Anda di halaman 1dari 15

 Dalam penentuan lokasi median, faktor pertimbangan yang

digunakan adalah faktor jarak lokasi (bahan baku ↔ pasar)


dan volume barang. Dengan prinsip:
Keuntungan maksimal
Minimasi biaya antar (transport)
 Lokasi yang paling tepat dapat ditentukan di tengah-tengah
atau median dari segala arah.
 Lokasi median (tengah) dikembangkan dari penempatan lokasi
bakery. Dimana setiap hari toko roti tersebut harus mengantar
roti-rotinya kesemua pelanggan yang terdistribusi di sepanjang
jalan.
 Baik biaya maupun volume produksi diasumsikan tidak berpengaruh
terhadap lokasi perusahaan tersebut.
 Satu-satunya variabel yang berpengaruh adalah biaya pengiriman
(distribution cost). Dengan demikian untuk memaksimalkan
keuntungan dilakukan dengan meminimalkan biaya pengiriman
tersebut.
 7 Costumer yang akan diantar rotinya setiap hari terdistribusi di
sepanjang jalan. perusahaan hanya bisa mengirim 1 roti kpd seorang
langganan pd setiap waktu pengiriman.
 Maka pertanyaannya = “di mana lokasi perusahaan roti tersebut yang
terbaik (yang optimal, atau yang meminimalkan biaya
pengirimannya)” ?
Jika lokasi bakery di A, maka jarak rata-rata (mean) yang harus
ditempuh adalah :

Rata-Rata = (0 + 1 + 2 + 4 + 6 + 14 + 15) = 6
7
Kemudian coba pindahkan lagi lokasi bakery ke B, C, D, E, F, G.
Jarak rata-rata terdekat/ terkecil merupakan solusi pemecahan
untuk kasus ini.

Tabel. Perhitungan Lokasi Median


Jarak dari Lokasi Bakery
Customer
A D E
A 0 4 6
B 1 3 5
C 2 2 4
D 4 0 2
E 6 2 0
F 14 10 8
G 15 11 9
Jumlah 42 32 34
Rata-rata 6,000 4,571 4,857
 Jumlah perjalanan total (Total Trips) di Lokasi D < Lokasi E
 Titik yang dapat meminimalkan jarak total ke seluruh titik
langganan lainnya → titik tengah-tengah (Median Point).
 Titik median → titik dimana baik dari sebelah kiri atau di sebelah
kanan suatu garis lurus terdapat titik-tik distribusi yang
jumlahnya sama.
 Titik jarak rata-rata (Mean Point) meminimalkan jumlah kuadrat
dari jarak-jarak perjalanan, tidak relevan dengan tujuan
 Kompetisi sepanjang garis ini merupakan faktor pertimbangan untuk
menentukan lokasi yang optimal, jika terdapat persaingan dalam
berdagang.
 Keoptimalan suatu lokasi sangat ditentukan oleh 3 sudut pandang
pelaku industri Konsumen, Produsen, Pemerintah.
 Konsep sederhana ini berawal dari seorang penjual es krim yang
berjualan untuk wisatawan di sepanjang pantai. Orang akan membeli
es krimnya pada jarak berapapun.
 Pemerintah (perencana) berkepentingan untuk meminimalkan
perjalanan konsumen, untuk melaksanakan fungsinya sebagai pelayan
masyarakat (memberi manfaat yang maksimal).
 Total perjalanan akan optimal jika lokasi penjual di tengah-tengah
(Median Point) rentang garis pantai wisata.
 Tapi timbul persaingan pada saat ada tukang es krim lain yang juga
berjualan di pantai tersebut.
 Di lokasi manakah para penjual es krim tersebut dapat berjualan
agar bisa sama-sama memberikan keuntungan yang maksimal dan
keduanya sama-sama enjoy berjualan tanpa ada sikut-menyikut/
rebutan pelanggan? (asumsi di sepanjang pantai jumlah
pengunjungnya banyak/ merata).
 Persaingan tersebut akan menghasilkan suatu lokasi keseimbangan
bersama bagi ke2 penjualProses persaingan antar penjual akan
menghasilkan konsentrasi kegiatan ke 1 lokasi Aglomerasi.
 Namun dari sudut pandang Pemerintah, dekonsentrasi lokasi/lokasi
optimal lebih baik daripada konsentrasi 1 lokasi.
Keterangan :
I, II dan III → Lokasi yang belum optimal bagi pengusaha
IV → Lokasi Keseimbangan bagi penjual dan tercipta kondisi
Aglomerasi
V → Lokasi optimal menurut pandangan Pemerintah (Lokasi yang
direncanakan)
 Sebuah pabrik peti baja yang menggunakan lembaran baja yang
hanya dihasilkan oleh sebuah pabrik baja sebagai bahan bakunya.
 Diasumsikan biaya produksi peti baja SAMA dimanapun lokasi
pembuatan dipilih.
 Pertimbangan pabrik : “bagaimana meminimumkan biaya angkut
bahan baku dan outputnya (Total Transport Cost)”.
 Total Transport Cost terdiri dari biaya perakitan (Assembly Cost)
mendatang input dari M dan biaya distribusi (Distribution Cost)
mengirimkan output dari pabrik ke C
$

M = Raw Material
V = Factory
C = City/Market
rm = Biaya angkut plat baja / Km
rm . to = Assembly Cost / unit
rc = Biaya distribusi / Km
rc (T – t0)` = Distribution Cost / unit
k = Total Transportation Cost
k = rm . t0 + rc (T – t0) ….…….. Persamaan (1)
 Untuk lokasi yang berjarak t0 dari gambar dapat dilihat total
transport cost = Total Assembly Cost + Total Distribution Cost.
 Biaya transport terkecil akan diperoleh bila pabrik berlokasi di M (di
lokasi bahan bakunya), atau t0 = 0.
 Sebabnya → karena kurva biaya perakitan lebih menanjak
dibandingkan dengan kurva biaya distribusi, dengan kata lain biaya
angkut plat-plat baja km per unit (rm) lebih mahal dari biaya angkut
peti km per unit (rc). Persamaan 1 dengan demikian :
K = (rm – rc) t0 + rc . T …………………………. (2)
 Berdasarkan persamaan (2) dapat diperoleh kemungkinan lokasi
pabrik tergantung pada nilai rm dan rc, yaitu:
Bila rm > rc → lokasi optimal di M
Bila rm < rc → lokasi optimal di C
Bila rm = rc → lokasi optimal memungkinkan di C, di M atau setiap titik
diantara C dan M.
 Bagaimana dengan industri yang memiliki beberapa lokasi input
dan beberapa lokasi pasar ?
 Lokasi optimum → lokasi transport median, yaitu lokasi yang
membagi bobot moneter total industri menjadi 2 bagian sama.
 Pada lokasi transport median, setengah bobot moneter berasal dari
satu arah dan setengah bobot moneter berasal dari arah lainnya.
 Contoh : Tukang pizza yang harus mempertimbangkan :
Input yang ada di mana-mana. Semua input (tenaga kerja, bahan
adonan dan topping) tersedia dimana-mana dengan harga sama,
sehingga biaya transport input adalah nol.
o Konsumen pizza, terletak di sepanjang suatu jalan. Harga pizza
tetap dan setiap pelanggan membutuhkan satu pizza per hari.
o Biaya pengiriman, adalah 50 sen/pizza/mile
o  Tukang pizza akan memilih lokasi yang meminimalkan
biaya pengiriman total.
W X Y Z

jrk 0 1 2 9
plgn 2 8 1 10
b.mnt $1 $4 $0.5 $5
o Gambar memperlihatkan distribusi konsumen di sepanjang
jalan. Jarak diukur dari ujung (titik W). Ada 2 pelanggan di titik
W, 8 pelanggan di X (1 mile dari W), 1 pelanggan di Y (2 mile
dari W), dan 10 pelanggan di Z (9 mile dari W).
 Setiap pelanggan membeli 1 pizza dan biaya pengirimannya 50
sen/pizza/mile.
 Maka bobot moneter (volume penjualan dikalikan dengan biaya
pengiriman pizza/mile) dari suatu lokasi tertentu adalah setengah dari
jumlah pelanggan di lokasi tsb.
 Karena titik Y membagi bobot moneter menjadi 2 bagian yang sama,
maka titik tsb merupakan lokasi median.
 Bobot moneter dari lokasi di sebelah baratnya adalah $5 ($1 untuk W +
$4 untuk Y), dan di sebelah timur adalah $5 (untuk Z). Lokasi tsb
membagi para pelanggan menjadi 2 bagian sama, 10 pelanggan di timur
dan 10 pelanggan di barat.
 Ternyata jarak tidak terkait dengan pemilihan lokasi tsb. Misalnya jika Z
terletak 100 mile dari W, lokasi median tetap akan di Y. Biaya pengiriman
total masih diminimalkan (pada level yang lebih tinggi) di titik Y.

Anda mungkin juga menyukai