Campus
Mulridultural for
Har,ony
Dr. H. Abdul Rozak, M.Si
081289986677 –
Dosen FITK UIN Jakarta
abd.rozak@uinjkt.ac.id
Tim Panitia Nasional PPG Kemenag dan
Kemendikbudristek dan Peneliti Insan Madani Center
Jakarta
COVI
D 19
PERLUNYA MIND SET BARU (DIGITAL MINDSET), POLA PIKIR DAN POLA KERJA BARU PADA DOSEN
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Industri 4.0, Society 5.0 & Covid 19
Literasi Data
Kemampuan untuk membaca, analisis, dan
menggunakan informasi (big data) di dunia saat ini
Siswa-Mhs harus
G 29 29
Generasi B
10-
R 19
43,7
24 Pemegang E
A 0- 45,9 Kunci Kejayaan R
F 9 72
Indonesia M
I
Jumlah Penduduk PAUD, Pendidikan Dasar. U
(juta) Menengah dan Tinggi berkualitas
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia T
2010-2015 (Bappenas, BPS, UNFPA dan merata. Memastikan semua
2013)) penduduk usia sekolah U
mendapatkan pendidikan bermutu
Pendidikan Bermutu--Membangun Generasi Emas
Menurut BKKBN : Generasi Emas adalah generasi kreatif, inovatif, produktif; berkarakter kuat;
damai dalam berinteraksi sosial; sehat dan menyehatkan; serta berperadapan unggul.
“Siapapun nanti
pemimpinnya,
Keterampilan Abad 21 Sumber: Kemendikbud
yang namanya 2016
pembangunan
SDM menjadi 1 2 3
kunci dalam
rangka Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana peserta didik Bagaimana peserta didik
menghantarkan menerapkan
Bagaimana peserta didik memecahkan
beradaptasi masalah kompleks
kita kepada pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari.
Indonesia Emas
di 2045.” • Literasi bahasa • Critical Thinkng
• Religiositas
• Literasi numerasi • Computational
• Nasionalisme Thinking
Ir. Joko Widodo, • Kemandirian • Literasi sains
• Creative
Presiden • Gotong royong • Literasi digital
Republik (teknologi • Compassion
• Integritas informasi & • Communication
Indonesia
• Adaptabilitas komunikasi) • Collaborative
• Rasa ingin tau • Literasi finansial • Reflective Thnking
• Kegigihan • Literasi budaya
dan
kewargaan
DEMOGRAFI INDONESIA
MENUJU 2045
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU
SISTEM
Isi
Pendidi
kan
Untuk penyelenggaraan pendidikan secara tepat, bermutu dan berdaya saing pada ERA
DISRUPSI diperlukan tata kelola penyelenggaraan pendidikan dengan kelembagaan dan
organisasi pembelajar yang dapat melakukan langkah dengan RESPONSIF, ADAPTIF,
AGILITIF , FLEKSIBEL
Perguruan Tinggi
dan Jenis Pengelola
• Perguruan Tinggi adalah satuan
pendidikan yang menyelenggarakan
Pendidikan Tinggi.
• Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya
disingkat PTN adalah Perguruan Tinggi
yang didirikan dan/atau diselenggarakan
oleh Pemerintah.
• Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya
disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi
yang didirikan dan/atau diselenggarakan
oleh masyarakat.
PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA
ERA BARU KEHIDUPAN MANUSIA (ERA RI 4.0, S 5.0 DAN 5G)
Tujuan Pendidikan Tinggi
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, terampil, kompeten, dan menjadi warga negara yang demokratis,bertanggung jawab (mahasiswa cinta
Indonesia dan Pancasila), dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.
Capaian Pembelajaran
CPL Waterloo/ lulus PAI/ SOA 22
Lulusan PT harus kuat dedikasinya untuk kemajuan bangsa,
kemanusiaan dan kebhinekaan
Otonomi
Perguruan Tinggi Negeri
Satker PPK-BLU
(Statuta dg Permen)
Badan Hukum
(Statuta dg PP)
PPK : Pola Pengelolaan Keuangan
Organizational Resources
LEARNING ORGANIZATION
MEMBANGUN KAMPUS SEBAGAI
ORGANISASI PEMBELAJAR
Pola Mental
Visi Bersama
dan Daya Berpikir
Saing Sistem
Kepemimpinan Penguasaan
Transformatif Pribadi
Belajar
Bersama dan
Berkelanjutan
Dengan berpikir secara sistem
(system thinking) kampus
harus mampu melihat potensi
dan kapasitas sumber dayanya
sehingga dapat menggerakkan
semua komponen organisasi
secara sinergi mencapai tujuan
bersama
“penakut tak akan melakukan
perubahan” -Rhenald Kasali-
Personal Mastery
Self Control
Self Deteminand
Self Change
Self Disruption
Growth Mindset
Critical Thinking
Computational
Thinking
Reflective Thinking
MASYARAKAT:
Bersama, berkumpul
dalam waktu yang lama
MANUSIA:
Individu Makhluk Sosial
BUDAYA
REGIONAL
NASIONAL
MASYARAKAT KOTA
KELUARGA
INDIVIDU
Satuan
Institusi Sosial
Pendidikan
Unik
Tinggi
KAMPUS
SISTEM
SOSIAL
ASPEK MULTIKULTURALISME DALAM
SISTEM SOSIAL MASYARAKAT KAMPUS
Mengakui
Budaya
KAMPUS MONOKULTURAL
VS
KAMPUS MULTIKULTURAL
Struktur Sosial:
• Suatu susunan/konfigurasi dari beberapa orang
dengan kategori yang berbeda, tetapi terikat pada
suatu tata hubungan kerja yang sama. Dalam struktur
sosial terdapat sistem sosial
• Dalam sistem sosial terdapat seperangkat kegiatan
bersama yang memperlihatkan hubungan timbal
balik yang disebut struktur
Struktur sosial
Hubungan kerja
Beberapa orang
dgn kategori
yang berbeda
• STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu HUBUNGAN
yang KONSTAN sebagai suatu kerangka
• SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA pada
STRUKTUR secara KESELURUHAN
STRUKTUR SOSIAL
SISTEM
INDONESIA adalah MASYARAKAT MAJEMUK
yang ditandai oleh 2 ciri unik:
Adalah:
Suatu masyarakat yang
terbagi-bagi ke dalam
berbagai kelompok
berdasarkan garis
keturunan tunggal, tetapi
memiliki struktur
kelembagaan yang
bersifat homogen
MASYARAKAT YANG MEMILIKI
DIFERENSIASI/SPESIALISASI TINGGI
Adalah
Suatu masyarakat dengan
tingkat differensiasi
fungsional yang tinggi
dengan banyak lembaga-
lembaga kemasyarakatan
yang saling komplementer
dan saling tergantung
Menurut Van den Berghe;
KESATUAN SOSIAL
MASYARAKAT
TERINTEGRASI
KEMUNGKINAN YANG TERJADI PADA
MASYARAKAT MAJEMUK
minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik yang
mungkin terjadi;
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
KONFLIK BERSIFAT POLITIS
Dalam suatu SISTEM SOSIAL, individu
menduduki suatu tempat (status) dan
bertindak (berperan) sesuai dengan norma-
norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh
sistem
DIFERENSIASI SOSIAL
• Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada
banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis,
clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
• Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara
bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan
ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan
rendah.
• Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini
dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
• Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan
yang biasanya sama.
• Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau
klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau
sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian
tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.
• Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan
ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan
sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan
profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
• Bagan:
Pengelompokan Sosial