Anda di halaman 1dari 20

SOEKARNO

HILMI AULIA RACHMAN ( 182050400 )


DWI NURUL FAUZIAH ( 182050407 )
MUHAMAD FAHMI F ( 182050411 )
MUTIA FITRA PUSVITA ( 182050415 )
RASIL KHAIRIN ( 182050423 )
Riwayat Hidup dan Pendidikan
 Biografi Soekarno
 Nama lengkap : Ir. Soekarno
 Nama panggilan : Bung Karno
 Nama kecil : Kusno
 Tempat, tanggal lahir : Blitar, 6 Juni 1901
 Agama : Islam
 Nama Isteri :
 Fatmawati
 Hartini
 Ratna Sari Dewi
 Nama Anak :
 Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, Guruh (dari Fatmawati)
 Taufan, Bayu (dari Hartini)
 Kartika (dari Ratna Sari Dewi)
 Pendidikan :
 HIS di Surabaya
 Hoogere Burger School (HBS)
 Technische Hoogeschool (THS) di Bandung
 Bung Karno adalah nama populer dari Soekarno. Lahir pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa
Timur. Ketika Soekarno kecil, ia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya yang berada di
Blitar. Ia tinggal bersama dengan kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur. Soekarno bahkan sempat mengenyam sekolah disana walau tidak
sampai selesai, karena harus ikut bersama dengan orang tuanya yang pada waktu itu
pindah ke Mojokerto. Di Mojokerto, Soekarno kemudian disekolahkan di Eerste Inlandse
School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Akan tetapi kemudian ia
dipindahkan pada tahun 1911 ke ELS yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan
masuk di HBS yang ada di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915,
Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS
Cokroaminoto yang merupakan sahabat dari ayah Soekarno. Darisanalah Soekarno kenal
dengan dunia perjuangan yang membuatnya menjadi pejuang sejati
PENDIDIKAN

 Saat di Mojokerto, ayah Ir Soekarno menyekolahkan Soekarno kecil di tempat sang


ayah menjadi guru. Tetapi di tahun 1911 ayahnya memindahkan Soekarno ke sekolah
ELS ( Europeesche Lagere School ) yang bertujuan agar nantinya Soekarno bisa
mudah masuk ke HBS ( Hogere Burger School ) yang ada di Surabaya. Soekarno
selanjutnya tinggal bersama Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau kini banyak yang
lebih mengenal dengan nama H.O.S Cokroaminoto dimana beliau ini adalah teman dari
ayah Soekarno yang juga dikenal pendiri Serikat Islam.
 Saat di rumah Cokroaminoto, Soekarno yang masih muda mulai belajar dalam dunia
politik. Soekarno muda juga belajar untuk pidato dengan cara melakukannya sendiri di
kamarnya di depan cermin. Di sekolahnya, Hogere Burger School, Soekarno pun
memperoleh banyak sekali ilmu terkait banyak hal. Setelah menyelesaikan pendidikan
di Hogere Burger School di tahun 1921, kemudian Soekarno pindah ke Bandung lalu
tinggal bersama Haji Sanusi yang kemudian melanjutkan sekolah ke THS ( Technische
Hooge School ) di jurusan teknik sipil dimana saat ini sudah menjadi ITB lalu kemudian
bisa lulus di tanggal 25 Mei 1926 sehingga mendapatkan gelar Insinyur atau Ir.
Soekarno di Masa Pergerakan Nasional

 Masa pergerakan nasional tahun 1926 Soekarno mendirikan Algemene Studie Club yang
ada di Bandung. Ternyata organisasi ini jadi awal mula mendirikannya Partai Nasional
Indonesia dimana didirikan di tahun 1927. Selanjutnya aktivitas Soekarno di Partai Nasional
Indonesia pun menyebabkannya ditangkap oleh Belanja pada Desember 1929 lalu
memunculkan pledoi fenomenal saat itu yaitu Indonesia Menggugat. Beliau kemudian
dibebaskan saat 31 Desember 1931.
 Selanjutnya Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia atau Partindo pada Juli 1932
dimana partai ini adalah pecahan Partai Nasional Indonesia. Karena aktivitasnya ini,
Soekarno pun kembali ditangkap pada Agustus 1933 lalu diasingkan ke Flores. Pada
kondisi ini, Soekarno pun hampir dilupakan para tokoh nasional karena lokasinya yang jauh
dan terasing. Meski begitu, semangat Soekarno pun tidak pernah runtuh meski dalam
pengasingan yang bisa tersirat dari setiap surat ke Ahmad Hassan yang merupakan Guru
Persatuan Islam. Biografi Soekarno masih berlanjut dalam masa pengasingan yang
dipindahkan ke Provinsi Bengkulu di tahun 1938. Soekarno pun bisa bebas di masa
penjajahan Jepang di tahun 1942.
Soekarno di Masa Penjajahan Jepang

