Anda di halaman 1dari 86

Perguruan Tinggi sebagai

Organisasi dan Sistem Sosial

Campus
Mulridultural for
Har,ony
Dr. H. Abdul Rozak, M.Si
081289986677 –
Dosen FITK UIN Jakarta
abd.rozak@uinjkt.ac.id
Tim Panitia Nasional PPG Kemenag dan
Kemendikbudristek dan Peneliti Insan Madani Center
Jakarta

Bahan Presentasi Pendidikan Multikultural


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama
25 Nopember 2020
PENDIDIKAN DI ERA
Tantangan Pendidikan Era Industri 4.0, Society 5.0
dan Covid 19
BARU
Era Revolusi Industri 4.0
Internet of Things
Cloud Computing
Big data
Artificial Intelligence
Mobile Phone
Revolusi Industri 4.0, Society 5.0 dan Covid 19
 Digitalisasi pendidikan : E-learning, E-Book, dll  Sumber daya alam di transformasi
 Pekerjaan masa depan : KREATIFITAS &  Belajar berkelanjutan sepanjang hayat
INOVASI  Kemandirian, tanggung jawab dan agility jadi
 Profesionalitas kerja : kompetensi & kapasitas diri utama

Paradigma Baru Penyelenggaraan dan Pengelolaan


Pendidikan

COVI
D 19
PERLUNYA MIND SET BARU (DIGITAL MINDSET), POLA PIKIR DAN POLA KERJA BARU PADA DOSEN
DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Industri 4.0, Society 5.0 & Covid 19
Literasi Data
Kemampuan untuk membaca, analisis, dan
menggunakan informasi (big data) di dunia saat ini
Siswa-Mhs harus

mempelajari dan Literasi Teknologi


menguasai
Memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi
(coding, artificial intelligence, machine learining,

LITERASI engineering principles, biotech).

BARU Literasi Manusia


(Aoun, MIT, 2017)
Humanities, Komunikasi, Leadership
dan Desain
Kapasitas sbg Pembelajar
Karakter Unggul
Model Sepanjang Hayat, responsif
PRACTICE rasional, adaptif, agility
ERA DISRUPSI-RI 4.0 & S 5.0
Gatra Ketahanan Nasional Indonesia
Lemhamnas (2019)

Apa makna kedua


hasil survei ini?
“Didiklah anakmu sesuai dengan
zamannya. Sungguh mereka akan
menghadapi masa yang berbeda dari PENDIDIKAN ITU MENANAM,

masamu” (Sayyidina Ali RA) BUKAN MEMANEN

PENDIDIKAN BERMUTU DAN BERBASIS MULTIKULTURAL


MENJADI JEMBATAN EMAS MASA DEPAN GEMILANG GENERASI
BANGSA
100 Tahun Indonesia Merdeka Generasi Emas
Strukutur Penduduk Periode Bonus Generasi 100 thn
Indonesia Demografi Merdeka (Usia
Tahun 2010 2005-2035 pada tahun 2045)
B 75 3,85 Jumlah Pendidikan Menengah Universal P
Penduduk:
238,5 Juta
O + 3
orang
(PMU), Kurikulum 2013,
Pendidikan Tinggi yang E
N 70-
74
3,37
6
berkualitas dan berdaya saing, N
Pendidikan Dasar berkualitas dan
U 60- 10,8 merata. Memastikan semua D
S 69 08 penduduk usia sekolah bersekolah I
55-64 tahun
50- 20,0 D
59 26
45-54 tahun I
D 40- 30,7
K
E 49 30
35-44 tahun
A
M 30-
39
38,5
01 N
O 20- 41,5

G 29 29
Generasi B
10-
R 19
43,7
24 Pemegang E
A 0- 45,9 Kunci Kejayaan R
F 9 72
Indonesia M
I
Jumlah Penduduk PAUD, Pendidikan Dasar. U
(juta) Menengah dan Tinggi berkualitas
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia T
2010-2015 (Bappenas, BPS, UNFPA dan merata. Memastikan semua
2013)) penduduk usia sekolah U
mendapatkan pendidikan bermutu
Pendidikan Bermutu--Membangun Generasi Emas
Menurut BKKBN : Generasi Emas adalah generasi kreatif, inovatif, produktif; berkarakter kuat;
damai dalam berinteraksi sosial; sehat dan menyehatkan; serta berperadapan unggul.

“Siapapun nanti
pemimpinnya,
Keterampilan Abad 21 Sumber: Kemendikbud
yang namanya 2016
pembangunan
SDM menjadi 1 2 3
kunci dalam
rangka Kualitas Karakter Literasi Dasar Kompetensi
Bagaimana peserta didik Bagaimana peserta didik
menghantarkan menerapkan
Bagaimana peserta didik memecahkan
beradaptasi masalah kompleks
kita kepada pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari.
Indonesia Emas
di 2045.” • Literasi bahasa • Critical Thinkng
• Religiositas
• Literasi numerasi • Computational
• Nasionalisme Thinking
Ir. Joko Widodo, • Kemandirian • Literasi sains
• Creative
Presiden • Gotong royong • Literasi digital
Republik (teknologi • Compassion
• Integritas informasi & • Communication
Indonesia
• Adaptabilitas komunikasi) • Collaborative
• Rasa ingin tau • Literasi finansial • Reflective Thnking
• Kegigihan • Literasi budaya
dan
kewargaan
DEMOGRAFI INDONESIA
MENUJU 2045
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU
SISTEM

Isi
Pendidi
kan

Untuk penyelenggaraan pendidikan secara tepat, bermutu dan berdaya saing pada ERA
DISRUPSI diperlukan tata kelola penyelenggaraan pendidikan dengan kelembagaan dan
organisasi pembelajar yang dapat melakukan langkah dengan RESPONSIF, ADAPTIF,
AGILITIF , FLEKSIBEL
Perguruan Tinggi
dan Jenis Pengelola
• Perguruan Tinggi adalah satuan
pendidikan yang menyelenggarakan
Pendidikan Tinggi.
• Perguruan Tinggi Negeri yang selanjutnya
disingkat PTN adalah Perguruan Tinggi
yang didirikan dan/atau diselenggarakan
oleh Pemerintah.
• Perguruan Tinggi Swasta yang selanjutnya
disingkat PTS adalah Perguruan Tinggi
yang didirikan dan/atau diselenggarakan
oleh masyarakat.
PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA
ERA BARU KEHIDUPAN MANUSIA (ERA RI 4.0, S 5.0 DAN 5G)
Tujuan Pendidikan Tinggi
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, terampil, kompeten, dan menjadi warga negara yang demokratis,bertanggung jawab (mahasiswa cinta
Indonesia dan Pancasila), dan berbudaya untuk kepentingan bangsa.

SISTEM DAN PROSES PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN TINGGI

6 C for HOTS (Communication, Collaboration, Compassion, Critical thinking,


Lulusan
Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Creative thinking, computation logic), Adaptive, flexible, Leadership, Reading Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Skill, writing skill, himbauan penambahan SKS Bahasa Inggris dan IT Skills cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta
bertanggung jawab (Psl 3 UU 20) dan
UU 12/2012

SN Dikti 03/ 2020 dan 50/ 2018


KKNI Ijazah, SKPI

SKKNI Mahasiswa Sertifikat


CPL/ KOMPETENSI
LO Kurikulum SERTIFIKAT PROFESI
Capaian
Internatio Pembejaran Literasi Baru: Sertifikat Bahasa
nal Sistem 1.Big Data Asing
Certificate Pembelajaran 2.Teknologi Sertifikat Internasional
Hybrid/ Blended 3.Manusia Regiter Profesi Nasional
Learning Register Profesi Internasional

Capaian Pembelajaran
CPL Waterloo/ lulus PAI/ SOA 22
Lulusan PT harus kuat dedikasinya untuk kemajuan bangsa,
kemanusiaan dan kebhinekaan

Lulusan PT harus punya karakter dan skill sebagai pembelajar


yang kuat dengan selalui belajar hal-hal baru

Lulusan PT bukan hanya mempunyai kemampuan akademik,


tetapi juga kemampuan inovasi

Lulusan PT harus dapat menguasai IPTEK terbaru

Lulusan PT tidak hanya mengisi lowongan kerja tetapi


menciptakan lapangan kerja

Lulusan PT tidak hanya sarja dengan bidang keilmuan semata


tetapi mampu menjadi intelektual organik
Otonomi Perguruan Tinggi & Kelembagaannya

Otonomi
Perguruan Tinggi Negeri

Otonomi Bidang Otonomi Bidang Non-


Akademik Akademik

Otonomi Satker PPK-Negara


(sesuai perundangan) (Statuta dg Permen)

Satker PPK-BLU
(Statuta dg Permen)

Badan Hukum
(Statuta dg PP)
PPK : Pola Pengelolaan Keuangan

Dengan adanya tiga macam tatakelola tersebut,


berarti tidak ada penyeragaman (amar putusan MK)
Konsep Dasar Organisasi

Organisasi adalah kumpulan


individu dalam satu wadah yang
didasarkan atas spirit, visi,
semangat, motivasi, mekanisme
untuk mencapai tujuan bersama
4. Dimensi Organisasi
3. Bentuk dan Pola Kerja Standar
Organisasi Kompleksitas Otoritas
Bentuk dan pola kerja organisasi sangat terkait
dengan karakter , tugas dan tanggungjawab Program
orgaisasi tersebut
PT-KAMPUS SEBAGAI ORGANISASI
Pola kerja dalam Organisasi PT
Struktural Administratif
Akademik Fungsional

Desain Organisasi PT dalam Bangunan


Learning Organization--
INNOVATION
LEARNING
ORGANIZATIO
N
Leader Vision- Transformative Leadership

Organizational Resources

Strategic Planning-Learning Organization

Corporate and qualaity culture


MEMBANGUN PERGURUAN TINGGI BERMUTU
Apa itu
Organisasi Pembelajar
TUJUAN MEMBANGUN KAMPUS
SEBAGAI ORGANISASI
PEMBELAJAR
LEARNING HOW TO LEARN, LEARNING HOW TO RELEARN, LEARNING HOW TO
UNLEARN
Perbedaan antara Organnisasi Tradisional
dengan Organisasi Pembelajar
MEMBANGUN KAMPUS SEBAGAI
ORGANISASI PEMBELAJAR

LEARNING ORGANIZATION
MEMBANGUN KAMPUS SEBAGAI
ORGANISASI PEMBELAJAR

Pola Mental

Visi Bersama
dan Daya Berpikir
Saing Sistem

Kepemimpinan Penguasaan
Transformatif Pribadi
Belajar
Bersama dan
Berkelanjutan
Dengan berpikir secara sistem
(system thinking) kampus
harus mampu melihat potensi
dan kapasitas sumber dayanya
sehingga dapat menggerakkan
semua komponen organisasi
secara sinergi mencapai tujuan
bersama
“penakut tak akan melakukan
perubahan” -Rhenald Kasali-

Personal Mastery
Self Control
Self Deteminand
Self Change
Self Disruption
Growth Mindset
Critical Thinking
Computational
Thinking
Reflective Thinking

Perlunya membangun budaya displin organisasi


dan disiplin pribadi dalam suatu organisasi
Self discipline menjadi kunci keberhasilan. Riset Jeff Wolf dalam bukunya seven disciplines of a leader
(2014), disiplin yang dilakukan seorang diri sangat mampu memberikan dampak yang signifikan bagi
pelakunya. Jika dilakukan bersama-sama maka efektivitas jauh lebih tinggi, dan hasil yang diperoleh
jauh lebih banyak. Jim Collins dalam bukunya Good to Great menegaskan betapa pentingnya culture of
discipline. Semua lembaga (perusahaan, pemerintah, institusi publik) mempunyai budaya, beberapa
diantaranya budaya disiplin, tetapi sedikit sekali individu yang mempunyai budaya disiplin.
Kepemimpinan transformatif dalam
organisasi belajar membentuk growth
mindset dalam setiap anggota organisasi
karena setiap orang merupakan sumber
belajar bagi organisasi, selain itu belajar dari
pengalaman (lesson learn) dan membangun
erat kerjasama (networking)
Belajar Berkelanjutan
(Life Long Learning)

Setiap individu tumbuh


kesadaran untuk terus belajar
sepanjang hayat
Langkah Membangun Kampus
sebagai Learning Organization
• Membuat struktur organisasi kampus
yang dinamis, fleksibel, INOVATIF dan
adaptif
• Membangun netwoking yang bersifat
terbuka dengan berbagai stakeholders
• Merespon perubahan sebagai suatu
keniscayaan dan langkah adaptif
• Membangun kepemimpinan
perubahan- transformatif dan
demokratis
• Mengembangkan kapasistas SDM
secara berkelenjutan
Perguruan Tinggi sebagai Sistem Sosial

MANUSIA & BUDAYA

MASYARAKAT:
Bersama, berkumpul
dalam waktu yang lama

MANUSIA:
Individu Makhluk Sosial
BUDAYA

Setiap masyarakat memiliki budaya berbeda yang


disebabkan oleh latar belakangnya Misalnya: Suku Jawa vs
Suku Betawi berbeda perilaku karena pengaruh geografis,
ekonomi.
KONSEP SISTEM
GLOBAL

REGIONAL

NASIONAL

MASYARAKAT KOTA

KELUARGA

INDIVIDU

LAPISAN LEVEL KEHIDUPANPISAN


AKTIVITAS MANUSIA DAN
PRANATA KEHIDUPAN SOSIAL
Talcot Parson
sistem = interdependensi antara bagian-bagian, komponen-
komponen & proses-proses yg mengatur hubungan atau
interaksi sosial tersebut untuk suatu maskud tertentu

Interdepensi berarti tanpa 1 bagian/komponen


maka akan mengalami guncangan. Dlm suatu sistem
akan terintegrasi ke suatu equilibrium
• Secara Sosiologis, Kehidupan Sosial berlangsung dalam
suatu wadah yg disebut MASYARAKATmasyarakat
• Masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang
hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan (Selo
Sumardjan)
ex: masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat tani,
masyarakat kampus, masyarkat profesi, dsb
Masyarakat Kampus sebagai Sistem Sosial
Masyarakat merupakan suatu sistem yang secara fungsional
terintegrasi ke dalam suatu bentuk equilibrium

Masyarakat ialah kumpulan individu yang hidup bersama dalam jangka


waktu tertentu dan menciptakan kebudayaan
 Tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan
 Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat

Kehidupan masyarkat kampus sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai


suatu keseluruhan atau totalitas dari komponen atau unsur yg saling
berhubungan satu sama lain, saling tergantung & berada dalam satu
kesatuan identitas dan entitas sosial
Pengertian Sistem Sosial

• Teori sibenertika Talcott Parson :


sistem sosial merupakan suatu sinergi
antara berbagai sub sistem sosial yang
saling mengalami ketergantungan dan
keterkaitan.
• Adanya hubungan yang saling
keterkaitan, interaksi dan saling
ketergantungan.
KAMPUS MERUPAKAN MINIATUR INDONESIA
DIMANA TERDAPAT STRUKTUR MAJEMUK
MASYARAKAT
MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB
STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT
BERAGAM SEHINGGA MASYARAKAT KAMPUS
DISEBUT SEBAGAI MASYARAKAT MAJEMUK

MASING-MASING SUB STRUKTUR BERJALAN


DENGAN SISTEMNYA MASING-MASING
KAMPUS SEBAGAI SISTEM SOSIAL

Satuan
Institusi Sosial
Pendidikan
Unik
Tinggi

Organisasi Relasi dan


Modern dan Interaksi Sosial
Profesional Fungsional
KAMPUS
PRINSIP-PRINSIP MULTIKULTUR DALAM
KAMPUS SEBAGAI SISTEM SOSIAL

KAMPUS
SISTEM
SOSIAL
ASPEK MULTIKULTURALISME DALAM
SISTEM SOSIAL MASYARAKAT KAMPUS

Mengakui
Budaya

KAMPUS MONOKULTURAL
VS
KAMPUS MULTIKULTURAL
Struktur Sosial:
• Suatu susunan/konfigurasi dari beberapa orang
dengan kategori yang berbeda, tetapi terikat pada
suatu tata hubungan kerja yang sama. Dalam struktur
sosial terdapat sistem sosial
• Dalam sistem sosial terdapat seperangkat kegiatan
bersama yang memperlihatkan hubungan timbal
balik yang disebut struktur
Struktur sosial

Hubungan kerja

Beberapa orang
dgn kategori
yang berbeda
• STRUKTUR SOSIAL memperlihatkan suatu HUBUNGAN
yang KONSTAN sebagai suatu kerangka
• SISTEM, memberikan SIFAT dan DINAMIKA pada
STRUKTUR secara KESELURUHAN

STRUKTUR SOSIAL

SISTEM
INDONESIA adalah MASYARAKAT MAJEMUK
yang ditandai oleh 2 ciri unik:

• MAJEMUK secara HORIZONTAL


• MAJEMUK secara VERTIKAL
KAMPUS SEBAGAI SISTEM SOSIAL MERUPAKAN
BANGUNAN MASYARAKAT MAJEMUK adalah:
• SUATU MASYARAKAT MAJEMUK yang
masyarakatnya terdiri atas dua atau lebih elemen
yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran
satu sama lain dalan SATU KESATUAN POLITIK
(Furnival)
• Masyarakat kampus sebagai masyarakat yang
tidak mendasarkan pada HOMOGENITAS
BUDAYA dan karena itu diperlukan kebijakan,
tata kelola dan pendekatan multikultural untuk
saling memahami satu sama lain.
BIDANG SOSIAL BUDAYA
PERAN DAN FUNGSI
PERGURUAN TINGGI
URGENSI IDENTITAS NASIONAL
BHINEKA TUNGGAL IKA
KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK
(Pierre L. Van Den Berghe)
• Terjadi SEGMENTASI kedalam bentuk KELOMPOK-
KELOMPOK yang memiliki kebudayaan yang berbeda
• Memiliki STRUKTUR SOSIAL yang terbagi-bagi ke
dalam LEMBAGA-LEMBAGA yang NON
KOMPLEMENTER
• Kurang mengembangkan KONSENSUS antar para
anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
• Relatif sering terjadi KONFLIK
KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK
(lanjutan)

• Secara relatif, INTEGRASI SOSIAL tumbuh diatas


PAKSAAN dan saling SALING KETERGANTUNGAN
DALAM BIDANG EKONOMI
• Adanya DOMINASI POLITIK oleh SUATU KELOMPOK
atas KELOMPOK YANG LAIN

KARAKTERISTIK MASYARAKAT MAJEMUK INI


TIDAK BISA DIGOLONGKAN KE DALAM DUA
GOLONGAN MASYARAKAT (MODERN DAN
TRADISIONAL) MENURUT EMILE DURKHEIM
Terkait dengan ciri masyarakat majemuk;

Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan


dengan masyarakat yang memiliki unit-unit
kekerabatan yang bersifat segmenter.
Masyarakat majemuk tidak dapat disamakan
dengan masyarakat yang memiliki differensiasi atau
spesialisasi yang tinggi
MASYARAKAT YANG MEMILIKI UNIT KEKERABATAN
YANG BERSIFAT SEGMENTER

Adalah:
Suatu masyarakat yang
terbagi-bagi ke dalam
berbagai kelompok
berdasarkan garis
keturunan tunggal, tetapi
memiliki struktur
kelembagaan yang
bersifat homogen
MASYARAKAT YANG MEMILIKI
DIFERENSIASI/SPESIALISASI TINGGI

Adalah
Suatu masyarakat dengan
tingkat differensiasi
fungsional yang tinggi
dengan banyak lembaga-
lembaga kemasyarakatan
yang saling komplementer
dan saling tergantung
Menurut Van den Berghe;

SOLIDARITAS MEKANIS DAN SOLIDARITAS


ORGANIS sulit di tumbuhkan dalam
MASYARAKAT MAJEMUK
Karena
Pengelompokan yang terjadi bersifat sesaat
atas dasar kepentingan praktis
FAKTOR YANG MENGINTEGRASIKAN
MASYARAKAT MAJEMUK
• Adanya KONSENSUS diantara sebagian besar
anggota masyarakat terhadap NILAI-NILAI
KEMASYARAKATAN yang bersifat fundamental
• Adanya berbagai masyarakat yang berasal dari
BERBAGAI KESATUAN SOSIAL (cross cutting
affiliations) yang akan menyebabkan
terjadinya LOYALITAS GANDA (cross cutting
loyalities)
Cross cutting affiliations and cross cutting
loyalities

KESATUAN SOSIAL

MASYARAKAT
TERINTEGRASI
KEMUNGKINAN YANG TERJADI PADA
MASYARAKAT MAJEMUK
minimal ada 2 (dua) tingkatan konflik yang
mungkin terjadi;
KONFLIK BERSIFAT IDEOLOGIS
KONFLIK BERSIFAT POLITIS
Dalam suatu SISTEM SOSIAL, individu
menduduki suatu tempat (status) dan
bertindak (berperan) sesuai dengan norma-
norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh
sistem
DIFERENSIASI SOSIAL
• Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada
banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis,
clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.
• Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara
bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan
ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan
rendah.
• Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini
dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
• Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan
yang biasanya sama.
• Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau
klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau
sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian
tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.
• Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan
ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan
sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan
profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
DIFERENSIASI SOSIAL
• Bagan:
Pengelompokan Sosial

Pengelompokan Horisontal Pengelompokan Vertikal

Heterogenitas sosial Kemajemukan sosial,


profesi (pekerjaan), gender ras, etnis dan agama
Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi
Sosial
• Ciri Fisik. Diferensiasi ini terjadi karena
perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna
kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
• Ciri Sosia. Muncul karena perbedaan pekerjaan
yang menimbulkan cara pandang dan pola
perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk
didalam kategori ini adalah perbedaan peranan,
prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku
seorang perawat akan berbeda dengan seorang
karyawan kantor.
Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi
Sosial
• Ciri Budaya. Berhubungan erat dengan
pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti
religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan,
keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari
nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat
kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur,
pakaian adat, agama, dsb.
Bentuk-bentuk Diferensiasi Sosial
• Diferensiasi Ras. Ras adalah suatu kelompok manusia yang
memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras
berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri- ciri
fisiknya, bukan budayanya.
• Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis). Menurut Hassan Shadily,
suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih
dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku
bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri
biologis yang sama, seperti ras.
• Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang
lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki
kesamaan berikut : - ciri fisik - kesenian - bahasa daerah - adat
istiadat
Diferensiasi Klen (Clan)
• Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas
atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan
keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan
(religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen
adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan
darah atau keturunan yang sama umumnya
terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui
garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu
(matrilineal).
Diferensiasi Klen (Clan)- lanjutan
• Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara
lain terdapat pada:
– Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
– Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam),
– Masyarakat Ambon (klennya disebut Fam)
– Masyarakat Flores (klennya disebut Fam)
• Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara
lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klennya
disebut suku yang merupakan gabungan dari
kampuang-kampuang.
Diferensiasi Agama
• Diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat
berdasarkan agama/kepercayaannya.
Komponen-komponen Agama:
・ Emosi keagamaan, yaitu suatu sikap yang tidak rasional yang mampu
menggetarkan jiwa, misalnya sikap takut bercampur percaya.
・ Sistem keyakinan, terwujud dalam bentuk pikiran/gagasan manusia seperti
keyakinan akan sifat-sifat Tuhan, wujud alam gaib, kosmologi, masa
akhirat, cincin sakti, roh nenek moyang, dewa-dewa, dan sebagainya.
・ Upacara keagamaan, yang berupa bentuk ibadah kepada Tuhan, Dewa-
dewa dan Roh Nenek Moyang.
・ Tempat ibadah, seperti Mesjid, Gereja, Pura, Wihara, Kuil, Klenteng.
・ Umat, yakni anggota salah satu agama yang merupakan kesatuan sosial.
Diferensiasi Agama (lanjutan)
• Agama dan Masyarakat. Dalam perkembangannya agama
mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat
mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di
Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan,
Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau
kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan,
Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.
Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
• Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat
yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya.
• Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus.
Misalnya profesi dosen memerlukan ketrampilan khusus,
seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb.
• Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok
masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh,
pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.
• Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada
perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan
berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan
pekerjaannya.
Diferensiasi Jenis Kelamin
• Jenis kelamin merupakan kategori dalam
masyarakat yang didasarkan pada perbedaan
seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis).
• Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari
struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara,
dan sebagainya.
• Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat
laki-laki atau pria dan kelompok perempuan
atau wanita.
Diferensiasi Asal Daerah
• Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia
berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa
atau kota.
• Terbagi menjadi:
- masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di
pedesaan atau berasal dari desa;
- masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di
perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita
temukan dalam hal-hal berikut ini : perilaku,tutur kata,
cara berpakaian, cara menghias rumah, dsb.
Diferensiasi Partai
• Demi menampung aspirasi masyarakat
untuk turut serta mengatur negara/
berkuasa, maka bermunculan banyak
sekali partai.
• Diferensiasi partai adalah perbedaan
masyarakat dalam kegiatannya mengatur
kekuasaan negara, yang berupa
kesatuan-kesatuan sosial, seazas,
seideologi dan sealiran.
Wassalamu alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai