KULIAH EKONOMI
PARIWISATA
DAFTAR ISI
MINGGU I...........................................................................................................0
MENGENAL PARIWISATA.................................................................................1
MINGGU 2..........................................................................................................5
MINGGU 3..........................................................................................................8
MINGGU 4........................................................................................................17
MINGGU 5........................................................................................................21
DIMANA: ..........................................................................................................24
MINGGU 6........................................................................................................25
KEBIJAKAN ......................................................................................................25
MINGGU 7........................................................................................................25
MINGGU 9........................................................................................................32
0
MINGGU I
MENGENAL PARIWISATA
1 Sejarah Pariwisata
2 Ciri-ciri Pariwisata
3
Jenis Pariwisata
Pleasure Tourism
Recreation Tourism
Cultural Tourism
Sports Tourism
Business Tourism
1
Covention Tourism
4
Bentuk Pariwisata
3. Infrastructure atau
Infrastruktur
4. Transportation: jasa-jasa
pengangkutan
2
5. Hospitality: Keramah-tamahan atau
kesediaan untuk menerima tamu.
6. Capital: Permodalan
1. Multiplier (Pelipatganda)
2. Neraca Pembayaran (Import-Export)
3. Kebijakan (subsidi)
4. Lingkungan
5. Dampak Sosbud
4
MINGGU 2
ASPEK-ASPEK EKONOMI
PARIWISATA
1
Lokasi Industri Pariwisata
5
3
Aspek Penawaran Pariwisata
4
Aspek Permintaan Industri Pariwisata
Teknologi
Angkutan KA
Angkutan Mobil & Bus
Angkutan Laut/Sungai
6
Angkutan Udara
Penghasilan Konsumen
Konversi Valuta Asing ↑ Rupiah ↓
Industri ↑ - Agraris ↓
Pemasaran
Komunikasi tanpa batas ↑
Media ↑
Fasilitas
Infrastruktur ↑
Akomodasi ↑
Fasilitas Publik ↑
Pelayanan Umum ↑
7
MINGGU 3
KAJIAN MAKRO EKONOMI
PARIWISATA
1. Memberikan kesempatan
kerja/memperkecil pengangguran
8
8 Rekomendasi IUOTO
(International Union of
Official
Travel Organization)
1. Pariwisata sebagai suatu
factor bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun
international. (Variabel-variabel
bebas pembangunan ekonomi)
2. Pemicu kemakmuran melalui
perkembangan komunikasi,
transportasi, akomodasi, jasa-
jasa pelayanan lainnya.
(Variabel antara terhadap
variabel utama pembangunan
ekonomi)
3. Perhatian khusus terhadap
pelestarian budaya, nilai-nilai
social agar bernilai ekonomi.
(value Added: Nilai tambah)
4. Pemerataan kesejahtraan
yang diakibatkan oleh adanya
9
konsumsi wisatawan pada
DTW.
6. Pemicu perdagangan
international (Export-Import)
7. Pertumbuhan dan
perkembangan lembaga
pendidikan profesi pariwisata
maupun lembaga yang khusus
membentuk jiwa hospitality
yang handal dan santun.
10
2 Pariwisata sebagai alat kebijakan ekonomi di
NSB
Alasannya:
Pembangunan Ekonomi NSB yang lebih
banyak ditujukan untuk mendirikan industri
yang dapat menghasilkan berang-barang modal
masih diragukan keberhasilannya karena:
11
3
Teori Multiplier
1
K=
1-
(∆C
Dimana: /
∆Y)
K = Koefesien Multiplier
12
Contoh:
Estimated annual turnover, by Category, of $ 1,000 of tourist expenditures
13
Keterangan
1. Uang yg dibelanjakan untuk keperluan
akomodasi sebesar US$ 250, setelah melalui
5 kali transaksi, uang yg dibelanjakan
tersebut menjadi US$ 854,50.
14
Dari table tersebut diatas kita melihat bahwa
uang semula dibelanjakan sebanyak US$
1000, setelah melalui 5 kali transaksi,
jumlahnya menjadi US$ 3.272,50.
1
K=
1-(∆C/∆Y)
15
1
K=
1-(2,272.50/3,272,50)
1
K=
1-0.694423223
1
K= = 3,272
0,305576776
Dimana:
K = Koefesien Multiplier
16
MINGGU 4
PARIWISATA DAN NERACA
PEMBAYARAN
NERACA PEMBAYARAN
POS-POS DEBET POS-POS KREDIT (UANG
(UANG KELUAR KE DALAM NEGERI)
NEGERI)
Impor Barang-barang Eksport Barang-barang
Pembayaran Utang- Penerimaan utang-
utang utang (pinjaman)
Pembayaran bunga Penerimaan bunga dan
dan deviden deviden
Pengeluaran Pengeluaran
wisatawan di luar wisatawan didalam
negeri negeri
Pembayaran kredit Penerimaan kredit
jangka jangka
panjang/pendek, panjang/pendek,
pelunasan kembali pelunasan kembali dari
kepada luar negeri luar negeri
Jasa-jasa lain, sperti Jasa-jasa lain, sperti
lalu lintas lalu lintas transportasi,
transportasi, asuransi, komisi dll
asuransi, komisi dll
Impor mas Eksport mas
17
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi/mengurangi
penerimaan devisa dari sector
pariwisata antara lain:
1. Kebutuhan barang impor untuk keperluan
industri perhotelan, dan restoran
18
Rumus:
Net BP = E-(H:A+R+O+C)
Dimana:
BP = Balance Payment
E = Total Tourist Expenditures
H = Cost of Hotel construction
A = Amortization (hak paten)
R = Remittance of interest (Pembayaran bunga)
O = Annual Cost of Oversea Operation
C = Import Item Needed by tourist
19
2. type dan jenis tempat berbelanja yang
disukai wisatawan
3. besarnya tariff kamar
4. besarnya pengeluaran tiap-tiap outlet
5. besarnya pendapatan dari pengeluaran yang
dilakukan
6. rata-rata kecenderungan untuk menabung
masyarakat
7. Pola pengeluaran wisatawan
8. besarnya pendapatan yang dibelanjakan
penduduk setempat DTW.
20
MINGGU 5
UKURAN EFESIENSI
PENGELUARAN WISATAWAN
Hubungan antara
banyaknya uang yang
dibelanjakan oleh para
wisatawan
dibandingkan dengan
lamanya wisatawan
tinggal di daerah
tujuan wisata tertentu.
Rumusnya:
ESR = E x e / L
Dimana:
ESR = Efficiency Spending rate
E = Total Expenditures per tourist
e = Average Expenditures per day
L = Average Length of Stay in days per tourist
21
Lalu bagaimana dengan Nusa Dua dengan Kuta?
Dimana:
E.O.J.W = Effect on Jobs and Wages
T.A.T.E = Total Annual tourist Expenditures
Angka 54% berdasarkan penelitian dibeberapa
negara.
22
6. Banyak tidaknya pekerjaan (Proyek lain) yang
tercipta akibat berkembangnya sector
pariwisata.
Catatan:
1. Besarnya pajak (Taxes) tergantungn pada
besar atau kecilnya pengeluaran wisatawan
di DTW.
2. Besarnya pajak juga tergantung pada
koefisien multiplier efek di DTW.
3. Besarnya keharusan membayar pajak yang
ditetapkan oleh peemrintah DTW. Biasanya
10%.
Rumusnya:
23
Pendapatan Nasional
Rumusnya:
N.I = T.A.T.E x K
Dimana:
N.I = National Income
T.A.T.E = Total Annual Tourist Expenditures
K = Koefisien Multiplier
Misalnya:
24
MINGGU 6
KEBIJAKAN
25
MINGGU 7
KAJIAN MIKRO EKONOMI
PARIWISATA
Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A)
yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut
adalah sebagai berikut.
a) Attraction (daya tarik); daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk
menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa
alam
b) maupun masyarakat dan
budayanya.
Accesable (transportasi); accesable dimaksudkan agar wisatawan
c) domestik
dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat
wisata
d) Amenities (fasilitas); amenities memang menjadi salah satu syarat
daerah
tujuan wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama
di
DTW.
Ancillary (kelembagaan);
Selanjutnya Smith, 1988 adanya
(dalam lembaga pariwisata wisatawan
Pitana, 2005)
akan mengklasifikasikan
semakin
berbagai
kelompok sering
barang
besar,mengunjungi
dan jasa yangdan
yaitu: harusmencari DTW apabila
disediakan
(1)Transportation, di daerah
oleh(2)Travel
DTW tersebut
menjadi
services,
enamwisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism)
(3)Accommodation, (4)Food services, (5)Activities and attractions (recreation dan
terlindungi.
culture/entertainment), dan (6) Retail goods.
26
2. Aspek Permintaan Pariwisata
27
asal wisatawan antara lain, jumlah penduduk (population size),
kemampuan
finansial masyarakat (financial means), waktu senggang yang dimiliki
(leisure time), sistem transportasi, dan sistem pemasaran pariwisata yang ada.
Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari
jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan, pendapatan perkapitanya,
lamanya waktu senggang yang dimiliki yang berhubungan dengan musim di
suatu negara, kemajuan teknologi informasi dan transportasi, sistem
pemasaran yang berkembang, keamanan dunia, sosial dan politik serta aspek
lain yang berhubungan dengan fisik dan non fisik wisatawan.
2 Perilaku Wisatawan
Tipologi Wisatawan
Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu.
(Spillane, 1993).
Tipologi wisatawan merupakan aspek sosiologis wisatawan yang menjadi
bahasan yang penting karena pada penelitian ini akan meneliti persepsi
wisatawan terhadap suatu objek wisata. Menurut Plog, 1972 (dalam
Pitana,
2005) mengelompokkan
1. Allocentris, yaitu wisatawantipologi
hanya wisatawan sebagai berikut:
ingin mengunjungi tempat-tempat
yang
belum diketahui, bersifat petualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas
2. yang disediakan oleh masyarakat lokal.
Psycocentris, yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah
tujuan
3. wisata sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan
di negaranya.
Mid-Centris, termasuk
perencanaan, yaitu terletak diantara
dalam tipologi Allocentris
pengembangan dan Psycocentris
kepariwisataan. Tipologi
yang Menurut Pitana (2005), tipologi wisatawan perlu diketahui untuk
tujuan adalah tipologi berdasarkan atas kebutuhan riil wisatawan
lebih sesuai
sehingga pengelola dalam melakukan pengembangan objek wisata sesuai
dengan segmentasi wisatawan.
Pada umumnya kelompok wisatawan yang datang ke Indonesia
terdiri dari kelompok wisatawan psikosentris (Psycocentris). Kelompok ini
sangat peka pada keadaan yang dipandang tidak aman dan sangsi akan
keselamatan dirinya, sehingga wisatawan tersebut enggan datang atau
membatalkan kunjungannya yang sudah dijadualkan (Darsoprajitno, 2001).
28
Motivasi Wisatawan untuk Berwisata
Menurut Sharpley, 1994 dan Wahab, 1975 (dalam Pitana, 2005) menekankan,
motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan
pariwisata, karena motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata, walau
motivasi ini acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal,
motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar
sebagai berikut: (1) Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat
fisik antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga, bersantai dan sebagainya. (2) Cultural motivation yaitu keinginan untuk
mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. (3)Social or interpersonal
motivation
yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga,
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi
(prestice), melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya.
(4) Fantasy motivation yaitu adanya motivasi di daerah lain sesorang akan bisa lepas
dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis
(McIntosh,
1977 dan Murphy, 1985; dalam Pitana, 2005).
Pearce, 1998 (dalam Pitana, 2005) berpendapat, wisatawan dalam melakukan
perjalanan wisata termotivasi oleh beberapa faktor yakni: Kebutuhan fisiologis,
keamanan, sosial, prestise, dan aktualiasasi diri.
29
3) Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan,
yang
merupakan kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan
4) diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekerabatan,
khususnya dalam konteks (visiting, friends and relatives). Biasanya wisata
5) ini
dilakukan bersama-sama (group tour)
Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi
6) yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan
untuk meningkatkan status atau social standing.
7) Social interaction. Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat,
atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
8) Romance. Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa
memberikan
suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan
9) seksual.
Educational opportunity. Keinginan melihat suatu yang baru,
memperlajari
orang lain dan/atau
10)Wish-fulfilment. daerah merealisasikan
Keinginan lain atau mengetahui kebudayaan
mimpi-mimpi, yang etnis
lamalain. Ini
merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.
dicita-
citakan, sampai mengorbankan
Self-fulfilment. diri dalam bentuk
Keinginan menemukan penghematan,
diri sendiri, karenaagar diri
bisa
melakukan
sendiri perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata
biasanyasebagai
religius, bisa ditemukan
bagian dari keinginan
pada saatataukita dorongan
menemukan
yang kuat
daerah
dari dalam
atau
orang yang baru.
diri.
Kesepuluh faktor tersebut di atas diidentifikasi sebagai faktor
pendorong wisatawan dalam mengunjungi suatu objek wisata khususnya
objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali.
30
MINGGU 8
TOURISM DEVELOPMENT STAGES
31
MINGGU 9
IDEALISME PARIWISATA BALI
ANALISIS DESKRIPTIF
PARIWISATA KALTENG
1
IDEALISME PARIWISATA KALTENG
Multiplier (Pelipatganda)
Neraca Pembayaran (Import-Export)
Kebijakan (subsidi)
Lingkungan
Dampak Sosbud
3
ETIKA PENGEMBANGAN PARIWISATA
Kealamiahan
(sustainable Tourism)
Keunikan
(Unique Resort)
Kelangkaan
(Responsible Tourism)
Pelibatan Tenaga Kerja
(Local Resources)
32