Anda di halaman 1dari 43

LO.

1 Mengetahui suhu tubuh normal


dan cara pengukuran serta lokasi
pengukuran
• Suhu Tubuh normal pada manusia berkisar antara 36,7 - 37,2˚C
Terjadi kejang = 41˚C
Batas atas kehidupan = 43.3˚C

• Tempat mengukur suhu tubuh :


Aksila
Rektal
Oral
Telinga (Meatus auditorius eksternus)

Rectal T 0.5oC > oral T 0. 5oC > axillary T


Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok usia

Usia Suhu (oC)


3 bulan 37,5
6 bulan 37,7
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
• Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
11 tahun 36,7 • Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 -
37,5°C
13 tahun 36,6 • Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5
Dewasa 36,4 - 40°C
• Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
> 70 tahun 36,0
Macam2 termometer :
1. Termometer Air Raksa
Cara Penggunaan:
1. Bersihkan thermometer dengan kain halus yang telah dibasahi dengan air
dingin atau cairan antiseptic lainnya sebelum digunakan.
2. Pegang thermometer dengan bagian yang berisi cairan mercury berada pada
posisi dibawah 35˚C.
3. Bila posisi mercury berada diatas 35˚C, hentakan thermometer beberapa kali
hingga mercury berada di bawah 35˚C.

Untuk Pengukuran Dari Mulut:


• Letakkan thermometer dengan bagian yang berisi cairan mercury dibawah lidah
pasien dan tutup mulut selama 3 (tiga) menit.
• Angkat thermometer dan liat skala petunjuk.
• suhu normal tubuh adalah 37˚C.

Untuk Pengukuran Dari Ketiak:


• Letakkan thermometer dengan bagian yang berisi cairan mercury pada bagian
atas ketiak dalam-dalam selama 3 (tiga) menit.
• Angkat thermometer dan liat skala petunjuk.
• suhu normal tubuh adalah 36,5˚C.
2.
Cara Menggunakan Termometer Digital :

• Tekan tombol on/off, akan muncul angka pada layar


• Lepaskan tombol, akan muncul L⁰C pada layar
• Bersihkan thermometer menggunakan kapas yang diberi alcohol
• Letakkan thermometer pada bagian tubuh yang akan diukur suhunya

Penggunaan Termometer dibawah lidah :

• Tempatkan dibawah lidah


• Tahan dengan bibir terkatup dan tidak digigit.
• Termometer diambil sampai terdengar bunyi.
Penggunaan thermometer melalui rectal :

• Posisi tubuh miring, kaki atas ditekuk kearah perut. Pasien


yang masih bayi posisi tengkurap atau telentang.
• Olesi thermometer dengan vaselin sebelum dipakai.
• Anus dibuka dengan menaikkan pantat atas dengan tangan kiri,
untuk anak-anak renggangkan kedua pantat dengan jari.
• Pasien menarik nafas, kemudian masukkan thermometer perlahan
kedalam anus sedalam 3,5 cm untuk pasien dewasa dan 1,2-2,5 cm
untuk pasien anak.
• Pegang thermometer selama dua sampai tiga menit untuk pasien dewasa
dan lima menit untuk pasien anak.
• Keluarkan thermometer dengan hati-hati.

Penggunaan thermometer melalui ketiak :

• Masukkan thermometer ketengah ketiak.


• Tahan selama lima sampai sepuluh menit
• Ambil thermometer.
3. Termometer timpani
Telinga (aural)
• Riset menunjukkan suhu ditelinga pada membran
timpani paling mendekati suhu inti tubuh
• Membran tympani hanya berjarak 3,8 cm dari
hipotalamus yang merupakan pengatur suhu tubuh
LO.2 Mengetahui pengaturan
suhu tubuh
• Tubuh manusia memiliki mekanisme mempertahankan suhu tubuh tetap optimal
pada lingkungan apapun. Suhu tersebut umumnya dipertahankan pada suhu
37C (set point)

• Anatomi fisiologi yang terkait: suhu tubuh diatur oleh sistem syaraf
(termoreseptor) dan sistem endokrin

• Termoreseptor dalam tubuh:


a)Termoreseptor perifer (kulit) : korpus Ruffini (panas) dan korpus Krause (dingin)
b)Termoreseptor sentral (hipotalamus)

• Sistem endokrin dalam pengaturan suhu tubuh:


1. Medula adrenal : dingin meningkatkan sekresi adrenalin yang menstimulasi
metabolisme dan karenanya dapat meningkatkan pembentukan panas.
2. Kelenjar tyroid : dingin meningkatkan sekresi tiroksin, dengan meningkatkan
metabolisme dan pembentukan panas.
• Pada saat terjadi rangsangan dingin, tubuh menghasilkan panas lebih
banyak dan mengeluarkan panas lebih sedikit -> tubuh merespon dengan
merasa menggigil (hipotalamus bagian posterior = vaso konstriksi)

• Pada saat terjadi rangsangan panas, tubuh mengeluarkan panas lebih


banyak dan menghasilkan panas lebih sedikit -> tubuh merespon dengan
berkeringat (hipotalamus bagian anterior = vasodilatasi). Peningkatan
suhu tubuh paling mudah dikenali dengan rasa haus dan keluarnya
keringat.

• Pada tubuh, fungsi termostat diperankan oleh hipotalamus. Hipotalamus


menerima informasi dari berbagai bagian tubuh tentang panas tubuh
( sekalipun hanya berbeda 0,01C ) dan menentukan apakan harus
mempertahankan, melepas atau menerima panas.

• Pada bayi, kemampuan menggigilnya kurang sehingga digantikan dengan


fase non-menggigil untuk mempertahankan panas. Terdapat lemak coklat
pada jaringan ikat bayi
Pembentukan Panas
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR)
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk
kontraksi otot akibat menggigil). Pada saat istirahat panas tubuh dihasilkan
oleh tonus otot. Produksi panas dari organ dalam lain : hati, otak, jantung
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian
kecil hormon lain, misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan
testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan
rangsangan simpatis pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel
itu sendiri terutama bila temperatur menurun.
6. Radiasi panas dari lingkungan: Tubuh memperoleh panas lewat radiasi.
Proses ini terjadi jika suhu lingkungan lebih tinggi dari pada suhu tubuh
Pengeluaran Panas
- Panas tubuh yang diproduksi di organ dalam, terutama hati,
otak, otak dan otot dikonduksikan ke kulit
- Panas tubuh dipindahkan dari kulit ke lingkungan / benda
sekitar (padat, cair, gas)
Biasanya suhu lingkungan < suhu tubuh
Sejumlah kecil panas tubuh juga dikeluarkan melalui feses & urin

Faktor yang mempengaruhi pengeluaran panas :


1. Luas permukaan tubuh
2. Beda suhu tubuh dan lingkungan
3. Kelembaban udara
Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh:
• Suhu inti (core temperatur).
Meliputi organ dalam tubuh
Suhu relatif konstan dengan kisaran 37o
• Surface Temperature (Suhu Permukaan)
Meliputi suhu di bagian kulit, jaringan sub kutan dan lemak
Suhu berfluktuasi (bervariasi) dalam kisaran 30oC – 40oC

Rangsang dingin → heat production ↑ & heat loss ↓


Rangsang panas → heat production ↓ & heat loss ↑
Set Point

Kombinasi kerja : - Suhu inti


- Suhu kulit
- Faktor endokrin
- dll

Set point normal : ± 37º C


Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh
yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan
balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh.
Hipotalamus memiliki 2 pusat yang mengatur suhu tubuh:
A. Pusat Penghilang panas:
Regio anterior → diaktifkan suhu panas → mengaktifkan
mekanisme heat loss
Lesi → hipertermia

B. Pusat Perolehan panas:


Regio posterior → diaktifkan suhu dingin → mengaktifkan
mekanisme produksi panas dan konservasi panas
Lesi → suhu tubuh mendekati suhu lingkungan sampai
hipotermia
LO.3 Mengetahui kebutuhan
energi dan metabolisme
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme
- Pengerahan otot selama atau tepat sebelum pengukuran
- Baru makan
- Suhu lingkungan yang tinggi atau rendah  kurva berbentuk U
- Ukuran tubuh : tinggi badan, berat badan, dan luas permukaan tubuh
- Jenis kelamin
- Umur
- Keadaan emosi
(co. gelisah dan tegang BMR ↑, depresi dan apatis BMR ↓
- Keadaan gizi
- Suhu badan
- Kadar hormon tiroid dalam sirkulasi
- Kadar epinefrin dan norepinefrin dalam sirkulasi
- Kadar Growth Hormone
- Kehamilan dan mestruasi
- Iklim
- dll
Hormon testosteron
meningkatkan BMR 10 – 15 % . Hormon kelamin wanita hanya beberapa
persen dan tidak cukup bermakna.

Growth Hormone  rangsangan langsung terhadap metabolisme selular 


BMR meningkat 15 – 20 % .

Hormon tiroid  meningkatkan kecepatan aktivitas hampir semua reaksi


kimia dalam seluruh sel tubuh.
Sekresi maksimal tiroksin  BMR meningkat 50 – 100 % .
Kehilangan total sekresi tiroksin  BMR turun 40 – 60 % .

Hormon Katekolamin
Pelepasan maksimal BMR ↑ 30 – 80 %. Perangsangan langsung pada
katabolisme karbohidrat dan lemak.

Iklim
Iklim dingin  BMR lebih rendah 10 – 20 % dari wilayah tropis. (adaptasi
kelenjar tiroid)
Suhu Tubuh (co. Demam)

Tidur
Turun 10 – 15 % . Karenapenurunan tonus otot rangka dan aktivitas sistem
saraf simpatis.

Kerja otot yang ringan


co. duduk, berdiri, menjahit, dsb BMR ↑ 25 – 60 %
Malnutrisi
Malnutrisi lama  kecepatan metabolisme turun 20 – 30 % .

Keadaan Emosi
Cemas & Tegang  sekresi epinefrin ↑ & ketegangan otot ↑  BMR ↑
Emosi kuat : meningkatkan taraf metabolisme 5 – 10 % di atas basal

Kerja mental, misal sedang ujian memecahkan soal yang sukar  taraf
metabolisme 3 – 4 %
Energy Balance
• Three possible states of energy balance
– Neutral energy balance
• Energy input = energy output
• Body weight remains constant
– Positive energy balance
• Energy input is greater than energy output
• Energy not used is stored primarily as adipose
• Body weight increases
– Negative energy balance
• Energy input is less than energy output
• Body must use stored energy to supply energy needs
• Body weight decreases
Chapter 17 Energy Balance and Temperature Regulation
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Pusat Lapar & Kenyang
- Hipotalamus lateral (LH)  pusat lapar
Perangsangan : hiperfagia
Lesi : afagia
- Inti Ventromedialis hipotalamus (VMH)  pusat kenyang
Perangsangan : rasa kenyang / afagia
Lesi : hiperfagia

Pusat saraf lain


- Lesi nukleus paraventrikular (PVN)  hiperfagia (khususnya karbohidrat)
- Lesi nukleus dorsomedial hipotalamus  menekan makan
 mekanisme belum jelas
Faktor yang Mengatur Jumlah Asupan Makanan
1. Pengaturan energi
 jangka panjang
 berhubungan terutama dengan pemeliharaan jangka panjang jumlah
normal energi yang disimpan dalam tubuh.
 dikendalikan oleh keadaan gizi tubuh (cadangan energi)
 Teori Glukostatik, Aminostatik dan Lipostatik  pengaruh konsentrasi
glukosa darah, asam amino dan lipid terhadap lapar & makan.

DM  polifagia  karena gagalnya metabolisme glukosa oleh tubuh menyebabkan


berat badan berkurang.
- Hubungan asupan makanan dengan temperatur tubuh
- udara dingin  makan banyak ; dan sebaliknya
- interaksi antara sistem pengatur temperatur & sistem pengatur asupan
makanan di hipotalamus

Pada udara dingin, asupan makan ↑ untuk :


- meningkatkan kecepatan metabolisme
- menyediakan tambahan lemak untuk isolasi

2. Pengaturan pencernaan
 jangka pendek
 berhubungan terutama dengan mencegah kelebihan makan pada setiap
waktu makan.
 - Pengisian Gastrointestinal
GI Tract (terutama lambung & duodenum) teregang  sinyal melalui
n.vagus  menekan pusat makan
LO.4 Mengetahui pengaruh suhu lingkungan
terhadap pengaturan suhu tubuh
• PEMBENTUKAN PANAS:
Aktivitas otot
Asupan makanan
Proses metabolisme tubuh
• PENGELUARAN PANAS:
Panas tubuh dari organ dalam ditransfer ke kulit lalu ke
lingkungan
-Feses dan urin
# Faktor pengeluaran panas:
luas permukaan tubuh
Beda suhu tubuh dan lingkungan
Kelembaban udara
PERTUKARAN PANAS DENGAN LINGKUNGAN

• Radiasi ; emisi energi panas dari permukaan tubuh yang


hangat dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau
gelombang panas. Contoh: sinar matahari atau benda
panas / terbakar. Gelap terang permukaan yang
terpapar panas mempengaruhi sedikit/banyaknya
panas yang terserap.
• Konduksi ; transfer panas melalui kontak langsung.
(padat, cair, gas).. Contoh: tangan memegang sendok
besi panas atau memegang es batu
• Konveksi ; transfer panas melalui udara. Contoh:
hembusan kipas angin.
• Evaporasi ; pengeluaran panas tubuh melalui
penguapan. Contoh: tubuh berkeringat
LO.5 Mengetahui pengaturan
osmolaritas tubuh
Turnover Cairan Tubuh
Keseimbangan antara cairan yang keluar dan cairan yang
masuk (External & Internal Water Exchange) :
Pertukaran Cairan Eksternal
Pemasukan melalui :
Minum
Makanan
Oksigen (cairan dihasilkan dalam proses oksidasi jaringan).
Pengeluaran melalui :
Urine oleh ginjal
Penguapan tidak disadari pada kulit
Keringat
Uap air pada ekspirasi pernafasan
feses
Tubuh dewasa normal : 60 % air, 18 %, 7 % mineral, 15 % lemak
Manusia kehilangan 20 – 22 % cairan tubuh dapat menyebabkan kematian
Cairan Tubuh :
* 60 % total berat badan pada dewasa
* 45 – 55 % total berat badan pada orang tua /manula
* 70 – 80 % total berat badan pada bayi yang baru lahir
* 97 % total berat badan pada embrio manusia
Mekanisme Haus

• Pusat haus terletak di anteroventral hipotalamus dekat dengan sel


penghasil vasopresin
• Pusat control hipotalamus yang mengatur vasopresin (dan
pengeluaran urin) dan rasa haus (dan minum) bekerja secara terpadu
• Sekresi vasopressin & rasa haus dirangsang oleh defisit H2O bebas &
ditekan oleh kelebihan H2O, sehingga keadaan yang mendorong
penurunan pengeluaran urin untuk menghemat H2O tubuh juga
menimbulkan rasa haus untuk mengganti H2O tubuh
• Rasa haus mempengaruhi :
Osmolalitas plasma → tekanan osmotik plasma → proses osmosis sel
Volume darah
Tekanan darah
Angiotensin II
Hipotalamus
Pertukaran Cairan Internal
Sekresi liur (saliva) pencernaan
Filtrasi di pembuluh kapiler tubuh
Filtrasi di pembuluh kapiler glomerolus ginjal
Pembentukan dan absorbsi cairan otak

Semua cairan di atas dapat direabsorbsi kembali


• Peran pusat haus sebagai penerima rangsangan
haus dari osmoreseptor yang akan diproses
hingga menimbulkan feedback negatif yaitu
penghilangan rasa haus, jika terdapat cairan
masuk
• Sebagai Thirst Regulator hingga menimbulkan
keadaan yang homeostasis
• Akan terjadi keadaan yang konstan
(homeostasis) jika terdapat cairan yang masuk
↑ osmolalitas CES → dehidrasi intraselular pusat haus → rasa haus

↓ CES & tekanan darah → mungkin terjadi akibat input neural dari
baroreseptor kardiopulmonar & baroreseptor arterial sistemik di dalam
sirkulasi
→ tidak tergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan
osmolaritas plasma

Angiotensin II
→ distimulasi oleh hipovolemia & tekanan darah rendah → rasa haus →
memulihkan volume darah dan tekanan darah kembali normal, bersama
dengan kerjanya pada ginjal untuk menurunkan eksresi cairan.

Kekeringan pada mulut


→ lega setelah minum walaupun belum diabsorpsi dari saluran cerna

Distensi lambung → penurunan rasa haus hanya berlangsung singkat


Regulation of
Water Intake:
Thirst
Mechanism

Anda mungkin juga menyukai