PT. Bank Central Asia Tbk. adalah salah satu perusahaan berbasis bank
swasta terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 10 Oktober 1955 dengan
kantor pusat yang berada di Menara BCA, Grand Indonesia. Selain itu, PT. Bank
Central Asia Tbk. juga memiliki 9 entitas anak dengan sekitar 1.256 cabang.
PT. Bank Central Asia Tbk. bergerak di bidang perbankan dan telah
membuktikan dirinya sebagai salah satu bank swasta terbaik dan terpercaya serta
telah mendapatkan berbagai macam penghargaan.
PT. Bank Central Asia Tbk. merupakan salah satu dari banyak perusahaan
di Indonesia yang menerapkan sistem manajemen risiko. PT. Bank Central Asia
Tbk. telah menjadikan pelaksanaan manajemen risiko sebagai bagian dari sistem
manajemen perusahaan dan menjadi bahan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan oleh manajemen. Hal ini dilakukan agar perusahaan
dapat menciptakan perbaikan secara berkelanjutan yang dapat dijadikan sebagai
suatu strategi bagi perusahaan.
Modus yang digunakan adalah Pelaku Tindak Kejahatan (PTK) memasang “Skimmer” di mulut ATM dan
memasang alat perekam di bilik ATM, kemudian membuat kartu ATM palsu yang digunakan untuk melakukan
transaksi di ATM. Sebanyak 200 nasabah BCA menjadi korban kejahatan ini, dan BCA menanggung kerugian
sampai dengan 5 Miliar Rupiah. Selain kerugian tersebut, BCA juga berpotensi mengalami risiko kerugian yang
lebih besar lagi jika masalah tersebut tidak ditangani dengan baik, yaitu ketidakpercayaan nasabah terhadap
penggunaan IT sebagai alat untuk melakukan transaksi.
Menentukan Konteks → Konteks Internal, Proses Bisnis, Keamanan Transaksi serta Kriteria Risiko
Assestment Risiko → Identifikasi Risiko , Analisis Risiko, dan juga Evaluasi Risiko
Perlakukan Risiko → BCA memilih Risk acceptance atau menerima risiko ketika menghadapi kasus
pembobolan ATM di tahun 2009 serta Pada tahun 2010, BCA memilih untuk Memitigasi Risiko dengan
melakukan mengurangi likelihood. Dengan menguatkan system keamanan di bilik ATM dan
menganjurkan nasabah untuk mengganti PIN ATM.
→ Analisis Mitigasi adalah pilihan yang tepat dalam perlakuan risiko terhadap pembobolan ATM.
Walaupun pada awalnya nasabah resah, namun dengan melakuan mitigasi risiko nasabah akan
merasa aman untuk melakukan transaksi di ATM dan nasabah akan lebih hati-hati dalam melakukan
transaksi di ATM.
KESIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap
manajemen risiko terkait TI di PT. Bank Central
Asia, Tbk. menggunakan framework manajemen
risiko ISO 31000:2009, ternyata dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: