Anda di halaman 1dari 9

My Blog

PENGUKURAN SUHU TUBUH

Iklan

A.    Pengertian

Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh,
yang diukur dalam unit panas yang disebut derajat.

B.     Fisiologi

Suhu yang di maksud adalah “panas” atau “dingin” suatu substansi. Suhu tubuh adalah
perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar.

Panas yang diproduksi – pengeluaran panas =  suhu tubuh

Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrim dan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu
manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relative konstans. Bagaimana pun
suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini, suhu yang dpat diterima
berkisar dari 36⁰C sampai 38⁰C.Fungsi jaringan dan sel tubuh paling baik dalam rentang
suhu yang relative sempit.

Tempat pengukuran suhu (oral, rectal, aksila, membran timpani, esophagus, arteri pulmoner,
atau bahkan kandung kemih ) merupakan salah satu faktor ang menentukan suhu tubuh klien
dalam rentang sempit ini. Untuk dewasa awal yang sehat rata-rata suhu oral 37⁰C. Pada
praktik klink, perawat mempelajari kisaran suhu dank lien individu. Tidak ada nilai suhu
yang berlaku untuk semua orang.

Pengukuran suhu tubuh ditunjukan untuk memproleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata ang
representatif. Suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Tempat
pengukuran suhu inti merupakan indicator suhu tubuh yang lebih dapat diandalkan daripada
tempat yang menunjukan suhu permukaan.

Tempat pengukuran suhu inti dan suhu permukaan sebagai berikut:

Suhu inti Suhu permukaan


ü  Rectum ü  Kulit
ü  Membran timpani ü  Aksila
ü  Esofagus ü  Oral
ü  Arteri pulmoner
ü  Kandung kemih

Arteri pulmoner menunjukan nilai yang paling representative karena darah bercampur dari
semua bagian tubuh. Pengukuran suhu pada arteri pulmoner merupakan standar dibandingkan
dengan semua tempat ang dikatakan akurat.

C.    Regulasi

Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologi dan prilaku. Agar suhu tubuh
tetap konstan dan berada dalam batas normal, hubungan antara produksi panas dan
pengeluaran panas harus di pertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis
dan kardiovaskular.

 Kontrol neural dan vaskular

Proses pengaturan suhu terletak pada hypotalamus. Hipotalamus terletak antara hemisfer
serebral, mengontrol suhu tubuh sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Suhu yang
nyaman adalah”set point” dimana system panas beroprasi. Di rumah, turunnya suhu
ruangan , mengaktifkan perapian, sebalik nya naik nya suhu mematikan perapian hipotalamus
merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran
panas dan posterior mengontrol produksi panas.

Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set-poin, inpuls akan
dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. (Perhatikan gambar)

Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat fasodilatasi (pelebaran) pembulu darah,


dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan
untuk  meningkatkan pengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh
rebih rendah dari set point, mekanisme konserpasi panas bekerja. Vasokonstriksik
(penyempitan pembuluh darah) mengurangi aliran  darah ke kulit dan ekstrimitas.
Kompensasi produksi panas di stimulasi melalui kontraksi otot volunter dan getar atau
menggigil pada otot. Bila Vasokonstriksik  tidak efektif dalam pencegahan tambahan
pengeluran panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau kord
spinalis yang membawa pesan hipotalamus, dapat menyebabkan perubahan serius pada
kontrol suhu.

D.    Produksi panas

Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme, yang merupakan reaksi kimia pada
semua sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi
metabolism. Termogulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Reaksi
kimia seluler membutuhkan energi untuk membentuk adenosine trifosfat (ATP). Jumlah
energy yang digunakan untuk metabolisme adalah laju metabolik. Aktivitas yang
memerlukan tambahan reaksi kimia meningkatkan laju metabolik. Bila metabolism
meningkat, panas tambahan akan diproduksi. Ketika metabolisme menurun, panas yang
diproduksi akan lebih sedikit. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos,
getaran dan termogenesis tanpa menggigil.

1. Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Jumlah rata-
rata laju metabolik basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormon tiroid juga
mempengaruhi BMR. Dengan cara meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh, hormone
tiroid meningkatkan laju reaksi kimia pada hamper seluruh sel tubuh. Bila hormone tiroid direaksi
dalam jumlah besar, BMR dapat meningkatkan 100% diatas normal. Tidak adanya hormone tiroid
dapat mengurangi setengah jumlah BMR, yang menyebabkan penurunan produksi panas.
Stimulasi system saraf simpatis oleh neropinefrin dan epinefrin juga dapat meningkatkan laju
metabolic jaringan tubuh. Mediator kimia ini menyebabkan glukosa darah turun, yang akan
menstimulasi sel untuk menghasilkan glukosa. Hormone seks pria, testosterone meningkatkan
BMR. Pria memiliki BMR yang lebih tinggi dari pada wanita.
2. Gerakan volunteer seperti aktivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahan energi.
Laju metabolic dapat menigkat diatas 2000 kali normal. Produksi panas dapat meningkat di atas
50 kali normal.
3. Menggigil merupakan respons tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh.
Gerakan otot skelet selama menggigil membutuhkan energi yang signifikan. Menggigil dapat
meningkatkan produksi panas 5 – 5 kali lebih besar dari normal. Panas diproduksi untuk
mempertahankan suhu tubuh.

E.     Macam-Macam Suhu

Ada 2 jenis suhu tubuh :

1. Suhu intiSuhu inti merupakan suhu jaringan tubuh bagian dalam seperti rongga abdomen
dan rongga pelvis.Suhu inti ini relative konstan. Suhu tubuh inti yang normal berada dalam satu
rentang suhu
2. Suhu permukaanSuhu permukaan merupakan suhu pada kulit jaringan subkutan, dan
lemak.Suhu permukaan akan meningkat atau menurun sebagai respon terhadap lingkungan.

F.     Suhu Tubuh Normal

 
Usia Suhu (Celcius)  

Baru lahir 36,8⁰  

1 tahun 36,8⁰  

5-8 tahun 37,0⁰  

10 tahun 37,0⁰  

37,0⁰  
Remaja
 
Dewasa 37,0⁰
G.    Faktor-
Lansia (>70 thn) 36,0⁰ Faktor
Yang
Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Usia

Bayi sangat di pengaruhi oleh suhu lingkungan dan harus di lindungi dari perubahan suhu
yang sangat ekstrim. Suhu tubuh anak akan terus bervariasi dibandingkan suhu orang dewasa
hingga menginjak pubertas atau masa remaja. Sebagai lansia terutama mereka yang berusia
diatas 75 tahun, beresiko mengalami hipotermia (suhu tubuh dibawah 36 °C) karena berbagai
alasan diantaranya :

1. Diet makanan yang tidak adekuat


2. Kehilangan lemak subkutan
3. Kurangnya aktifitas
4. Variasi diurnal (irama sirkadian)

Suhu tubuh normalnya akan berubah sepanjang hari, dengan perbedaan 1°C antara pagi dan
sore hari. Titik suhu tubuh tertinggi biasanya terjadi antara pukul 20.00 dan 24.00 dan titik
suhu tubuh terendah saat tidur, yaitu pada pukul 04.00 dan jam 06.00.

2. Olahraga

Kerja berat dan olahraga yang keras dapat meningkatkan suhu tubuh hinga 38,3-40°C apabila
di ukur mulai rectal

3. Hormon

Wanita biasanya mengalami fluktuasi hormone lebih sering dari pada pria. Pada wanita
sekresi prpogensterone pada saat ovulasi akan meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3- 0,6°C

4. Strees

Stimulasi pada system sarap simpatis dapat meningkatkan epinefrin dan norepunefrin yang
akan meningkatkan aktifitas metabolism basal dan produksi panas. Perawat dapat
memperkirakan bahwa klian yang sangat stres atau sangat cemas akana mengalami
peningkatan suhu karna alasan tersebut.

5. Linkungan

Suhu tubuh yang ekstrem dapat mempengaruhi sitem pengaturan suhu tubuh seseorang .

