Anda di halaman 1dari 52

Dr. Drs. I Wayan Sujana, MM.

Program Studi Magister Manajemen


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
1
Pandangan Adam Smith
o Th 1759 “The Theory of Moral Sintiments” Manusia adalah mahluk
bebas, membenci campur tangan pemerintah (sifat natural)
o Th 1776The “Wealth of Nations”: produksi dan perdagangan
sumber kemakmuran, kebebasan ekonomi/ekonomi libral,
invisible hand. MUNCUL REVOLUSI INDUSTRI.

Munculnya Revolusi Industri 1750-1850;


o Penemuan Mesin2 (transportasi udara,darat, laut))
o Peningkatan pendapatan,
o Tingkat kesejahteraan meningkat dan mempunyai waktu uang
waktu libur teratur.
o Awal abad 19 (1869) muncuk industri pareiwisata dunia.
o Adam Smith tidak terlalu tertarik dgn Wisata Dunia.
1) Adanya Perubahan Organisasi: Unfresing, changing,
Refresing

2) Keinginan untuk melepaskan diri tekanan hidup sehari-hari


di kota, keinginan untuk mengubah suasana dan
memanfaatkan waktu senggang;

3) Kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan


transportasi;

4) Keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman-


pengalaman baru mengenai masyarakat dan tempat lain;
5) Meningkatnya pendapatan yang dapat memungkinan
seseorang dapat dengan bebas melakukan perjalanan
yang jauh dari tempat tinggalnya.
 Pariwisata adalah salah satu jenis industri
baru yang mampu menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam
menyediakan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta
menstimulasi sektor-sektor produktivitas
lainnya. Sebagai sektor yang kompleks yang
meliputi industri-industri klasik yang
sebenarnya seperti industri kerajinan tangan
dan cinderamata.
 Menurut Glasson (1990) multiplier effects adalah suatu
kegiatan yang dapat memacu timbulnya kegiatan lain.

 Berdasarkan teori ini dapat dijelaskan bahwa industri


pariwisata akan menggerakkan industri-industri lain
sebagai pendukungnya.

 Komponen utama industri pariwisata adalah daya tarik


wisata berupa destinasi dan atraksi wisata, perhotelan,
restoran dan transportasi lokal.

 Sementara komponen pendukungnya, mencakup industri-


industri dalam bidang transportasi, makanan dan
minuman, perbankan, atau bahkan manufaktur. Semuanya
dapat dipacu dari industri pariwisata.
 Awalnya wisatawan akan membeli tiket perjalanan/transportasi : pesawat, kereta api,
kapal laut atau bus. Di sini industri transportasi terpacu dari pembelian tiket tersebut.
Selanjutnya memebutuhkan hotel , makan dan minum atau bahkan cinderamata.

 Transaksi wisatawan membuat perputaran uang di daerah destinasi meningkat. Uang


hasil transaksi dari wisatawan, oleh pihak hotel dan restoran digunakan untuk
membayar pajak, pegawai dan membeli bahan baku kemudian uang yang diterima oleh
pegawai digunakan membeli kebutuhan sehari-hari dan seterusnya. Perputaran uang
yang yang meningkat di suatu daerah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang bagus.

 Uang yang mereka bawa adalah uang baru dalam perputaran uang di daerah tersebut.
Kurang lebih selama satu tahun baru uang tersebut akan perlahan-lahan berkurang atau
bahkan menghilang dari peredarannya karena mengalami kebocoran atau leakage.
Kebocoran terjadi jika uang hasil transaksi dari wisatawan digunakan oleh pihak hotel/
restoran untuk mengimpor bahan, membayar pegawai asing atau disimpan dalam bank.

 Saat menghilang dari peredarannya, uang tersebut sudah tidak memberikan pengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah destinasi. Dalam skala nasional, impor bahan
baku, outbond tourist (wisatawan dalam negeri yang berlibur ke luar negeri), investasi
luar negeri, dan memperkerjakan karyawan asing adalah beberapa kebocoran dalam
multiplier effects.
 Multiplier effects bisa untuk mengukur tingkat keberhasilan
industri pariwisata. Ukuran keberhasilan dihitung dari besar
pengaruh uang yang dibelanjakan terhadap perekonomian suatu
negara/daerah.

