Anda di halaman 1dari 48

HUMIDIFIKASI

PENGERTIAN
• Humidifikasi adalah proses perpindahan air (A) dari fase cair ke dalam
campuran gas yang terdiri dari udara (B) dan uap air (A).
• Dehumidifikasi adalah proses perpindahan uap air (A) dari campuran
uap air (A) dan udara (B) ke dalam air pada fase cair (A)
• Syarat : gas B tidak melarut pada cairan A
humidifikasi

• Proses yang lebih sederhana daripada absorpsi dan stripping karena


cairan hanya mengandung 1 komponen (sehingga tidak ada gradien
konsentrasi dan resistensi untuk perpindahan massa)
• Transfer panas dan transfer massa berlangsung secara simultan dan
saling mempengaruhi.
Definisi

1. Uap - Komponen ada dalam bentuk gas dan cair; disebut sebagai
komponen A.
2. Gas - komponen hanya ada dalam bentuk gas; disebut sebagai
komponen B
3. Campuran gas-uap mengikuti Hukum Gas Ideal
4. Kelembaban - massa uap yang dibawa oleh satu unit massa gas
bebas uap
Tekanan Uap Komponen Murni

Tekanan uap sebagai fungsi


temperatur tergambar sebagai
kurva TBDC (di Gambar 7.1)

Setiap cairan memberikan


tekanan kesetimbangan dengan
fasa uapnya disebut sebagai
tekanan uap, yang besarnya
tergantung pada temperatur.

Gambar 7.1 Tekanan uap cairan murni


Kurva memisahkan dua daerah, yaitu kondisi dimana materi dalam keadaan
uap dan keadaan cair. Cairan dan uap yang ditunjukkan oleh kondisi pada
kurva tekanan uap dinamakan cairan jenuh dan uap jenuh. Uap diatas
temperatur jenis dinamakan uap pada keadaan “superheated”. Titik T adalah
“triple point” dimana ketiga fasa ada bersamaan
Campuran Uap-Gas
Uap : kondisi uap relatif dekat dengan temperatur kondensasi
Gas : kondisi uap sangat superheated
Kelembaban Absolut
Kelembaban absolut, Y’ adalah rasio massa uap/massa gas
Kelembaban absolut molal, Y adalah rasio mol uap/mol gas
Untuk kondisi yang memenuhi gas ideal
𝑦 𝐴 𝑝𝐴 𝑝𝐴
𝑌= = = mol A/mol B
𝑦 𝐵 𝑝 𝐵 𝑃 𝑇 −𝑝 𝐴
(7.8)
′ 𝑦𝐴 𝑀 𝐴 𝑝𝐴 𝑀 𝐴
𝑌= = massa A/massa B
𝑦 𝐵 𝑀 𝐵 𝑃 𝑇 −𝑝 𝐴 𝑀 𝐵

Dimana : p A : tekanan parsial material A


p B : tekanan parsial material B
p t : tekanan total (campuran A dan B)
Campuran Uap-Gas Jenuh
Kalau gas kering tak terlarut B dikontakkan dengan cairan A dan
membiarkan A menguap hingga tercapai kesetimbangan maka tekanan
parsial A mencapai tekanan uapnya (pA) pada temperatur campuran.
Harga kelembaban absolut jenuh (YS’) dan kelembaban absolut molal
jenuh (YS) menjadi tak terhingga pada titik didih cairan pada tekanan total
yang ada.

Campuran Uap-Gas Tak Jenuh

Kalau tekanan parsial uap dalam campuran uap-gas kurang dari tekanan
uap cairan pada temperatur yang sama, campuran dalam keadaan tak
jenuh.
ISTILAH-ISTILAH

1. Temperatur Bola Kering


Temperatur bola kering adalah temperatur campuran uap-gas yang
terukur dengan memasukkan termometer ke campuran
2. Kelembaban Relatif
(HR)

Kelembaban relatif didefinisikan


sebagai :

𝑝𝐴
𝐻 𝑅= 𝑥 100 %
𝑃 𝐴𝑆

Dimana :
pAs adalah tekanan uap murni dan
pA adalah tekanan parsial
pada temperatur yang sama.
(3)Persentase Kelembaban/Saturasi
Persentase kelembaban didefinisikan sebagai :
Y Y'
HP  100% atau HP   100%
YS YS '
Dimana nilai-nilainya terukur pada temperatur yang sama

Hubungan HR dan HP

𝑃 − 𝑃 𝐴𝑆
𝐻 𝑃= 𝐻𝑅
𝑃 −𝑃𝐴
(4) Titik embun (dew point)

