Anda di halaman 1dari 34

HEAD LINE BAHAN

KULIAH EKONOMI
PARIWISATA
DAFTAR ISI

MINGGU I...........................................................................................................0

MENGENAL PARIWISATA.................................................................................1

MINGGU 2..........................................................................................................5

ASPEK-ASPEK EKONOMI PARIWISATA ..........................................................5

MINGGU 3..........................................................................................................8

KAJIAN MAKRO EKONOMI PARIWISATA ........................................................8

MINGGU 4........................................................................................................17

PARIWISATA DAN NERACA PEMBAYARAN ..................................................17

MINGGU 5........................................................................................................21

UKURAN EFESIENSI PENGELUARAN WISATAWAN ....................................21

DIMANA: ..........................................................................................................24

MINGGU 6........................................................................................................25

KEBIJAKAN ......................................................................................................25

MINGGU 7........................................................................................................25

KAJIAN MIKRO EKONOMI


PARIWISATA ........................................................26
MINGGU 8........................................................................................................31

TOURISM DEVELOPMENT STAGES ..............................................................31

MINGGU 9........................................................................................................32

IDEALISME PARIWISATA BALI .......................................................................32

0
MINGGU I
MENGENAL PARIWISATA

1 Sejarah Pariwisata

 Politik & Perdagangan


 Perasaan ingin tahu
 Misionary

2 Ciri-ciri Pariwisata

 Bersifat Sementara (Temporery)


 Sukarela (Voluntary)
 Tidak untuk Bekerja

3
Jenis Pariwisata

 Pleasure Tourism
 Recreation Tourism
 Cultural Tourism
 Sports Tourism
 Business Tourism

1
 Covention Tourism

4
Bentuk Pariwisata

 Pariwisata Individu & Kolektif


 Pariwisata Jangka Panjang, Pendek &
ekskursi
 Pariwisata dengan alat angkutan
 Pariwisata Aktif & Pasif

Untuk dapat mengembangkan suatu kawasan


menjadi kawasan pariwisata ada lima unsur yang
harus dipenuhi seperti dibawah ini:

1. Attractions atau Hal-hal yang menarik


perhatian para wisatawan.

2. Facilities: atau fasilitas-fasilitas yang


diperlukan.

3. Infrastructure atau
Infrastruktur

4. Transportation: jasa-jasa
pengangkutan

2
5. Hospitality: Keramah-tamahan atau
kesediaan untuk menerima tamu.

6. Capital: Permodalan

ARGUMEN-ARGUMEN KONTRA PARIWISATA


(Kajian Makro Ekonomi)

1. Multiplier (Pelipatganda)
2. Neraca Pembayaran (Import-Export)
3. Kebijakan (subsidi)
4. Lingkungan
5. Dampak Sosbud

ETIKA PENGEMBANGAN PARIWISATA


1. Kealamiahan
Kealamiahan
Obyek Wisata
perlu dijaga
2. agar konsep
pariwisata yang
Keunikan kawasan seperti pemandangan alam yang
berkesinambun
unik harus terus dijaga dan dilestarikan bukan
gan terwujud
diexploitasi untuk kepentingan sesaat. (Unique
untuk
Resort)generasi
3. yang
Kelangkaan akan
datang.
Konsep konservasi atau pelestarian alamnya harus
(sustainable
terus dilakukan sehingga kawasan wisata akan terus
toursime)
menarik sepanjang masa. (Responsible Tourism)
Keunikan
3
4. Pelibatan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang
seharusnya siap bekerja
terus bertambah, maka
sangatsiap untuk
yang bijaksana
bekerjajika
tersebut tidak dimanfaatkan
generasi saat
atau tidak tersalurkan. ini
memikirkannya agar
jangan sampai tenaga
kerja

