Disusun Oleh :
ASHA ARIF KRISNADINARTI (041714353047)
2
BAB I
Pendahuluan
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli
1999, empat bank milik pemerintah yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank
Mandiri. Keempat bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan
perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu.
3
Sebagai perusahaan dengan misi “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling
dikagumi dan selalu progresif” Bank Mandiri senantiasa melakukan evaluasi terhadap
kebijakan strategis untuk meraih setiap peluang dan potensi yang ada. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan trend mobile banking atau digital banking. Seiring dengan
perubahan pola transaksi nasabah dari transaksi konvensional di cabang menjadi
transaksi melalui digital, maka alokasi biaya di tahun 2017 lebih difokuskan pada tujuan
pengembangan bisnis berbasis digital yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya
operasional Bank Mandiri. Produk dan layanan digital Bank Mandiri antara lain Mandiri
Online, Mandiri Internet Bisnis, Mandiri Cash Management, Mandiri ATM, Mandiri
EDC, Mandiri E-Cash, Mandiri E-Money dan Branchless Banking. Selain branding
image sebagai Bank yang menyediakan layanan digital banking, Bank Mandiri juga
berpotensi mendapatkan keuntungan berupa fee based income dari layanan digital
banking tersebut.
Manfaat lainnya yang dapat diperoleh dari layanan digital banking adalah
kemudahan untuk melakukan promosi melalui sms blast atau pop up message atau iklan
pada aplikasi Mandiri Online atau pada ATM Mandiri. Nasabah dapat memperoleh
informasi terkait produk-produk terbaru dari Bank Mandiri. Selain itu, layanan digital
banking dapat dimanfaatkan sebagai sarana notifikasi bagi nasabah debitur untuk
mengetahui saldo pinjaman dan waktu jatuh tempo angsuran. Sebagai lembaga
keuangan, non performing loan atau kredit bermasalah merupakan salah satu concern
utama dari Bank Mandiri. Bank Mandiri berhasil menurunkan rasio non performing loan
gross secara signifikan sebesar 54bps, dari 4,00% di tahun 2016 menjadi 3,46% pada
akhir tahun 2017 dengan cara melakukan restrukturisasi kredit, intermediasi antara
investor strategis dengan debitur-debitur bermasalah dan juga dengan memperkuat upaya
collection. Untuk semakin meningkatkan kualitas kredit terutama dari sisi collection,
perlu dipikirkan strategi-strategi yang lebih praktis dan efisien, mengingat jumlah tenaga
collection di lapangan seringkali terbatas.
4
1.2 Perumusan Masalah
Pada penelitian ini, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apa saja produk layanan digital banking khususnya terkait dengan m-
commerce di Bank Mandiri?
b. Bagaimana peran layanan digital banking khususnya terkait dengan m-
commerce di Bank Mandiri terhadap penginformasian terhadap debitur
yang juga merupakan user dari layanan digital banking Bank Mandiri?
5
BAB II
Tinjauan Pustaka
Teknologi informasi dan globalisasi yang berkembang pesat memaksa bank untuk
meningkatkan pelayanan kepada nasabah secara aman, nyaman dan efektif, diantaranya
melalui media elektronik atau dikenal dengan Electronic Banking. Electronic Banking
(E- Banking) adalah layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh
informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media
elektronik seperti Automatic Teller Machine (ATM), phone banking, electronic fund
transfer (EFT), Electronic Data Capture (EDC)/Point of Sales (POS), internet banking
dan mobile banking (Maryanto: 2011). Dalam memberikan pelayanan E- Banking, bank
dapat menyediakan layanan yang bersifat informational, communicative dan/atau
transactional. Penyediaan layanan E-Banking hendaknya memperhatikan prinsip
prudential banking, prinsip pengamanan dan terintegrasinya sistem teknologi informasi,
cost effectiveness, perlindungan nasabah yang memadai serta searah dengan strategi
bisnis bank (Veithzal: 2013). Dengan meningkatnya produksi smartphone, layanan e-
banking banyak terfokus pada mobile banking atau m-commerce.
