in the WHO
European Region (No. EUR/RC63/TD/2). World Health Organization. Regional Office for Europe.
Organization, W. H. (2017). Depression and other common mental disorders: Global health estimates. Geneva: World Health
Organization.
Resita, A. E., Ariyanto, Y., & Baroya, N. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Depresi pada Penderita Kusta
di Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
Rif’ati, M. I., Arumsari, A., Fajriani, N., Maghfiroh, V. S., Abidi, A. F., Chusairi, A., & Hadi, C. (2018). Konsep Dukungan
Sosial. Jurnal penelitian: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.
WHO. 2016. Maternal, newborn, child and adolescent health. Retrieved from
http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/mental_health
World Health Organization. (2017). Depression and other common mental disorders: Global health estimates. Geneva: World
Health Organization.

Member of: Curricullum validate and accreditate by:

SCAN for further

Anda mungkin juga menyukai