4
MINGGU 2
ASPEK-ASPEK EKONOMI
PARIWISATA

1
Lokasi Industri Pariwisata

 Pengaruh & Dampak Thp


Masyarakat Setempat
 Akibat Ganda
 Berbagai Masalah Industri
Wisata

2 Sifat Khusus Industri Pariwisata

 Tidak dapat dipindahkan


 Produksi & Konsumsi bersamaan
 Produk Variatif (beranekaragam)
 Melihat berarti membeli
 Resiko Tinggi (Rentan)
 Modal Besar

5
3
Aspek Penawaran Pariwisata

 Proses Produksi Industri Pariwisata


 Tenaga Kerja & Penyediaannya
 Infrastruktur
 Kredit

4
Aspek Permintaan Industri Pariwisata

 Sosek & Pariwisata


 UU Sosial
 Pendapata
 n
 Meningkat
 Pendidikan
Urbanisasi
Meniru
 Administrasi & Pariwisata
 Visa
 Pajak
 Retribusi

 Teknologi
 Angkutan KA
 Angkutan Mobil & Bus
 Angkutan Laut/Sungai

6
 Angkutan Udara

5 Pasar Industri Pariwisata Indonesia

 Penghasilan Konsumen
 Konversi Valuta Asing ↑ Rupiah ↓
 Industri ↑ - Agraris ↓

 Pemasaran
 Komunikasi tanpa batas ↑
 Media ↑

 Fasilitas
 Infrastruktur ↑
 Akomodasi ↑
 Fasilitas Publik ↑
 Pelayanan Umum ↑

7
MINGGU 3
KAJIAN MAKRO EKONOMI
PARIWISATA

1 Arti penting Pariwisata dalam Perekonomian

1. Memberikan kesempatan
kerja/memperkecil pengangguran

2. Peningkatan penerimaan pajak dan


retribusi daerah

3. Meningkatkan Pendapatan Nasional


(National Income)

4. Memperkuat Posisi Neraca Pembayaran


(Net Balance Payment)

5. Memberikan efek multiplier dalam


perekonomian DTW (daerah tujuan wisata)

8
 8 Rekomendasi IUOTO
(International Union of
Official
Travel Organization)
1. Pariwisata sebagai suatu
factor bagi perkembangan
ekonomi nasional maupun
international. (Variabel-variabel
bebas pembangunan ekonomi)
2. Pemicu kemakmuran melalui
perkembangan komunikasi,
transportasi, akomodasi, jasa-
jasa pelayanan lainnya.
(Variabel antara terhadap
variabel utama pembangunan
ekonomi)
3. Perhatian khusus terhadap
pelestarian budaya, nilai-nilai
social agar bernilai ekonomi.
(value Added: Nilai tambah)

4. Pemerataan kesejahtraan
yang diakibatkan oleh adanya

9
konsumsi wisatawan pada
DTW.

5. Penghasil devisa (8.000) juta


dollar setiap tahun.

6. Pemicu perdagangan
international (Export-Import)

7. Pertumbuhan dan
perkembangan lembaga
pendidikan profesi pariwisata
maupun lembaga yang khusus
membentuk jiwa hospitality
yang handal dan santun.

8. Pangsapasar bagi produk local


(DTW) sehingga aneka-ragam
produk terus berkembang.
Seiring dinamika social
ekonomi pada daerah DTW.

10
2 Pariwisata sebagai alat kebijakan ekonomi di
NSB

Alasannya:
Pembangunan Ekonomi NSB yang lebih
banyak ditujukan untuk mendirikan industri
yang dapat menghasilkan berang-barang modal
masih diragukan keberhasilannya karena:

1. Biaya Produksi relatif masih tinggi, sehingga


tidak mampu bersaing. Contoh Gula pasir,
beras, elektronik, otomotif, pesawat terbang.

2. SDM (para pengusahanya) masih rendah


sehingga masih belum tahu, bidang-bidang
apa yang perlu digali.

3. Kurangnya tenaga ahli, sempitnya


pemasaran, rendahnya daya beli masyarakat.

Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor


o Pertanian o Tersier
o Perkebunan Perdagangan o o Jasa-jasa
o Perikanan Industri (pariwisata)
o Kelautan o Kerajinan

11
3
Teori Multiplier

Prof. Paul A Samualson

1
K=
1-
(∆C
Dimana: /
∆Y)
K = Koefesien Multiplier

∆C = Perubahan nilai konsumsi


(Marinal Propencity to Consume)

∆Y = Perubahan nilai Pendapatan


(Marinal Propencity to Income)

12
Contoh:
Estimated annual turnover, by Category, of $ 1,000 of tourist expenditures

Category of Number of Transaktion Total Annual


spending one Two Three Four five Spending turnover
per
dollar
Accommodations $250 $250 $178 $112 $64,50 $854,50 3,42
FB 320 320 211 137 63,50 1.051,50 3,28
Purchases 250 250 149 89,50 48,50 787,00 3,15
Sightseeing 100 100 70,50 41,00 25,00 336,50 3,365
Local Transport 50 50 29,50 16,00 7,50 153,00 3,06
Others (not Computed) 30 30 16,50 9,00 4,50 90,00 3,00
Total 1.000 1.000 654,00 405,00 213,50 3.272,50 13,27
All categories 212,10 13,48
Grand Total 3,483.00 ……..
Average turnover
per dollar

13
Keterangan
1. Uang yg dibelanjakan untuk keperluan
akomodasi sebesar US$ 250, setelah melalui
5 kali transaksi, uang yg dibelanjakan
tersebut menjadi US$ 854,50.

2. Uang yg dibelanjakan untuk keperluan F&B


sebesar US$ 320, setelah melalui 5 kali
transaksi, jumlahnya menjadi US$ 1.050,50.

3. Uang yg dibelanjakan untuk keperluan


macam-macam (Purchases) sebanyak US$
250, setelah melalui 5 kali transaksi, uang yg
dibelanjakan menjadi US$ 787.

4. Uang yg dibelanjakan untuk keperluan


sightseeing & entertainment sebanyak US$
100, setelah melalui 5 kali transaksi, uang yg
dibelanjakan menjadi US$ 336,50.

5. Uang yg dibelanjakan untuk keperluan


transportasi sebanyak uS$ 50, setelah
melalui 5 kali transaksi, jumlahnya menjadi
US$ 153.

6. Uang yg dibelanjakan sebanyak US$ 30 untuk


keperluan lain-lain (Others), setelah melalui 5
kali transaksi, jumlahnya menjadi US$ 90.

14
 Dari table tersebut diatas kita melihat bahwa
uang semula dibelanjakan sebanyak US$
1000, setelah melalui 5 kali transaksi,
jumlahnya menjadi US$ 3.272,50.

 Jadi kita lihat bahwa setelah terjadi 5 kali


transaksi, selama periode 1 tahun telah
terjadi peningkatan dlm mengkonsumsi
(Marginal Propencity to consume) sebesar
US$ 2.272,50,

 sedangkan di lain pihak terjadi peningkatan


dlm pendapatan(Marginal Propencity to
income) dari US$ 1.000 menjadi US$ 3.272,50.

 Bila kita masukkan angka-angka ini dlm


rumus yg diberikan tersebut di atas, maka
akan diperoleh sbb :

1
K=
1-(∆C/∆Y)

15
1
K=
1-(2,272.50/3,272,50)

1
K=
1-0.694423223

1
K= = 3,272
0,305576776
Dimana:
K = Koefesien Multiplier

∆C = Perubahan nilai konsumsi


(Marinal Propencity to Consume)

∆Y = Perubahan nilai Pendapatan


(Marinal Propencity to Income)

16
MINGGU 4
PARIWISATA DAN NERACA
PEMBAYARAN

NERACA PEMBAYARAN
POS-POS DEBET POS-POS KREDIT (UANG
(UANG KELUAR KE DALAM NEGERI)
NEGERI)
 Impor Barang-barang  Eksport Barang-barang
 Pembayaran Utang-  Penerimaan utang-
utang utang (pinjaman)
 Pembayaran bunga  Penerimaan bunga dan
dan deviden deviden
 Pengeluaran  Pengeluaran
wisatawan di luar wisatawan didalam
negeri negeri
 Pembayaran kredit  Penerimaan kredit
jangka jangka
panjang/pendek, panjang/pendek,
pelunasan kembali pelunasan kembali dari
kepada luar negeri luar negeri
 Jasa-jasa lain, sperti  Jasa-jasa lain, sperti
lalu lintas lalu lintas transportasi,
transportasi, asuransi, komisi dll
asuransi, komisi dll
 Impor mas  Eksport mas

17
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi/mengurangi
penerimaan devisa dari sector
pariwisata antara lain:
1. Kebutuhan barang impor untuk keperluan
industri perhotelan, dan restoran

2. pembayaran bunga pinjaman pada kreditur


luar negeri untuk proyek-proyek yang
berkaitan denga kepariwisataan pada suatu
negara.

3. Biaya Technical assistence untuk ahli-hali


asing yan masih diperlukan oleh hotel-
hotel berbintang pada suatu negara.

4. Biaya iklan dan promosi yang dilancarkan


di luar negeri.

5. barang-barang konsumsi yang merupakan


produk luar negeri yang diperlukan bagi
wisatawan mancanegara yang berkunjung
ke negara tersebut.

18
Rumus:

Net BP = E-(H:A+R+O+C)

Dimana:

BP = Balance Payment
E = Total Tourist Expenditures
H = Cost of Hotel construction
A = Amortization (hak paten)
R = Remittance of interest (Pembayaran bunga)
O = Annual Cost of Oversea Operation
C = Import Item Needed by tourist

Rumus Pendapatan Bersih Sektor Pariwisata

Net Income = N x L (E-D-C)


Dimana:
N = Number of Tourist
L = Length of stay
E = Average Expenditures per day per tourist
C = Drain on the use of special Goods & Serv
D = Drain on Community Facilities

Data yang diperlukan:


1. Jenis akomodasi yang
digunakan

19
2. type dan jenis tempat berbelanja yang
disukai wisatawan
3. besarnya tariff kamar
4. besarnya pengeluaran tiap-tiap outlet
5. besarnya pendapatan dari pengeluaran yang
dilakukan
6. rata-rata kecenderungan untuk menabung
masyarakat
7. Pola pengeluaran wisatawan
8. besarnya pendapatan yang dibelanjakan
penduduk setempat DTW.

20
MINGGU 5
UKURAN EFESIENSI
PENGELUARAN WISATAWAN

Hubungan antara
banyaknya uang yang
dibelanjakan oleh para
wisatawan
dibandingkan dengan
lamanya wisatawan
tinggal di daerah
tujuan wisata tertentu.

Rumusnya:

ESR = E x e / L

Dimana:
ESR = Efficiency Spending rate
E = Total Expenditures per tourist
e = Average Expenditures per day
L = Average Length of Stay in days per tourist

Semakin besar ESR maka kedatangan wisatawan


semakin diharapkan.

21
Lalu bagaimana dengan Nusa Dua dengan Kuta?

6 Pengaruh Pariwisata terhadap kesempatan


kerja

E.O.J.W = T.A.T.E X 54%

Dimana:
E.O.J.W = Effect on Jobs and Wages
T.A.T.E = Total Annual tourist Expenditures
Angka 54% berdasarkan penelitian dibeberapa
negara.

Faktor-faktor yang menentukan variasi pengaruh


kesempatan kerja di suatu negara yang
disebabkan oleh berkembangnya sector
pariwisata:

1. Corak Sistem perekonomian


2. Bentuk perusahaan yang bergerak
disektor pariwisata.
3. Tingkat ketrampilan tenaga kerja, serta
criteria yang ditentukan oleh industri
pariwisata.
4. Persaingan diantara perusahaan dalam
inndustri.
5. Apakah kegiatan Reguler atau musiman?