Titik embun adalah temperatur dimana campuran uap-gas


menjadi jenuh ketika didinginkan pada tekanan total konstan
tanpa kontak dengan cairan.
Sebagai contoh, kalau campuran tak jenuh di titik F
didinginkan pada tekanan total konstan, lintasan proses
pendinginan mengikuti garis FG. Campuran menjadi lebih
jenuh ketika temperatur diturunkan dan benar-benar jenuh
pada tDP. Kalau temperatur dikurangi di bawah tDP, uap akan
mengkondensasi menjadi cairan (misalnya hingga t2).
(5) Humid Volume
Humid volume vH suatu campuran uap-gas adalah campuran per unit massa gas kering.
Untuk campuran dengan kelembaban absolut Y’ pada tG dan Pt, humid volume adalah:
tG  273 1,013 105
vH  1
MB  Y'
MA 
 22,41
273

Pt

 8315 1
MB  Y'
MA


tG  273
Pt (7.9)
Dimana : vH dalam m3/kg gas kering
tG dalam oC
Pt dalam N/m2

Pada keadaan jenuh, Y’ = Ys’ ; Pada keadaan kering, Y’ = 0


Untuk campuran tidak jenuh, vH bisa diinterpolasi antara nilai % penjenuhan 0 hingga 100%
(6) Humid Heat

Humid heat Cs adalah adalah panas yang dibutuhkan untuk


menaikkan temperatur campuran uap-gas per unit massa gas
kering sebesar satu dderajat pada tekanan total konstan.

Untuk campuran dengan kelembaban absolut Y’, adalah :

CS = CB + Y’ CA (7.10)

Dimana CS - Joule/kg udara.K


CB - Joule/kg udara.K
dan CA –Joule/kg uap.K
7. Entalpi
DIAGRAM PSIKHROMETRIK
Diagram psikhrometrik sistem udara-air menggambarkan sifat-sifat
campuran udara dan air pada tekanan 1 atmosfer
Hubungan psikhrometrik khusus untuk sistem udara (B) – uap air (A) pada tekanan 1 atm
𝑃 𝐻2𝑂

𝑌 =0,622 𝑀 𝐴=18,02 BM air
1 − 𝑃 𝐻2𝑂 lbH2O/lb udara kering

𝑃 𝐻 2𝑂

𝑌 𝑠 =0,622 lb H2O/lb udara kering pada keadaan jenuh 𝑀 𝐵 =28,97 BM udara
1 − 𝑃 𝐻 2𝑂

𝑣 𝐻 =(0,0252+0,0405 𝑌 ′ )(𝑡 + 460) Cuft camp / lb udara kering 𝑡 0 =32 𝐹 Temp. dasar

𝐶 𝑠 =0,24 +0,45 𝑌 ′ Btu/lb udara kering. F

𝐻 ′ =( 0,24+0,45 𝑌 ′ ) ( 𝑡 − 32 ) +1075,2 𝑌 ′ Btu/lb udara kering


Untuk Sistem SI

Dipakai Tabel Psychrometric untuk sistem MA 18,02 kg/kmol H 2 O


udara (B) – air (A) pada 1 atm (1,0133 x 105 MB 28,97 kg/kmol udara
Pa)
0,622 p H 2O
Dan data berikut ini : Y' 5
kg H 2 O/kg udara
1,0133 10  p H 2O
0,622 p H 2O
YS ' 5
kg H 2 O/kg udara
1,0133 10  p H 2O
m 3 Campuran
vH (0,00283  0,00456Y ' )(tG  273) kg udara

CS 1005  1884Y ' kg Joule


udara  C

tO 0 C
O 2502300 J / kg
H (1005  1884Y ' )tG  2502300Y ' kgJoule
udara

referensi : udara dan cairan H 2 O pada 0C


hO / k ' 950 Joule / kg.K
Contoh
Suatu campuran udara (B) dan uap air (A) pada tekanan total 1 atm
mempunyai absolute humidity 0,018 lb H2O/lb udara kering dan dry
bulb temperature 90 oF.
a. Tentukan sifat-sifat dari campuran tersebut
b. Hitung panas yang dibutuhkan apabila 100 cuft campuran tersebut
dipanaskan sampai temperatur 150 oF.
c. Hitung berat air yang mengembun apabila campuran tersebut didinginkan
sampai temperatur 60 oF.
Udara (B) - Uap air (A) mempunyai temperatur bola kering 90o F dan
kelembaban absolut 0,018 lb uap air/lb udara kering pada tekanan 1 atm.
Berikan karakteristiknya
Jawaban :
Titik dengan koordinat tG=90oF dan Y’=0,018 terdapat di titik D.
a.Dengan interpolasi vertikal antara kurva-kurva yang berdekatan, sampel
mempunyai % kelembaban = 58 %. Alternatif lain, kelembaban jenuh pada
90oF adalah YS’ = 0,031 dan % kelembaban di titik D = 0,018/0,031 x
100% = 58 %
b.Kelembaban absolut molal = Y = Y’ ( MB / MA ) =
0,018 (28,97/18,02) = 0,029 lbmol uap air/lbmol udara kering
c.Tekanan parsial uap air, melalui pers. adalah :
Y  pt 0,029(1 )
pA  
1 Y 1,029
 0,028atm
d. Tekanan uap pada 90oF = 0,0478 atm
Kelembaban relatif =
𝑝 𝐴 0,028
𝐻 𝑅= = 𝑥 100 %=58,58 %
𝑃 𝐴𝑠 0,047

e. Titik embun. Dari titik D tarik garis ke kurva penjenuhan


pada titik E dimana temperatur titik embun adalah 74oF
f. Humid Volume. Pada 90oF, vH pada udara kering adalah
13,85 cuft/lb ; dan vH pada udara jenuh adalah 14,50 cuft/lb.
Interpolasi untuk kelembaban 58 %

vH  13,85  (14,50  13,85)  0,58  14,23 cuft udara basah/lb udara kering

Dengan persamaan
1 𝑌′ 𝑡 + 460
𝑣 𝐻 =0,730 ( + )( )
𝑀𝐵 𝑀𝐴 𝑃

𝑏𝑎𝑠𝑎h
𝑣 𝐻 =14,26 𝑐𝑢𝑓𝑡 𝑢𝑑. 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑙𝑏
g. Humid Heat, pers. (7.10)
CS = CB + Y’ CA = 0,24 + 0,018 (0,45)
= 0,248 Btu/ lb udara kering

h. Entalpi. Pada 90oF entalpi udara kering adalah 14 Btu/lb udara


kering; entalpi udara basah (jenuh) adalah 48 Btu/lb udara kering.
Interpolasi untuk % kelembaban 58 %
H’ = 14,0 + (48,0 – 14,0)x 0,58
= 33,72 Btu/lb udara kering
h. Entalpi.
Alternatif lain)
= 0,248(90-32)+ 0,018(1.075,2)
= 33,74 Btu/lb udara kering
Alternatif lain, tarik garis AD yang paralel dengan kurva
penjenuhan adiabatis. Dari D tarik garis vertikal ke atas memotong
garis entalpi udara jenuh. Terbaca H= 33,5 Btu/lb udara kering.

i. Wet bulb temperature


dari titik D dibaca temperatur pada absis
tw= 78 oF
b. Pemanasan sampai 150 oF
Sesudah pemanasan, campuran berada pada titik C
dalam 100 cuft campuran
Berat uadara kering

Dari persamaan

Cara lain

HC dicari dari diagarm = 48,5 Btu/lb ud. Kering


=105,405 Btu
d. Campuran didinginkan sampai temperatur 60 oF.
Prosesnya adalah sbb :
mula-mula tepat jenuh pada titik embunya (titik B) dengan
temperatur 74 oF dan absolut humidity=0,018. kemudian pendinginan
ini diteruskan maka akan terjadi kondensasi H2O sampai tercapai
temperatur 60 oF (titik E) dengan absolut humidity 0,011
Jumlah air yang mengembun
Latihan
1. Udara (B) - Uap air (A) mempunyai temperatur bola kering 55oCdan
kelembaban absolut 0,030 kg uap air/kg udara kering pada tekanan 1
atm. Berikan karakteristiknya
Hitung panas yang dibutuhkan apabila 100 L campuran tersebut dipanaskan
sampai temperatur 90 oC.
2. Udara (B) - Uap air (A) mempunyai temperatur bola kering 120oF
dan kelembaban absolut 0,05 lb uap air/lb udara kering pada tekanan 1
atm. Berikan karakteristiknya
Hitung berat air yang mengembun apabila campuran tersebut didinginkan
sampai temperatur 80 oF.
PROSES SATURASI ADIABATIS
PROSES SATURASI ADIABATIS

Gas masuk Gas keluar

G S! Y1! H 1! t G1 G Y
!
S 2
!
H 2!
tG2
Make up
cairan KEADAAN JENUH
L, H L , t L
tas Y !as H !as
tas
Neraca massa
L+𝐺′𝑆 𝑌 ′1=𝐺′𝑠 𝑌 ′2

L=𝐺′𝑆 (𝑌 ¿ ¿2′ − 𝑌 ′1)¿

Neraca energi

L 𝐻❑𝐿 +𝐺′𝑆 𝐻 ′1=𝐺′𝑠 𝐻 ′2

𝐺′𝑆(𝑌 ¿ ¿ 2′ −𝑌 ′1)(𝐻 ¿¿ 𝐿❑)+𝐺′𝑆 𝐻 ′1 =𝐺′𝑠 𝐻 ′2 ¿ ¿

(𝑌 ¿ ¿ 2′ −𝑌 ′1 )( 𝐻 ¿¿ 𝐿❑ )+ 𝐻 ′1=𝐻 ′2 ¿ ¿

Substitusi

+=
Keluar saturator uap dalam keadaan jenuh.
Gas mengalami humidifikasi oleh adanya penguapan air kemudian mengalami pendinginan

+=

Kedua ruas masing-masing dikurang tas dan disederhanakan menjadi

′ ′ 𝐶𝑆 1
𝑌 𝑎𝑠 − 𝑌 1 =− (𝑡 −𝑡 𝐺 1)
𝜆 𝑎𝑠 𝑎𝑠

Persaaam terakhir merupakan persamaan ‘kurva saturasi adiabatis’ yang melalui titik (Y as’,tas)
pada garis 100% saturasi dan titik (Y1’, tG1) dengan slope –Cs1/as

CS1 = f (Y1), maka sesungguhnya kurve tidak lurus betul, tetapi agak cekung ke atas.
Panas sensibel yang diberikan pada saat pendinginan gas = panas laten yang dibutuhkan
untuk menguapkan air
TEMPERATUR BOLA BASAH
• Temperatur bola basah atau wet bulb tempera-ture
(tw) adalah temperatur kesetimbangan yang dicapai
apabila sejumlah kecil cairan (A) diuapkan ke dalam
jumlah besar campuran uap-gas (A+B) yang tidak
jenuh.
• Wet bulb temperatur (tw) agak mirip dengan
temperatur saturasi adiabatis (tas)
• Untuk sistem udara-air kedua temperatur tersebut
hampir sama.
• tw sebagai fungsi ( t, Y).
Untuk mengukur t w dengan tepat perlu
diperhatkan 3 hal :
1. Sumbu harus basah dengan merata
2. Kecepatan udara cukup besar
3. Make up water perlu selalu ditambahkan

tw
Udara, v = 15 – 20 ft/s

td
! make up air td
Y
!
wick
Y
Merata & selalu
basah
PROSES SATURASI ADIABATIS PROSES WET BULB

• Humidity gas berubah selama proses • Humidity gas tetap


• Pada akhir proses mencapai
temperatur kesetimbangan, tas • Mencapai temperatur tw
(kesetimbangan yang dinamis)
• Tidak tergantung t dan Y
• Tergantung temperatur dan
• Untuk sistem udara-air. tas = tw humidity udara
• Udara-air, tw = tas
• Untuk sistem bukan udara-air,

t as  t w • Bukan udara-air, t w  t as
Campuran Film gas
uap-gas efektif

tG , pA, Y’
tetes cairan, tG , pA, Y’
tw

Mekanisme proses wet bulb

pAw Terjadi
Tek. parsial gradient
pA
Q1, Panas laten penguapan

Q2, Panas sensibel


tG
Temperatur
tw
LAJU PERPINDAHAN PANAS

Q1   N AW (1)

Q2  (hc  hr ) Ap (tG  tW ) (2)

LAJU PERPINDAHAN MASSA DARI WICK


! !
N A  k y Am (Y  Y )
W (3)

(1), (2), dan (3) ; dimana Q1 = Q2

! !
(hc  hr ) Ap (tG  tW )  k y Am W (Y  Y )
W

Asumsi Ap = Am
! (h c  h r )
!
Y Y 
W (t W  t G )
k y W
V udara > , panas radiasi diabaikan  hr <<

! hc !
Y Y 
W (t W  t G ) (4)
k y W
KURVE WET BULB (PSIKHROMETRIK)

k y W
(t G  t W )  (YW!  Y ! )
(h c  h r )
wet bulb depression
0.56
hc   
 0.294  (11)
ky  D AB 
0.56 0.56
hc  k   Sc 
 C S    C S   (12)
ky  C S D AB   Pr 
hc
 CS  0.24
ky
hc
 CS
ky
HUBUNGAN LEWIS (13)
hc
1
k y CS
SISTEM UDARA - AIR

! Cs
!
Y Y  
W (tW  t G ) KURVE WET BULB
W
SAMA
C S1
!
Y Y  
as 1
!
t as  t G1  KURVE SATURASI
 as ADIABATIS
Alat kontak udara-air
HUMIDIFIER
Cooling tower
Natural Draft Cooling Towers
Mechanical Draft Cooling Towers

Forced-draft cooling tower


Induced draft cooling tower
Referensi :
Chapter 9 : Geankoplis, C.J., 1985, Transport Processes and Unit Operation, Prentice Hall, Inc., Singapore.

Anda mungkin juga menyukai