1. H.    Kelebihan Dan Kekurangan Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh

No Lokasi Keuntungan Kekurangan

1 Oral Mudah di akses dan  Thermometer kaca dapat


nyaman pecah bila tergigit
 Nilai tidak akurat apabila
kilen barusajan
mengkomsumsi cairan atau
makanan yang dingin, panas,
dan merokok
 Dapat melukai mulut
setelah pembedahan oral

2 Rectal  Hasil reliabel 


 Menunjukan
suhu inti
 Tidak nyaman
dan lebih tidak
menyenangkan bagi
kien .
 Sulit dilakukan
pada klien yang
tidak dapat miring
kanan dan kiiri
 Dapat melukai
rectum setelah
pembedahan
rectum
 Berespon
secepat
thermometer oral
ketika terjadinya
perubahan pada
suhu anteri, fakta
yang berpotensi
membahayakan bagi
klien yang febris
karena biasa saja
diperoleh informasi
yang salah
 Adanya fase
dapat mengganggu
penepatan
thermometer
 Apabila fase
lunak thermometer
dapat masuk pada
fase dan bukan
menempel pada
rectum.

3 Aksila Aman dan noninvasif Thermometer harus di pasang


untuk waktu yang lama agar
memperoleh hasil yang akurat

4 Memb ran timpani  Mudah di akses


 Mencerminkan
suhu inti
 Sangat cepat
 Dapat
menimbulkan rasa
yang tidak nyaman
dan beresiko
melukai membrane
apabila ujung
thermometer di
masukan terlalu jauh
kedalam lubang
telinga
 Pengukuran
yang berulang dapat
menunjukan hasil
yang berbeda
 Hasil
pengukuran pada
membrane timpani
sebelah kanan dan
sebelah kiri dapat
berbeda.
  ada serumen
dapat
mempengaruhi
bacaan hasil.

5 Kulit  Murah o
 Memberi
pembacaan yang
kontinu
 Aman dan non
invasif
o Penguk
uran lebih lambat
dari tempat
pengukuran lain
selama
perubahan suhu,
khususnya pada
saat hipertemia
o Diapho
resis atau
keringat dapat
mengganggu
adhesi

1. I.       Pengeluaran Panas

Panas akan keluar dari tubuh melalui proses :

 Radiasi : perpindahan panas dari permukaan suatu objek kepermukaan lain tanpa keduanya
bersentuhan (thibodeau dan patton  1993). Panas melalui gelombang electromagnetic. Aliran
darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah permukaan.
Jumlah panas yang dibawa kepermukaan tergantung dari tingkat vasokonstriksi dan vasodilatasi
yang di atur oleh hipotalamus. Panas yang menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih dingin di
sekelilingnya . penyebaran meningkat bila perbedaan suhu antara objek juga meningkat.

contoh : 60% pengeluaran panas pada seseorang yang tidak mengenakan pakaian dan berdiri
pada ruangan dengan suhu normal adalah melalui radiasi (Guyton, 1996)
 Konduksi : perpindahan panas dari suatu molekul ke molekul lainnya yang suhunya lebih
rendah. Terjadinya kontak langsung antara molekul dan biasanya menyebabkan kehilangan panas
yang sangat sedikit, misalnya :ketika tubuh direndam air yang dingin. Jumlah perpindahan panas
tergantung pada perbedaan suhu dan jumlah serta lama kontak antar  molekul.
 Konveksi : merupakan perpindahan panas melalui aliran udara, tubuh biasanya memiliki
sedikit udara hangat sekelilingnya. Udara hangat ini naik dan digantikan oleh udara yang lebih
dingin, sehingga individual akan selalu kehilangan sedikit panas lewat konveksi.
 Evaporasi : proses perpindahan energi panas ketika cairan tubuh berubah menjadi gas.
Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap (Guyton,
1991). Tubuh secara continue kehilangan panas melalui evaporasi. Kira-kira 600-900 ml sehari
menguap dari kulit dan paru, mengakibatkan kehilangan air dan panas. Kehilangan normal ini di
pertimbangkan kehilangan air tidak kasat mata dan tidak memakai peran utama dalam mengatur
suhu.

1. J.      Macam-Macam Thermometer
1. Thermometer air raksa-kaca : thermometer yang terubuat dari tabung kaca yang
pada salah satu ujungnya ditutup dan ujung lainnya dengan pentolan air raksa

Ada 3 jenis thermometer kaca, yaitu

1. Oral (ujungnya ramping)


2. Stubby, dan
3. Rectal (ujungnya berbentuk buah pir).

Gambar !

