Anda di halaman 1dari 85

PERATURAN JABATAN

PEJABAT PEMBUAT
AKTA TANAH

SRI WAHYU JATMIKO,SH.,MH

Senin, 21 September 2020


PERATURAN JABATAN PPAT DAN PERATURAN
PELAKSANAANNYA

PP No. 37 Tahun 1998


Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

PP No. 24 tahun 2016


Tentang Perubahan PP No. 37 Tahun 1998, tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah

Perkaban No. 1 Tahun 2006


Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
Akta Tanah

Perkaban No. 23 Tahun 2009


Tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
No. 1 Tahun 2006
Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 2 Tahun 2018
Tentang Pembinaan dan Pengawasan PPAT

Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 20 Tahun 2018


Tentang Tata Cara Ujian, Magang, Pengangkatan, Pengangkatan Kembali
dan Perpanjangan Masa Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Peraturan Pemerintah No. 24/1997 Tentang Pendaftaran Tanah


Peraturan Menteri ATR/Ka. BPN No. 3/1997 Tentang Peraturan
Pelaksanaan PP No. 24/1997

Kepmen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 112/KEP-4.1/IV/2017


Tentang Pengesahan Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Peraturan Perundangan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan


Pendaftaran Tanah dan tugas jabatan PPAT.
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998
Tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2016


Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 37
Tahun 1998, tentang Peraturan Pejabat Pembuat Akta
Tanah

PERATURAN JABATAN PEJABAT PEMBUAT


AKTA TANAH
(PJ PPAT)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Perka BPN 1/2006 Jo Perkaban No. 23 PP No. 24/2016
PP No. 37/1998
Tahun 2009 – Ket. Pelaks PP 37/98 merubah fundamental terhadap
tentang Peraturan Jabatan PPAT
PP No. 37/1998 antara lain :

Bab I • Ketentuan Umum (Pasal 1) • Ketentuan Umum (Pasal 1)


• Tugas Pokok dan Kewenangan PPAT (Pasal 2 – 4)  Persyaratan Pengangkatan PPAT
Bab II • Tugas Pokok dan Kewenangan PPAT (Pasal 2 – 4)
 Rangkap Jabatan
Bab III • Pengangkatan dan Pemberhentian PPAT (Pasal 5 – 11) • Daerah Kerja PPAT (Pasal 5 – 6)

 Perpanjangan Masa Jabatan


Bab IV • Daerah Kerja PPAT (Pasal 12 – 14) • Formasi PPAT, PPATS & PPAT Khusus (Pasal 7 – 10)

• Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PPAT  Pemberhentian PPAT


Bab V • Sumpah Jabatan PPAT (Pasal 15 – 18)
(6 Bagian, Pasal 11 – 31)

• Pelantikan dan Sumpah Jabatan PPAT


Bab VI • Pelaksanaan Jabatan PPAT (Pasal 19 – 32)  Daerah Kerja
(Pasal 32 – 35)

Bab VII • Pembinaan dan Pengawasan(Pasal 33) • Hak dan Kewajiban PPAT (2 Bagian, Pasal 36 – 45)
 Pembinaan dan Pengawasan

Bab VIII • Ketentuan Peralihan (Pasal 34 – 36) • Pelaksanaan Jabatan PPAT (7 Bagian, Pasal 46 – 64)
 PPAT Pengganti
Bab IX • Penutup (Pasal 37 – 38) • Pembinaan dan Pengawasan (Pasal 65 - 68)

 Kewajiban Setelah Sumpah Jabatan


Bab X • Organisasi Profesi PPAT 7 PPATS (Pasal 69)

• Ketentuan Peralihan (Pasal 70)  Penghapusan Formasi


Bab XI

Bab XII • Penutup (Pasal 71 - 72)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Bagan
Perpanjangan Masa
PerMen Ketentuan Umum
(Pasal 1 – 4)
Jabatan
Ketentuan Peralihan
(Pasal 26 – 28)
(Pasal 23 – 25)
ATR/Ka. BPN
No. 10 tahun
2017 Penyelenggaraan
Peningkatan Kualitas
Pengangkatan PPAT Ketentuan Penutup
tentang (Pasal 22) (Pasal 29 – 31)
(Pasal 5)
Tata Cara Ujian, Magang,
Pengangkatan dan
Perpanjangan Masa
Jabatan PPAT
Magang Ujian PPAT Lampiran
(Pasal 6 – 10) (Pasal 11 – 21) (Contoh Format)
(Pengganti PerMen
No. 31 Tahun 2016)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PEJABAT PEMBUAT
AKTA TANAH
(PPAT)

Pejabat umum
yang diberi kewenangan membuat
akta-akta otentik mengenai
perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau Hak
Milik Atas Satuan Rumah Susun.
PPAT SEMENTARA & PPAT KHUSUS

PPAT SEMENTARA PPAT KHUSUS

Pejabat Badan Pertanahan


Pejabat Pemerintah yang Nasional yang ditunjuk
karena jabatannya ditunjuk karena jabatannya untuk
untuk melaksanakan tugas melaksanakan tugas PPAT
PPAT dengan membuat akta dengan membuat akta PPAT
PPAT di daerah yang belum tertentu khusus dalam rangka
cukup terdapat PPAT. pelaksanaan program atau
tugas Pemerintah tertentu.

Wilayah Kerjanya sebagai pejabat Wilayah Kerjanya sebagai pejabat


pemerintah yang menjadi dasar pemerintah yang menjadi dasar
penunjukannya penunjukannya

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
TUGAS POKOK PPAT AKTA YANG DIBUAT
PPAT

- Melaksanakan sebagian kegiatan 1. Jual Beli


pendaftaran tanah 2. Tukan Menukar
- dengan membuat akta sebagai 3. Hibah
bukti telah dilakukannya 4. Pemasukan Ke Dalam Perusahaan
perbuatan hukum tertentu (Inbreng)
- mengenai hak atas tanah atau 5. Pembagian Harta Bersama
Hak Milik Atas Satuan Tumah 6. Pemberian Hak Guna
Susun, Bangunan/Hak Pakai Atas Hak
- yang akan dijadikan dasar bagi Milik
pendaftaran perubahan data 7. Pemberian Hak Tanggunan
pendaftaran tanah yang 8. Pemberian Kuasa Membebankan
diakibatkan oleh perbuatan Hak Tanggungan
hukum
dan diberhentikan oleh Menteri
 PPAT diangkat
untuk satu daerah tertentu (Pasal 5 ayat (1)
dan (2) PJ PPAT)

 Tempat Kedudukan:
Satu wilayah kerja dengan Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota
PENGANGKATAN
PPAT  Daerah Kerja:
Satu wilayah kerja dengan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota

•(Pasal 12 (3) PP 26/2016 - menjadi propinsi


namun belum dilaksanakan)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
RANGKAP JABATAN PPAT
BOLEH :
Merangkap jabatan sebagai Notaris di tempat
kedudukan Notaris. (pasal 7 ayat (1) PJ PPAT)

LARANGAN: (pasal 7 ayat (2) PJ PPAT)

Merangkap jabatan atau profesi sebagai:


a. Advokat, konsultan atau penasehat hukum;
b. Pegawai negeri, pegawai badan usaha milik negara, pegawai badan usaha milik Pelanggaran :
daerah, pegawai swasta;
Kategori pelanggaran Ringan.
c. Pejabat negara atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK);
(Penjelasan Pasal 10 ayat (4)
d. Pimpinan pada sekolah, perguruan tinggi negeri, atau perguruan tinggi swasta; huruf C PP 24/2016 )
e. Surveyor berlisensi;
f. Penilai tanah;
g. Mediator; dan/atau
h. Jabatan lainnya yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PPAT BERHENTI MENJABAT
BERHENTI DEMI HUKUM DIBERHENTIKAN OLEH MENTERI
a. Meninggal dunia; a. Diberhentikan dengan hormat;
b. Diberhentikan dengan tidak hormat; dan
c. Diberhentikan sementara.
b. Telah mencapai usia 65 (enam puluh lima)
tahun
(Pasal 8 ayat (1) huruf a dan (Pasal 10 ayat (1) PJ PPAT)

>> perpanjangan max. 2 tahun >>67 tahun


mempertimbangkan Kesehatan ybs
(pasal 8 ayat (2)

>> PPATS dan PPAT Khusus berhenti


melaksanakan tugas PPAT bila tidak lagi
memegang jabatannya atau diberhentikan
oleh Menteri
1 2
PEMBERHENTIAN PEMBERHENTIAN PEMBERHENTIAN PEMBERHENTIAN
DENGAN TIDAK DENGAN TIDAK DENGAN TIDAK
DENGAN HORMAT TERHORMAT TERHORMAT
TERHORMAT
a.Permintaan sendiri; dapat a.Melakukan pelanggaran berat 4.Membuka kantor cabang atau b.Dijatuhi pidana penjara
diangkat kembali menjadi PPAT terhadap larangan atau perwakilan atau bentuk lainnya di berdasarkan putusan
kewajiban sebagai PPAT; dalam dan/atau di luar wilayah pengadilan yang telah
dan/atau kerjanya; memperoleh kekuatan hukum
b. Tidak lagi mampu
menjalankan tugasnya karena tetap karena melakukan tindak
JENIS PELANGGARAN BERAT : 5.Melanggar sumpah jabatan pidana yang diancam dengan
keadaan kesehatan badan atau sebagai PPAT;
kesehatan jiwanya, setelah 1.Membantu melakukan pidana penjara 5 (lima) tahun
6.Membuat akta PPAT tanpa atau lebih.
dinyatakan oleh tim pemeriksa permufakatan jahat yang dihadiri oleh para pihak;
kesehatan yang berwenang atas mengakibatkan sengketa atau (Pasal 10 ayat (3) PJ PPAT
permintaan Menteri/Kepala konflik pertanahan;
7.Membuat akta mengenai hak atas
atau pejabat yang ditunjuk; 2.Melakukan pembuatan akta tanah/Hak Milik Atas Satuan JENIS PELANGGARAN RINGAN:
sebagai permufakatan jahat Rumah Susun yang obyeknya 1.Memungut uang jasa melebihi
c. Merangkap jabatan yang mengakibatkan sengketa masih sengketa; ketentuan peraturan
sebagaimana dimaksud dalam atau konflik pertanahan; perundang-undangan;
Pasal 7 ayat (2) PJ PPAT; 8.Tidak membacakan akta yang 2.Dalam waktu 2 (dua) bulan
3.Melakukan pembuatan akta di dibuatnya di hadapan para pihak, setelah berakhirnya cuti tidak
d. Dinyatakan pailit luar wilayah kerjanya kecuali 9.Membuat akta di hadapan para melaksanakan tugasnya
karena pemekaran pihak yang tidak berwenang kembali;
berdasarkan putusan
kabupaten/kota, provinsi, atau melakukan perbuatan hukum
pengadilan yang telah sesuai akta yang dibuatnya;
3.Tidak menyampaikan laporan
memperoleh kekuatan hukum membuat akta tukar menukar, bulanan mengenai akta yang
dan/atau
tetap; dan/atau akta pemasukan ke dalam dibuatnya; dan/atau
10.PPAT membuat akta dalam
perusahaan, atau akta 4.Merangkap jabatan.
masa dikenakan sanksi
pembagian bersama mengenai pemberhentian dengan hormat,
e.Berada di bawah pengampuan (Penjelasan Pasal 10 ayat (4)
beberapa hak atas tanah/Hak pemberhentian sementara, atau
secara terus menerus lebih dan huruf C PJ PPAT)
Milik Atas Satuan Rumah dalam keadaan cuti.
3 (tiga) tahun.
Susun yang tidak semuanya (Penjelasan pasal 10 ayat (3) PJ
a.(Pasal 10 ayat (2) PJ PPAT)
terletak dalam wilayah PPAT)
kerjanya;

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
3

PEMBERHENTIAN SEMENTARA

a. Sedang dalam pemeriksaan pengadilan sebagai terdakwa suatu perbuatan pidana yang
diancam dengan hukuman kurungan atau penjara selama-lamanya 5 (lima) tahun atau lebih
berat;
b. Tidak melaksanakan jabatan secara nyata untuk jangka waktu 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal pengambilan sumpah;
c. Melakukan pelanggaran ringan terhadap larangan atau kewajiban sebagai PPAT;
d. Diangkat dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas sebagai Notaris dengan
tempat kedudukan di kabupaten/kota yang lain daripada tempat kedudukan sebagai PPAT;
e. Dalam proses pailit atau penundaan kewajiban pembayaran utang;
f. Berada di bawah pengampuan; dan/atau
g. Melakukan perbuatan tercela.

a.(Pasal 10 ayat (4) PJ PPAT)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Meliputi :

1. Kantor PPAT (Pasal 46 – 47)


2. Stempel Jabatan PPAT (Pasal 48, lampiran 6)
3. Papan Nama dan KOP Surat (Pasal 48, lampiran 7
dan 8)
4. Penggunaan Blanko Akta PPAT dan Pembuatan Akta
Ruang Lingkup
(Pasal 52 dan 55 dan PerKa BPN No. 8/2012)
Pelaksanaan
5. Buku Daftar Akta PPAT (Pasal 56 – 57)
Jabatan PPAT 6. Penjilidan Akta dan Warkah Pendukung Akta (Pasal
(PJ PPAT dan PerKa BPN 58 – 61)
No. 1 tahun 2006 (Pasal 46 – 64) )
7. Laporan Bulanan PPAT Pasal 62 jo. PP RI No.
34/1997 tentang Pelaporan atau Pemberitahuan
Perolehan Hak Atas Tanah Atau Bangunan (BPHTB).
8. Pengelolaan Protokol PPAT.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
LAFAL SUMPAH JABATAN PPAT
“Demi Allah Saya Bersumpah”
“Bahwa Saya, untuk diangkat menjadi PPAT, akan setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945 dan Pemerintah Republik Indonesia”.

“Bahwa Saya, akan mentaati peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan dan yang berkaitan
dengan ke-PPAT-an serta peraturan perundang-undangan lainnya”.

“Bahwa Saya, akan menjalankan jabatan Saya dengan jujur, tertib, CERMAT dan penuh kesadaran,
bertanggung jawab serta tidak berpihak”.
"Bahwa Saya, akan selalu senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat
PPAT”.
“Bahwa Saya, akan merahasiakan isi akta-akta yang dibuat dihadapan Saya dan protokol yang menjadi
tanggung jawab Saya, yang menurut sifatnya atau berdasarkan peraturan perundang- undangan harus
dirahasiakan”.
“Bahwa Saya, untuk diangkat dalam jabatan Saya sebagai PPAT secara langsung atau tidak langsung
dengan dalih atau alasan apapun juga, tidak pernah memberikan atau berjanji untuk memberikan
sesuatu kepada siapapun juga, demikian juga tidak akan memberikan atau berjanji memberikan sesuatu
kepada siapapun juga’.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PRINSIP
DASAR

LARANGAN TERKAIT PEMBUATAN AKTA

PPAT dilarang membuat akta apabila:

 PPAT membuat akta PPAT sendiri,


 Suami atau Isterinya,
 Keluarganya sedarah atau semenda, dalam garis lurus tanpa pembatasan derajat
dan dalam garis ke samping sampai derajat kedua,
 Menjadi pihak dalam perbuatan hukum yang bersangkutan, baik dengan cara
bertindak sendiri maupun melalui kuasa, atau menjadi kuasa dari pihak lain

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
HAK PPAT

HAK PPAT

a. cuti;
b. memperoleh uang jasa (honorarium) dari
pembuatan akta
c. memperoleh informasi serta perkembangan Pasal 36
peraturan perundang-undangan pertanahan;
Perkaban 1/2006
d. memperoleh kesempatan untuk mengajukan
pembelaan diri sebelum ditetapkannya keputusan
pemberhentian sebagai PPAT.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
HAK PPAT

CUTI PPAT
• PPAT dapat melaksanakan cuti :
a. Cuti tahunan
paling lama 2 (dua) minggu setiap tahun takwim;
b. Cuti sakit termasuk cuti melahirkan
untuk jangka waktu menurut keterangan dari dokter yang
berwenang;
c. Cuti karena alasan penting Pasal 37 ayat (1)
dapat diambil setiap kali diperlukan, dengan jangka waktu Perkaban 1/2006
paling lama 9 (sembilan) bulan dalam setiap
3 (tiga) tahun takwim.
• Untuk dapat melaksanakan cuti yang dimaksud dalam huruf a
dan c PPAT yang baru diangkat dan diangkat kembali, harus
sudah membuka kantor PPAT minimal 3 (tiga) tahun.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
HAK PPAT

SKEMA CUTI PPAT

CUTI

Kurang dari 3 3 bulan s/d 6 Lebih dari 6


bulan bulan bulan Ps. 30 ayat (2)
PP 37/1998

Persetujuan Persetujuan Persetujuan


Kepala Kantor Kepala Kantor Kepala Badan
Pertanahan Wilayah

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
HAK PPAT

HONOARIUM PPAT

• Uang jasa (honorarium) PPAT dan PPAT Sementara, termasuk uang


jasa (honorarium) saksi
tidak boleh melebihi 1% (satu persen) dan harga transaksi yang
tercantum di dalam akta.
Ps. 32 PP
• PPAT dan PPAT Sementara wajib memberikan jasa tanpa 24/2016
memungut biaya kepada seseorang yang tidak mampu.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KANTOR

KANTOR PPAT

 PPAT wajib mempunyai hanya satu kantor, yaitu di tempat kedudukannya,

 PPAT yang merangkap jabatan sebagai Notaris harus berkantor yang sama dengan
tempat kedudukan Notaris

 Wajib memasang papan nama dan menggunakan stempel


yang bentuk dan ukurannya di tetapkan Menteri
(Pasal 20 PJ PPAT)

 PPAT tidak dibenarkan membuka kantor cabang atau perwakilan atau bentuk
lainnya yang terletak di luar dan atau di dalam daerah kerjanya dengan maksud
menawarkan jasa kepada masyarakat.
(Pasal 46 ayat (3) Perkaban 1/2006)
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KANTOR

 Kantor PPAT wajib dibuka setiap hari kerja kecuali pada hari libur resmi
>> jam kerja paling kurang sama dengan jam kerja Kantor Pertanahan setempat.

 Apabila dianggap perlu PPAT dapat membuka kantornya di luar jam kerja
sebagaimana dimaksud, dalam rangka memberikan pelayanan pembuatan akta
pada masyarakat.

 Dalam hal PPAT sedang cuti dan tidak menunjuk PPAT Pengganti, >> Kantor PPAT
wajib dibuka setiap hari kerja untuk melayani masyarakat dalam pemberian
keterangan, salinan akta yang tersimpan sebagai protokol PPAT.

(Pasal 47 Perkaban 1/2006)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
STEMPEL
JABATAN

STEMPEL JABATAN PPAT

Stempel jabatan PPAT diterakan pada:


 setiap tanda tangan PPAT,
 akta,
 salinan akta,
 surat dan
 dokumen lain yang merupakan produk dari PPAT yang bersangkutan.

(Pasal 48 ayat (1) Perkaban 1/2006)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
STEMPEL
JABATAN

BENTUK & UKURAN STEMPEL

 CONTOH STEMPEL PPAT (Pada Lampiran VI Perkaban No 1 Tahun 2006) :

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
STEMPEL
JABATAN

BENTUK & UKURAN STEMPEL

 Bentuk :
Bulat, terdapat 2 (dua) lingkaran, di tengah lingkaran dalam untuk nama PPAT
atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa.
1. Untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis
“PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH” atau “PPAT PENGGANTI” dan lingkaran
luar bagian bawah ditulis daerah kerja nama Kabupaten/Kota yang dibatasi
dengan gambar bintang;

2. Untuk PPAT Sementara, lingkaran luar bagian atas ditulis “PPAT


SEMENTARA” dan lingkaran luar bagian bawah ditulis daerah kerja PPAT
Sementara “Kecamatan atau Desa” yang dibatasi dengan gambar bintang;

3. Warna tinta stempel : Merah.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
STEMPEL
JABATAN

BENTUK & UKURAN STEMPEL

 UKURAN :
a) bulatan luar dengan garis tengah 3,5 cm, dibuat dalam garis lingkar rangkap yang sebelah luar
agak menebal sedangkan yang di dalam dengan garis lebih tipis dan bergaris tengah lebih kecil.
Jarak antara kedua bulatan adalah 1 mm.

b) bulatan dalam dengan garis tengah 2 cm, dibuat dengan garis lingkar tunggal.

c) di antara bulatan luar dan dalam, di bagian tengah bawah terdapat 2 (dua) lukisan bintang
bersudut 5 (lima) dengan ukuran garis tengah 3 mm.
d) dalam ruang bulatan terdapat ruang yang dibatasi oleh 2 (dua) garis lurus mendatar sejajar
dengan jarak satu sama lain 1 1/2 cm yang ditulis dengan huruf kapital :

 nama PPAT atau PPAT Pengganti; atau


 tulisan Camat; atau
 tulisan Kepala Desa.
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
STEMPEL
JABATAN

BENTUK & UKURAN STEMPEL

e) Sebelah atas maupun bawah dari ruang angka d di atas terlukis garis-garis
tegak lurus dengan jarak antara garis satu dengan yang lainnya sebesar 1
mm.
 PPAT Khusus yang dijabat oleh Kepala Kantor Pertanahan menggunakan
stempel Kantor Pertanahan dalam melaksanakan tugasnya sebagai PPAT
Khusus.
 Wakil Camat atau Sekretaris Desa mempergunakan stempel jabatan yang
dipergunakan PPAT Sementara yang bersangkutan.

(Pasal 48 Perkaban 1/2006)


S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PAPAN NAMA

PAPAN NAMA PPAT

 Bentuk dan Ukuran Papan Nama Jabatan PPAT dan PPAT Sementara yang dijabat
oleh Camat dan/atau Kepala Desa:
a. Ukuran :100x 40cm atau150x60cm atau 200x80cm;
b. Warna : Dasar dicat putih, tulisan hitam;
c. Bentuk huruf : Cetak kapital (huruf besar), untuk nama dipergunakan
huruf yang lebih besar.
 Jika pemasangan papan nama dimaksud tidak dapat dilakukan karena kesulitan
tempat, >>> pemasangan papan nama dilakukan pada tempat yang
memungkinkan dan dapat dibaca oleh umum sepanjang masih dalam
lingkungan gedung tempat kantor PPAT dimaksud.
(Pasal 49 Perkaban 1/2006)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PAPAN NAMA

PAPAN NAMA PPAT

 Contoh papan nama PPAT (Pada Lampiran VII Perkaban No 1 Tahun 2006) :

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KOP SURAT

KOP SURAT PPAT

 kop surat jabatan PPAT dicantumkan di bagian atas sebelah kiri dari kertas surat
dan sampul dinas PPAT;

 tidak dibenarkan menulis jabatan lain kecuali jabatan PPAT;

 kop surat jabatan PPAT dibuat dengan warna hitam.

(Pasal 46 ayat (3) Perkaban 1/2006)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KOP SURAT

KOP SURAT PPAT

 Contoh kop surat PPAT (Pada Lampiran VII Perkaban No 1 Tahun 2006):

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
AKTA-AKTA PPAT PPAT
Akta PPAT adalah yang dibuat oleh PPAT sebagai bukti telah
dilaksanakannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau
Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.

a. jual beli;
b. tukar menukar;
c. hibah;
d. pemasukan ke dalam perusahaan (inbreng);
Perbuatan e. pembagian hak bersama;
Hukum Tertentu f. pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai
(Pasal 2 (2) PJ atas tanah Hak Milik;
PPAT g. pemberian Hak Tanggungan;
h. pemberian kuasa membebankan Hak
Tanggungan.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PPAT melaksanakan tugas pembuat akta PPAT :
 di kantornya
 dihadiri para pihak dalam perbuatan hukum yang bersangkutan atau kuasanya
sesuai peraturan perundang-undangan.
 PPAT dapat membuat akta di luar kantornya hanya apabila salah satu pihak
dalam perbuatan hukum atau kuasanya tidak dapat datang di kantor PPAT
karena alasan yang sah, dengan ketentuan pada saat pembuatan aktanya para
pihak harus hadir dihadapan PPAT di tempat pembuatan akta yang disepakat

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
TAHAPAN PEMBUATAN AKTA PPAT

Pembuatan Akta PPAT dilakukan dalam 3 bagian yaitu :


1. PRA AKTA ATAU SEBELUM PEMBUATAN AKTA
antara lain tidak terbatas: melakukuan kelengkapan dokumen Subyek dan
obyek, pengecekan sertipikat, membuat pernyataan yg disebutkan dalam Pasal
99 ayat (1) Perkaban 3/1997, dan lain-lain

2. PEMBUATAN AKTA
Memastikan pembuatan akta telah sesuai dengan prosedur yang ditentukan
Peraturan Perundang-undangan, mis : akta dibacakan, dihadiri 2 saksi dan
ditandatangani

3. PASCA AKTA ATAU SETELAH PEMBUATAN AKTA


Menyampaikan akta kepada Kantor Pertanahan selambat- lambatnya 7 hari
setelah akta ditandatangani
KEWAJIBAN PRA AKTA
 Sebelum melaksanakan pembuatan akta
PPAT wajib melakukan pemeriksaan pada Kantor Pertanahan mengenai
kesesuaian sertipikat hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan -
memperlihatkan sertipikat asli (Ps. 97 ayat (1) Perkaban 3/1997)

 Pemeriksaan sertipikat dilakukan untuk setiap pembuatan akta,


Catatan : untuk pembuatan akta pemindahan atau pembebanan hak
atas bagian-bagian tanah hak induk dalam rangka pemasaran hasil
pengembangan oleh perusahaan real estat, kawasan industri dan
pengembangan sejenis cukup dilakukan pemeriksaan sertipikat tanah
induk satu kali, kecuali apabila PPAT yang bersangkutan menganggap
perlu pemeriksaan sertipikat ulang (Ps. 97 ayat (1) Perkaban 3/1997)
 Menyiapkan blanko akta

 Sebelum dibuat akta mengenai pemindahan hak atas tanah, calon


penerima hak harus membuat pernyataan yang menyatakan:
a. bahwa yang bersangkutan dengan pemindahan hak tersebut
tidak menjadi pemegang hak atas tanah yang melebihi
ketentuan maksimum penguasaan tanah menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. bahwa yang bersangkutan dengan pemindahan hak tersebut
tidak menjadi pemegang hak atas tanah absentee (guntai)
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
c. bahwa yang bersangkutan menyadari bahwa
apabila pernyataan tersebut tidak benar maka
tanah kelebihan atau tanah absentee tersebut
menjadi obyek landreform

d. bahwa yang bersangkutan bersedia menanggung


semua akibat hukumnya, apabila pernyataan
tersebut tidak benar
PRINSIP
DASAR

PPAT MENOLAK UNTUK MEMBUAT AKTA, JIKA:

 PPAT menolak membuat akta PPAT mengenai HAT atau HM Sarusun


apabila olehnya diterima pemberitahuan tertulis bahwa obyeknya sedang
disengketakan dari orang atau badan hukum yang menjadi pihak dalam
sengketa tersebut dengan disertai dokumen laporan kepada pihak yang
berwajib, surat gugatan ke Pengadilan, atau dengan memperhatikan
ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997,
surat keberatan kepada pemegang hak serta dokumen lain yang
membuktikan

 Mengenai penolakan pembuatan akta oleh PPAT lihat juga ketentuan Pasal 39
PP 24/1997
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PRINSIP
DASAR

PPAT menolak untuk membuat akta, jika:


a. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan
rumah susun, kepadanya tidak disampaikan sertifikat asli hak yang
bersangkutan atau sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar
yang ada di Kantor Pertanahan; atau

b. Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan:


1) Surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) atau surat
keterangan Kepala Desa/Kelurahan yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 ayat (2); dan

2)  Surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang


bersangkutan belum besertifikat dari Kantor Pertanahan, atau untuk tanah
yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan, dari
pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala
Desa/Kelurahan; atau
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
c. salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum
yang bersangkutan atau salah satu saksi tidak berhak atau tidak
memenuhi syarat untuk bertindak demikian; atau
d. salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat
kuasa mutlak yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum
pemindahan hak; atau
e. belum diperoleh izin Pejabat atau instansi yang berwenang, apabila
izin tersebut diperlukan menurut peraturan perundang-undangan;
atau
f. obyek perbuatan hukum sedang dalam sengketa mengenai data fisik
dan atau data yuridisnya; atau
g. tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang- undangan yang bersangkutan.
 Penolakan untuk membuat akta diberitahukan secara tertulis kepada
pihak-pihak yang bersangkutan disertai alasannya.
PRINSIP
DASAR

KEWAJIBAN PADA SAAT PEMBUATAN


AKTA PPAT
 Pembuatan akta PPAT harus dihadiri para pihak yang melakukan
perbuatan hukum yang bersangkutan atau orang yang dikuasakan olehnya
dengan surat kuasa tertulis sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
 Disaksikan sekurang- kurangnya 2 orang saksi yang memenuhi syarat
hukum bertindak sebagai saksi dalam suatu perbuatan hukum, yang
memberi kesaksian antara lain mengenai :
1. Kehadiran para pihak atau kuasanya
2. Keberadaan dokumen-dokumen yang ditunjukkan dalam pembuatan
akta
3. Telah dilaksanakannya perbuatan hukum tersebut oleh

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PRINSIP
DASAR

Peraturan terkait pembuatan akta PPAT


(Pasal 54)

 Sebelum pembuatan akta PPAT wajib melakukan pemeriksaan


kesesuaian/keabsahan sertipikat dan catatan lain pada Kantor Pertanahan
setempat dengan menjelaskan maksud dan tujuannya.
 Dalam pembuatan akta PPAT tidak diperbolehkan memuat kata-kata “sesuai atau
menurut keterangan para pihak” kecuali didukung oleh data formil.
 PPAT berwenang menolak pembuatan akta, yang tidak didasari data formil.
 PPAT tidak diperbolehkan membuat akta, atas sebagian bidang tanah yang sudah
terdaftar atau tanah milik adat, sebelum diukur oleh Kantor Pertanahan dan
diberikan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB).

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Pembacaan akta dilakukan sendiri oleh PPAT
penjelasan Ps. 22 PP 37/1998)

PPAT wajib membacakan akta kepada para pihak yang


bersangkutan dan memberi penjelasan mengenai isi dan
maksud pembuatan akta, dan prosedur pendaftaran yang
harus dilaksanakan selanjutnya sesuai ketentuan yang
berlaku

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KEWAJIBAN SETELAH PEMBUATAN AKTA

PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-


dokumen lain yang diperlukan untuk keperluan
pendaftaran peralihan hak yang bersangkutan kepada
Kantor Pertanahan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja sejak ditandatanganinya akta yang bersangkutan
PRINSIP
DASAR

BUKU DAFTAR AKTA PPAT

1. PPAT wajib membuat daftar akta dengan menggunakan 1 (satu) buku daftar akta
untuk semua jenis akta yang dibuatnya, yang di dalamnya dicantumkan secara
berurut nomor semua akta yang dibuat berikut data lain yang berkaitan dengan
pembuatan akta.

2. Buku Daftar PPAT diisi setiap hari kerja PPAT dan dituntut setiap akhir hari
kerja yang sama dengan garis tinta hitam dan diparaf oleh PPAT pada kolom
terakhir dibawah garis penutup.

3. Apabila pada hari kerja yang bersangkutan tidak terdapat akta yang dibuat, maka
dicantumkan kata “Nihil”, disamping tanggal pencatatan yang dimaksud.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PRINSIP
DASAR

BUKU DAFTAR AKTA PPAT

4. Pada akhir kerja terakhir setiap bulan, daftar akta PPAT ditutup dengan garis
merah dan tanda tangan serta nama jelas PPAT, dengan catatan di atas tanda
tangan tersebut yang berbunyi sebagai berikut :

“Pada hari ini …. tanggal …. daftar akta ini ditutup oleh saya, dengan catatan
dalam bulan ini telah dibuat …. (….) buah akta

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PRINSIP
DASAR

LAPORAN BULANAN

PPAT wajib mengirim laporan bulanan mengenai akta yang


dibuatnya, yang diambil daribuku daftar akta PPAT selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya kepada :
1. Kepala Kantor Pertanahan
Ps. 26 ayat (3) PP
2. Kepala Kantor Wilayah 37/1998 jo. Ps.
3. Kepala Kantor Pelayanan PBB 58
4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Perkaban
1/2006

Pengiriman laporan bulanan dapat diantarkan


langsung atau dapat juga melalui jasa pengiriman
tercatat

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PROTOKOL

PROTOKOL PPAT

• Protokol PPAT adalah kumpulan dokumen yang harus


disimpan dan dipelihara oleh PPAT yang terdiri dari :
1. Daftar akta
2. Akta asli
3. Warkah pendukung akta Ps. 1 angka 5 PJ
PPAT
4. Arsip laporan
5. Agenda
6. Surat-surat lainnya

Warkah adalah dokumen yang dijadikan dasar pembuatan akta


PPAT (Ps. 1 angka 6 PJ PPAT)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PRINSIP
DASAR

PENJILIDAN AKTA dan WARKAH PENDUKUNG


AKTA

 Akta otentik, surat dibawah tangan, atau dokumen lainnya yang dipakai sebagai
dasar bagi penghadap sebagai pihak dalam perbuatan hukum yang dibuatkan
aktanya dinyatakan dalam akta yang bersangkutan dan dilekatkan atau dijahitkan
pada akta yang disimpan oleh PPAT. ( Pasal 58 s/d 60 PerKa. BPN No. 1 Tahun 2006)

 Dijilid satu bukan sekali dalam 1(satu) sampul yang berisi 50 (limapuluh) akta.

 Warkah yang merupakan dokuman yang dijadikan dasar pembuatan akta, selain akta
otentik, surat dibawah tangan, atau dokumen lainnya dijilid tersendiri dalam bundel
warkah pendukung yang masing-masing berisi warkah pendukung untuk 25 (dua
puluh lima) akta.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KETENTUAN UMUM DALAM AKTA PPAT

 Tiap akta hanya digunakan untuk pembuktian jual beli atas satu bidang hak atas tanah atau
sebagian dari satu bidang tanah, satu Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun atau satu bagian dari
hak bersama yang sudah terdaftar tersendiri
 Akta dibuat dalam bentuk asli sebanyak 2 (dua) rangkap, yang bermeterai cukup yang masing-
masing ditandatangani para Pihak, para saksi, dan PPAT
 Akta PPAT 1 (satu) rangkap disimpan oleh PPAT yang bersangkutan yaitu Lembar Pertama, dan 1
(satu) rangkap disampaikan ke Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran peralihan hak
yaitu Lembar Kedua dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diberikan salinannya.
Sedangkan Salinan hanya ditandatangani oleh PPAT dan dibuat secukupnya sesuai keperluan
 Setiap rangkap akta terdiri dari beberapa formulir akta yang disusun dan diberi penomoran
halaman dimulai dari halaman pertama dan halaman seterusnya sesuai keperluan

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
RENVOI AKTA PPAT

 Pada setiap halaman akta PPAT diberi paraf oleh PPAT, para pihak dan para saksi di bagian
pojok kanan bawah halaman akta PPAT
 Dalam pembuatan Akta PPAT, untuk menjaga keakuratan data, agar dihindari adanya
perbaikan/pencoretan/penggantian/ penambahan (renvooi)
 Apabila diperlukan adanya renvoi maka :
1. Perbaikan/penggantian kalimat yang salah dicoret dan diberi paraf oleh para penandatangan
akta
2. Penambahan kata/frasa/kalimat dilakukan di:
• Ruang kosong lembaran akta dengan diberi paraf oleh para penandatangan akta
• Lembar kertas yang ditambahkan pada akta, mencantumkan nomor akta di setiap halaman
yang ditambahkan dan diberi paraf oleh para penandatangan akta

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
SPESIFIKASI SAMPUL AKTA PPAT

Spesifikasi sampul akta :


• Jenis kertas sampul adalah kertas dengan jenis karton (contoh: BW/BC/TIK),
150 s.d. 250 gram
• Ukuran kertas sampul 29.7 cm x 42 cm (A3)
• Sampul berwarna putih
• Sampul depan diberikan kop PPAT dan ditulis judul, mis: AKTA JUAL BELI
• Penulisan judul akta dengan huruf Bookman Old Style, ukuran 28 dan warna
hitam
• Tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak mudah luntur
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
SPESIFIKASI FORMULIR AKTA PPAT

Spesifikasi formulir akta :


• Jenis kertas HVS 80 s.d. 100 gram
• Ukuran kertas 29.7 cm x 42 cm (A3)
• Warna putih
• Setiap halaman formulir akta diketik dengan huruf Bookman Old Style,
ukuran 12 dan warna hitam
• Setiap lembar formulir akta diketik bolak-balik tiap halaman
• Tinta yang dipergunakan berwarna hitam dan tidak mudah luntur.

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PENJILIDAN AKTA PPAT

Penjilidan akta:
a. akta PPAT dijilid dan dijahit dengan benang warna putih dan disimpul di tengah
b. 1 (satu) rangkap Lembar Pertama akta yang disimpan oleh PPAT, dijilid dan
dijahit tanpa sampul, dan TIDAK DITEMPEL teraan cap jabatan PPAT
c. 1 (satu) rangkap Lembar Kedua akta yang disampaikan kepada Kantor
Pertanahan, dijilid dan dijahit dengan sampul, dan DITEMPEL teraan cap
jabatan PPAT di tengah sisi kiri
d. Salinan akta yang diberikan kepada para pihak, dijilid dan dijahit dengan
sampul, dan ditempel teraan cap jabatan PPAT di tengah sisi kiri

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
BAGIAN BAGIAN AKTA PPAT

Bagian-bagian Akta PPAT terdiri dari :


• Kop Akta
• Awal Akta (Opening)
• Komparisi (Parties)
• Premis (Recitals)
• Isi (Contents)
• Penutup (Closing)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KOP AKTA PPAT

Kop Akta PPAT menyebutkan:


1. Kedudukan sebagai PPAT
2. Nama PPAT
3. Daerah kerja PPAT
4. SK Pengangkatan, nomor SK dan tanggal SK Pengangkatan
5. Alamat kantor dan nomor telepon
Contoh: PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
(PPAT)
JEREMY, S.H., M.KN
DAERAH KERJA KOTA KUPANG
SK. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: 13/KEP-12/I/2017 Tanggal 11 Januari 2017
Jalan Pattimura 46 Kupang, Telepon: 0380-12345569

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Kop Akta PPAT SEMENTARA menyebutkan:
1. Kedudukan sebagai PPAT Sementara
2. Jabatan (Kepala Desa/Camat)
3. Wilayah kerja (Desa, Kecamatan dan Kabupaten/Kota)
4. SK Penunjukkan Sementara, nomor SK dan tanggal SK
5. Alamat kantor dan nomor telepon
Contoh Kop Akta PPATS Camat :
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA
(PPATS)
CAMAT
KECAMATAN BENJENG KOTA GRESIK
SK. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: 13/KEP-12/I/2017 Tanggal 11 Januari 2017
Jalan Pattimura 46 Gresik, Telepon: 031-12345569

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Contoh Kop Akta PPATS Kepala Desa :

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA


(PPATS)
KEPALA DESA
DESA TLOGOSADANG KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
SK. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: 13/KEP-12/I/2017 Tanggal 11 Januari 2017
Jalan Pattimura 46 Lamongan, Telepon: 0322-12345569

    
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Kop Akta PPAT KHUSUS menyebutkan :
1. Kedudukan sebagai PPAT Khusus
2. Jabatan (Kepala Kantor Pertanahan)
3. Wilayah kerja (Kabupaten/Kota)
4. SK Pengangkatan, nomor SK dan tanggal SK Pengangkatan
5. Alamat kantor dan nomor telepon
Contoh Kop Akta PPATS Camat :

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH KHUSUS


(PPAT KHUSUS)
KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN LAMONGAN
SK. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: 13/KEP-12/I/2017 Tanggal 11 Januari 2017
Jalan Pattimura 46 Lamongan, Telepon: 0322-12345569

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Kop Akta PPAT PENGGANTI menyebutkan :
1. Kedudukan sebagai PPAT Pengganti
2. Nama PPAT Pengganti dan Nama PPAT yang digantikan beserta gelar
3. Daerah kerja (Kabupaten/Kota)
4. SK Penunjukan, nomor SK dan tanggal SK Penunjukan
5. Alamat kantor dan nomor telepon

Contoh Kop Akta PPATS Pengganti :

PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PENGGANTI


(PPAT PENGGANTI)
VICTOR ITOI S.H., M.Kn.
PENGGANTI DARI ILHAM AGUS WAHYUDI S.H., M.Kn.
DAERAH KERJA KABUPATEN SIDOARJO
SK. Menteri Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor: 13/KEP-12/I/2017 Tanggal 11 Januari 2017
Jalan Pattimura 46 Sidoarjo, Telepon: 031-12345569

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
AWAL AKTA PPAT

Awal akta PPAT menyebutkan :


1. Judul akta
2. Nomor urut akta (sebelum garis miring menyebutkan nomor
urut akta dalam setahun berjalan dan setelah garis miring
menyebutkan tahun pembuatan akta)
3. Hari, tanggal, bulan dan tahun pembuatan akta
4. Nama PPAT
5. Tanggal SK Pengangkatan/Penunjukan
6. Nomor SK Pengangkatan/Penunjukan
7. Daerah kerja PPAT
8. Alamat lengkap letak kantor PPAT

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Contoh Awal Akta PPAT :

AKTA JUAL BELI


Nomor : 5/2018
Lembar Pertama

Pada hari ini, Senin, 25-09-2018 (dua puluh empat September dua ribu
delapan belas), hadir dihadapan saya, RINO ARIEF RACHMAN,
Hukum, Magister Kenotariatan,Sarjanayang berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agraria Dan Ruang/Kepala Badan Nasional
tanggal Tata nomor 154/V/02.002019
Pertanahan diangkat sebagai
Pejabat Pembuat
10 Januari Akta2018
Tanah, yang selanjutnya disebut PPAT, yang
dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, dengan daerah kerja Kabupaten Mojokerto
dan berkantor di Jalan Ahmad Yani 17 Kabupaten Mojokerto, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya kenal dan akan disebut pada bagian
akhir akta ini :

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KOMPARISI AKTA PPAT

Kata Komparisi berasal dari bahasa Prancis “Comparution”


yang berarti tindakan menghadap dalam hukum (dihadapan
pejabat umum)
Kata komparisi selanjutnya mengalami perluasan makna dan
tidak sebatas menghadap saja, tetapi menyangkut pula
kecakapan bertindak (rechtsbekwaamheid) dan wenang atau
tidaknya (rechtsbevoegheid) dalam melakukan tindakan
hukum (rechtshandelingen) mengenai apa yang akan
dinyatakan dalam akta (geonstateerd)

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
KOMPARISI AKTA PPAT

Komparisi adalah tindakan menghadap dalam hukum atau dihadapan pejabat


umum seperti Notaris dan openbaar ambtenaar lainnya (Komar Andasasmita)
Komparisi pada akta adalah merupakan uraian tentang posisi (kedudukan) seseorang
yang menghadap, apakah ia bertindak untuk diri sendiri atau sebagai wakil dari orang
lain. Komparisi harus dibuat dengan tepat dan cermat sehingga tidak diragukan lagi
dalam kedudukan apa penghadap bertindak dan siapa pihak dalam suatu akta (Tan
Thong Kie)

Secara umum mengenai bentuk kedudukan menghadap yang termuat dalam akta
dapat berupa:
a. Dengan kehadiran sendiri (in persoon);
b. Melalui atau dengan perantaraan kuasa (door gemachtige);
c. Dalam jabatan/kedudukan tertentu (in hoedanigheid)
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Bentuk Komparisi :
a. Untuk diri sendiri
b. Selaku kuasa
c. Dalam jabatan badan hukum
d. Menjalankan kekuasaan orang tua
e. Sebagai wali
f. Sebagai pengampu
g. Pendewasaan
h. Perwakilan sukarela
Komparisi Akta PPAT memuat :
i. Kapasitas dan kewenangan para pihak dalam pembuatan akta yang bersangkutan
b. Identitas para pihak disertai tanda pengenal
c. Surat-surat/dasar hukum yang menjadi landasan perbuatan hukumnya
d. Persetujuan/ijin tertulis yang menyangkut kapasitas dan kewenangan yang
bersangkutan

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
JENIS AKTA PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA KETERANGAN
Jual Beli Penjual Pembeli
Tukar Menukar = =
Hibah Pemberi Hibah Penerima Hibah
Inbreng Pemberi Penerima
Pemasukan Pemasukan
Pembagian Hak = = Bisa lebih dari
Bersama 2 pihak
Pemberian Pemberi HGB/HP Penerima HGB/HP
HGB/HP diatas
HM
Pemberian Hak Pemberi Hak Penerima &
Tanggungan Tanggungan Pemegang Hak
Tanggungan
Surat Kuasa Pemberi Kuasa Penerima Kuasa
Membebankan HT

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PERHATIKAN :
Pemilik Hak tidak selalu menjadi Pemegang Hak,
misalnya : tanah yang dalam sertipikat tertulis atas nama
istri, jika perolehannya selama perkawinan maka pemilik
adalah istri dan suami, sedangkan pemegang hak adalah
istri yang namanya disebutkan dalam sertipikat

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PREMIS AKTA PPAT

Premis akta merupakan suatu keterangan atau pernyataan


pendahuluan dari para pihak yang merupakan dasar/alasan
yang melatarbelakangi dibuatnya suatu akta

Premis akta PPAT : KONSENSUAL


Premis akta diletakkan sebelum masuk dalam suatu
kesepakatan mengenai hak dan kewajiban para pihak yang
selanjutnya diletakkan pada bagian isi akta
Pada akta PPAT bagian premis menyebutkan pula obyek
perbuatan hukum yang berupa HAT atau HM Sarusun
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
“Premis merupakan suatu keterangan atau pernyataan pendahuluan yang merupakan
dasar atau pokok masalah yang nantinya akan diatur dalam akta. Premis menguraikan hal-
hal berupa alasan terjadinya perjanjian yang diinginkan oleh para pihak hingga
memudahkan alur sebab dan maksud dibuatnya akta. Premis pada umumnya
menggunakan bahasa deskriptif karena sifat uraian alasan tersebut dan biasanya dimulai
dengan frasa “- bahwa...” (Herlien Budiono)

Premis akta secara keseluruhan dapat berbentuk premis akta pihak dan premis akta
berita acara. Untuk premis akta pihak terbagi atas premis akta pihak satu arah dan
premis akta pihak dua arah.

Pada Akta PPAT semua premis akta bersifat dua arah karena Akta PPAT merupakan
akta partai yang melibatkan sedikitnya 2 (dua) pihak di dalam akta

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Contoh Premis : AKTA JUAL BELI
“Pihak Pertama menerangkan dengan ini menjual kepada
Pihak Kedua dan Pihak Kedua dengan ini membeli dari
Pihak Pertama : ... ”

Contoh Premis : AKTA HIBAH


“Pihak Pertama menerangkan dengan ini menghibahkan
kepada Pihak Kedua dan Pihak Kedua dengan ini menerima
hibah dari Pihak Pertama : ... ”

Contoh Premis : AKTA TUKAR MENUKAR


“Para penghadap dengan akta ini menerangkan, bahwa
mereka telah mengadakan tukar menukar :
Satu /... hak atas tanah kepunyaan Pihak Pertama,
yaitu : ...
dengan :
Satu /... hak atas tanah kepunyaan Pihak Kedua, yaitu : ...
“H
S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M
Contoh Premis : AKTA PEMASUKAN KEDALAM PERUSAHAAN
“Pihak Pertama menerangkan dengan ini memasukkan
sebagai penyertaan ke dalam Perseroan Terbatas ... dan Pihak
Kedua menerangkan dengan ini menerima penyertaan Pihak
Pertama tersebut, yaitu berupa : ...“

Contoh Premis : AKTA PEMBAGIAN HAK BERSAMA


“Para pihak menerangkan bahwa mereka bersama-sama
adalah pemegang hak di bawah ini : ...“
“Para pihak menerangkan bahwa mereka telah sepakat untuk
mengakhiri pemilikan bersama atas Hak Bersama tersebut,
dan untuk itu dengan ini menyepakati pembagian Hak
Bersama tersebut sebagai berikut : ...”

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Contoh Premis : AKTA PEMBERIAN HAK GUNA BANGUNAN / HAK PAKAI ATAS HAK
MILIK

“Pihak Pertama terlebih dahulu menerangkan bahwa


pihaknya adalah pemegang Hak Milik ...“
“Pihak Pertama menerangkan dengan ini memberikan Hak
Guna Bangunan/Hak Pakai kepada Pihak Kedua dan Pihak
Kedua menerangkan dengan ini menerima pemberian Hak
Guna Bangunan/Hak Pakai dari Pihak Pertama, yaitu :

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Contoh Premis : AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN

“Bahwa oleh Pihak Kedua dan Pihak Pertama, selaku Debitor,


telah dibuat dan ditandatangani perjanjian utang piutang
yang dibuktikan dengan : ...”
“Bahwa untuk menjamin pelunasan hutang Debitor
sejumlah
... oleh Pihak Pertama diberikan dengan akta ini kepada dan
untuk kepentingan Pihak Kedua, yang dengan ini menyatakan
menerimanya, Hak Tanggungan yang diatur dalam Undang-
Undang Hak Tanggungan dan peraturan-peraturan
pelaksanaannya atas obyek berupa ...”

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Contoh Premis : SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN

“Pemberi Kuasa menerangkan dengan ini memberi kuasa


kepada Penerima Kuasa
KHUSUS
Untuk membebankan Hak Tanggungan guna menjamin
pelunasan utang...”

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
ISI AKTA PPAT

Isi Akta PPAT menjabarkan :


1. Hal pokok yang menjadi esensi perjanjian (esentialia)
2. Hal yang dianggap selalu ada dalam setiap perjanjian
(naturalia)
3. Hal yang harus dinyatakan dengan tegas dalam perjanjian
(aksidentalia)

Bentuk Isi Akta PPAT LIHAT LAMPIRAN

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PENUTUP AKTA PPAT

Penutup akta PPAT memuat :


a.Nama serta identitas pemberi persetujuan jika pemberi
persetujuan turut hadir (jika persetujuan diperoleh secara
tertulis disebutkan di komparisi)
b.Identitas lengkap para saksi
c. Tanda tangan para penghadap, pemberi persetujuan (jika
ada), para saksi dan PPAT

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
BAGIAN BAWAH AKTA PPAT

1. Bagian kiri bawah akta PPAT diisi judul akta, nama lengkap
beserta gelar dan daerah kerja PPAT, sedangkan bagian kanan
bawah menyebutkan halamannya
Contoh :

Akta Pembagian Hak Bersama Halaman 2 dari 8 halaman


Topan Adiya Putra, S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Samarinda

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
BAGIAN BAWAH AKTA PPAT

2. Bagian kiri bawah akta PPAT PENGGANTI diisi judul akta, nama
lengkap beserta gelar PPAT Pengganti dan PPAT yang digantikan
dan daerah kerja PPAT, sedangkan bagian kanan bawah
menyebutkan halamannya
Contoh :

Akta Jual Beli Halaman 3 dari 8 halaman


Yoyok Gatot Saputro, S.H., M.Kn.
Pengganti dari Ignasius Cahya Duta, S.H., M.Kn.
Daerah Kerja Kota Madiun

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
BAGIAN BAWAH AKTA PPAT

3. Bagian kiri bawah akta PPAT SEMENTARA diisi judul akta, Jabatan (Kepala
Desa/Camat) dan wilayah kerja (Desa/Kecamatan/ Kabupaten/Kota)
sedangkan bagian kanan bawah menyebutkan halamannya.
Contoh PPAT Camat:

Akta Hibah Halaman 2 dari 8 halaman


Camat
Kecamatan
Diwek
Kabupaten
Jombang

Halaman 3 dari 8 halaman


Contoh
PPAT
SRI WA HKepala
Y U J AT M I K O , SH., MH
BAGIAN BAWAH AKTA PPAT

4. Bagian kiri bawah akta PPAT KHUSUS diisi judul akta, Jabatan (Kepala Kantor
Pertanahan) dan wilayah kerja (Kabupaten/Kota) sedangkan bagian kanan
bawah menyebutkan halamannya
Contoh PPAT Khusus:

Akta Jual Beli Halaman 2 dari 8 halaman


Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Yahukimo

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
PENUTUP

PPAT bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan tugas dan


jabatannya dalam setiap pembuatan akta.

Selalu terapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan


tugas jabatan PPAT dan selalu memperhatikan ketentuan dalam
Peraturan Perundang-Undangan yang ada

S R I WA H Y U J AT M I K O , S H . , M H
Thank you
Wish you will be successfull

SRI WAHYU JATMIKO, SH., MH

Anda mungkin juga menyukai