 Ketika awal masa penjajahan Indonesia oleh Jepang sekitar tahun 1942 sampai 1945,
pemerintah Jepang masih belum memperhatikan tokoh dari pergerakan Indonesia. Hal
ini bisa terlihat dari Gerakan 3A yang tokohnya adalah Shimizu dan Mr. Syamsuddin
dimana mereka berdua kurang populer. Tapi pada akhirnya pada masa pemerintahan
Jepang, tokoh Indonesia ini kemudian mulai diperhatikan lalu dimanfaatkan juga mulai
dari Soekarno, Moh Hatta dan masih banyak lagi beserta organisasinya, sehingga
diusahakan bisa menarik perhatian dari penduduk Indonesia.
 Saat masa penjajahan Jepang dimana disebutkan ragam organisasi mulai dari Jawa
Hokokai, BPUPKI, Pusat Tenaga Rakyat (Putera) hingga PPKI dengan tokoh mulai
dari Soekarno, Moh Hatta, Ki Hajar Dewantara, hingga K.H Mas Mansyur dan tokoh
yang lainnya yang aktif dalam aktivitas pergerakan nasional. Akhirnya, para tokoh
nasional ini kemudian bekerja sama bersama pemerintah Jepang dalam mencapai
kemerdekaan Indonesia. Meski begitu, tetap ada yang melakukan gerakan bawah
tanah yaitu Amir Sjarifuddin dan Sutan Syahrir, mengingat mereka menganggap jika
Jepang merupakan fasis berbahaya.
Soekarno di Antara Para Pemimpin Dunia
Di tahun 1943, Hideko Tojo yang merupakan Perdana Menteri Jepang mengundang para tokoh
Indonesia yakni Soekarno, Moh Hatta hingga Ki Bagoes Hadikoesoemo menuju Jepang dan
langsung diterima oleh Kaisar Hirohito. Bintang kekaisaran yaitu Ratna Suci pun diberikan
kepada ketiga tokoh tersebut oleh Kaisar Hirohito. Penganugerahan ini pun menjadikan
pemerintahan pendudukan Jepang kaget lantaran karena adanya penganugerahan bintang itu
maka ketiga tokoh dari Indonesia tersebut sudah dianggap sebagai keluarga dari Kaisar Jepang
itu.
Namun saat Agustus 1945 beliau kembali diundang Marsekal Terauchi yang merupakan
pimpinan Angkatan Darat di wilayah Asia Tenggara di daerah Vietnam dimana menyatakan jika
proklamasi Indonesia adalah urusan dari rakyat Indonesia. Tetapi karena banyaknya Soekarno
berhubungan dengan pemerintahan Jepang dan badan organisasi Jepang menjadikan Soekarno
pun justru dituduh Belanda sudah bekerja sama dengan pihak Jepang misalnya dalam kasus
romusha.
Soekarno di Masa Perang Revolusi

 Menjelang persiapan Proklamasi kemerdekaan RI, Soekarno pun mulai mempersiapkan


segalanya bersama para tokoh nasional. Setelah sudah BPUPKI selesai, terbentuklah
Panitia Kecil yang beranggotakan 8 orang resmi dan Panitia Kecil yang beranggorakan
sembilan orang dimana disebut Panitia Sembilan dan menghasilakan piagam yang
dikenal dengan Piagam Jakarta dan juga PPKI. Soekarno dan Moh Hatta pun
mendirikan Negara Indonesia yang berdasar Pancasila beserta UUD 1945.
 Menjelang pembacaan teks proklamasi, Presiden Soekarno menyatakan jika meski
beberapa tokoh bekerja sama dengan pihak Jepang, namun sebetulnya rakyat
Indonesia tetap mengandalkan kekuatannya sendiri dalam mengusahakan
kemerdekaan. Dalam biografi Soekarno, disebutkan jika beliau amat aktif dalam usaha
persiapan kemerdekaan misalnya dengan merumuskan Pancasila, UUD 1945 hingga
dasar pemerintahan Indonesia hingga perumusan naskah proklamasi kemerdekaan
juga. Beliau sempat juga dibujuk untuk bisa menyingkir ke Rengasdengklok sehingga
ada peristiwa Rengasdengklok yang selalu disebutkan dalam sejarah bangsa Indonesia.
 Setelah pertemuannya dengan Marsekal Terauchi di Vietnam, maka terjadilah
peristiwa Rengasdengklok di tanggal 16 Agustus 1945 dimana Soekarno dan Moh
Hatta yang dibujuk pemuda menyingkir ke asrama pasukan PETA di Rengasdengklok.
Tokoh pemuda pembujuk Soekarno dan Moh Hatta diantaranya adalah Soekarni,
Wikana, Singgih hingga Chairul Saleh. Pemuda ini menuntut Soekarno dan Moh Hatta
untuk bisa segera memproklamasikan kemerdekaan RI lantaran Indonesia sedang
terjadi kevakuman kekuasaan.
 Kevakuman kekuasaan ini sebetulnya terjadi lantaran Jepang sudah mengaku
menyerah dan pasukan sekutu pun belum tiba. Meski begitu Soekarno dan Moh Hatta
tetap menolak karenalasannya adalah masih menunggu kejelasan dari penyerahan
Jepang ini. Alasan lain ini adalah karena Soekarno sedang menunggu tanggal tepat
yaitu 17 Agustus 1945 dimana saat itu sedang bertepatan bulan Ramadhan dimana
diyakini sebagai bulan turun wahyu untuk kaum muslim yaitu Al-Qur’an sehingga
proklamasi pun tetap dilakukan di tanggal 17 Agustus 1945.
 Selanjutnya di tanggal 18 Agustus 1945, PPKI kemudian mengangkat Presiden
dan Wakil Presiden RI yang pertama yaitu Soekarno dan Moh Hatta.
Pengangkatan ini kemudian dikukuhkan di tanggal 29 Agustus 1945 oleh KNIP.
Baru sebentar jadi Presiden, Soekarno di tanggal 19 September 1945 sudah
mampu menyelesaikan masalah tanpa adanya pertumpahan darah yang ada di
Lapangan Ikada dimana ada 200 ribu lebih rakyat Jakarta yang berencana
bentrok dengan pasukan Jepang dengan senjata yang masih lengkap.
 Ketika sekutu datang dengan pimpinan saat itu adalah Letjen. Sir Phillip
Christison, mereka pun akhirnya mengakui dengan de facto kedaulatan Indonesia
setelah adanya pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden pun berusaha
keras untuk bisa menyelesaikan krisis yang saat itu terjadi di Surabaya. Tetapi
karena adanya provokasi dari pasukan Belanda dan membonceng sekutu di
bawah Inggris, pada akhirnya peristiwa 10 November 1945 tetap meledak yang
akhirnya menggugurkan pahlawan Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.
 Karena itu Presiden Soekarno pun memutuskan memindah Ibukota yang awalnya di
Jakarta kemudian pindah ke Yogyakarta yang diikuti oleh Wakil Presiden beserta
pejabat tinggi lain. Kedudukan Presiden Soekarno berdasar UUD 1945 saat itu adalah
selaku kepala pemerintahan namun juga kepala negara. Namun selama adanya
revolusi saat itu, sistem pemerintahannya berubah menjadi semi presidensiil dimana
Presiden Soekarno adalah kepala negara lalu Sutan Syahrir menjadi Perdana menteri
yakni kepala pemerintahannya. Hal ini adalah jalan agar Indonesia menjadi negara
yang lebih demokratis.
Soekarno di Masa Kemerdekaan
 Setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Presiden Soekarno