 Besarnya pengaruh uang tersebut dinotasikan sebagai “ coefficient


of multiplier effects”(K). Semakin besar nilai K menunjukan
perkembangan industri pariwisata juga semakin bagus.

 Nilai K juga dipengaruhi oleh kebocoran kebocoran (leakages),


meskipun banyak uang dibelanjakan oleh wisatawan, tapi jika
kebocorannya juga besar maka nilai K akan mengecil. Besarnya
nilai K juga bisa digunakan untuk menghitung besarnya
pendapatan nasional dari sektor pariwisata.
Dalam perekonomian tiga dan empat sektor, ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan
perubahan dari keseimbangan Y semula ke keseimbangan baru.
Faktor yang dapat merubah keseimbangan adalah :
1.perubahan Investasi,
2.perubahan pajak
3. perubahan pengeluaran pemerintah
4. perubahan X & M

MULTIPLIER INVESTASI
Pengaruh I Terhadap Y
Jika fungsi consumsi C = 100 + 0,75 Y, berapa besarnya tingkat consumsi dan
pendapatan nasional keseimbangan ?
eq : Y =C
Y = 100 + 0,75 Y
0,25Y= 100
Y = 400
( pendapatan nasional keseimbangan )
 
Jika I o = 10 , maka
Y=C+I
= 100 + 0,75 Y + 10
0,25Y= 110
Y= 440
( pendapatan nasional keseimbangan meningkat dari 400 menjadi
440)
 Dengan adanya tambahan AD sebesar dI = 10 menyebabkan

tambahan pendapatan ( dY) sebesar 40, yang dapat ditulis :


dY = 40 = 4 ( multiplier)
dI 10
 Multiplier : angka yang menunjukkan berapa besarnya kenaikan

pendapatan nasional akibat kenaikan permintaan agregat


Menurunkan multiplier
Y =C+I
Y = a+bY +I
Y - bY = a + I
Y (1 – b ) = a + I
 
PENGERTIAN PARIWISATA
 ISTILAH PARIWISATA DI INDINESIA MUNCUL
TAHUN 1960 OLEH BUNG KARNO YANG
BERASAL DARI KATA “TOURISM”.
 Suatu Perjalanan dianggap Pariwisata bila:
- Melakukan perjalanan itu lebih dari 24 jam.
- Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara
waktu.
- Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di
tempat atau  negara yang dikunjunginya,
melainkan bersifat sukarela (voluntary)
- Jarak dari rumah paling tidak 80 km (50 mil)
FAKTOR PENDORONG
PENGEMBANGAN PARIWISATA DI
INDONESIA
1) Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai
sumber devisa negara jika dibanding dengan
waktu lalu;
2) Merosotnya nilai eksport pada sektor
nonmigas;
3) Adanya kecenderungan peningkatan
pariwisata secara konsisten;
4) Besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia bagi pengembangan pariwisata.
MODEL PARIWISATA SEBAGAI SUATU INDUSTRI
 
KONSUMEN

PERMINTAAN

MOTIF KEBUTUHAN DLM JASA


PERJALANAN PERJALANAN ANGKUTAN

ATRAKSI JASA ANGKUTAN


WISATA WISATA WISATA

SUPPLY

-PEMASARAN PRODUSEN
-SAPTA PESONA PERILAKU UNTUK MENANGKAP
-SEPULUH UNSUR DAN MENAHAN WISATAWAN
PENJELASAN PERILAKU MASYARAKAT
MENGACU PADA “SAPTA PESONA”

1. KEAMANAN:
(PENCURIAN, PERAMPOKAN, PEMERASAN DLL)
2. KETERTIBAN:
(TRANSPORT, KEUANGAN, LOKASI PEDAGANG DLL).
3. KENYAMANAN:
(IKLIM, POLUSI, KEMACETAN)
4. KEBERSIHAN:
(OBYEK, HOTEL, TRANSPORT)
5. KERAMAHTAMAHAN
(MASYARAKAT & PELAKU).
6. KEINDAHAN (SYRT. ATRAKSI)
7. KENANGAN:
(ATRAKSI, PELAYANAN, SOUVENIR KHAS DAERAH)
PEMASARAN PARIWISATA
A. Bauran Pemasaran (8P):
Partnership, Product, People, Packaging,
Programing, Place, Promotion, Price.

B. Creating New Market Space:


1. Industri Substitusi, melawan pesaing dg. produk
substitusi.
2. Group Startejik, bergabung membentuk kawasan
pariwisata.
3. Redifinisi Group Pembeli, melibatkan wisatawan untuk
memnentukan Produk (atraksi).
5. Produk Komplementer, menciptakan produk pelengkap.
4. Reorientasi Fungsi dan Emosi, menciptakan manfaat
tambahan.
5. Partisipasi dalam trend Eksternal, seperti internet dan
paristiwa lain.
Contoh Creating New Market
Space:
PENGEMBANGAN OBYEK
WISATA
Harus memenuhi empat kriteria:
1. Something to see (daya tarik bisa dilihat)
2. Something to do (melakukan sesuatu)
memberikan rasa senang, relax dll).
3. Something to buy (belanja dg ciri khas).
4. Something to know (peneliti).
Diperlukan prasarana kepariwisataan atau
Klasifisikasi Usaha Dalam Industri
Pariwisataan.
Klasifisikasi Usaha Dalam Industri
Pariwisata
Klasifikasi Usaha
Akomodasi Hotel, Motel, Tourist Courts, Tourist Home,
Camping Ground Trailer parka, Usaha areal
Rekreasi
Usaha Perjalanan Agen perjalanan, biro tur, dan guide
Kebudayaan dan Taman Botanical, dan Zoological
Entertainment Teater dan Entertainment
Taman hiburan
Usaha Kendaraan Sevise Kendaraan , Penitipan kendaraan
Lain-lain Toko Kamera dan Photografi
Toko hadiah dan Souvenir
Loundry dan Optik
Transportasi Transportasi udara, antar kota dan transit
pedesaan, Bus dan kendaraan Carter,
Penyewaan mobil, Transportasi air.
MENAHAN WISATAWAN
A. USAHA :
1. MENAMBAH /MENCIPTAKAN KERAMAHAN,
2. LINGKUNGAN YANG BAGUS DAN ARSITEK ASRI,
3. MEMBERIKAN TAMBAHAN ATRAKSI (HIBURAN, TARIAN,
KRATON JOGJA)
4. MELIBATKAN WISATAWAN DALAM ATRAKSI,
5. KAITKAN KESAN PADA SUATU BENDA YANG SERING
DILIHAT WISATAWAN SETELAH KEMBALI KERUMAHNYA,

B. CINDRAMATA YANG BERKESAN:


A. TIDAK MUDAH RUSAK DAN SELALU DAPAT DILIHAT.
A. MEMPUNYAI HUBUNGAN SUBSTANSIAL (FOTO/SPIESMEN),
B. CIPTAKAN SECARA KEBETULAN,
C. AUDITIF SAOUVENIR BERUPA SUARA (GAMELAN DLL).
TUJUAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA BERKELANJUTAN DI
INDONESIA

 PRO GROWTH (PERTUMB. EKONOMI).


 PRO JOB (PENCIPTAAN LAPANGAN
KERJA).
 PRO POOR (PENGENTASAN KEMISKINAN)
 PRO ENVIROMENT (LINGKUNGAN HIDUP).
PENYERAPAN TENAGA KERJA
DARI PARIWISATA
 Menurut World Tourism Organization (WTO) dari sembilan
kesempatan kerja yang tersedia secara global satu
diantaranya berasal dari sektor pariwisata.

 Daya serap tenaga kerja pada sektor pariwisata lebih besar


di negara-negara berkembang.

 Pariwisata dapat membuka pasar baru bagi produksi


pertanian dan hasil kerajinan rumah tangga yang masih
tradisonal maupun usaha-usaha jasa seperti Spa,
penginapan, transportasi dan guide yang dengan sendirinya
membuka peluang kerja baru bagi para pencari kerja yang
terus meningkat setiap tahun,

 Meningkatkan output (Utility) negara (neraca perdagangan


luar negeri surplus).
MODEL PENGEMBANGAN
PARIWISATA BERKELANJUTAN
1. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: “PEMBANGUNAN
YANG DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN SAAT INI
TANPA MENGORBANKAN GENERASI MASA DEPAN
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MEREKA”.
2.PEMERINTAH DAN MEMPERIORITASKAN DAN
MEMPERKUAT BANTUAN, KEPADA PROYEK-PROYEK
PARIWISATA YANG BERKONTRIBUSI KEPADA
PERBAIKAN KUALITAS LINGKUNGAN .
3. BUDAYA YANG RENTAN SAAT INI MAUPUN DI MASA
DEPAN HARUS DIBERI PRORITAS KHUSUS DALAM
HAL KERJASAMA TEKNIS DAN BANTUAN KEUANGAN
UNTUK PEMBANGUNAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN.
4. PROMOSI/DUKUNGANTERHADAP BERBAGAI BENTUK
ALTERNATIF PARIWISATA YANG SESUAI DENGAN PRINSIP-
PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.
5. PEMERINTAH HARUS MENDUKUNG DALAMPENCIPTAAN
JARINGAN UNTUKPENELITIAN, DESIMINASI INFORMASI DAN
TRANSFER PENGETAHUAN TENTANG PARIWISATA
BERKELANJUTAN.
6. PENETAPAN KEBIJAKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
MEMERLUKAN DUKUNGAN DAN SISTEM PENGELOLAAN
PARIWISATA YANG RAMAH LINGKUNGAN, STUDI
KELAYAKAN UNTUK TRANSFORMASI SEKTOR, DAN
PELAKSANAAN BERBAGAI PROYEK PERCONTOHAN DAN
PENGEMBANGAN PROGRAM KERJASAMA INTERNASIONAL.
PRODUK PARIWISATA DARI PENGEMBANGAN
PARIWISATA BERKELANJUTAN

 ECOTOURISM
 ALTERNATIVE TOURISM
 APPROPRIATE TOURISM
 CULTURE TOURISMTPARIWISATA BUDAYA
 ADVENTURE TOURISM
 GREEN TOURISM
 SOFT TOURISM
 COMMUNITY-BASED TOURISM/ PARIWISATA
KERAKYATAN
 DLL.
BERPARTISIPASI MEMAJUKAN
PARIWISATA
1. Kenali obyek wisata yang punya nilai jual tinggi dan berpeluang
menarik kunjungan wisatawan.
2. Promosikan secara sederhana bisa lewat mulut ke mulut, memberi
keterangan mengenai lokasi dan daya tariknya.
3. Buat media online seperti website ataupun weblog.Tulislah
semenarik tapi jangan berbvohong pake video.

4. Buatlah perjalanan paket wisata ke daerah Anda (semacam travel


agent kecil-kecilan, amatiran) misalnya tur mendaki gunung,
menikmati pantai,

5. Sebarkan paket tur tersebut ke jejaring sosial, jadilah operator


perjalanan yang ramah lingkungan dan mentaati adat istiadat di
daerah yang Anda kunjungi.

6.Turut mengindahkan SAPTA PESONA (keamanan, ketertiban,


kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan).
MENINGKATKAN KETANGGUHAN
PARIWISATA NASIONAL
a.Menyusun perencanaan pengembangan pariwisata nasional untuk dijabarkan
ke tingkat daerah .

b.Penyesuaian pembangunan daerah tujuan wisata dengan potensi masing-


masing, serta
mempertimbangkan sasaran pasar yang akan diraih.

c.Pengembangan produk wisata di luar Jawa dan Bali dengan pemantapan dan
peningkatan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu, Kawasan Andalan
Prioritas, dan kawasan tertentu lainnya dalam upaya mempercepat “pemerataan
pembangunan”.

d.Pengembangan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, budaya
dan minat khusus sebagai komponen utama untuk meningkatkan produk wisata yang
berkualitas.

e.Pembinaan dan pengembangan usaha jasa pariwisata dan pengusahaan jasa


pariwisata seperti Biro Jasa Wisata, Pramuwisata, dan usaha jasa lainnya.
f.Pembinaan dan Pengembangan Usaha Sarana Pariwisata dan
pengusahaan sarana pariwisata (akomodasi, kawasan
pariwisata, wisata tirta, restoran, angkutan wisata, serta sistem
pendukungnya).

g.Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri.

h.Meningkatkan dan memperluas aksesibilitas guna mendukung


pengembangan pariwisata.

i.Meningkatkan mutu pelayanan informasi kepariwisataan.

j.Pengembangan sistem informsi pariwisata melalui penyediaan


pusat data yang handal.

k.Meningkatkan kualitas produk pariwisata sebagai antisipasi


terhadap meningkatnya tuntutan wisatawan.

l.Peningkatan penggunaan IPTEK guna mendukung optimalisasi


pengembangan pariwisata.
 
DESA WISATA DAN UMKM
Pengembangan UMKM tertentu di Desa
Wisata, Inhouse Training Departemen
Pengembangan UMKM.
Urutan pengeluaran terbesar wisatawan:
 akomodasi yaitu 21,77% ,
 pengeluaran makanan dan minuman 10,96%,
 belanja lain-lain 10,36%
 dan penerbangan domestik sebesar 10,14% .
PARIWISATA BUDAYA
cultural tourism
A. Apa Pariwisata
aktivitas perjalanan keluar dari
kegiatan/lingkungan keseharian dengan
motiv tertentu.

B. Apa Budaya
hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia
dalam bentuk tiga aspek: aspek material,
perilaku, dan ide.
BENTUK STRATEGI
BERDASARKAN “SWOT ANALISIS”

DIAGRAM SWOT

PELUANG LINGKUNGAN EKSTERNAL

“STRATEGI BERBENAH DIRI” “STRATEGI AGRESIP”

KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNNAL

“STRATEGI DEFENSIF” “STRATEGI DIVERSIFIKASI”

ANCAMAN LINGKUNGAN EKSTERNAL


MODEL PENGEMBANGAN
PARIWISATA

FAKULTAS EKONOMI UNMAS DENPASAR


Merumuskan Strategi
Pengembangan Desa Wisata
1. Identifikasi
potensi desa , potensi yang bisa menjadi
komoditas: keindahan alam, hasil bumi, kekayaan flora
fauna/hayati, sosio kultural, masyarakat, tradisi atau hal-hal
yang bersifat khas/unik yang tak dimiliki daerah lain. Pastikan
potensi unggulan yang akan dijadikan komoditas utama

2. Identifikasi permasalahan yang bisa jadi penghambat bagi


pengembangan potensi wisata desa, mulai dari yang bersifat
fisik, non fisik atau sosial, internal dan eksternal. ‘

3. Perlunya komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa


untuk menyamakan pendapat, persepsi dan mengangkat
potensi desa guna dijadikan desa wisata.

4. Identifikasi dampak baik dampak positif maupun negatif dari


sebuah kegiatan wisata sesuai kekhasan masing-masing desa
 

5. Komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menggandeng


Pemerintah Daerah dan jika perlu menggandeng pihak swasta.

6. Menyiapkan segala perangkat-perangkat aturan/regulasi norma yang


lebih bertujuan untuk mengawal pengembangan desa wisata dan
mengawasi potensi-potensi penyimpangan yang mungkin saja bisa
terjadi.

7. Melakukan pelatihan-pelatihan bagi seluruh komponen desa, termasuk


pemerintah desa tentang manajemen pariwisata, bagaimana
mengelola tempat wisata, manajemen tamu/pengunjung, beserta
inovasi-inovasi yang perlu dikembangkan mengingat menghindari
fluktuasi dan “kejenuhan”

8. Gunakan segala media untuk memperkenalkan dan mempublikasikan


potensi wisata di desa baik media konvensional maupun non
konvensional, seperti media internet

9. Belajar pada kesuksesan desa wisata lain atau studi banding. Kita bisa
belajar banyak pada keberhasilan desa wisata lain khususnya yang
sejenis
PENGEMBANGAN PARIWISATA
REKLAMASI PANTAI
MODEL PENGEMBANGAN
PARIWISATA DUNIA (PBB) JULI 2000.

 DASAR PEMIKIRAN
PARIWISATA DAPAT MENANGGULANGI KEMISKINAN
DENGAN “COMMUNITY-BASED TOURISM” (CBT)
 ADA 3 KEGIATAN YANG DAPAT MENDUKUNG CBT:
1. ADVENTURE TRAVEL,
2. CULTURAL TRAVEL DAN
3. ECOTOURISM,
TERKAIT DENGAN
1. SMALL FAMILY-OWNED HOTELS
2. EKONOMI KERAKYATAN
 PERAN WISATA DOMESTIK (WISNUS) PERLU
DIPERHATIKAN.
DAMPAK EKONOMIS WISATAWAN
(EFEK MULTIPLIER)

PENGELUARAN WISATAWAN
 Akomodasi………………………….. 30%
 Makan-minum……………………… 25%
 Transport lokal…………................... 5%
 Rekreasi……………………………... 10%
 Souvenir……………………………... 25%
 Lain-lain ……………………………. 5%
DI NEGARA MAJU PELUANG KERJA DICIPTAKAN WISATAWAN 1 :
6. ARTINYA SETIAP WISATAWAN MENCIPTAKAN KESEMPATAN
KERJA UNTUK EANM ORANG. SEDANGKAN DI INDONESIA 1 : 1

MODEL PRILAKU TINGGAL WISATAWAN


- MODEL ENKLAVE (KUMPUL DI HOTEL)
- MODEL BERBAUR DENGAN MASYARAKAT
- MODEL INDIVIDUAL
SERTIFIKASI KOMPONEN PRODUK
WISATA BERKELANJUTAN

 BLUE FLAG UNTUK PANTAI,


 GREEN LEAF UNTUK AKOMODASI
 GREEN SUITCASE UNTUK BIRO
PERJALANAN
 GREEN GLOBE UNTUK KAWASAN
WISATA DAN DESTINASI/TUJUAN
WISATA.
PENGARUH PERKEMBANGAN PARIWISATA
TERHADAP PEREKONOMIAN

Dampak Positif:
1. Foreign Exchange Earning (bisnis valuta
asing)
2. Contribution s To Government Revenues
(Pendapatan Pemerintah)
3. Employment Generation (penciptaan
peluang kerja)
4. Infrastructure Development .
Dampak Negatif Pariwisata:
1. Bahaya ketergantungan yang sangat mendalam terhadap
pariwisata (imprialis modern)

2. Meningkatkan inflasi dan harga jual tanah menjadi mahal.

3. Meningkatkan impor barang terutama alat-alat teknologi


modern yang digunakan untuk memberikan pelayanan
pada wisatawan dan biaya-biaya pemeliharaan fasilitas-
fasilitas yang ada.
4. Produksi yang bersifat musiman menyebabkan
rendahnya tingkat pengembalian modal awal.

5. Terjadi ketimpangan daerah dan


memburuknya kesenjangan pendapatan
antara beberapa kelompok masyarakat.

6. Hilangnya kontrol masyarakat lokal


terhadap sumber daya ekonomi.

7. Munculnya neo kolonialisme dan neo


imperialisme.
PARIWISATA BUDAYA
I. PENGEMBANGAN PARIWISATA
BUDAYA DI BALI
 DI BALI PARIWISATA MERUPAKAN LEADING SECTOR.
 PARIWISATA BUDAYA (CULTURAL TOURISM)
- Pariwisata adalah;
perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat
sementara, dilakukan secara berkelompok, perorangan,
untuk mencari keserasian, kebahagiaan, dengan
lingkungan hidup dalam dimensi: sosial, budaya, alam
dan ilmu.

- Budaya adalah:
segala sesuatu yang merupakan hasil cipta, rasa, dan
karsa manusia yang Wujud kebudayaannya dapat
berbentuk: konkrit (pakaian, bangunan dll), setengah
konrit ( upacara perkawinan, ritual dll) dan abstrak
(pengetahuan, norma, keyakinan dll).
PENGEMBANGAN PARIWISATA
BERWAWASAN PARIWISATA BUDAYA
 UNTUK MENCEGAH DAMPAK NEGATIF PARIWISATA
PERLU MODEL PENGEMBANGAN PARIWISATA.
 MODEL PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA:
1. PEMBANGUNAN FISIK DENGAN MEMPERHATIKAN KE
KHASAN DAERAH (BALI DAN YOGYAKARTA).
2. MENGHIDUPKAN WISATA BUDAYA TRADISIONAL.
3. MEMBERIKAN PENDIDIKAN BUDAYA BAGI GENERASI
MUDA.
4. PENGHARGAAN TERHADAP WARISAN NENEK
MOYANG
5. PENGALOKASIOAN DANA UNTUK PENGEMBANGAN
KEBUDAYAAN.
MAKNA PARIWISATA BUDAYA

 SEBAGAI PRODUK
DAYA TARIK WISATAWAN BERUPA: KERAJINAN, BENDA
PURBAKALA DLL.
 SEBAGAI PROSES
PARIWISATA SEBAGAI PERTUKARAN INFORMASI DAN
SEKALIGUS SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN
SALING PENGERTIAN KESEPAKATAN DUNIA.
 PENGARUH
NEGATIF;
BILA DALAM PROSES PENGARUH PENGUNJUNG DITERIMA
SEBAGAI TEKANAN BUDAYA.

POSITP;
APABILA PENGARUH PENGUNJUNG DAPAT DITANGKAP
DAN DIKEMBANGKAN UNTUK KEPERLUAN BUDAYA TUAN
RUMAH.
II. STRATEGI PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN WISATA
OBYEK WISATA DESA
AGRO DI INDONESIA
II. STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA
AGRO DI INDONESIA

 PERHATIAN TERHADAP PERTANIAN


MENURUN
 PERDAGANGAN BEBAS MENGANCAM
SEKTOR PERTANIAN (AFTA)
 PERLU PENDEKATAN SIMULTAN
TERHADAP PERTANIAN:
1. KONSEP UNIVERSAL
2. KONSEP UNIQUENES BERKEMBANG
MENJADI “WISATA AGRO”.
AGRO WISATA
 USAHA AGRIBISNIS MERUAPAKAN DASAR
AGROWISATA UNTUK MENGANTISIPASI PENINGKATAN
PARIWISATA
 AGRO WISATA OBYEK WISATA YANG SPESIFIK: UDARA
SEGAR, PEMANDANGAN INDAH, PENGOLAHAN
PRODUK SECARA TARDISIONAL DLL.
 MUNCUL DIVERSIFIKASI PRODUK SEBAGAI
PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN
 MEMERLUKAN PENGEMBANGAN:
1. SDM PENGELOLA,
2. PROMOSI,
3. SDA DAN LINGKUNGAN,
4. LEMBAGA TERKAIT SEBAGAI PENDUKUNG
III. WISATA BERBASIS KOMUNITAS
III. WISATA BERBASIS KOMUNITAS

 DASAR PENGEMBANGAN:
- PENGEMBANGAN PARIWISATA BERSIFAT
KONGLOMERASI DIKENDALIKAN OLEH PERUSAHAAN
MULTINASIONAL.
- MOTIV PARIWISATA: BERSENANG-SENANG,
PETUALANG, ALTERNATIP, ALAM, SOSIAL, AGRO DAN
BUDAYA.
 KECENDRUNGAN PERILAKU WISATAWAN
- KEMANDIRIAN DALAM MEMILIH PRODUK.
- BERINTERAKSI DENGAN MASYARAKAT
- PRODUK WISATA YANG KOMPREHENSIF.
 MUNCULAH PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG
BERBASIS MASYARAKAT, DENGAN PRINSIP BOTTOM
UP APPROACH DILAKUKAN SECARA UTUH.
MENGKEMAS ATARKSI
 ATRAKSI/OBYEK WISATA
SEGALA SESUATU YANG MERANARIK DAN BERNILAI
UNTUK DIKUNJUNGI (ALAM, CANDI, KULINER,
BUDAYA DLL).
 PENYAJIAN
- DIKEMAS DALAM SATU PAKET DILENGKAPI
DENGAN SARANA DAN PARASARANA (HOTEL,
RESTORAN, JALAN, PROMOSI, SDM DLL).
- ATARKSI SIANG DAN MALAM
- KALENDER WISATA TAHUNAN (CALENDER OF
EVENTS) ADA DALAM BUKU PETUNJUK.

 FUNGSI GANDA
MASYARAKAT SEBAGAI SUBYEK (PELAKU) DAN
SEBAGAI OBYEK (ATRAKSI), SEHINGGA MUNCUL
PELUANG KERJA DAN MULTIPLIER EFFECT.
PARIWISATA MASYARAKAT
MENGANDUNG UNSUR
(Murphy)

1. INTEGRASI DAN KOORDINASI


2. KELENTURAN DAN KEIKUTSERTAAN
MASYARAKAT
3. PASAR YANG TERSELEKSI
4. KEKAYAAN BUDAYA SETEMPAT
5. INVESTASI DAN LAPANGAN PEKERJAAN
SETEMPAT
6. EFEK DEMONSTRASI KEBUDAYAAN
7. DAYA DUKUNG DAN BERFUNGSI MAJEMUK
8. SINERGI ANTAR SUMBERDAYA POTENSIAL.
TRIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai