Anda di halaman 1dari 39

PENGENDALIAN PENCEMARAN AKIBAT INDUSTRI DI SUNGAI SIKENDIL

DAN SELILIN KABUPATEN SEMARANG

ADE LENTY HOYA, M. Ling


NIM. 30000119410003

Prof. Dr.Ir. Nany Yuliastuti, MSP


Dr. Ing. Sudarno, S.T., M.Sc.
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Latar Belakang

Pentingnya Air dan Ketersediaannya

Tujuan SDGs Nomor 6

Perlunya pemantauan ketersediaan Air

Gambar 1. Pencemaran Sungai


Permasalahan
Masalah pencemaran Sungai akibat Industri Juni Tindakan
01 2019 di Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Peringatan DLH Kabupaten
Kabupaten Semarang Semarang dan Pencabutan
Izin IPLC oleh DPMTSP
02
Belum dilakukan
03 Evaluasi dari Upaya yang
telah dilakukan

04 05
Efektif Belum Efektif

Upaya pengendalian yang Solusi Pengendalian sungai


telah dilakukan dianggap menggunakan Metode AHP
berhasil dan perlu dilanjutkan
Latar Belakang Masalah
Ancaman Lingkungan
1 Industralisasi dan Degradasi dijadikan tempat pembuangan limbah

Keadaan Fisik Sungai Tercemar


2 Berwujud berlendir dan berlumpur berwarna hitam

Keadaan Kimiawi Sungai Tercemar


3 Tingginya limbah COD sebesar 87,24 mg/L, Nitrat sebesar 35,8 mg/L, Nitrit sebesar
15 mg/L, dan Khlorin bebas 0,23 mg/L

4 Belum adanya Evaluasi


Rumusan Masalah
Bagaimana Kualitas Air di Sungai Selilin
dan Sikendil di tahun 2021?

Bagaimana Upaya Pengendalian yang dila-


Apakah Strategi Pengelolaan
kukan Stakeholder terhadap pencemaran di
Sungai yang tepat digunakan
Sungai Selilin dan Sikendil?
di Sungai Sikendil dan Selilin?
Tujuan dan Manfaat
Manfaat

Tujuan Peneliti Lain


Sebagai rujukan karya ilmiah bagi
penelitian yang berkaitan
Mengkaji Kualitas Air di Sungai
Selilin dan Sikendil 2021 Masyarakat
Sebagai informasi terkait kondisi terkini
Mengkaji Upaya Pengendalian yang kualitas Air Sungai Sikendil dan Selilin
dilakukan Stakeholder terhadap pen-
cemaran di Sungai Selilin dan Pemerintah
Sikendil Bahan evaluasi terkait strategi pengendalian
pencemaran yang telah dilakukan para dan
Menganalisis Strategi Pengelolaan pertimbangan pengambilan kebijakan di
Sungai Sikendil dan Selilin Sungai Sikendil dan Selilin

Peneliti
Meningkatkan pengetahuan untuk
mengevaluasi kondisi Sungai Sikendil dan
Selilin
Orisinalitas Penelitian

Pernah di lakukan uji kualitas air oleh DLH Kabupaten Semarang, namun sekian
1 tahun perlu direset kembali terkait penilaian besaran kualitas airnya akibat masih
terdapatnya pencemaran

Belum adanya Evaluasi terkait upaya pengendalian pencemaran yang telah dilaku
2 kan antar masyarakat sekitar dan Stakeholder (DLH, DPU Kabupaten Semarang,
dan Dinas Pusdataru).

Belum banyak penelitian yang menyajikan Informasi kualitas air yang diukur
3 secara ilmiah melalui parameter pencemarnya dilengkapi dengan pandangan
para Stakeholder

Belum banyak penelitian yang memberikan alternatif dari segi Stakeholder (DLH,
4 DPU Kabupaten Semarang, dan Dinas Pusdataru) terkait solusi untuk kebijakan
kedepannya.
Waktu Pengambilan Data

Agustus - November -
Juni September Desember Januari Februari
2020 2020 2020 2021 2021

Pra Penelitian dan Upaya Pengumpulan Sampel Air Strategi


Data Sekunder Stakeholder Data Primer Sungai Pengelolaan
Survey lokasi, Wawancara Respon Dibantu pihak Stakeholder DLH,
Observasi dengan) (DLH, DPMTSP, Masyarakat, LAB DLH DPU, Dinas
Stakeholder (DLH dan Kantor Kepala Kepala Desa, Kabupaten Pusdataru
DPMTSP, Kantor Desa Klepu) Mapeling Semarang
Kepala Desa Klepu)
Landasan Teori

Teori Kualitas Air Teori pentingnya pandangan


Stakeholder
Kualitas air merupakan kondisi air Pengukuran ilmiah kualitas air tidak
secara kualitatif menggunakan boleh diganti dengan persepsi pemangku
me-tode dan diuji melalui kepentingan dikarenakan aspek integritas
parameter ekologis mungkin tidak penting untuk
tertentu atas undang-undang segmen publik tetapi penting dalam
berlaku (Keputusan Menteri aspek pengelolaan air (Okumah, Yeboah,
Negara Lingkungan Hidup, 2003) & Bonyah, 2020).

Pemantauan kualitas air sangat Informasi kualitas air yang diukur secara
penting sehingga penggunaan ilmiah melalui parameter pencemarnya
sumber daya air dapat dilakukan perlu dilengkapi dengan pandangan para
secara rasional (Wilson et al, 2011 stakeholder (pemangku kepentingan)
dalam (Li & Liu, 2018). dapat menjadi sumber data yang
berharga (Bohnet, 2015)
Baku Mutu Air Tabel 1. Baku Mutu Kelas Air

Baku Mutu Kelas Mutu Air

Parameter I II III IV Satuan


Berdasarkan peraturan pemerintah No. 82 Tahun
2001 terdiri dari 4 Kelas Air: Suhu Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 0C
• Kelas 1 : untuk air minum dan peruntukan
TSS 50 50 400 400 mg/l
lain yang sama kegunaannya
• Kelas 2 : untuk rekreasi air, budidaya ikan pH 6 6-9 6-9 6-9  
air tawar, peternakan, pengairan tanaman,
Nitrit 0,06 0,06 0,06 - mg/l
dan atau peruntukan lain yang sama
kegunaannya Amonia 10 20 20 1 mg/l
• Kelas 3 : untuk peternakan, budidaya ikan TDS 1000 1000 1000 2000 mg/l
air tawar, peternakan, pengairan tanaman, Khlorin
dan atau peruntukan lain yang sama Bebas 0,03 0,03 0,03 - mg/l
kegunaannya
• Kelas 4 : untuk pengairan tanaman dan BOD 2 3 6 12 mg/l
atau peruntukan lain yang sama COD 10 25 50 100 mg/l
kegunaannya
Indeks Pencemaran

Komponen Pencemar Air


PIj = (1)

Parameter Fisika
Parameter Kimia Keterangan:
1. Warna, Bau, Rasa
Ci = Konsentrasi parameter kualitas air hasil survei
2. Suhu 1. pH
3. TSS Li = Konsentrasi parameter kualitas air dalam Baku
2. BOD Mutu air (j)
4. TDS 3. COD
4. Amonia
Pij = Index pencemaran bagi peruntukan (j)
5. Nitrit
6. Nitrat Evaluasi terhadap nilai PI adalah :
7. Khlorin Bebas 0 ≤ PIj ≤ 1,0 = Memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < PIj ≤ 5,0 = Cemar ringan
5,0 < PIj ≤ 10 = Cemar sedang
PIj > 10 = Cemar berat
Metode Penelitian
Mix Methode (Kualitatif dan Kuantitatif)

• Kualitatif dilihat dari keadaan sungai, aktivitas di DAS,


Strategi pengelolaan dan Upaya pengendalian yang telah
dilakukan.

• Kuantitatif dilihat dari kualitas air/ mutu air sungai


dihitung menggunakan Indeks Pencemaran

Lokasi dan Waktu Penelitian


• Sungai Sikendil dan Selilin, Desa Klepu, Kecamatan
Pringapus, Kabupaten Semarang.

Alat dan Bahan


• Sarung tangan latex • Tongkat (Kayu) atau Bambu
• Masker • Wadah sample air (Drigen) 
• Alat Tulis • TDS Meter
• Stopwatch HP • Kertas Lakmus
• Meteran tanah (50 m) • GPS/ Aplikasi Mobile
• Alat pengapung (Bola pingpong) Topographer
• Tali atau Benang • Kertas pelabelan nama
• Gelas ukur Gambar 3. Peta Kabupaten Semarang
• Aquades
Titik Penentuan Pengambilan Sampel

Gambar 2. Titik Pengambilan Sampel


Debit Sungai kurang dari 5 Debit lebih dari 150 m3/detik
m3/detik maka sampel diambil Debit Sungai antara 5 m3/detik - maka minimum diambil pada
pada satu titik di tengah 150 m3/detik maka diambil 2 titik enam titik masing-masing pada
sungai pada kedalaman 0,5 pada masing-masing jarak 1/3 jarak 1/4, 1/2, dan 3/4 lebar sungai
kali kedalaman dari permu- an 2/3 lebar sungai pada pada kedalaman 0,2
kaan air lalu dihomogenkan kedalaman 0,5 kali dari dan 0,8 kali kedalaman dari
permukaan lalu dihomogenkan permukaan lalu dihomogenkan
Peta Titik Sampling Sungai Sikendil dan Selilin

• Stasiun 1 mewakili poin source Perumahan di


Sungai Selilin dengan titik koordinat S:
07018158732 dan E: 110043933017
• Stasiun 2 berada di Sungai Selilin langsung di
badan air sungai mewakili kondisi air sungai
setelah perumahan dengan titik koordinat S:
07018256 dan E: 110044044
• Stasiun 3 mewakili poin source industri
berada di Sungai Selilin dengan titik
koordinat S: 07018270 dan E: 110044115
• Stasiun 4 berada di badan air Sungai Sikendil
dengan titik koordinat S: 07018194 dan E:
110044476 bagian hilir

Gambar 4. Titik Sampling Sungai


Debit Sungai
 
Tabel 2. Pengukuran Debit Air Sungai Sikendil dan Selilin

 Gambar 5. Pengambilan sampel berdasar


debit sungai
Variabel, Jenis data dan Analisis

Tabel 3 Variabel, Indikator dan Analisis


Prosedur Penelitian & Teknik
Pengumpulan Data

Data Primer
Uji Laboratorium air sungai
Wawancara masyarakat, petani,
Stakeholder
Strategi pengendalian pencemaran
Kuesioner

Data Sekunder (Data Sungai dll)


DLH Kabupaten Semarang
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Semarang (Tata Ruang)
Kantor Kepala Desa Klepu Kabupaten
Semarang

 Gambar 6. Prosedur Penelitian


Teknik Pengambilan Sample
Pengambilan Sampel Air Pengambilan Sampel Responden

• Grab Sampel
• Grab Sampel • Purposive Sampling
Tanpa sampel duplikat karna masih dibawah
5-10 sampel, sehingga tidak perlu sampel • Masyarakat Perumahan sekitar DAS
duplikat (Hadi, 2007) Kriteria:
Kepala keluarga Tempat tinggal di sekitar DAS
Telah tingal di Desa Klepu dan menempati rumah
• Purposive sampling minimal 5 tahun
Kriteria:
• Sampling air berdasarkan melihat poin • Stakeholder Dinas terkait, Aparat Desa, Pihak
source industri dan perumahan serta di Industri
badan air sungai Kriteria:
• Ekologi (Makhuk hidup yang ada di Key person dalam pengambilan keputusan
sungai)
• Kondisi air sungai
Teknik Pengambilan Sample

Sampel Responden Masyarakat


Tabel 4 . Jumlah KK di RW 001 Dusun Krajan Klepu

Sumber: Kepala Desa Klepu Jadi jumlah sampelnya sebanyak 83 orang


di 7 RT dengan Prosentase kesalahan 10%
Teknik Analisis Data
Analisis Kualitas Air
Menentukan status mutu air dengan indeks pencemaran
(Ip) dan membandingkan dengan baku mutu Peraturan Analisis Aktivitas di sekitar Sungai
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Deskriptif Kualitatif
PIj = Warga perumahan dan Industri melalui wawancara
untuk mengetahui penyebab yang berpotensi
menyebabkan turunnya kualitas air Sungai di
Sungai Sikendil dan Selilin.
Strategi Pengelolaan dan Pengendalian
Pencemaran Air
Analytical Hierarchy Process (AHP) berbentuk Upaya Pengendalian
kuesioner dengan bantuan Expert Choice 11 dalam
mengkualifikasi skala prioritas untuk mendapatkan Deskriptif Kualitatif
alternatif permasalahan Deskriptif Kualitatif dengan wawancara kepada
Masyarakat dan Dinas terkait (DLH dan DPMTSP)
Responden Masyarakat
Jenis Kelamin
L= 1 P= 2

31%

Mata Pencaharian
69%
1= Petani 2= Tidak bekerja 3= Swasta

11% 12%

Rentang Usia
77%
7%
 
1= 21-30
Gambar 6. Data Diri 83 Responden Masyarakat 2= 31-40
45%
3= 41-50

48%
Total Responden Masyarakat 80 Orang dari 7 RT

Masyarakat yang 19% atau sebanyak 16


mengetahui orang terlibat dalam
pencemaran sungai 34 perbaikan sungai
orang atau sebesar (Aparat desa,
41% sedangkan yang Mapeling saja)
tidak mengetahui
adanya pencemaran Hanya 12% atau
sungai sebesar 59% sebanyak 10 orang
sebanyak 49 orang yang menggunakan air
rata-rata pekerja sungai yakni untuk
swasta pengairan sawah oleh
59% 41% 16% 12% petani
DASAR HUKUM

PERDA Kabupaten
PERPROV JATENG PP No. 82 Tahun UU No. 32 Tahun
Semarang No. 5
No. 5 Tahun 2012 2001 2009
Tahun 2016
Tentang standar Tentang pengelolaan Tentang
Tentang Izin
kualitas air limbah kualitas air dan perlindungan dan
pembuangan limbah
pengendalian pengelolaan
dan izin pemanfaatan
pencemaran lingkungan hidup
limbah
Kronologi Pencemaran Sungai
Tabel 6 . Kronologi Pencemaran Sungai PT Mangkok Mas
Tanggal Aduan Tindakan Tabel 7 . Kronologi Pencemaran Sungai PT JESS
Sanksi Administrasi No.
Tanggal Aduan Tindakan
10 Agus- Kondisi Sungai 660.1/300/2008 untuk
tus 2018 Sikendil memperbaiki kinerja IPAL
14 Mei Kondisi Sungai Surat teguran No.
Melayangkan surat 2017 Sikendil 660.1/515/2017
6 Mei Warna Air penyerahan izin IPAL ke
Lonjakan debit
2019 Sungai Merah DPMTSP
20 Juli limbah cair ke Surat teguran No.
Menutup saluran drainase 2018 sumber air 660.1/2380/2018
secara paksa disaksikan
Air Hitam warga 5 Mei Warna Merah Sanksi Administrasi
keluar dari Melayangkan surat 2019 pada sungai No.660.1/2793/2019
20 Juni saluran pencabutan rekomendasi Air sumur
2019 Drainase IPAL berubah setelah
Kecelakaan 11 berjalan Melayangkan surat
kebocoran Novembe kegiatan PT pencabutan rekomendasi
bahan baku solar Melayangkan surat teguran r 2019 JESS IPAL
2 Juli rembes ke perbaikan pengelolaan
2019 drainase bahan baku solar
Hasil dan Pembahasan
Hasil Evaluasi

1. Perencanaan
Fasilitasi dan klarifikasi
Berdasarkan Berita Acara Fasilitasi dan Klarifikasi Aduan Permasalahan
Lingkungan Hidup Nomor : 660.1 /1825/2019 yang mengahasilkan kesepakatan
• Peningkatan kinerja IPAL
• Mengupayakan kegiatan pembersihan sungai dan penyebaran benih ikan
• Mengajukan kembali IPLC baru
Hasil Evaluasi
• Melampirkan laporan pengujian air limbah
• Meningkatkan pemantauan pengelolaan lingkungan

2. Pengawasan
Stakeholder bekerjasama dalam melakukan pengendalian sungai,
Upaya stakeholder sudah baik dengan menyelesaikan
• Permasalahan dari mulai teguran
• Sanksi administratif
• Pencabutan rekomendasi izin
• Pembekuan izin pembuangan air limbah.
Hasil dan Pembahasan
3. Analisis Kualitas Air

Tabel 5. Kualitas Air Stasiun 1

Gambar 5. Grafik Jenis Sabun yang digunakan masyarakat


Hasil dan Pembahasan
Analisis Kualitas Air

Tabel 6. Kualitas Air Stasiun 2

Tabel 7. Kualitas Air Stasiun 3


Hasil dan Pembahasan
Tabel 8. Kualitas Air Stasiun 4
Hasil dan Pembahasan
Evaluasi Kualitas Air Sungai dan Indeks Pencemaran

Tabel 9. Pebandingan Pencemaran Sungai Sebelum dan Sesudah


100
90 87.24

80
70
60
50
40 35.8
30
20 17.71 15
10 3
1.8
0
COD Nitrat Nitrit

Sebelum Sesudah

Gambar 6. Penurunan besar parameter kimianya


dibandingkan pada tahun 2019
Hasil dan Pembahasan
Evaluasi Kualitas Air Sungai dan Indeks Pencemaran

Tabel 10. Pebandingan Pencemaran Sungai Sebelum dan Sesudah

200
183
180
160 154
140
120
100
80
60
40
22.1
20 15
0.23 0.36
0
TDS TSS Khlorin

Sebelum Sesudah

Gambar 7. Peningkatan Besar Parameter Kimianya


Dibandingkan Pada Tahun 2019
Hasil dan Pembahasan
Indeks Pencemaran
Tabel 11. Indeks Pencemaran tahun 2021

Tabel 12. Indeks Pencemaran Sebelum dan sesudah


perbaikan
Hasil dan Pembahasan
3. Upaya Stakeholder
Tabel 5 . Upaya Stakeholder dalam pengendalian pencemaran lingkungan

DLH Mapeling dan


DPMTSP Industri Masyarakat
 Tinjauan  Bersih
 Pembekuan  pembaruan
Lapangan sungai dan
Izin IPLC izin IPLC sebar bibit
 Sanksi  Memperbai ikan
Administratif  Rekomendasi
perbaikan ki IPAL dan  Pengontrol
 Cek Industri IPAL Uji LAB an bersama
dan Uji Lab Air pihak
 Memenuhi  bersih sun- Industri &
Sungai gai
syarat Masyarakat
 Pencabutan Administrasi  sebar bibit  Pelaporan
Rekomendasi Ikan ke Kades
IPAL  Memenuhi
syarat Teknis
Hasil dan Pembahasan
4. Tata Ruang (RTRW Kabupaten Semarang)

Peta Kawasan Strategis Peta rencana Struktur Ruang


Kabupaten Semarang Kabupaten
• Semarang
Pringapus = Terminal tipe C,
• Bergas = Kawasan strategis
pendayagunaan SDA dan PPK (pusat pelayanan
lingkungan hidup kawasan)
• • Bergas = Terminal tipe C,
Pringapus = Kawasan strategis
kepentingan ekonomi PPK (pusat pelayanan
kawasan)

Pola Ruang Desa Klepu Pringapus


Pola Ruang Desa Ngempon Bergas
Digunakan sebagai dominan kawasan Digunakan sebagai dominan
peruntukan pertanian tanaman kawasan Industri
pangan dan peruntukan perkebunan.
Hasil dan Pembahasan
RTRW 2011-2031 Perda Kabupaten Semarang No 6 Tahun 2011

Sesuai tata ruang yang telah direalisasikan berdasarkan:

01 Adanya zonasi
letak PT Industri 02 Sesuai peruntukan
Pola Ruang

Adanya Limbah

03 Tidak berada di
bantaran sungai 04 cair
kebocoran
Industri
akibat
IPAL
Hasil dan Pembahasan

5. Penyelesaian
Setelah upaya yang telah dilakukan oleh para
stakeholder tersebut, PT mangkok mas dan PT
Java Egg Specialities memperoleh izin IPAL
baru dengan melaporkan pelaksanaan persyaratan dan
kewajiban setiap 6 (enam) bulan berdasarkan Pasal 53
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan .
Hal Yang Mendasari Perlunya Strategi Pengelolaan Sungai

Kriteria status kualitas air


cemar sedang namun Belum adanya kelas sungai
bukan diakibatkan oleh dan Belum tersedia data dan
limbah Industri melainkan
01 02 informasi tentang kondisi air
diakibatkan oleh saluran sungai
limbah domestik dan
sebelum hulu sungai

Masih minim pengetahuan Masih peningkatan cemaran


masyarakat terkait pence- pada
maran sungai yang terjadi
03 04 parameter TSS, TDS tetapi masih
akibat rendahnya dibawah baku mutu kelas air II
sosialisasi dan hanya ada 1 parameter yang
melebihi baku mutu kelas air II
yakni khlorin bebas
Strategi Pengelolaan sungai
Hasil Evaluasi

Gambar 9. Kriteria AHP

Gambar 10. Kriteria Sosial Kelembagaan


Kesimpulan
Kualitas air di Sungai Selilin dan Sikendil dari tahun 2021 di Stasiun 2 nilai 10,76
kategori cemar berat, Stasiun 4 nilai 6,91, Stasiun 1 nilai 9,24 dan Stasiun 3 dengan nilai
1 6,39 tercemar sedang.
Parameter COD, Nitrat, dan Nitrit mengalami penurunan, namun khlorin bebas masih
diatas baku mutu, Indeks pencemaran tertinggi bukan diakibatkan oleh limbah industri
melainka limbah domestik dan limpasan air sebelem ke badan air bagian hulu.

Pelaksanaan pengendalian pencemaran sungai berjalan sesuai dengan kebijakan dan


hukum yang berlaku dimulai dari perencanaa, pengawasan dan penyelesaian yang baik
2 dan pelaksanaan nyata dalam perbaikan kondisi sungai.
Upaya pengendalian pencemaran sungai dilakukan secara sangat terstruktur di antara para
pemangku kepentingan.

Strategi Pengelolaan Sungai Sikendil dan Selilin dalam rangka menjaga kualitas
3 sumber daya alam dan lingkungan difokuskan pada aspek Sosial kelembagaan melalui
peran serta Masyarakat.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai