Anda di halaman 1dari 67

KONSEP BERMAIN

Hj.Ety Ernawati, SKp.M.Kep


PENDAHULUAN

Latar Belakang

 Bermain merupakan kebutuhan anak sep. halnya kasih sayang,


makanan, perawatan, dan lain-lainnya, krn dpt memberi
kesenangan dan pengalaman hidup yg nyata.

 Bermain juga merpkan unsur penting utk perkembangan anak


baik fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual

 Oleh krn itu bermain merpkan stimulasi utk tumbang anak.


Cont’ D

 Terapi bermain : suatu btk


permainan yg direncanakan utk
membantu anak mengungkapkan
perasaannya dlm menghadapi
kecemasan dan ketakutan thd
sesuatu yg tidak menyenangkan
baginya.
Cont’ D

Bermain pada masa pra


sekolah  kegiatan serius,
yg mrpkan bagian penting
dlm perkembangan tahun-
tahun pertama masa kanak-
kanak.
Cont’ D

 Hampir sebagian besar dari


waktu mrk dihabiskan utk
bermain (Elizabeth,1999).
 Dlm bermain di rumah sakit
mempunyai fungsi penting yaitu
menghilangkan kecemasan,
dimana lingkungan rumah sakit
membangkitkan ketakutan yg
tdk dpt dihindarkan (Sacharin,
1993).
Cont’ D

 Hospitalisasi biasanya
memberikan pengalaman yg
menakutkan bagi anak.

 Semakin muda usia anak,


semakin kurang
kemampuannya beradaptasi,
shg timbul hal yg
menakutkan.
Semakin lama anak mengalami
hospitalisasi maka dampak
psikologis yg terjadi 
peningkatan kecemasan yg
berhubungan erat dgn perpisahan
dgn saudaranya a/ teman-
temannya .
Akibat pindah dari lingkungan
yg sudah akrab dan sesuai
dgnnya (Whaley and Wong,
1995).
 Anak-anak dpt merasakan
tekanan (stress) pd saat
Sebelum hospitalisasi,
selama hospitalisasi,
dan setelah hospitalisasi, 
anak tidak dpt melakukan
kebiasaannya bermain
bersama teman-temannnya.
 Lingkungan dan orang-orang yg
asing serta perawatan dgn
berbagai prosedur yg harus
dijalaninya.
 Terutama bagi anak yg baru
pertama kali di rawat menjadi
sumber utama stress dan
kecemasan / ketakutan (Carson,
dkk, 1992).
 Hospitalisasi merupakan
masalah yg dpt menyebabkan
terjadinya kecemasan bagi anak.
 Dgn demikian berarti menambah
permasalahan baru yg bila tdk
ditanggulangi akan menghambat
terapi di rumah sakit.
 Pemberian terapi bermain ini dpt
menunjang tumbuh kembang
anak dgn baik.
 Pada kenyataannya tdk semua
anak dpt melewati masa kanak-
kanaknya dgn baik, ada yg dlm
proses tumbuh kembangnya
mengalami gangguan kesehatan.
 Dengan demikian, perlu adanya
program terapi bermain di rumah
sakit khususnya di ruang perawatan
anak, shg asuhan keperawatan dpt
menunjang proses penyembuhan.
PENGERTIAN BERMAIN (WONG, 2000)

Bermain
merupakan
cerminan
kemampuan:
fisik,
intelektual,
emosional,
dan sosial,
PENGERTIAN BERMAIN
(WONG, 2000).
CHAMPBELL DAN GLASER (1995)
FUNGSI BERMAIN
 Aktivitas sensorik motorik merpkan
komponen terbesar yg digunakan anak
bermain aktif, ini sangat penting utk
perkembangan fungsi otot.
 Contoh: Bermain bola.
PERKEMBANGAN SENSORIK
MOTORIK
BERMAIN BOLA
2. Perkembangan kognitif

 Saat bermain anak melakukan eksplorasi


dan manipulasi pd segala sesuatu yg ada
di lingkungan sekitarnya, terutama
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur,
dan membedakan objek.
 Contoh: mobil-mobilan
PERKEMBANGAN KOGNITIF:
MAIN MOBIL-MOBILAN
3. PERKEMBANGAN KREATIVITAS

 Berkreasi adalah kemampuan utk


menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dlm bentuk
objek/kegiatan yg dilakukannya.

 Contoh: Lego, balok.


PERKEMBANGAN
KREATIVITAS
BERMAIN LEGO, BALOK
4. Perkembangan kesadaran diri/
self awareness

 Dgn bermain mengenal kemampuannya dan


membandingkannya dgn orang lain.
 Contoh; anak yg mengambil mainan temannya hingga
menangis  pengembangan dirinya: perilaku anak
menyakiti teman.
 Peran orang tua: menanamkan nilai moral dan etika,
yaitu: memahami dampak +/- karena perilakunya.
5. Perkembangan sosial

 Anak belajar berinteraksi dengan orang lain (teman),


memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang
nilai sosial yang ada pada kelompoknya.
 Contoh: pemimpin kelompok
PERKEMBANGAN SOSIAL
MENJADI PEMIMPIN KELOMPOK
6. PERKEMBANGAN MORAL

 Anak mempelajari nilai moral dan etika,


mempelajari mana yg benar dan salah dari
lingkungan sekitarnya (orang tua, guru,
teman) → anak akan bertingkah laku
sesuai yg diterima oleh temannya.
7.Terapi

 Dampak hospitalisasi : anak marah, takut,


cemas, sedih, & nyeri → dgn melakukan
permainan akan terlepas dari ketegangan dan
stress yg dialaminya, karena anak akan
mengalihkan rasa sakitnya.
8. Alat komunikasi

 Terutama anak yg belum dapat mengatakan


perasaannya secara verbal
 (seperti : menggambar/mewarnai,

bermain peran).
Tujuan Bermain

 Dapat melanjutkan pertumbuhan dan


perkembangan normal.
 Dapat mengexpresikan keinginan, perasaan
dan fantasi melalui permainan.
LANJUTAN

 Dapat mengembangkan kreativitas melalui


pengalaman bermain yg tepat.
 Dapat beradaptasi lebih efektif terhdp
stress krn dampak dirawat, dan mendptkan
kesenangan serta perhatian.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Bermain

1. Tahap perkembangan → setiap tahap mempunyai


potensi / keterbatasan.

2. Status kesehatan → anak sakit maka


psikomotor/kognitif terganggu.
Cont’d

3. Jenis kelamin → Pada usia sekolah anak laki-laki


tidak mau bermain bersama perempuan.

4. Lingkungan → lokasi, kultur, negara.

5. Alat permaianan yg cocok → alat permainan


tergantung dgn tahap perkembangan shg anak
menggunakannya dan merasa senang.
KLASIFIKASI BERMAIN

1. Menurut isi:
a. Social affective play: belajar memberi respon.
Misal orang dewasa berbicara/memanjakan bayi
→ anak merasa senang akan tersenyum,
mengeluarkan suara.
A.SOCIAL AFFECTIVE PLAY
B. SENSE OF PLEASURE
PLAY
 Memperoleh
kesenangan dari satu
objek di sekeliling.
 Misal main air, main
pasir.
 Bayi: main air liur
SENSE OF PLEASURE PLAY
c) Skill play: memperoleh ketrampilan → anak akan
melakukan berulang-ulang. Misal mengendarai
sepeda.
d) Dramatic play/role play: melakukan peran.
Misal sebagai perawat, guru, ibu-ayah sehingga anak
membuat fantasi dari permainan tersebut
e. Games/permainan

Permainan yang menggunakan alat


tertentu dan ada skornya.
Contoh:
Ular tangga,
Congklak,
Puzzle dll.
Ular tangga
CONGKLAK
Puzzle
F. UNOCCOPIED BEHAVIOR
 Anak tidak memainkan
alat tertentu , tetapi
situasi atau objek yang
ada di sekelilingnya
yang digunakan sebagai
alat permaianan
2. Menurut karakteristik sosial:

a. Solitary play: bermain sendiri, meskipun ada


beberapa orang lain bermain di dekatnya (1-3 tahun).
b. Pararel play: bermain sejenis.
Anak bermain dalam satu kelompok, masing2 mempunyai
mainan yg sama , namun tdk ada interaksi di antara mereka,
tdk tergantung (interaksi ttp blm bersosialisasi →
todler/preschool
c. Associative play
Bermain dlm kelompok. Anak bermain dalam satu aktivitas yang sama tapi
belum terorganisir/tdk ada pembagian tugas, bermain sesuai
keinginannya (main hujan2an, masak2an. Terjadi pada usia pre school.
d. Cooperative play:
Bermain bersama.
Permainan terorganisir, terencana & ada tujuan serta aturan.
Misal: main kartu, catur. Terjadi pada usia sekolah-
Adolecent.
e. Unlooker play:
Pengamat. Anak melihat orang lain bermain. Misal: menonton
teman main bola kaki.
Karakteristik Bermain Sesuai Tahap
Perkembangan

A. Bayi:
 Tumbuh kembang bayi pesat shg permainan berbeda; yang
menonjol jenis permainan affective play, sense of pleasure play.
 Permainan bayi dibagi bayi usia 0-3 bulan, 4-6 bulan, 7-9 bulan
dan 10-12 bulan.
 Bentuk permainan dari segi visual, auditory, taktile, kinetik.
Usia by 0-3 Bln 4-6 Bln 7-9 Bln 10-12 Bln

Rangsang

Visual Lht jarak Beri Beri mainan Perlihatkan


dekat, cermin, warna terang, gambar2
pasang bawa bergrk, bunyi yg terang, bawa
benda yg nonton TV, besar, beri ke Mall,
mencolok, beri cermin by akan Kebun
bawa ke mainan bicara sendiri, binatang.
ruang warna ciluk baa, bola
berbeda terang diikat tali

Auditory Bicara dgn Bicara dg Pagil namanya, Kenalkan


by, putar suara yg nama bagian suara2
musik, ikut dibuat2, tubuh, beri tahu binatang,
dlm acara panggil apa yg kita kenalkan
klg namanya, lakukan, tepuk bagian tubuh
mainan yg tangan, beri dan sebutkan
berbunyi.
perintah
sederhana
Usia by 0-3 Bln 4-6 Bln 7-9 Bln 10-12 Bln

Rangsa
ng
Taktile Dipeluk, Beri Meraba bahan Beri
gendong, mainan bermacam2 makanan
belai waktu tekstur texture, main yang dapat
mandi, lembut- air mengalir- dipegang,
mengoleska kasar, berenang kenalkan
n lotion bermain dingin-
atau bedak air sat di panas
bak
mandi
Kinetik Diayun, Bantu Taruh by di Beri
kereta tengkura lantai latih mainan
dorong, p sokong berdiri utk yang dapat
berenang wkt menahan BB, ditarik
dibak duduk atur mainan atau
mandi agak jauh & didorong
B. Todler (1-3 tahun)
Usia todler perkembangannya

 mulai berjalan,
 memanjat,

 lari, melempar,

 mendorong,

 perhatiannya sgt singkat,

 mulai mengerti ini “milikku”,

 suka bertengkar krn rebutan mainan,

 krn autonomi dan independen maka

 perlu diperhatikan keamanan dan kesela

matannya.
Mainannya:
bola.
Kereta api,
alat2 masak,
lilin, boneka,
crayon-kertas,
balok,lego,
gambar2 dalam
buku.
C. Preschool (3-5 tahun)

 Anak sangat aktif dan imaginatif,


 mulai terbentuk perkembangan moral,

 melompat, lari, main sepeda,

 dapat bermain dengan kelompok,

 gross motor & fine motor .


Karakteristik bermain
pada pre school

associative play,
dramatic play,

skill play,

laki-laki : Aktif bermain di luar

perempuan > banyak di rumah.


Mainan:
sepeda roda 3,

lilin,

boneka,

buku2 dgn kata2 sederhana,

alat olahraga,

mobil2an,

peralatan miniatur rumah tangga.


D. Usia Sekolah (6-12 tahun)

1. Bermain dengan kelompok, → belajar aturan


kelompok.

2. Belajar mandiri,
Kooperatif,
Bersaing,
Menerima orang lain
Dan tingkah laku yang diterima.
3. Bermain utk me  kan ketrampilan fisik
intelektual, fantasi. Anak membentuk club →
perasaan terlibat tim.
4. Karakteristik “Cooperative Play”
Laki2 : mechanical,
perempuan : mother roles.
LANJUTAN
Mainan Untuk anak usia
sekolah
6-8 tahun:
Kartu, boneka, buku, robot, alat2 olahraga, alat2
menggambar/melukis, sepeda.
8-12 tahun:
Buku, mengumpulkan perangko, main kartu, olahraga
berenang, sepeda, sepatu roda, tenis meja.
E. Adolescense

 Anak > dekat dg kelompok → sering keluar rumah.


Main: sepak bola, basket, ke bioskop/konser musik.
 Peran ortu:

Terlibat ikut memilih mainan shg anak merasa spt di


rmh sendiri dan dpt bersama kelompok;
Beri kesempatan anak mengexpresikan perasaan &
berdiskusi.
BERMAIN DI RUMAH SAKIT

A. Keuntungan bermain di RS bagi anak :

1.  hubungan perawat-pasien di RS, karena


situasi yg asing, anak bermain dgn perawat →
membina hubungan yg + di RS.
2. Memulihkan rasa minder → gembira dalam
bermain.
3. Dapat mengexpresikan perasaan tidak enak
→ takut sendirian, rasa marah.
4. Bermain yg terupeutik dpt  penguasaan
pengalaman yg traumatik; misal peran sbg
perawat/dokter.
5. Alat komunikasi antar perawat-pasien dgn
bercerita, menggambar.
B. Kegiatan yg kreatif untuk
anak di RS
 Role play;
 Pantomim (misal berjalan dengan crutchea, menjadi
perawat/dokter);
 Pengalaman sensori (misal seprti apa bau RS);

 Bercerita, melukis/menggambar;

 Handicraft/kerajianan tangan;

 Menulis cerita tentang RS/menulis puisi.


C. Alat-alat
Bermain di RS

Boneka
Perlengkapan rumah tangga,
Perlengkapan RS (instrumen
perawat/dokter)
Kertas-pensil warna,
Dan lain lain.
D. Prinsip Bermain Di RS

1. Tidak banyak mengeluarkan energi


2. Permainan sederhana
3. Kegiatannya dengan waktu singkat
4. Pertimbangkan keamanan (nosokomial,
perlukaan).
5. Kelompok umur yang sama
6. Melibatkan orang tua
7. Permaian tidak bertentangan dengan
pengobatan
8. Semua alat bermain harus dapat
dicuci/desinfeksi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai