Anda di halaman 1dari 25

teori lokasi

Riyadi HP
• Von Thunen (1826) adalah pelopor teori lokasi dan orang pertama yang
membuat model analitis dasar dari hubungan antara pasar, produksi, dan
jarak. Von Thunen menggambarkan bahwa perbedaan biaya transportasi
tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat
mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang ada di suatu daerah.

• Asumsi dasar model von Thunen:


– Suatu daerah terisolasi (isolated state) terdiri dari kota dan daerah pertanian.
– Kota menjadi pasar bagi surplus daerah pertanian.
– Daerah pertanian hanya menjual hasil pertaniannya ke kota.
– Daerah pertanian mempunyai kondisi lingkungan yang homogen.
– Petani-petani berusaha memaksimalkan keuntungan dan mampu menyesuaikan
tipe pertanian dengan permintaan pasar.
– Daerah pertanian hanya mempunyai satu macam angkutan darat (gerobak kuda).
– Biaya angkutan berbanding langsung dengan jarak perjalanan.
• Weber (1909) dari Jerman merintis teori lokasi yang berorientasi pada
tempat (lokasi). Kasus penentuan lokasi dalam teori ini yaitu menentukan
lokasi pusat-pusat distribusi yang akan digunakan sebagai pusat pelayanan
pelanggan. Pelayanan dilakukan dengan mengantar barang ke tempat
pelanggan.

• Konsep teori ini adalah memilih lokasi sedemikian rupa sehingga jarak
yang ditempuh ke berbagai pusat pelayanan menjadi minimum. Usaha
meminimumkan jarak ini secara implisit berarti memperhitungkan biaya
angkutan yang minimum. Jika biaya produksi dan pemasaran per satuan
hasil dianggap tetap, maka biaya yang relevan dalam penentuan harga
adalah biaya angkutan.
• Christaller (1933) menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah
kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah.

• Christaller mengembangkan modelnya untuk suatu wilayah abstrak dengan


asumsi-asumsi sebagai berikut:
–Topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang mendapat pengaruh
dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan.
–Gerakan dapat dilaksanakan ke segala arah.
–Kehidupan ekonomi yang homogen, penduduk memiliki daya beli yang sama dan
tersebar secara merata pada seluruh wilayah.
–Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak/biaya.

• Suatu tempat merupakan pusat pelayanan. Menurut Christaller (1933) pusat-


pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah menurut pola berbentuk
segi enam. Christaller (1933) menyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang
untuk orde yang sama cenderung berlokasi pada pusat dari wilayahnya sehingga
pusat tersebut menjadi lokasi konsentrasi dan membentuk kota.
• Metode center of gravity menggunakan beban sebagai salah satu
variabelnya. Hasil yang diper oleh berupa koordinat pusat gravitasi.

• Metode load distance merupakan metode penentuan lokasi dengan


memperhitungkan beban (load) dan jarak (distance). Metode ini dilakukan
untuk menentukan lokasi yang mempunyai biaya minimum dihitung
secara relatif dari seluruh lokasi yang ada. Jarak dihitung dari lokasi
alternatif ke semua lokasi-lokasi yang ada.

• Jarak antara dua tempat bisa dihitung dalam tiga macam:


– Jarak rectiliniear
– Jarak euclideance
– Jarak riil
Grafitasi & Teori Interaksi

• Model grafitasi pertama kali digunakan dalam ilmu geografi oleh E.J.
Ravenstein untuk meneliti hukum migrasi pada tahun 1885 – 1889.

• Model Grafitasi (yang didasarkan pada hukum Issaac Newton) diterapkan


dalam studi geografi pemasaran dan studi transportasi

• Hukum Grafitasi
“Besarnya kekuatan tarik menarik antara dua benda adalah berbanding
terbalik dengan jarak dua benda pangkat dua”
Penerapan Dalam Interaksi Sosial
Interaksi antara kelompok manusia satu dengan kelompok manusia lain
sebagai produsen dan konsumen beserta barang-barang yang diperlukan,
menunjukkan adanya gerakan (movement). Produsen suatu barang pada
umumnya terletak di sebuah tempat tertentu dalam ruang geografi
(geographical space), sedang para pelanggannya tersebar dengan pelbagai
jarak di sekitar produsen.
Faktor Yang Mempengaruhi Luas Areal Interaksi

• Tinggi rendahnya treshold (treshold adalah jumlah minimal penduduk


dalam kaitannya dengan interaksi sosial)
• Padat tidaknya suatu kawasan
• Perbedaan kultur dan perbedaan daya beli penduduk

Carroter, telah mengadakan analogi antara formula interaksi dengan


hukum grafitasi dalam bentuk sbb:

Iij= Pi . Pj/(Dij)2

Di mana : I ij = interaksi antara tempat i dan j


Pi = jumlah penduduk di tempat i
Pj = jumlah penduduk di tempat j
Dij = jarak antara tempat i dan j
Kenapa jarak harus pangkat 2 ?
• Haggett (1970), menyatakan bahwa variasi pangkat untuk jarak
adalah 0,4 s/d 3,3
• Apabila relief atau topografi antara dua tempat itu datar dan daerah
geraknya luas, dipergunakan pangkat 0,4.
• Apabila topografinya kasar dan daerah geraknya sempit
dipergunakan angka 3,3
• Jalan Tengah, mean dari keduanya adalah 1,94 dan dibulatkan
menjadi 2.
CONTOH:
Interaksi :
• Hasil Sensus 1980 jumlah penduduk Iy-su = (398.192 x 462.825)/602 = 51
Yogya = 398.192 Isu-sa = (462.825 x 85.740)/422 = 22
Surakarta = 462.825 Isa-mg = (85.740 x 123.358)/402 = 7
Salatiga = 85.740 Img-y = (123.358 x 398.192)/412 = 29
Magelang = 123.358
Jarak antara: Iy-su tertinggi, meskipun jarak terjauh
karena:
Yogya – Surakarta 60 km
1. Keduanya merupakan kota pelajar dan kota budaya.
Surakarta – Salatiga 42 km
2. Keduanya dihubungkan dengan Jalan Negara
Salatiga – Magelang 40 km 3. Keduanya mempunyai jumlah penduduk
Magelang-Yogyakarta 41 km yang besar
Breaking Point Model

• Adalah model untuk mengetahui titik henti, untuk menentukan lokasi


penempatan suatu objek.

J ab
Jb 
Pa
1
Pb
Di mana Jb = Breaking Point antara tempat a dan tempat b
(dihitung dari tempat b)
Jab= Jarak antara tempat a dan tempat b
Pa = Jumlah penduduk di tempat a
Pb = Jumlah penduduk di tempat b
Contoh :
• Jumlah penduduk kota A : 341.586
• Jumlah penduduk kota B : 688.643
• Jarak Kota A – Kota B : 100 km

100 km
A B
341.586 58,8 km 688.643

J ab
Jb 
Pa = 100/(1+√341586/668643) = 58,8
1
Pb
Jadi penempatan objek adalah pada jarak 59 km dari Kota B atau
41 km dari kota A
Reilly’s Law of Gravitation Model
• Model ini merupakan modifiaksi dari model grafitasi yang menjelaskan
bagaimana penduduk dalam suatu kawasan di antara dua kota akan
memilih kota mana yang menjadi tempat untuk berbelanja.

Asumsi-asumsi
1. Faktor utama yang menentukan atau mempengaruhi preferensi
konsumen terhadap pemilihan kota untuk berbelanja adalah jumlah
penduduk dan jarak.
2. Model ini hanya menganalisis dua kota atau dua pusat perbelanjaan.
3. Semakin besar populasi dan semakin dekat jaraknya, maka daya tariknya
juga semakin besar.
Bentuk Model

N n

Ba  Pa   Db 
   
Bb  P
 b   Da 
Dalam Hal ini :

B = Persentase Komponen yang akan menuju kota


P = Populasi
D = Jarak konsumen terhadap pusat perbelanjaan
N = eksponen populasi
n = eksponen jarak
Elwood’s Modification Model

Model ini merupakan modifikasi model dari Reilly’s model

Asumsi-asumsi :
1. Faktor utama yang menentukan atau mempengaruhi preferensi
konsumen terhadap pemilihan kota untuk berbelanja adalah luas
pusat perbelanjaan (retail space) dan waktu tempuh kendaraan.
2. Model ini menyatakan bahwa semakin besar luas ruang pusat
perbelanjaan dan semakin sedikit/singkatnya waktu tempuh
kendaraan, maka daya tarik suatu pusat perbelanjaan akan semakin
besar.
3. Model ini hanya digunakan untuk menganalisis dua pusat
perbelanjaan saja.
Bentuk Model

N n

Ba  S a   Tb 
Bb
    
 S b   Ta 

Dalam hal ini : S = Luas Suatu Pusat Perbelanjaan


T = Waktu tempuh ke pusat perbelanjaan
N = eksponensial Luas Ruang = 2
n = eksponensial waktu tempuh = 1
Huff’s Probability Formulation Model

• Model ini merupakan pengembangan dari model grafitasi dan model ini
dapat digunakan untuk menganalisis lebih dari dua ruang/pusat
perbelanjaan.

Asumsi-asumsi:
• Besar kecilnya probabilitas kunjungan sangat ditentukan oleh luas pusat
perbelanjaan dan waktu tempuh kendaraan untuk mencapainya.
• Semakin besar luas pusat perbelanjaan dan semakin dekat/singkat waktu
yang diperlukan untuk menuju suatu pusat perbelanjaan, maka daya tarik
pusat perbelanjaan itu akan semakin besar.

Model ini dapat digunakan untuk menganalisis lebih dari dua pusat
perbelanjaan.
Bentuk Model

 Tij 
Sj /
b

 S / Tij  
P(C ) 
ij b
ij
 

Dalam hal ini :


P(Cij) = Probabilitas penduduk di wilayah i untuk berbelanja di
Pusat Perbelanjaan j
Sj = Luas total pusat perbelanjaan j
∑(Sij) = Total luas ruang perbelanjaan di kawasan j
Ti = Jarak tempuh kendaraan ke pusat perbelanjaan i
B = konstata = 2
Where do firms locate?

The location decisions of firms are based on profit maximization.


A firms’s potential profit varies across space for several reasons:
1. It is costly to transport inputs and outputs, and locations with
relatively low transport costs will generate higher profits, c.p.
2. Some inputs cannots be transported at all and locations with
inexpensive local (nontransferable) inputs will generate higher profits,
c.p.
3. Some firms benefit from proximity to other firms in the same industry
(localization economies) and other firms benefit from being in a large
diverse city (urbanization economies)
4. The public sector levies taxes and provides public goods and service,
and locations with a relatively efficient public sector will generate
higher profits, c.p.
Transferable inputs and outputs

Transfer-oriented firms
Resource-oriented firms
$

100

Total transport cost = PC + DC

Procurement cost (PC )


60

Distribution cost (DC )

Market (M)

Forest (F) 10
X (distance from forest)
Transferable inputs and outputs

Transfer-oriented firms
Market-oriented firms
$

Total transport cost = PC + DC

40
Distribution cost (DC )

Procurement cost (PC )

10
Market (M)

Sugar plantation (F) 10


X (distance from input source)
The principle of median location

Example: Pizza delivery

w x y s z

Distance from w 0 1 2 3 10

Number of consumers 2 8 1 10
Monetary weight $4 $16 $2 $20
The principle of median location

Median location in the Large City

Locations S1 S2 S3 S4 L

Demand 4 4 4 4 17
Labor markets and location choices

Transport cost vs labor cost

50
Total cost = Transport cost + labor cost

Transport cost
30

Labor cost

Market (M)

T distance from market & inputs 10

Firm locates close to market and inputs


Labor markets and location choices

Transport cost vs labor cost

30 Total cost = Transport cost + labor cost

Labor cost

10
Transport cost

T distance from market & inputs 10

Firm locates far from market and inputs

Anda mungkin juga menyukai