Anda di halaman 1dari 41

Pelatihan Perawat Terampil Anestesi

(1)
Maret 2019
RSSA
Tanggung Jawab Perawat

4 (Empat) Aspek

KeTuhanan Etik Keilmuan Hukum

 KeTuhanan : sumpah sebelum melakukan pekerjaan


 Etik : Kode Etik Keperawatan
 Keilmuan: sesuai standar ilmu keperawatan
 Hukum: sesuai ketentuan peraturan perundangan
Tanggung Jawab kepada Tuhan  Sumpah
Perawat
Demi Allah SwT (sesuai agama masing-2), saya bersumpah bahwa saya :
 Sbg ahli Madya/sarjana keperawatan, akan menjalankan tugas saya
sebaik-baiknya menurut UU yg berlaku dg penuh tanggung jawab dan
kesungguhan. (UU apa saja?)
 Dlm menjalankan tugas atas dasar kemanusiaan, tidak akan membeda-
bedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan agama.
 Dlm menjalankan tugas akan membina kerjasama, keutuhan dan
kesetiakawanan dg Teman Sejawat.
 Tidak akan menceritakan kepada siapapun segala rahasia yg
berhubungan dg tugas saya, kecuali jika diminta pengadilan utk
keperluan kesaksian.
• Semoga Allah SwT memberi kekuatan kepada saya
Tanggung Jawab thd Tuhan
Kedudukan Sumpah dalam Hukum Agama
“Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggung jawabannya.” (arti QS Al An’aam
152)
“Dan tepatilah perjanjian dg Allah apabila kamu berjanji
dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu,
sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan
Allah sbg saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yg kamu perbuat.” (arti QS An Nahl 91)
Sumpah dg menyebut nama Allah,
tunduk kepada hukum Allah
Bila pasien meninggal karena kesalahan/kelalaian perawat
 sanksi pada QS An Nisa’ 92, artinya : ”…… dan
barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
salah/tidak sengaja, (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yg beriman dan membayar diat yg
diserahkan kpd keluarganya (si terbunuh), kecuali jika
mereka (keluarga) bersedekah……. Barangsiapa tidak
memperolehnya, maka hendaklah (si pembunuh) berpuasa
2 bulan berturut-turut sbg cara taubat kpd Allah. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Contoh : Bila perawat melaksanakan tugas tidak
profesional, kmd pasien meninggal
Kode Etik Keperawatan
Disusun oleh DPP PPNI melalui Munas PPNI di Jakarta,
29 Nopember 1989.
Td 5 bab sbb :
1. Tanggung Jawab Perawat thd Klien
2. Tanggung Jawab Perawat thd Tugas
3. Tanggung Jawab Perawat thd Sejawat
4. Tanggung Jawab thd Profesi
5. Tanggung Jawab Perawat thd Negara
• Masing-masing bab terbagi dlm beberapa pasal shg
jumlah seluruh pasal dlm 5 bab tsb ada 17 pasal.
Beberapa Pasal dlm Kode Etik Keperawatan
Perawat dlm melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman
pada tanggung jawab yg bersumber dari adanya kebutuhan thd
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. (bab 1 pasal 1). Apa
yg dimaksud dg kebutuhan thd keperawatan individu?
Perawat, dlm melaksanakan kewajibannya thd individu, keluarga dan
masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dg martabat
dan tradisi luhur keperawatan (bab 1 pasal 3)
Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yg tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dg kebutuhan individu, keluarga,
dan masyarakat (bab 2 pasal 1)
Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dg
menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yg luhur. (bab 4 pasal 2)
Kasus Pelanggaran Etik yg Berpotensi Berakibat
Hukum
Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan
pasien/klien dlm melaksanakan tugas keperawatannya, serta
matang dlm mempertimbangkan kemampuan jika menerima
atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yg ada
hubungannya dg keperawatan.(bab 2 pasal 5)
Kasus : pendelegasian wewenang yg salah !
 Menyuruh mhs.Akbid menyuntik K Cl IV
 Menyuruh pelajar SMK utk memasang infus
 Menyuruh melepas infus tanpa mempertimbangkan keselamatan
pasien yg mendapat injeksi antibiotika.
 Menyuruh mengganti infus (tidak diajari bagaimana agar tidak
ada udara yg masuk).
Tanggung Jawab Keilmuan/ Profesional
Unsur profesi :
 Knowledge
 Skill
 Proffesional attitude : siap melakukan pertolongan sesuai
dg kewenangan dan kompetensi yg dimiliki tanpa
mempertimbangkan keuntungan materi terlebih dahulu.
Tanggung Jawab Hukum
Lex spesialis dalam pelayanan kesehatan :
1. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No.44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit
3. UU No.36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan
4. UU No.38 tahun 2014 ttg Keperawatan
UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan (1)
Dasar hukum gugatan pasien (pasal 58) :
(1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi thd seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yg menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dlm pelayanan
kesehatan yg diterimanya.
(2) Tuntutan ganti rugi sbgm dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku
bagi nakes yg melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dlm keadaan darurat.
(3) Ketentuan mengenai tatacara pengajuan tuntutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Contoh kasus : pasien APB, SC gugat ke PN, karena pw incisie
masih kesakitan. Tatacara mengajukan tuntutan diatur dlm HIR
dan KUH Perdata.
UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan (2)
Ketentuan Pidana pasal 190 – pasal 201, a.l :
 Tidak melakukan pertolongan GADAR/bencana tanpa
UM (pasal 190 ayat 1 & 2)
 Jual beli organ 10 th & 1 miliar (ps.192)
 Aborsi tidak sesuai ps.75 ayat (2)  10 th & 1 miliar
(pasal 194)
 Dg sengaja jual beli darah  5 tahun dan denda 500 juta
rupiah (pasal 195)
 Kefarmasian (pasal 196-198)
 Melanggar kawasan tanpa rokok (pasal 199 ayat 2)
UU No.44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit
Yg harus diketahui tenaga kesehatan yg bekerja di RS :
1. Kewajiban RS thd pasien (pasal 29 ayat 1 huruf a sd t
dan ayat 2)
2. Hak pasien (pasal 32 huruf a sd r)
3. Dasar hukum gugatan pasien (pasal 32 huruf q dan 46)
Kewajiban RS thd Pasien
(pasal 29 UU Rumah Sakit)
a. Memberikan informasi yg benar ttg yan RS kpd masyarakat;
b. Memberi yankes yg aman, bermutu, anti diskriminasi, dan
efektif dg mengutamakan kepentingan pasien sesuai dg
std.yan RS (kasus : RS Pinatih)
c. Memberikan yan GADAR sesuai dg kemampuan
pelayanannya (kasus Debora);
d. Peran aktif dlm yankes pada bencana  tolak : pidana
e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin;
f. Melaksanakan fungsi sosial, mis. Ambulans gratis, gadar
tanpa UM, yankes dlm misi kemanusiaan (KLB,bencana)
g. Sd t.
Hak pasien (pasal 32 a -g UU Rumah Sakit)
a. Memperoleh informasi ttg tata tertib dan peraturan yg
berlaku di RS
b. Memperoleh informasi ttg hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yg manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi;
d. Memperoleh yankes yg bermutu sesuai dg std.profesi dan
std.prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yg efektif dan efisien shg pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yg
didapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dg
keinginannya dan peraturan yg berlaku di RS;
Hak Pasien (pasal 32 h-m UU Rumah Sakit)
h. Meminta konsultasi ttg penyakit yg dideritanya kpd Dokter
lain yg memiliki SIP baik didalam maupun diluar RS
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yg diderita
termasuk data-data medisnya;
j. Mdpt informasi yg meliputi : Dx dan tatacara tindakan
medis, tujuan tind.medis, alternatif tind., risiko dan
komplikasi yg mungkin terjadi, dan prognosis thd tindakan
yg dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yg
akan dilakukan oleh nakes thd penyakit yg dideritanya,
l. Didampingi keluarganya dlm keadaan kritis;
m. Menjalankan ibadah sesuai agama auat kepercayaan yg
dianutnya slm hal itu tidak mengganggu pasien lainnya,
Hak Pasien (pasal 32 huruf n-r UURS)
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
perawatan di RS;
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS thd
dirinya;
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yg tidak sesuai dg
agama dan kepercayaan yg dianutnya;
q. Menggugat dst
r. Mengeluhkan pelayanan RS yg tdk sesuai dg standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dasar gugatan/tuntutan Pasien dlm UU
Rumah Sakit
Ada 2 pasal yg mengatur ttg tuntutan pasien yaitu :
 Pasal 32 huruf q : “setiap pasien mempunyai hak untuk
menggugat dan/atau menuntut RS apabila RS diduga
memberikan pelayanan yg tidak sesuai standar baik secara
perdata ataupun pidana”;
 Pasal 46 : “RS bertanggung jawab secara hukum thd semua
kerugian yg ditimbulkan atas kelalaian yg dilakukan oleh
tenaga kesehatan di RS.”
UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
Yg perlu diperhatikan dalam UU Tenaga Kesehatan :
1. Pengelompokan tenaga kesehatan : antara perawat dan
penata anestesi dlm UU aquo (pasal 11)
2. Kewajiban tenaga kesehatan (pasal 58)
3. Pelimpahan tindakan (pasal 65)
4. Tuntutan penerima pelayanan kesehatan (pasal 77)
5. Ketentuan Pidana (pasal 83 – 86)
Antara perawat dan penata anestesi dalam
UU Tenaga Kesehatan
Perawat sebagai tenaga kesehatan dikelompokkan sbg
tenaga keperawatan sebagaimana disebutkan dalam pasal
11 ayat (1) huruf c jo pasal 11 ayat 4
Penata Anestesi termasuk jenis tenaga kesehatan yg
dikelompokkan dalam kelompok tenaga keteknisian medis
sebagaimana tercantum dlm pasal 11 ayat (1) huruf j jo
pasal 11 ayat (11)
Kewajiban tenaga kesehatan
(pasal 58 UU Tenaga Kesehatan)
(1) Tenaga kesehatan dlm menjalankan praktik wajib :
a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai std.profesi, std.pelayanan
profesi, std.prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan
kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
b. Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau
keluarganya atas tindakan yg akan diberikan;
c. Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan
d. Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen ttg pemeriksaan,
asuhan, dan tindakan yg dilakukan; dan
e. Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yg
mempunyai kompetensi dan kewenangan yg sesuai.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan d
hanya berlaku bagi Nakes yg melakukan pelayanan kesehatan
perseorangan.
Pelimpahan Tindakan (pasal 65)
(1) Dlm melakukan pelayanan kesehatan, Tenaga Kesehatan
dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga
medis
(2) farmasi
(3) Pelimpahan tindakan dilakukan dg ketentuan :
a. Tindakan yg dilimpahkan termasuk dlm kemampuan dan
keterampilan yg telah dimiliki oleh penerima pelimpahan;
b. Pelaksanaan tindakan yg dilimpahkan tetap dibawah
pengawasan pemberi pelimpahan;
c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yg
dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dg
pelimpahan yg diberikan;
d. Tindakan pelimpahan tidak termasuk pengambilan keputusan
sbg dasar pelaksanaan tindakan.
Tuntutan dari Penerima Pelayanan
Kesehatan (pasal 77)

Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yg


dirugikan akibat kesalahan atau kelalaian
Tenaga Kesehatan dapat meminta ganti rugi
sesuai dg ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Ketentuan Pidana (pasal 83 – 86)
Utk tenaga yg bukan nakes praktik seolah-olah nakes
(pasal 83)
Setiap nakes yg melakukan kelalaian berat yg
mengakibatkan Penerima yankes luka berat, dipidana dg
pidana penjara paling lama 3 tahun (pasal 84 ayat 1)
Bila penerima yankes meninggal, dipidana penjara 5
tahun (pasal 84 ayat 2)
Praktik tanpa STR, dipidana dg denda 100 juta (pasal 85)
Praktik tanpa SIP, dipidana dg denda paling banyak 100
juta rupiah (pasal 86).
UU No.38 tahun 2014 ttg Keperawatan
Yg perlu diketahui :
 Ketentuan Umum : perawat dan praktik keperawatan
(pasal 1)
 Praktik Keperawatan (pasal 28)
 Tugas Perawat (pasal 29)
 Wewenang perawat (pasal 30) terdiri dari : dibidang
upaya kesehatan perseorangan dan di bidang upaya
kesehatan masyarakat
 Pelaksanaan tugas dalam pelimpahan wewenang (pasal
32)
Ketentuan Umum ttg Perawat dan praktik
keperawatan dan Askep
Perawat adalah seseorang yg telah lulus pendidikan
tinggi keperawatan, baik didalam maupun di LN yg
diakui oleh pemerintah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (pasal 1.2)
Praktik keperawatan adalah pelayanan yg
diselenggarakan oleh perawat dlm bentuk Asuhan
Keperawatan. (pasal 1.4)
“Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi
perawat dg klien dan lingkungannya utk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dlm
merawat dirinya.” (pasal 1.5)
Kebutuhan klien yg harus dipenuhi dalam
Asuhan Keperawatan
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Memenuhi kebutuhan eliminasi;
4. Memenuhi kebutuhan keamanan;
5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik;
6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur;
7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
8. Memenuhi kebutuhan spiritual,
9. Memenuhi kebutuhan emosional
10. Memenuhi kebutuhan komunikasi
Kebutuhan klien yg harus dipenuhi dalam
Asuhan Keperawatan (lanjutan)
11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu
penyembuhan
13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan
14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
Tugas Perawat (pasal 29)
(1) Dlm menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat
bertugas :
a. Pemberi asuhan keperawatan;
b. Penyuluh dan konselor bagi klien;
c. Pengelola pelayanan keperawatan;
d. Peneliti keperawatan;
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang;
f. Pelaksana tugas dlm keadaan keterbatasan
tertentu
Wewenang Perawat sbg Pemberi Askep
dlm upaya kesehatan perorangan (pasal
30)
(1) Dlm menjalankan tugas sbg pemberi Askep dibid. Upaya
kesehatan perorangan, perawat berwenang :
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik (persiapan
anest dan op);
b. Menetapkan diagnosis keperawatan (kebutuhan cairan,
kebersihan utk cegah inf.nosokomal pasca tindakan,
keamanan?)
c. Merencanakan tindakan keperawatan (dehydrasi?)
d. Melaksanakan tindakan keperawatan (persiapan anest. Puasa
berapa jam?)
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;
f. Melakukan rujukan
g. Melakukan tind.Gadar sesuai kompetensi
Askep Perorangan (lanjutan pasal 30 ayat
1)
h. Memberikan konsultasi keperawatan dan
berkolaborasi dg dokter;
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling dan
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kpd klien
sesuai dg resep tenaga medis atau obat bebas dan
obat bebas terbatas.
Pelaksanaan Tugas dalam Pelimpahan
Wewenang (pasal 32)
(1) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
sbgm pasal 29 ayat (1) huruf e, hanya dapat diberikan
secara tertulis oleh tenaga medis kpd perawat utk
melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan
evaluasi pelaksanaannya.
(2) Pelimpahan wewenang sbgm ayat (1) dapat dilakukan
secara delegatif atau mandat.
Pelimpahan wewenang secara delegatif (pasal
32 ayat 3 dan 4)

(3) Pelimpahan wewenang secara delegatif utk melakukan


sesuatu tindakan medis diberikan oleh tenaga medis
kpd perawat dg disertai pelimpahan tanggung jawab.
(4) Pelimpahan wewenang delegatif hanya dapat diberikan
kpd perawat profesi atau perawat vokasi terlatih yg
memiliki kompetensi yg diperlukan.
Pelimpahan wewenang secara mandat (pasal
32 ayat 5 dan ayat 6)
(5) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan
oleh tenaga medis kpd perawat utk melakukan sesuatu
tindakan medis dibawah pengawasan.
(6) Tanggung jawab atas tindakan medis pada
pelimpahan wewenang mandat berada pada pemberi
pelimpahan wewenang.
Kewenangan perawat yg menerima
pelimpahan wewenang (pasal 32 ayat 7)
Dlm melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang, perawat berwenang :
a. Melakukan tindakan medis yg sesuai dg kompetensinya
atas pelimpahan wewenang secara delegatif dari tenaga
medis
b. Melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang mandat;
c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai program
pemerintah.
KAIDAH HUKUM

Error iuris nocet


Tidak tahu hukum, tidak bisa dijadikan alasan untuk
menghapuskan pemidanaan, karena semua orang
dianggap tahu hukum.
Bahan Renungan
Keadaan suatu negara dalam Al Qur’an, tercantum a.l.
dalam :
 QS As Sabaa’ ayat 15
 QS An Nahl ayat 112
 QS Ibrahim ayat 35-37
QS As Sabaa’ ayat 15-16
Artinya :
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda
(kekuasaan Allah) ditempat kediaman mereka, yaitu
dua buah kebun disebelah kanan dan disebelah kiri.
(Kepada mereka dikatakan),’Makanlah olehmu dari
rizqi Tuhan-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan Tuhan Maha
Pengampun”
“Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan
kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti
kedua kebun mereka dg 2 kebun yg ditumbuhi (pohon-
pohon) yg berbuah pahit, pohon Asl dan sedikit pohon
sidr.”
QS An Nahl ayat 112
Artinya :
“Dan Allah telah membuat perumpamaan sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram,
rizqinya datang melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat-
nikmat Allah. Karena itu, Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan
disebabkan apa yg selalu mereka perbuat.”
QS Ibrahim ayat 35 – 37
Artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata,’Ya Tuhan-ku, jadikanlah
negeri ini, negeri yg aman, dan jauhkanlah aku beserta anak
cucuku dari menyembah berhala-berhala.”
“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah
menyesatkan kebanyakan manusia, ………….”
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lemabh yang tidak mempunyai tanam-tanaman
didekat rumah-Mu (Baitullah) yg dihormati; ya Tuhan kami (yg
demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kpd mereka dan beri rizqilah
mereka dari buah-buahan, mudah mudahan mereka bersyukur.”
Bagaimana NKRI?
Pancasila 
Taatkah penduduknya utk selalu menyembah Tuhan
dalam pengamalan sila pertama?
Adakah penguasa telah melaksanakan sila kedua sbg
baktinya kpd NKRI?
Adakah kita merasa sbg satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa ?
Adakah rakyat masih dipimpin dengan hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan?
Apakah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
sudah kita rasakan atau masih sekedar dambaan?

Anda mungkin juga menyukai