Thermometer Elektronik : thermometer yang terdiri atas unit tampilan tenaga baterai yang
dapat diisi ulang, kabel kawat yang tipis dan alas yang memproses suhu yang di bungkus
dengan kantung plastik sekali pakai.

Gambar !

Thermometer Kimia Sekali Pakai : thermometer yang digunakan sekali pakai dan
penggunaan tunggal berbentuk strip kecil yang terbuat dari plastik dengan sensor suhu pada
pada salah satu ujungnya.

Gambar !

Plester Sensitif Suhu : thermometer pengukur suhu yang berbentuk plester yang dapat
digunakan untuk memperoleh gambaran umum suhu permukaan tubuh. Alat ini tidak
mengindikasikan suhu inti tubuh. Plester ini berisi cairan krostal, ketika alat ini diletakan
pada kukit biasanya dahi atau abdomen, digit suhu pada plester ini akan berespon berubah
warna sesuai suhu pasien.

Gambar !

Thermometer Inframerah : thermometer yang dapat mendeteksi panas tubuh dalamm


bentuk energi inframerah yang dipancarkan oleh suatu sumber panas, di saluran telinga yaitu
membrane timpani.

Gambar !
K.    Perubahan suhu

Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi set point hipotalamus.
Perubahan ini dapat berhubungan dengan produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas
yang berlebihan/dan produksi panas yang minimal. Pada Sifat perubahan tsb mempengaruhi
masalah klinis yang dialami klien.

1. Demam

Hiperpireksia atau demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh abnormal. Tingkat ketika demam mengancam kesehatan seringkali
merupakan sumber yang diperdebatkan diantara pemberi perawat kesehatan. Demam
biasanyatidak berbahaya jika berada pada suhu dinawah 39⁰C.

Berikut beberapa pola demam :

 Terus menerus : tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1⁰C sampai 2⁰C.
 Intermiten  : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu kembali normal
paling sedikit dalam 24 jam.
 Remiten  : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
 Relaps  : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal, episode demam dan
normotemia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

2. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi apabila diaphoresis yang banyak mengakibatkan kehilangan
cairan dan elektrolit yang berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang sangat panas. Tanda
dan gejala kurangnya volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.
Tindakan yang pertama yaitu memindahkan klien kelingkungan yang lebih dingin serta
memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.

4. Hipertermia

Hipertermia yaitu peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidak mampuan tubuh untuk
meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas.

5. Heatstroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke. Klien yang
beresiko termasuk yang masih sangat mudaatau sangat tua yang memiliki penyakit
kaediovaskular, hipotoroidisme, diabetes, atau alkoholik. Yang juga termasuk beresiko
adalah yang mengkonsumsi orang yang dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk
mengeluarkan panas (miss : Fenotiazim, antikolirgenik, diuretic, amfetamin dan antagonis
resptor  beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat
(miss : atlet, pekerja kontruksi dam petani)

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan malfungsi
hupotalamus. Heatstroke  dengan suhu  >40,5⁰C mengakibatkan kerusakan jarungan jaringan
pada sel dari semua organ tubuh.
6. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk memproduksi panas akibat hipotermia.

Ketika suhu tubuh turun menjadi 35⁰C klien mengalami gemetar yang todak terkontrol,
hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh menurun dibawah 34,4⁰C
frekuensi jantung pernafasan dan tekanan dalam turun.

Jika hipotermia terus berlangsung, klien akan mengalami disritmia jantung, kehilangan
kesadaran dan tidak responsif terhadap stimulus nyeri. Dalam kasus hipotermia berat, klien
dapat menunjukan tanda klinis yang mirip dengan orang mati misalnya tidak ada respon
terhadap stimulus dan nadi serta pernafasan sangat lemah.

Berikut klasifikasi hpotermia :

Celcius (C) Fahrenheit (F)

Ringan 33⁰ – 36⁰ 91,4⁰ – 96,8⁰

Sedang 30⁰ – 33⁰ 86,0⁰ – 91,4⁰

Berat 27⁰ – 30⁰ 80,6⁰ – 86,0⁰

Sangat berat <30⁰ <80,6⁰

Anda mungkin juga menyukai