22
6. Banyak tidaknya pekerjaan (Proyek lain) yang
tercipta akibat berkembangnya sector
pariwisata.

7 Pengaruh pengeluaran Wistawan terhadap


Penerimaan Pajak dan Pendapatan Nasional

Catatan:
1. Besarnya pajak (Taxes) tergantungn pada
besar atau kecilnya pengeluaran wisatawan
di DTW.
2. Besarnya pajak juga tergantung pada
koefisien multiplier efek di DTW.
3. Besarnya keharusan membayar pajak yang
ditetapkan oleh peemrintah DTW. Biasanya
10%.

Rumusnya:

T.R = T.A.T.E x K x 10%


Dimana:
T.R = Tax Revenue
T.A.T.E = Total Annual Tourist Expenditures
K = Koefisien Multiplier

23
Pendapatan Nasional

Rumusnya:

N.I = T.A.T.E x K
Dimana:
N.I = National Income
T.A.T.E = Total Annual Tourist Expenditures
K = Koefisien Multiplier

Misalnya:

Tahun 1993 pengeluaran wisatawan di Indonesia


adalah sebanyak US$ 3.640,8 miliar dan koefisien
Multiplier K=2,5, maka pendapatan nasional dari
sector pariwisata dapat dihitung dari rumus
diatas sebagai berikut:

N.I = US$ 3.640,8 x 2,5

N.I = US$ 9.102

24
MINGGU 6
KEBIJAKAN

Bagian ini akan disesuaikan


dengan Kasus terbaru dan
sedang hangat di masyarakat
pariwisata

25
MINGGU 7
KAJIAN MIKRO EKONOMI
PARIWISATA

1 Permintaan & Penawaran

1. Aspek Penawaran Pariwisata

Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto 2005), ada empat aspek (4A)
yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut
adalah sebagai berikut.

a) Attraction (daya tarik); daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk
menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa
alam
b) maupun masyarakat dan
budayanya.
Accesable (transportasi); accesable dimaksudkan agar wisatawan
c) domestik
dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat
wisata
d) Amenities (fasilitas); amenities memang menjadi salah satu syarat
daerah
tujuan wisata agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama
di
DTW.
Ancillary (kelembagaan);
Selanjutnya Smith, 1988 adanya
(dalam lembaga pariwisata wisatawan
Pitana, 2005)
akan mengklasifikasikan
semakin
berbagai
kelompok sering
barang
besar,mengunjungi
dan jasa yangdan
yaitu: harusmencari DTW apabila
disediakan
(1)Transportation, di daerah
oleh(2)Travel
DTW tersebut
menjadi
services,
enamwisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism)
(3)Accommodation, (4)Food services, (5)Activities and attractions (recreation dan
terlindungi.
culture/entertainment), dan (6) Retail goods.

Inti dari kedua pernyataan di atas adalah, aspek penawaran harus


dapat
menjelaskan apa yang akan ditawarkan, atraksinya apa saja, jenis transportasi
yang dapat digunakan apa saja, fasilitas apa saja yang tersedia di DTW, siapa
saja yang bisa dihubungi sebagai perantara pembelian paket wisata yang kan
dibeli.

26
2. Aspek Permintaan Pariwisata

Menurut Medlik, 1980 (dalam Ariyanto, 2005), faktor-faktor utama dan


faktor
lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Harga; harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata
akan
memberikan imbas atau timbal balik pada wisatawan yang akan
bepergian, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitu pula
sebaliknya. apabila pendapatan suatu negara
b) Pendapatan; kecendrungan
tinggi, berlibur akan
untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat sebuah usaha
semakin
pada Daerahtinggi dan bisa
Tujuan jadijika
Wisata calon wisatawan
dianggap
membuat
menguntungkan.
c) Sosial Budaya; dengan adanya sosial budaya yang dan bercirikan
unik berasal maka,
atau berbeda dari apa yang ada di negara calon hal ini akan
wisata peningkatan
membuat sebuah permintaan
keingintahuan terhadap
dan wisata akan pengetahuan
penggalian
tinggi
sebagai
d) khasanah kekayaan pola pikir budaya
wisatawan.
Sospol (Sosial Politik); dampak sosial politik belum terlihat apabila
keadaan Daerah Tujuan Wisata dalam situasi aman dan tenteram, tetapi
apabila hal tersebut berseberangan dengan kenyataan, maka sospol
e) akan sangat terasa dampak dan pengaruhnya dalam terjadinya
permintaan.
Intensitas keluarga; banyak atau sedikitnya keluarga juga berperan serta
dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi, jumlah keluarga yang
banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut
f) akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata
itu sendiri.
Harga barang substitusi; disamping kelima aspek di atas, harga barang
pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan, dimana barang-
barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti DTW yang dijadikan
cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai tujuan wisata utama di
Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan
kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat Daerah Tujuan Wisata
g) sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke
daerah
membantu terdekat
atau seperti
denganMalaysia
kata laindan Singapura.
barang komplementer adalah barang
Harga barang komplementer; merupakan
yang saling melengkapi, dimana apabila dikaitkan sebuah barang
dengan yang
pariwisata
saling
barang komplementer ini sebagai objek wisata yang saling melengkapi
dengan objek wisata lainnya.

Sedangkan Jackson, 1989 (dalam Pitana, 2005) melihat bahwa faktor


penting yang menentukan permintaan pariwisata berasal dari komponen
daerah

27
asal wisatawan antara lain, jumlah penduduk (population size),
kemampuan
finansial masyarakat (financial means), waktu senggang yang dimiliki
(leisure time), sistem transportasi, dan sistem pemasaran pariwisata yang ada.
Dari kedua pendapat di atas, aspek permintaan pariwisata dapat diprediksi dari
jumlah penduduk dari suatu negara asal wisatawan, pendapatan perkapitanya,
lamanya waktu senggang yang dimiliki yang berhubungan dengan musim di
suatu negara, kemajuan teknologi informasi dan transportasi, sistem
pemasaran yang berkembang, keamanan dunia, sosial dan politik serta aspek
lain yang berhubungan dengan fisik dan non fisik wisatawan.

2 Perilaku Wisatawan

Tipologi Wisatawan
Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungannya itu.
(Spillane, 1993).
Tipologi wisatawan merupakan aspek sosiologis wisatawan yang menjadi
bahasan yang penting karena pada penelitian ini akan meneliti persepsi
wisatawan terhadap suatu objek wisata. Menurut Plog, 1972 (dalam
Pitana,
2005) mengelompokkan
1. Allocentris, yaitu wisatawantipologi
hanya wisatawan sebagai berikut:
ingin mengunjungi tempat-tempat
yang
belum diketahui, bersifat petualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas
2. yang disediakan oleh masyarakat lokal.
Psycocentris, yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah
tujuan
3. wisata sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan
di negaranya.
Mid-Centris, termasuk
perencanaan, yaitu terletak diantara
dalam tipologi Allocentris
pengembangan dan Psycocentris
kepariwisataan. Tipologi
yang Menurut Pitana (2005), tipologi wisatawan perlu diketahui untuk
tujuan adalah tipologi berdasarkan atas kebutuhan riil wisatawan
lebih sesuai
sehingga pengelola dalam melakukan pengembangan objek wisata sesuai
dengan segmentasi wisatawan.
Pada umumnya kelompok wisatawan yang datang ke Indonesia
terdiri dari kelompok wisatawan psikosentris (Psycocentris). Kelompok ini
sangat peka pada keadaan yang dipandang tidak aman dan sangsi akan
keselamatan dirinya, sehingga wisatawan tersebut enggan datang atau
membatalkan kunjungannya yang sudah dijadualkan (Darsoprajitno, 2001).

28
Motivasi Wisatawan untuk Berwisata
Menurut Sharpley, 1994 dan Wahab, 1975 (dalam Pitana, 2005) menekankan,
motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan
pariwisata, karena motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata, walau
motivasi ini acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri.
Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal,
motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar
sebagai berikut: (1) Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat
fisik antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga, bersantai dan sebagainya. (2) Cultural motivation yaitu keinginan untuk
mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. (3)Social or interpersonal
motivation
yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga,
menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi
(prestice), melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya.
(4) Fantasy motivation yaitu adanya motivasi di daerah lain sesorang akan bisa lepas
dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis
(McIntosh,
1977 dan Murphy, 1985; dalam Pitana, 2005).
Pearce, 1998 (dalam Pitana, 2005) berpendapat, wisatawan dalam melakukan
perjalanan wisata termotivasi oleh beberapa faktor yakni: Kebutuhan fisiologis,
keamanan, sosial, prestise, dan aktualiasasi diri.

Faktor-faktor Pendorong Wisatawan


untuk Berwisata
Faktor-faktor pendorong untuk berwisata sangatlah penting
untuk yang berkecimpung dalam industri pariwisata
diketahui oleh siapapun
(Pitana,
2005). Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin
melakukan perjalanan wisata, tetapi belum jelas mana daerah yang akan dituju.
Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata menurut
Ryan, 1991 (dalam Pitana, 2005), sebagai berikut:
1) Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan
menjemukan,
atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.
2) Relaxation. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan
dengan motivasi untuk escape di atas.

29
3) Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan,
yang
merupakan kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan
4) diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.
Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekerabatan,
khususnya dalam konteks (visiting, friends and relatives). Biasanya wisata
5) ini
dilakukan bersama-sama (group tour)
Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi
6) yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan
untuk meningkatkan status atau social standing.
7) Social interaction. Untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat,
atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.
8) Romance. Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa
memberikan
suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan
9) seksual.
Educational opportunity. Keinginan melihat suatu yang baru,
memperlajari
orang lain dan/atau
10)Wish-fulfilment. daerah merealisasikan
Keinginan lain atau mengetahui kebudayaan
mimpi-mimpi, yang etnis
lamalain. Ini
merupakan pendorong dominan dalam pariwisata.
dicita-
citakan, sampai mengorbankan
Self-fulfilment. diri dalam bentuk
Keinginan menemukan penghematan,
diri sendiri, karenaagar diri
bisa
melakukan
sendiri perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata
biasanyasebagai
religius, bisa ditemukan
bagian dari keinginan
pada saatataukita dorongan
menemukan
yang kuat
daerah
dari dalam
atau
orang yang baru.
diri.
Kesepuluh faktor tersebut di atas diidentifikasi sebagai faktor
pendorong wisatawan dalam mengunjungi suatu objek wisata khususnya
objek wisata Kebun Raya Eka Karya Bali.

30
MINGGU 8
TOURISM DEVELOPMENT STAGES

Bagian ini akan disesuaikan


dengan Kasus terbaru dan
sedang hangat di masyarakat
pariwisata

31
MINGGU 9
IDEALISME PARIWISATA BALI

ANALISIS DESKRIPTIF
PARIWISATA KALTENG

1
IDEALISME PARIWISATA KALTENG

 Multiplier (Pelipatganda)
 Neraca Pembayaran (Import-Export)
 Kebijakan (subsidi)
 Lingkungan
 Dampak Sosbud

3
ETIKA PENGEMBANGAN PARIWISATA

 Kealamiahan
(sustainable Tourism)
 Keunikan
(Unique Resort)
 Kelangkaan
(Responsible Tourism)
 Pelibatan Tenaga Kerja
(Local Resources)

32

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai