Anda di halaman 1dari 17

HAMBATAN KOMUNIKASI

DAN INTERAKSI SOSIAL


SERTA PERILAKU ABK
KELOMPOK 1
1. ILHAM PUTRA D. 20010044150
2. WUDI BAGUS P. 20010044154
3. MARIANA S. O. 20010044156
4. MARSELLUS P. C.T. 20010044161
ADD YOUR TITLE HERE

Komunikasi pada Anak Berkebutuhan Khusus Bicara


adalah suatu kemampuan untuk mengeluarkan suara
secara benar, dan menyusun suara itu bersama
sehingga mengalir dengan mudah menjadi suara dan
irama yang benar. Hasilnya adalah mereka dapat
dengan mudah mengenali dan memahami kata dan
kalimat. Bicara lebih sulit bagi orang yang tuli atau
yang mengalami Cerebral Palsy (CP). Beberapa anak
tunagrahita mengalami kesulitan untuk belajar bicara
dengan jelas. Sedikit anak-anak yang mempunyai
masalah khusus dengan bicara, tanpa disertai
beberapa hambatan lainnya, mungkin mereka tidak
didiagnosis tuli atau mempunyai masalah dengan
persepsi bunyi atau keterampilan imitasi. Jadi bahasa
adalah sistem komunikasi yang mencakup
perbendaharaan kata dan tatabahasa
ADD YOUR TITLE HERE

TUNARUNGU TUNAGRAHITA TUNALARAS TUNANETRA

TUNADAKSA
TUNARUNGU
ADD YOUR TITLE HERE

TUNARUNGU

Tanggapan dan opini umum berpendapat


bahwasannya komunikasi secara lisan adalah
media utama dan cara termudah untuk
mempelajari dan menguasai bahasa.
Berkomunikasi melalui berbicara adalah cara yang
terbaik. Namun bagi anak-anak yang memiliki
masalah pendengaran (karena kerusakan
pendengaran), cara komunikasi lain dapat
menggantikan fungsi berbicara tersebut, terdapat
berbagai cara untuk anak-anak yang memiliki
masalah pendengaran, yaitu metode Auditory oral,
membaca bibir, bahas isyarat dan komunikasi
universal (Muhammad, 2008: 70) yang meliputi
ADD YOUR TITLE HERE

Metode Auditory oral: Metode


ini menekankan pada proses
mendengar serta bertutur )Metode bahasa isyarat: Pada
kata dengan menggunakan umumnya, bahasa isyarat
alat bantu yang lebih baik, digunakan secara mudah
seperti alat bantu dengan menggabungkan

1 2
pendengaran, penglihatan perkataan dengan makna
dan sentuhan. Metode ini, dasar. Bahasa isyarat yang
menggunakan bantuan bunyi digunakan pada umumnya
untuk mengembangkan adalah isyarat abjad satu jari.
kemampuan mendengar dan
bertutur kata.
Metode membaca bibir:

3 4
Metode Komunikasi universal
Komunikasi dengan metode Metode komunikasi adalah
ini baik untuk mereka yang salah satu metode yang
mampu berkonsentrasi tinggi menggabungkan antara
pada bibir penutur bahasa. gerakan jari isyarat,
Metode ini mengharuskan pembacaan bibir dan
anak-anak untuk selalu penuturan atau auditory oral.
melihat gerakan bibir penutur Elemen penting dalam
bahasa dengan tepat dan metode ini adalah
dalam situasi ini, penutur penggunaan isyarat dan
bahasa harus berada di penuturan secara bersamaan.
tempat yang terang dan dapat
terlihat dengan jelas.
TUNAGRAHITA
ADD YOUR TITLE HERE
Komunikasi sangat penting bagi setiap manusia, bahkan bagi anak-anak retardasi mental
sekalipun. Namun pelbagai halangan fisik dan mental membuat anak-anak ini menghadapi
kesulitan untuk mempelajari keterampilan berkomunikasi, sehingga mereka pun kesulitan
untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Pada anak-anak tersebut memiliki
kemampuan di bawah rata-rata dengan kemampuan intelegensi yang amat rendah, bahkan
jika diukur tes intelegensi hanya berada di bawah 80 sehingga besar kemungkinan anak-
anak tersebut sangat rendah kemampuan berbahasa karena dipengaruhi kemampuan
intelegensi dalam menangkap dan merekam informasi yang berkaitan bahasa, baik kosa kata
maupun kemampuan dalam mengucapkannya. Kondisi semakin sulit ketika lingkungan sosial
pun tidak berusaha untuk memberikan keterampilan berkomunikasi yang fungsional bagi
anak-anak retardasi mental. Kondisi retardasi mental telah menempatkan anak-anak tersebut
berada pada kondisi yang sulit untuk mempelajari keterampilan

komunikasi yang kompleks, seperti menggunakan ucapan dan tulisan. Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Eny Indriani tentang Penggunaan PECS untuk Meningkatkan
Kemampuan Berkomunikasi pada Anak Retardasi Mental dengan Gangguan Komunikasi,
menjelaskan tentang peran medium komunikasi yang dianggap paling sederhana, yaitu
menggunakan gambar sebagai alat pertukaran pesan.
TUNALARAS
ADD YOUR TITLE HERE
Menurut Hewitt dan Jenkins Hewitt dan Jenkins,
mengklasifikasikan anak tunalaras (Socially Maldjusted Children) menjadi tiga kelompok yaitu:

Unsocialized Aggressive Children Unsocialized Agresive Children, yaitu kelompok anak


yang menunjukan gejalagejala: tidak menyenangi sikap ototitas, seperti guru, dan polisi.
Kebanyakan anak ini berasal dari keluarga broken home, tidak mendapat kasih saying dan
perhatian dari orang tuanya. Anak kelompok ini kebanyakan lahir di luar perkawinan.
Mereka tidak berkembang super egonya, tidak dapat melakukan hubungan interpersonal
secara positif. Prilaku dan sikap mereka bersifat anti sosial, sering melakukan kekejaman,
kekerasan dan sadis.

Sosialized Aggressive Children Sosiallized Agresive Children, yaitu kelompok anak yang
masih mampu melakukan hubungan dan interaksi sosial pada kelompok yang terbatas,
seperti kelompoknya. Pada umumnya berasal dari keluarga broken home, masa kecil
mereka pernah memperoleh kasih sayang, tetapi masa berikutny diabaikan, sehingga ia
masih mampu melakukan hubungan dan interaksi sosial secara terbatas, tetapi mereka
membenci orang-orang yang memiliki otoritas.

Maldjusted Children Kelompok anak ini sering juga disebut anak “over inhibited”.
Dengan karakteristik prilaku, seperti: penakut, pemalu, cemas, penyendiri, sensitive, sulit
melakukan interaksi sosial secara baik dengan teman temannya, sangat ketergantungan,
dan mengalami defresi. Pada umumnya berasal dari keluarga yang mampu, dimana 7
mereka terlalu diperhatikan dan dimanjakan, sehingga kurang mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang menuntut sesuatu dari seperti tanggung
jawab sosial, agama, budaya, dsb. Klasifikasi dan karakteristik yang dijelaskan kedua ahli
tersebut pada dasarnya identik dengan yang dikemukakan A. Kirk pada kelompok
Socially Maldjusted Children dan Delinquney.
TUNANETRA
ADD YOUR TITLE HERE

Aspek utama dalam komunikasi adalah adanya


interaksi timbal balik antara seseorang dengan orang
lain. Sama halnya seperti kemampuan kognitif,
kemampuan komunikasi berkembang pada tahun
pertama kehidupan anak. Kemampuan bahasa
reseptif mendahului bahasa ekspresif. Tangisan pada
bayi merupakan penanda kemahiran berkomunikasi.
Anak akan menangis bila merasa lapar, haus,
kedinginan dan lelah.
Orang dewasa di sekitar
berperan untuk
mengembangkan
kemampuan komunikasi
dengan tahapan semantik
(arti kata), sintaks (aturan
susunan kalimat), fonologi
(bunyi bahasa) dan pragmatik
(percakapan bahasa).
Perkembangan komunikasi
pada anak dapat diketahui
sebagai berikut (Dunlap,
2009: 120):
ADD YOUR TITLE HERE

a. Usia 1 sampai 3 bulan, mulai mendengkur, suara d. Usia 9 sampai 12 bulan, ocehan menjadi
berirama dan memiliki intonasi (tinggi rendah g. Usia 1 sampai 2 tahun, anak-anak mulai mengingat
vokal,
nada suara ocehan). Kebanyakan anak-anak nama-nama beberapa objek yang dikenal, h. Usia 2
b. Usia 3 sampai 4 bulan, mulai mengeluarkan suara
menggunakan gestur sebelum mengatakan kata tahun sampai 3 tahun, anakanak mulai menggunakan
seperti konsonan,
pertama, misalnya menengadah, menekan, dua kata dalam berbicara,
c. Usia 4 sampai 6 bulan, mulai mengoceh, pada saat
menunjuk. i. Usia 3 tahun, anak memiliki kosakata sebanyak 25
ini berkembang kombinasi vokal dan konsonan
e. Usia 10 sampai 11 bulan, anak-anak akan hingga 300 kata.
seperti “mamama”.
memperlihatkan minimal 6 gestur,
f. Usia 12 sampai 20 bulan, mengerti inti kata
(benda, kerja, sifat dan kata depan),
TUNADAKSA
ADD YOUR TITLE HERE

Perkembangan Bicara dan Emosi Anak Tunadaksa


Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting bagi manusia,
dengan bahasa, maka seseorang mampu mengerti maksud dan
tujuan seseorang, dengan bahasa pula maka seseorang mampu
mengungkapkan perasaan, emosi, dan pikirannya. Pada anak
tunadaksa jenis polio perkembangan bahasa atau bicaranya tidak
begitu berbeda dengan anak normal. Usia ketunadaksaan ketika
mulai terjadi dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak
tersebut. Apabila terdapat orang tua yang terlalu bersikap
melindungi secara berlebihan maka akan menyebabkan anak
tunadaksa mengalami ketergantungan. Anak tunadaksa yang sudah
sejak kecil mengalami ketunaan maka perkembangan emosinya
secara bertahap namun yang setelah dewasa mengalami ketunaan
maka akan memberikan dampak yang cukup besar untuk
perkembangan emosinya karena anak mereka pernah merasakan
kehidupan normal sebelumnya oleh karena itu dukungan dari
orang-orang disekitarnya dapat memberikan pengaruh yang baik
untuk anak tunadaksa.
Perkembangan Sosial Anak Tunadaksa
Kelainan pribadi dan emosi anak tunadaksa tidak secara langsung diakibatkan karena ketunaannya, melainkan ditentukan
oleh bagaimana seseorang itu berinteraksi dengan lingkungannya. sehubungan dengan itu ada beberapa hal yang tidak
menguntungkan bagi perkembangan kepribadian anak tunadaksa, antara lain sebagai berikut:

Terhambatnya Timbulnya kekhawatiran Perlakuan orang sekitar


aktivitas normal orang tua yang berlebihan yang membedakan
sehingga yang justru akan terhadap anak
menimbulkan menghambat terhadap tunadaksa
perasaan frustasi. perkembangan menyebabkan anak
kepribadian anak karena merasa bahwa dirinya
orang tua biasanya berbeda dengan yang
cenderung over protection. lain.
THANK YOU
SALAM DARI BINJAI

Anda mungkin juga menyukai