Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Isolasi Reproduksi dan Spesiasi

Spesiasi
Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dalam suatu populasi diawali dengan adanya perubahan
faktor dalam (intrinsik) akibat dari tekanan faktor luar (ekstrinsik). Perubahan faktor intrinsik dari
generasi ke generasi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk, kebiasaan, dan sifat suatu jenis
yang berbeda dari aslinya sehingga akan memunculkan jenis baru. Terbentuknya spesies baru (spesiasi)
ini diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika.

Isolasi Reproduksi
Individu-individu dalam suatu populasi awalnya dapat mengadakan perkawinan sehingga dapat
berkembang biak. Namun, individu-individu tersebut terpisah pada tempat yang berlainan dan letaknya
berjauhan sehingga masing-masing individu tersebut akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
yang baru. Di tempat yang baru, organisme yang terpisah akan mengalami perubahan alat, cara, dan
waktu bereproduksi. Jika suatu saat hasil keturunan individu-individu yang telah lama terpisah tersebut
disatukan kembali, tidak akan dapat bereproduksi seperti semula (terjadi isolasi reproduksi).

XIIA1 10 DEWI ALFIYANI


1). Isolasi Sebelum Perkawinan (prezygotic barrier/pre-mating
isolation)
a. Isolasi ekogeografi, terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan
karena sudah lama berada pada lingkungan yang berbeda dan masing-masing hanya dapat
berkembang biak di lingkungannya sendiri.
b. Isolasi habitat, terjadi pada dua spesies simpatrik yang memiliki habitat yang berbeda. Jika
ditempatkan pada lokasi yang sama, perkawinan antarindividu dalam satu populasi lebih sering
terjadi dari habitat yang sama dibandingkan dengan perkawinan antarindividu dari populasi yang
habitatnya berbeda.

c. Isolasi musim (temporal), terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan
perkawinan karena mempunyai musim kawin yang berbeda.

XIIA1 10 DEWI ALFIYANI


1). Isolasi Sebelum Perkawinan (prezygotic barrier/pre-mating
isolation)
d. Isolasi perilaku, terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan karena
mempunyai perbedaan tingkah laku saat akan melakukan perkawinan. Perilaku ini dapat
ditunjukkan berupa suara, perubahan warna kulit, atau gerakan khusus.

e. Isolasi mekanik, terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan perkawinan karena
bentuk dan ukuran alat kelaminnya tidak sesuai atau tidak cocok.

XIIA1 10 DEWI ALFIYANI


1). Isolasi Sebelum Perkawinan (prezygotic barrier/pre-mating
isolation)
f. Isolasi gametik, menghalangi terjadiya fertilisasi akibat susunan kimiawi dan molekul yang
berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami kerusakan di daerah traktus
genitar organ betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan mengalami kematian
sebelum mencapai atau bertemu sel telur.

XIIA1 10 DEWI ALFIYANI


1). Isolasi Setelah Perkawinan (postygotic barrier/post-mating
isolation)
a. Kematian zigot (zygotic mortality), sel telur yang dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid)
seringkali tidak mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya, sehingga zigot tersebut
mengalami abnormalitas dan tidak mencapai maturitas (fase dewasa) yang baik atau mengalami
kematian pada awal perkembangannya.

XIIA1 10 DEWI ALFIYANI


1). Isolasi Setelah Perkawinan (postygotic barrier/post-mating
isolation)
b. Sterilitas hibrid, Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan yang sehat dan
hidup normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami sterilitas. Terjadinya sterilitas ini disebabkan
oleh inkompabilitas genetik yang nyata sehingga tidak dapat menurunkan keturunannya.

keledai kuda

bagal XIIA1 10 DEWI ALFIYANI


1). Isolasi Setelah Perkawinan (postygotic barrier/post-mating
isolation)
c. Perusakan hibrid (hybrid breakdown), pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakukan
kawin silang, keturunan hibrid generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil, tetapi ketika hibrid
tersebut kawin satu sama lain atau dengan spesies induknya, keturunan generasi berikutnya akan
menjadi lemah dan mandul.

XIIA1 10 DEWI ALFIYANI

Anda mungkin juga menyukai