M AT E R I RUA N GA N
Oleh :
Paryanto
Bidang Pemetaan Federasi Orienteering Nasional
Provinsi Lampung
NAVIGASI DARAT
PENGANTAR
Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam,pengetahuan
peta dan kompas serta cara penggunaannya adalah mutlak
harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan
tidak dikenal akan lebih dipermudah dengan memanfaatkan
keterampilan yang menggunakan peta dan kompas.
Pengetahuan navigasi darat ini juga berguna bila suatu saat
tenaga kita dibutuhkan untuk usaha-usaha pencarian dan
penyelamatan korban kecelakaan ataupun tersesat di gunung
dan hutan, serta bencana alam. Dalam hal ini, banyak bidang-
bidang tertentu yang memerlukan pengetahuan navigasi.
PENGERTIAN NAVIGASI DARAT
Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan
baik di medan sebenarnya ataupun di peta. Istilah navigasi
pada umumnya digunakan untuk keperluan pelayaran dan
penerbangan. Penambahan kata darat pada navigasi lebih
ditekankan pada penggunaan di daratan antara lain meliputi
gunung, sungai, lembah, rawa dan sebagainya.
►Kunci untuk memahami navigasi adalah:
Mampu merekam dan membaca gambaran permukaan fisik
bumi.
Mampu menggunakan peralatan pedoman arah.
Untuk memahami kedua hal tersebut navigasi darat dibantu
dengan peralatan peta dan kompas. Keduanya digunakan
bersamaan dan mempunyai fungsi yang saling menunjang.
Navigasi darat tidak usah dihapalkan akan tetapi lebih banyak
dilatihkan untuk dipraktekkan.
TUJUAN MEMPELAJARI NAVIGASI DARAT
Adalah pengetahuan untuk menentukan posisi dan arah perjalanan
secara tepat baik di medan sebenarnya ataupun posisi di peta.
Teliti akan medan lintasan yang telah, sedang, dan akan dilalui.
Keterampilan ini membuat daya jelajah anda semakin jauh dan luas
dari yang anda bayangkan.
BENTUK MEDAN
KENAMPAKAN DI PETA
DALAM BENTUK SIMBOL
GARIS
Sifat – sifat Garis Kontur
Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan
untuk menginterprestasikan peta, yaitu kemampuan
membaca peta dan membayangkan keadaan medan
sebenarnya.
Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat garis
kontur, sebagai berikut :
Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu
mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila
disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah.
Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap
walaupun kerapatan kedua garis berubah-ubah.
Daerah datar mempunyai kontur yang jarang-jarang,
sedang daerah terjal/ curam mempunyai kontur rapat.
puncak.
PETA RUPABUMI
Kenampakan bentuk medan
Punggungan
bukit
Mengenal Tanda Medan
puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah
antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang
menyolok.
Lembah yang curam, sungai pertemuan anak sungai, kelokan
sungai, tebing-tebing ditepi sungai.
Belokan jalan, jembatan, (perpotongan jalan dan sungai),
ujung desa, simpang jalan.
Punggungan gunung/ bukit terlihat dipeta sebagai rangkaian
kontur berbentuk huruf ‘U” yang ujungnya melengkung
menjauhi puncak.
Lembah terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur berbentuk
huruf ‘V” yang ujungnya tajam dan menjorok kearah puncak.
Kompas
Bagian-bagian kompas
Secara fisik kompas terdiri dari:
a. Badan
Tempat komponen-komponen kompas lainnya berada.
b. Jarum
Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi
bagaimanapun (dengan syarat kompas tidak dipengaruhi oleh
medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya).
c. Skala Penunjuk
Menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Celah
Jarum Magnet Bidik Lensa
Cincin Kalibrasi Bidik
Kawat Bidik
Garis Azimuth
Cincin
Ibu Jari
U = 360º atau Oº
T = 90º
S = 180º
B = 270º
Catatan:
Perhatikan!!! skala derajat setiap
kompas berbeda
Jenis-jenis Kompas
45°
A (45 ̊ ) C
B
B (270 ̊ )
225°
A