pun diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat sdengan Mohamad Hatta
sebagai Perdana menterinya. Lalu jabatan Presiden RI diberikan kepada Mr Assaat
dimana dikenal sebagai RI Jawa-Yogya saat itu. Meski begitu, karena tuntutan
Indonesia menjadi yang ingin Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, maka 17
Agustus 1950 RIS diubah kembali menjadi RI dan Soekarno kembali menjadi
Presiden RI. Saat itu Indonesia sedang mengalami jatuh bangun kabinet dimana
Presiden Soekarno kurang percaya pada sistem multipartai dan menyebut sebagai
penyakit kepartaian.
 Selain itu, Presiden Soekarno juga memberikan banyak gagasan di dunia internasional karena
keprihatinan pada nasib bangsa di Asia-Afrika yang banyak belum merdeka dan belum memiliki
hak menentukan nasib sendiri. Hal ini juga yang menjadikan Presiden Soekarno mengambil
inisiatif mengadakan Konferensi Asia Afrika di tahun 1955 saat itu di Bandung. Di Konferensi
tersebut, para pimpinan negara ini kemudian membocarakan berbagai macam persoalan mulai
dari ketimpangan, kekhawatiran kemunculan perang nuklir, ketidakadilan badan-badan
internasional dalam hal pemecahan konflik dan banyak lagi menjadi hal yang dibicarakan di
sana.
 Bersama dengan Presiden Gamal Abdel Nasser (Mesir), Josip Broz Tito (Yugoslavia), U Nu
(Birma), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan) dan Jawaharlal Nehru (India), Presiden Soekarno
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan membuahkan Gerakan Non Blok. Atas jasanya ini,
banyak negara di kawasan Asia dan Afrika yang bisa mendapatkan kemerdekaan. Meski begitu
tak sedikit juga yang mengalami konflik panjang lantaran ketidakadilan. Atas jasa besarnya inilah
tak heran jika banyak penduduk di kawasan Asia dan Afrika yang mengenal Soekarno. Untuk
bisa menjalankan politik bebas aktif dunia internasional, maka Presiden Soekarno juga
berkunjung ke beberapa negara dan bertemu para pimpinan negara lain seperti John Fitzgerald
Kennedy (Amerika Serikat), Nikita Khruschev (Uni Soviet), Mao Tse Tung (RRC) hingga Fidel
Castro (Kuba).
Masa Jatuhnya Sang Presiden
 Meski banyak sekali jasa dari Presiden Soekarno, namun beliau juga mengalami
masa jatuh dimana dimulai sejak beliau berpisah dengan Wakil Presiden Moh Hatta
di tahun 1956 karena pengunduran diri Moh Hatta dari dunia politik Indonesia. Belum
lagi dengan banyaknya pemberontakan dari separatis dan terjadi di wilayah
Indonesia. Puncak pemberontakan ini pun terjadi dengan adanya G 30 S PKI dimana
menjadikan Presiden Soekarno tidak mampu memenuhi impiannya untuk menjadikan
bangsa Indonesia sejahtera serta makmur.
 Setelah itu Soekarno mengalami pengucilan yang dilakukan oleh Presiden pengganti
yaitu Soeharto. Soekarno yang sudah tua pun kerap sakit dan akhirnya wafat di
tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta tepatnya di Wisma Yaso. Jenazah beliau dikuburkan
di Blitar dan sampai saat ini menjadi ikon Blitar. Tiap tahun, jutaan wisatawan kerap
dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, apalagi saat ada haul
Bung Karno.
Penghargaan yang diperoleh Soekarno
 Semasa hidup, Soekarno memperoleh banyak penghargaan mulai dari gelar Doktor
Honoris Causa yang didapat dari 26 universitas dari dalam dan luar negeri. Beliau
juga mendapatkan penghargaan berupa bintang kelas satu yakni The Order of the
Supreme Companions yang diberikan Thabo Mbeki yakni Presiden Afrika Selatan
karena mampu mengembangkan solidaritas secara internasional demi bisa melawan
bentuk penindasan dari negara maju. Itulah sekelumit biografi Soekarno, sang
Proklamator kebanggaan Indonesia yang bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk
seluruh rakyat Indonesia atas kegigihan, semangat dan kecerdasannya demi
membangun negara.

Anda mungkin juga menyukai