6
2.1.1 Mobile Banking
SMS Banking, saluran ini pada dasarnya evolusi lebih lanjut dari Phone
Banking, yang memungkinkan nasabah untuk bertransaksi via HP dengan perintah
SMS. Fitur transaksi yang dapat dilakukan yaitu informasi saldo rekening,
pemindahbukuan antar rekening, pembayaran (kartu kredit, listrik, dan telepon), dan
pembelian voucher. Untuk transaksi lainnya pada dasarnya dapat pula dilakukan,
namun tergantung pada akses yang dapat diberikan bank. Saluran ini sebenarnya
termasuk praktis namun dalam prakteknya agak merepotkan karena nasabah harus
menghapal kode-kode transaksi dalam pengetikan sms, kecuali pada bank yang
melakukan kerjasama dengan operator seluler, menyediakan akses banking menu –
Sim Tool Kit (STK) pada simcardnya.
7
dimanapun kita berada, kita bisa melakukan berbagai transaksi, termasuk transfer ke
bank lain.
Kelima unit kerja pengelola Digital Banking tersebut di atas memiliki tiga
fungsi utama yang mencakup:
1. Memasarkan produk dan solusi transaction banking kepada nasabah dan
menjadi subject matter expert bagi Relationship Manager.
8
2. Melakukan pengembangan/desain produk terintegrasi yang focus pada
inovasi, produktifitas dan profitabilitas produk dengan eksposur risiko produk yang
terjaga.
3. Mengembangkan electronic banking channel dan cashless payment system
sehingga nasabah retail dapat mengakses produk dan layanan Bank dengan mudah,
nyaman dan efisien.
Saat ini, Bank Mandiri sedang mengembangkan Enterprise Data Management
sebagai database nasabah yang dapat membantu Bank Mandiri dalam memberikan
informasi nasabahnya secara lengkap sehingga dapat meningkatkan layanan sesuai
kebutuhan nasabah. Selain itu, Enterprise Data Management dapat berfungsi juga
sebagai sarana monitoring manajemen risiko bagi Bank Mandiri atas nasabahnya.
9
d. Mandiri Internet Bisnis
Layanan e-banking untuk melakukan transaksi finansial dan non finansial
dengan aplikasi internet banking yang diperuntukkan bagi Nasabah bisnis dari
segmen perorangan dan perusahaan khususnya kategori perusahaan kecil dan
menengah. Fitur yang terdapat di dalam layanan Mandiri internet bisnis antara
lain informasi umum rekening, transfer, pembayaran, pembelian, administrasi,
infomasi bisnis dan aktivitas bisnis.
e. Mandiri Cash Management
Layanan perbankan elektronik berbasis internet yang disediakan Bank
kepada Nasabah untuk melakukan aktifitas keuangan meliputi akses informasi,
melakukan berbagai jenis transaksi sesuai fitur MCM saat ini dan yang akan
dikembangkan di kemudian hari.
f. Mandiri E-Money
Mandiri e-money merupakan kartu prabayar multifungsi yang diterbitkan
oleh Bank Mandiri sebagai pengganti uang tunai untuk transaksi pembayaran.
Transaksi e-money merupakan salah satu bentuk dukungan Bank Mandiri dalam
mewujudkan cashless society yang dicanangkan oleh Bank Indonesia. Di tahun
2017, Bank Mandiri telah merealisasikan beberapa inisiatif baik itu dari internal
maupun regulator, antara lain sebagai berikut:
a. Implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN);
b. Implementasi e-money di ruas tol baru dan menambahan mesin top
up di gardu tol;
c. Implementasi ID Card BUMN;
d. Kerjasama e-Payment dengan mitra strategis; dan
e. Kerjasama Co-Brand.
g. Mandiri E-Cash
Mandiri e-cash merupakan uang elektronik berbasis server yang
menggabungkan kemudahan bertransaksi dan pengalaman social banking.
Transaksi perbankan dapat dilakukan tanpa harus melakukan pembukaan
rekening ke cabang Bank Mandiri, melainkan cukup dengan menggunakan
nomor handphone sebagai nomor rekening. Mandiri e-cash telah memiliki dua
partner host to host yaitu Grab dan Line Pay. Berikut adalah tampilan Mandiri
e-cash dalam aplikasi Grab dan Line Pay.
10
h.Branchless Banking
Mandiri Branchless Banking merupakan layanan sistem perbankan terbatas
yang dilakukan tidak melalui fisik kantor Bank Mandiri, namun dengan
menggunakan sarana teknologi dan jasa pihak ketiga/Agen terutama untuk
melayani unbanked dan underbanked people. Inisiatif ini dilakukan juga untuk
mendukung program Pemerintah dalam rangka meningkatkan literasi keuangan.
Di tahun 2017, Bank Mandiri telah merealisasikan pengembangan EDC Bansos
dan e-Wallet Program Pemerintah (bansos dan subsidi) dengan fitur-fitur
khusus untuk mendukung Government Assistance Distribution (Program
Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Kartu Tani)
melalui sinergi Himbara.
Kinerja Digital Banking sepanjang tahun 2017, ditinjau dari jumlah nominal
(volume) transaksi per produk adalah sebagai berikut.
Kinerja Digital Banking sepanjang tahun 2017, ditinjau dari jumlah transaksi
per produk adalah sebagai berikut.
11
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa Mandiri ATM masih merupakan
sarana favorit untuk bertransaksi perbankan yang ditunjukkan dengan peningkatan
jumlah transaksi melalui Mandiri ATM sebesar 15% di tahun 2017. Penggunaan
Mandiri SMS/Mobile Banking mampu tumbuh sebesar 12%. Jumlah transaksi
Mandiri Uang Elektronik di 2017, mengalami peningkatan paling tinggi diantara
produk e-channel lainnya yaitu sebesar 60%, hal ini sejalan dengan kenaikan jumlah
volume transaksi dan user register.
Kinerja Digital Banking sepanjang tahun 2017, ditinjau dari jumlah user register
per produk adalah sebagai berikut.
Dilihat dari jumlah pengguna produk e-channel, hampir seluruh produk mengalami
peningkatan jumlah pengguna (user). Peningkatan jumlah user tertinggi terjadi pada
Mandiri ATM yang tercatat meningkat sebesar 23%, diikuti Mandiri Internet
Banking Bisnis yang meningkat sebesar 20%, kemudian Mandiri Uang Elektronik
yang meningkat 19%. Peningkatan jumlah user pada produk e-channel sejalan
12
dengan meningkatnya jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh Bank
Mandiri.
Dalam penelitian ini, digunakan model konseptual yang disusun oleh Mirella
Kleijen, Ko de Ruyter dan Martin Wetzels. Model ini menjelaskan pembentukan value
yang terjadi pada transaksi yang mengunakan mobile channel atau M-channel. Masing-
masing cost dan benefit yang ditawarkan oleh M-channel yang akan menghasilkan value.
Pada model ini benefit diukur melalui time convenience (kenyamanan waktu), user
control (kontrol dari pengguna), serta service compatibility (kesesuaian jasa). Disisi lain,
cost yang dimaksud diukur melalui risk (resiko) dan cognitive effort (usaha kognitif) dari
pengguna. Time convenience didefinisikan sebagai value yang didapat dari penggunaan
waktu yang efisien dalam suatu transaksi. User control didefinisikan sebagai sejauh
mana konsumen dapat menentukan waktu, isi serta syarat-syarat dari suatu transaksi.
Service compatibility didefinisikan sebagai didefinisikan sebagai derajat konsistensi dari
kebutuhan, nilai, pengalaman serta rutinitas konsumen terhadap inovasi yang diterima
konsumen. Perceived risks adalah costs dalam pembentukan value yang dikeluarkan oleh
konsumen. Cognitive effort adalah usaha yang dilakukan konsumen untuk dapat
memahami penggunaan suatu inovasi. Intention to use adalah keinginan konsumen untuk
13
menggunakan produk. Time consciousness adalah kesadaran akan untungnya kecepatan
dan efisiensi waktu yang diperoleh konsumen dari pengguna teknologi dalam ritel.
Dalam penelitian ini, pembentukan value yang dimaksud diharapkan sejalan dengan
tujuan Bank Mandiri mendukung upaya dalam menekan rasio Non Performing Loan
(NPL), terutama terkait dengan monitoring risiko debitur manajemen dengan tujuan agar
dapat meminimalkan seluruh risiko yang dapat mengarah ke peningkatan NPL. Pada
tahun 2017, pertumbuhan kredit tertinggi dicatat oleh kredit segmen mikro, kemudian
diikuti oleh kredit konsumen. Kredit mikro Bank Mandiri pada September 2017
mencatatkan pertumbuhan sebesar 22,1% (YoY), dan kredit konsumer secara tahunan
berhasil tumbuh 20,6%. Angka NPL untuk segmen kredit mikro dan consumer berada di
angka 2,53%. Untuk menjaga kualitas kredit, produktivitas aktivitas collection
khususnya di segmen konsumer dan ritel, Bank Mandiri telah mengimplementasikan
Integrated Collection System. Namun demikian, dengan adanya tuntutan untuk ekspansi
sambil tetap menjaga kualitas kredit, dan terbatasnya tenaga collection, perlu dilakukan
langkah-langkah inovatif dan efisien oleh Bank Mandiri. Salah satunya adalah
memanfaatkan layanan produk digital banking terutama Mandiri Online untuk debitur
segmen kredit mikro dan consumer. Bank Mandiri dapat memanfaatkan fitur notifikasi
atau alert untuk menginformasikan debitur segmen kredit mikro dan consumer untuk
melakukan pembayaran angsuran. Beberapa bank di luar negeri telah memanfaatkan
layanan digital banking mereka untuk memberikan notifikasi kepada debitur mereka
terkait informasi pinjaman mereka. Beberapa di antaranya adalah Neighbourhood
National Bank (Amerika Serikat), First National Bank (Afrika Selatan), dan First Bank
& Trust (Amerika Serikat). Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pembentukan
value dalam aplikasi digital banking Bank Mandiri khususnya Mandiri Online terkait
dengan kredit yang berkualitas bagi debitur segmen kredit mikro dan consumer loan,
dengan cara penambahan loan alert atau notifikasi.
14
BAB III
Metodologi Penelitian
Menurut Arikunto (1998:144), sumber data adalah subjek dari mana suatu data dapat
diperoleh. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber data
primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
15
- Informasi dari Mikro Banking Manager Bank Mandiri Cabang Surabaya
Diponegoro
- Informasi dari Relationship Manager Consumer Loan Bank Mandiri
Pemuda
- Informasi dari Staf Retail Collection & Recovery Bank Mandiri Irian Barat
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh bukan secara
langsung dari sumbernya. Sumber data sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis
seperti sumber buku, jurnal, dan Laporan Keuangan Bank Mandiri tahun 2017.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik
pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti sebagai berikut.
a. Teknik Observasi.
b. Teknik Wawancara.
16
Bank Mandiri Cabang Surabaya Diponegoro, Relationship Manager Consumer Loan
Bank Mandiri Pemuda dan Staf Retail Collection & Recovery Bank Mandiri Irian
Barat.
c. Dokumentasi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bank Mandiri. (2017). Laporan Tahunan PT Bank Mandiri Persero Tbk. Retrieved from:
http://ir.bankmandiri.co.id/phoenix.zhtml?c=146157&p=irol-reportsAnnual
Hartmut Hoehle and Sid Huff. (2012).Advancing Task-Technology Fit Theory: A formative
measurement approachto determining task-channel fit for electronic banking
channels. Information Systems Foundations: Theory Building in Information Systems.
ANU Press
Jesse Atkinson, Alain de Janvry, Craig McIntosh and Elisabeth Sadoulet. (2013). Prompting
Microfinance Borrowers to Save: A Field Experiment from Guatemala. Economic
Development and Cultural Change, Vol. 62, No. 1
Mark Carlson and Kris James Mitchener. (2006). Branch Banking, Bank Competition, and
Financial Stability. Journal of Money, Credit and Banking, Vol. 38, No. 5
Mirella Kleijnen a,∗, Ko de Ruyter b, Martin Wetzels. (2007). An assessment of value creation
in mobile service delivery and the moderating role of time consciousness. Journal of
Retailing 83.
Nawawi, Hadari dan Martini, H (1992). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Reynold E. Byers and Phillip J. Lederer (2001). Retail Bank Services Strategy: A Model of
Traditional, Electronic, and Mixed Distribution Choices. Journal of Management
Information Systems Vol. 18, No. 2
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunil Gupta.(2013). The Mobile Banking and Payment Revolution. European Financial
Review (February–March 2013)
Veithzal Rivai dan Rifki Ismail (2013), Islamic Risk Management for Islamic Bank (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama)
18