Etik : Kode Etik Keperawatan Keilmuan: sesuai standar ilmu keperawatan Hukum: sesuai ketentuan peraturan perundangan Tanggung Jawab kepada Tuhan Sumpah Perawat Demi Allah SwT (sesuai agama masing-2), saya bersumpah bahwa saya : Sbg ahli Madya/sarjana keperawatan, akan menjalankan tugas saya sebaik-baiknya menurut UU yg berlaku dg penuh tanggung jawab dan kesungguhan. (UU apa saja?) Dlm menjalankan tugas atas dasar kemanusiaan, tidak akan membeda- bedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan agama. Dlm menjalankan tugas akan membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan dg Teman Sejawat. Tidak akan menceritakan kepada siapapun segala rahasia yg berhubungan dg tugas saya, kecuali jika diminta pengadilan utk keperluan kesaksian. • Semoga Allah SwT memberi kekuatan kepada saya Tanggung Jawab thd Tuhan Kedudukan Sumpah dalam Hukum Agama “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya.” (arti QS Al An’aam 152) “Dan tepatilah perjanjian dg Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sbg saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yg kamu perbuat.” (arti QS An Nahl 91) Sumpah dg menyebut nama Allah, tunduk kepada hukum Allah Bila pasien meninggal karena kesalahan/kelalaian perawat sanksi pada QS An Nisa’ 92, artinya : ”…… dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena salah/tidak sengaja, (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yg beriman dan membayar diat yg diserahkan kpd keluarganya (si terbunuh), kecuali jika mereka (keluarga) bersedekah……. Barangsiapa tidak memperolehnya, maka hendaklah (si pembunuh) berpuasa 2 bulan berturut-turut sbg cara taubat kpd Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Contoh : Bila perawat melaksanakan tugas tidak profesional, kmd pasien meninggal Kode Etik Keperawatan Disusun oleh DPP PPNI melalui Munas PPNI di Jakarta, 29 Nopember 1989. Td 5 bab sbb : 1. Tanggung Jawab Perawat thd Klien 2. Tanggung Jawab Perawat thd Tugas 3. Tanggung Jawab Perawat thd Sejawat 4. Tanggung Jawab thd Profesi 5. Tanggung Jawab Perawat thd Negara • Masing-masing bab terbagi dlm beberapa pasal shg jumlah seluruh pasal dlm 5 bab tsb ada 17 pasal. Beberapa Pasal dlm Kode Etik Keperawatan Perawat dlm melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yg bersumber dari adanya kebutuhan thd keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. (bab 1 pasal 1). Apa yg dimaksud dg kebutuhan thd keperawatan individu? Perawat, dlm melaksanakan kewajibannya thd individu, keluarga dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dg martabat dan tradisi luhur keperawatan (bab 1 pasal 3) Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yg tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dg kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat (bab 2 pasal 1) Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dg menunjukkan perilaku dan sifat-sifat pribadi yg luhur. (bab 4 pasal 2) Kasus Pelanggaran Etik yg Berpotensi Berakibat Hukum Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dlm melaksanakan tugas keperawatannya, serta matang dlm mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yg ada hubungannya dg keperawatan.(bab 2 pasal 5) Kasus : pendelegasian wewenang yg salah ! Menyuruh mhs.Akbid menyuntik K Cl IV Menyuruh pelajar SMK utk memasang infus Menyuruh melepas infus tanpa mempertimbangkan keselamatan pasien yg mendapat injeksi antibiotika. Menyuruh mengganti infus (tidak diajari bagaimana agar tidak ada udara yg masuk). Tanggung Jawab Keilmuan/ Profesional Unsur profesi : Knowledge Skill Proffesional attitude : siap melakukan pertolongan sesuai dg kewenangan dan kompetensi yg dimiliki tanpa mempertimbangkan keuntungan materi terlebih dahulu. Tanggung Jawab Hukum Lex spesialis dalam pelayanan kesehatan : 1. UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU No.44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit 3. UU No.36 tahun 2014 ttg Tenaga Kesehatan 4. UU No.38 tahun 2014 ttg Keperawatan UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan (1) Dasar hukum gugatan pasien (pasal 58) : (1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi thd seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yg menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dlm pelayanan kesehatan yg diterimanya. (2) Tuntutan ganti rugi sbgm dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi nakes yg melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dlm keadaan darurat. (3) Ketentuan mengenai tatacara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Contoh kasus : pasien APB, SC gugat ke PN, karena pw incisie masih kesakitan. Tatacara mengajukan tuntutan diatur dlm HIR dan KUH Perdata. UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan (2) Ketentuan Pidana pasal 190 – pasal 201, a.l : Tidak melakukan pertolongan GADAR/bencana tanpa UM (pasal 190 ayat 1 & 2) Jual beli organ 10 th & 1 miliar (ps.192) Aborsi tidak sesuai ps.75 ayat (2) 10 th & 1 miliar (pasal 194) Dg sengaja jual beli darah 5 tahun dan denda 500 juta rupiah (pasal 195) Kefarmasian (pasal 196-198) Melanggar kawasan tanpa rokok (pasal 199 ayat 2) UU No.44 tahun 2009 ttg Rumah Sakit Yg harus diketahui tenaga kesehatan yg bekerja di RS : 1. Kewajiban RS thd pasien (pasal 29 ayat 1 huruf a sd t dan ayat 2) 2. Hak pasien (pasal 32 huruf a sd r) 3. Dasar hukum gugatan pasien (pasal 32 huruf q dan 46) Kewajiban RS thd Pasien (pasal 29 UU Rumah Sakit) a. Memberikan informasi yg benar ttg yan RS kpd masyarakat; b. Memberi yankes yg aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dg mengutamakan kepentingan pasien sesuai dg std.yan RS (kasus : RS Pinatih) c. Memberikan yan GADAR sesuai dg kemampuan pelayanannya (kasus Debora); d. Peran aktif dlm yankes pada bencana tolak : pidana e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin; f. Melaksanakan fungsi sosial, mis. Ambulans gratis, gadar tanpa UM, yankes dlm misi kemanusiaan (KLB,bencana) g. Sd t. Hak pasien (pasal 32 a -g UU Rumah Sakit) a. Memperoleh informasi ttg tata tertib dan peraturan yg berlaku di RS b. Memperoleh informasi ttg hak dan kewajiban pasien c. Memperoleh layanan yg manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi; d. Memperoleh yankes yg bermutu sesuai dg std.profesi dan std.prosedur operasional e. Memperoleh layanan yg efektif dan efisien shg pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yg didapatkan g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dg keinginannya dan peraturan yg berlaku di RS; Hak Pasien (pasal 32 h-m UU Rumah Sakit) h. Meminta konsultasi ttg penyakit yg dideritanya kpd Dokter lain yg memiliki SIP baik didalam maupun diluar RS i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yg diderita termasuk data-data medisnya; j. Mdpt informasi yg meliputi : Dx dan tatacara tindakan medis, tujuan tind.medis, alternatif tind., risiko dan komplikasi yg mungkin terjadi, dan prognosis thd tindakan yg dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan; k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yg akan dilakukan oleh nakes thd penyakit yg dideritanya, l. Didampingi keluarganya dlm keadaan kritis; m. Menjalankan ibadah sesuai agama auat kepercayaan yg dianutnya slm hal itu tidak mengganggu pasien lainnya, Hak Pasien (pasal 32 huruf n-r UURS) n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di RS; o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan RS thd dirinya; p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yg tidak sesuai dg agama dan kepercayaan yg dianutnya; q. Menggugat dst r. Mengeluhkan pelayanan RS yg tdk sesuai dg standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dasar gugatan/tuntutan Pasien dlm UU Rumah Sakit Ada 2 pasal yg mengatur ttg tuntutan pasien yaitu : Pasal 32 huruf q : “setiap pasien mempunyai hak untuk menggugat dan/atau menuntut RS apabila RS diduga memberikan pelayanan yg tidak sesuai standar baik secara perdata ataupun pidana”; Pasal 46 : “RS bertanggung jawab secara hukum thd semua kerugian yg ditimbulkan atas kelalaian yg dilakukan oleh tenaga kesehatan di RS.” UU No.36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Yg perlu diperhatikan dalam UU Tenaga Kesehatan : 1. Pengelompokan tenaga kesehatan : antara perawat dan penata anestesi dlm UU aquo (pasal 11) 2. Kewajiban tenaga kesehatan (pasal 58) 3. Pelimpahan tindakan (pasal 65) 4. Tuntutan penerima pelayanan kesehatan (pasal 77) 5. Ketentuan Pidana (pasal 83 – 86) Antara perawat dan penata anestesi dalam UU Tenaga Kesehatan Perawat sebagai tenaga kesehatan dikelompokkan sbg tenaga keperawatan sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 ayat (1) huruf c jo pasal 11 ayat 4 Penata Anestesi termasuk jenis tenaga kesehatan yg dikelompokkan dalam kelompok tenaga keteknisian medis sebagaimana tercantum dlm pasal 11 ayat (1) huruf j jo pasal 11 ayat (11) Kewajiban tenaga kesehatan (pasal 58 UU Tenaga Kesehatan) (1) Tenaga kesehatan dlm menjalankan praktik wajib : a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai std.profesi, std.pelayanan profesi, std.prosedur operasional, dan etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan; b. Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya atas tindakan yg akan diberikan; c. Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan d. Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen ttg pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yg dilakukan; dan e. Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yg mempunyai kompetensi dan kewenangan yg sesuai. (2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan d hanya berlaku bagi Nakes yg melakukan pelayanan kesehatan perseorangan. Pelimpahan Tindakan (pasal 65) (1) Dlm melakukan pelayanan kesehatan, Tenaga Kesehatan dapat menerima pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis (2) farmasi (3) Pelimpahan tindakan dilakukan dg ketentuan : a. Tindakan yg dilimpahkan termasuk dlm kemampuan dan keterampilan yg telah dimiliki oleh penerima pelimpahan; b. Pelaksanaan tindakan yg dilimpahkan tetap dibawah pengawasan pemberi pelimpahan; c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yg dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dg pelimpahan yg diberikan; d. Tindakan pelimpahan tidak termasuk pengambilan keputusan sbg dasar pelaksanaan tindakan. Tuntutan dari Penerima Pelayanan Kesehatan (pasal 77)
Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yg
dirugikan akibat kesalahan atau kelalaian Tenaga Kesehatan dapat meminta ganti rugi sesuai dg ketentuan peraturan perundang- undangan. Ketentuan Pidana (pasal 83 – 86) Utk tenaga yg bukan nakes praktik seolah-olah nakes (pasal 83) Setiap nakes yg melakukan kelalaian berat yg mengakibatkan Penerima yankes luka berat, dipidana dg pidana penjara paling lama 3 tahun (pasal 84 ayat 1) Bila penerima yankes meninggal, dipidana penjara 5 tahun (pasal 84 ayat 2) Praktik tanpa STR, dipidana dg denda 100 juta (pasal 85) Praktik tanpa SIP, dipidana dg denda paling banyak 100 juta rupiah (pasal 86). UU No.38 tahun 2014 ttg Keperawatan Yg perlu diketahui : Ketentuan Umum : perawat dan praktik keperawatan (pasal 1) Praktik Keperawatan (pasal 28) Tugas Perawat (pasal 29) Wewenang perawat (pasal 30) terdiri dari : dibidang upaya kesehatan perseorangan dan di bidang upaya kesehatan masyarakat Pelaksanaan tugas dalam pelimpahan wewenang (pasal 32) Ketentuan Umum ttg Perawat dan praktik keperawatan dan Askep Perawat adalah seseorang yg telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik didalam maupun di LN yg diakui oleh pemerintah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 1.2) Praktik keperawatan adalah pelayanan yg diselenggarakan oleh perawat dlm bentuk Asuhan Keperawatan. (pasal 1.4) “Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dg klien dan lingkungannya utk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dlm merawat dirinya.” (pasal 1.5) Kebutuhan klien yg harus dipenuhi dalam Asuhan Keperawatan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Memenuhi kebutuhan eliminasi; 4. Memenuhi kebutuhan keamanan; 5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik; 6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur; 7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani 8. Memenuhi kebutuhan spiritual, 9. Memenuhi kebutuhan emosional 10. Memenuhi kebutuhan komunikasi Kebutuhan klien yg harus dipenuhi dalam Asuhan Keperawatan (lanjutan) 11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis 12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu penyembuhan 13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan 14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi Tugas Perawat (pasal 29) (1) Dlm menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas : a. Pemberi asuhan keperawatan; b. Penyuluh dan konselor bagi klien; c. Pengelola pelayanan keperawatan; d. Peneliti keperawatan; e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; f. Pelaksana tugas dlm keadaan keterbatasan tertentu Wewenang Perawat sbg Pemberi Askep dlm upaya kesehatan perorangan (pasal 30) (1) Dlm menjalankan tugas sbg pemberi Askep dibid. Upaya kesehatan perorangan, perawat berwenang : a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik (persiapan anest dan op); b. Menetapkan diagnosis keperawatan (kebutuhan cairan, kebersihan utk cegah inf.nosokomal pasca tindakan, keamanan?) c. Merencanakan tindakan keperawatan (dehydrasi?) d. Melaksanakan tindakan keperawatan (persiapan anest. Puasa berapa jam?) e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan; f. Melakukan rujukan g. Melakukan tind.Gadar sesuai kompetensi Askep Perorangan (lanjutan pasal 30 ayat 1) h. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dg dokter; i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling dan j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kpd klien sesuai dg resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas. Pelaksanaan Tugas dalam Pelimpahan Wewenang (pasal 32) (1) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sbgm pasal 29 ayat (1) huruf e, hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis kpd perawat utk melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan evaluasi pelaksanaannya. (2) Pelimpahan wewenang sbgm ayat (1) dapat dilakukan secara delegatif atau mandat. Pelimpahan wewenang secara delegatif (pasal 32 ayat 3 dan 4)
(3) Pelimpahan wewenang secara delegatif utk melakukan
sesuatu tindakan medis diberikan oleh tenaga medis kpd perawat dg disertai pelimpahan tanggung jawab. (4) Pelimpahan wewenang delegatif hanya dapat diberikan kpd perawat profesi atau perawat vokasi terlatih yg memiliki kompetensi yg diperlukan. Pelimpahan wewenang secara mandat (pasal 32 ayat 5 dan ayat 6) (5) Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kpd perawat utk melakukan sesuatu tindakan medis dibawah pengawasan. (6) Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang mandat berada pada pemberi pelimpahan wewenang. Kewenangan perawat yg menerima pelimpahan wewenang (pasal 32 ayat 7) Dlm melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, perawat berwenang : a. Melakukan tindakan medis yg sesuai dg kompetensinya atas pelimpahan wewenang secara delegatif dari tenaga medis b. Melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat; c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai program pemerintah. KAIDAH HUKUM
Error iuris nocet
Tidak tahu hukum, tidak bisa dijadikan alasan untuk menghapuskan pemidanaan, karena semua orang dianggap tahu hukum. Bahan Renungan Keadaan suatu negara dalam Al Qur’an, tercantum a.l. dalam : QS As Sabaa’ ayat 15 QS An Nahl ayat 112 QS Ibrahim ayat 35-37 QS As Sabaa’ ayat 15-16 Artinya : “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) ditempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun disebelah kanan dan disebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan),’Makanlah olehmu dari rizqi Tuhan-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan Tuhan Maha Pengampun” “Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dg 2 kebun yg ditumbuhi (pohon- pohon) yg berbuah pahit, pohon Asl dan sedikit pohon sidr.” QS An Nahl ayat 112 Artinya : “Dan Allah telah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizqinya datang melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduknya) mengingkari nikmat- nikmat Allah. Karena itu, Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yg selalu mereka perbuat.” QS Ibrahim ayat 35 – 37 Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata,’Ya Tuhan-ku, jadikanlah negeri ini, negeri yg aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan manusia, ………….” “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lemabh yang tidak mempunyai tanam-tanaman didekat rumah-Mu (Baitullah) yg dihormati; ya Tuhan kami (yg demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kpd mereka dan beri rizqilah mereka dari buah-buahan, mudah mudahan mereka bersyukur.” Bagaimana NKRI? Pancasila Taatkah penduduknya utk selalu menyembah Tuhan dalam pengamalan sila pertama? Adakah penguasa telah melaksanakan sila kedua sbg baktinya kpd NKRI? Adakah kita merasa sbg satu nusa, satu bangsa, satu bahasa ? Adakah rakyat masih dipimpin dengan hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan? Apakah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sudah kita rasakan atau masih sekedar dambaan?