Anda di halaman 1dari 32

VEKTOR

winih budiarti
Vektor dalam R dan R dan R
2 3 n

• Vektor-vektor dapat dinyatakan sebagai segmen garis


berarah atau panah dalam R2 dan R3.

• Ekor panah dinamakan titik permulaan (titik initial,


titik awal) sedangkan ujung panah sering disebut titik
akhir (titik terminal) vektor.
B
• Notasi: sering ditulis v  AB v

A
Definisi:
Dua vektor dikatakan sama (ekuivalen) jika
kedua vektor tersebut sama panjang dan arahnya.
dituliskan
Vektor Nol adalah vektor yang panjangnya nol dan
disimbolkan dengan
Jika sebuah vektor, maka adalah vektor yang
berlawanan arahnya.
Operasi Penambahan Vektor
• Jika adalah dua vektor sembarang,
maka adalah vektor yang titik
permulaannya berimpit dengan titik akhir
vektor .
w

v+w
v v
v+w

w
Operasi Pengurangan Vektor
• Jika adalah dua vektor sembarang,
pengurangan vektor didefinisikan sebagai

v
w-v w
-v
-v v
Operasi Perkalian Vektor dengan Skalar

• Jika sebuah vektor dan k bilangan real


(skalar), maka perkalian k didefinisikan
sebagai vektor yang panjangnya k kali panjang
dan arahnya sama dengan
• Jika k = 0 maka k = 0
• Kadang-kadang vektor tidak mempunyai titik
awal di titik asal sehingga untuk bidang R3, bila
suatu vektor mempunyai titik awal di
P1(x1,y1,z1) dan titik akhir di P2 (x2,y2,z2), maka

v  P1 P2  ( x2  x1 , y2  y1 , z2  z1 )
Contoh:
Tentukan komponen vektor yang mempunyai
titik awal A (2,0,-3) dan mempunyai titik akhir di
B (1,2,3).
Sifat-sifat Operasi Vektor

(a) u  v  v  u
(b) u  ( v  w )  (u  v)  w
(c ) u + 0  0  u  u
(d ) u+  -u   0, yakni, u-u  0
 e  k lu    kl  u
( f ) k (u+v)  ku +kv
g  (k +l )u  ku +lu
h  lu  u
Norm dan Jarak
Panjang vektor w sering disebut norm w disimbolkan
dengan w . Dari teorema phitagoras terlihat bahwa
sebuah vektor w  ( w1 , wakan
2 ) mempunyai panjang:
2 2
w  w1  w2
Secara umum, norm vektor w dalam Rn
Norm dan Jarak
 u1 
u 
Panjang / Besar / Norm dari vektor u   2  adalah
 
 
u  u12  u 2 2    u n 2 un 
 u1   v1 
u  v 
 2  2
Sedangkan jarak antara u dan  v adalah

   
   
u n  v n 

u  v  (u1  v1 ) 2  (u 2  v2 ) 2    (u n  vn ) 2
Contoh
2  4
3  2
Diberikan vektor u    maka
dan v  
2 1 
   
 1  3

u  2 2  3 2  2 2  (1) 2  18

v  4 2  2 2  12  3 2  30
Jarak antara vektor u dan vektor v adalah

u  v  (2  4) 2  (3  2) 2  (2  1) 2  (1  3) 2  22
Perkalian Titik (Dot Product)
DEFINISI
 u1   v1 
u  v 
u   2 v   2
   
Jika dan
  , maka
  DOT PRODUCT
u n  v n 

/ HASIL KALI TITIK vektor u dan v didefinisikan sebagai


u  v  u1v1  u 2 v 2    u n v n
Contoh
1   1
9  3
Misalkan u  dan  v  
maka
  2 0
   
4 2

u  v  1.(1)  9.3  (2).0  4.2  34


Teorema
Jika u, v, dan w adalah vektor dalam Rn dan k
adalah sebarang skalar, maka :
a  u  v  v  u
b  u  v   w  u  w  v  w
 c   ku   v  k u  v 
 d  v  v  0, selanjutnya, v  v  0 jika dan hanya jika v  0
Hubungan dot product dan panjang vektor

 u1 
u 
Jika   2dot
umaka  product juga dapat dituliskan sebagai
 
 
u n 

u  u u

Atau

2
u  u u
Sifat – Sifat Dot Product
Jika u , v ,adalah
w vektor – vektor di Rn dan c
adalah skalar, maka
1. u  u  0 untuk u dan 0 u0

u  u  0 jika dan hanya jika


2. u  v  v  u
3. (u  v )  w  u  w  v  w
4. (cu )  v  u  (cv )  c(u  v )
SUDUT ANTARA 2 VEKTOR
Jika vektor u dan v adalah vektor di Rn , maka

u  v  u v cos 

Dengan  adalah sudut yang terbentuk antara vektor u dan


v.
Persamaan di atas juga dapat dituliskan :
u v
cos  
u v
• Dengan mengetahui besarnya  , akan
diketahui apakah hasil kali titik akan bernilai
positif atau negatif
• u  v > 0 ↔  lancip , 0 ≤  < 90º
• u  v = 0 ↔  = 90o , u dan v saling tegak lurus
• u  v < 0 ↔  tumpul, 90o <  ≤ 180o
Contoh
0 
1  1 
0 
v  
• Misalkan dan maka
u   
0  0 
   
1  1 

u  2 u.v  1
, danv  2

Sehingga
cos  = 1/2
dan  = 600 atau /3 radian.
Teorema (Ketaksamaan Cauchi-Schwartz)
u
Jika dan v di Rn, maka
vektor

u v  u v

Teorema (Ketaksamaan Segitiga)


Jika u dan v vektor di Rn, maka

u v  u  v
Vektor Satuan
Vektor satuan u di Rn adalah vektor yang panjangnya 1.

Jika vsebarang vektor yang tak nol, maka vektor satuan


Yang searah dengan v adalah
1
u v
v
Contoh
1  1  12 2 
0  0   0 
1    
Jika v   maka
 u adalah
 vektor

satuan yang
0  2 0   0 
    1
1  1  2 2 

searah dengan v
Proyeksi ortogonal

Vektor w1 sejajar dengan a, vektor w2 tegak lurus dengan a,


dan
w1 + w2 = w1 +(u-w2) = u
Vektor w1 disebut proyeksi ortogonal dari u pada a atau
kadang-kadang komponen vektor dari u yang sejajar dengan a.
Dinyatakan dengan:
proya u
Vektor w2 disebut komponen vektor u yang ortogonal terhadap
a. Karena w2= u - w1 vektor dapat ditulis dalam notasi
w2 = u – proya u
Proyeksi ortogonal (2)

• Teorema :
Jika u dan a adalah vektor di ruang berdimensi 2
atau ruang berdimensi 3 dan jika a ≠ 0, maka
u a
proyau  2
a (komponen vektor u sepanjang a)
|| a ||
u a
u  proyau  u  2
a (komponen vektor u yang ortogonal dengan a)
|| a ||

| u a | ||proyau |||| u || |cos θ|


||proyau ||
|| a ||2
CONTOH

Anggap u=(2,-1,3) dan a=(4,-1,2). Cari komponen vektor dari u


yang sejajar a dan komponen vektor u yang ortogonal
terhadap a

Penyelesaian:
u.a=(2)(4)+(-1)(-1)+(3)(2)=15
2 2 2 2
a  4  (1)  2  21

Komponen vektor u yang sejajar a adalah:


u.a
Proy a u  2
a  15
21 (4, 1,2)   20
7 ,  7, 7
5 10

a
CONTOH

Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a


adalah
u  Proy a u  (2,1, 3)   207 , 75 , 107 
  76 , 72 , 117 
Perkalian Silang (Cross Product)

Definisi :
Diketahui u  (u1dan
, u2 , u3 ) v, maka
 (v1 , vhasil
2 , v3 )
kali silang
u x v adalah vektor yang didefinisikan oleh

u x v = (u2 v3  u3v2 , u3v1  u1v3 , u1v2  u2v1 )


atau
 u2 u3 u1 u3 u1 u2 
u x v = ,- , 
 v2 v3 v1 v3 v1 v2 
CONTOH
Cari u  vdimana u=(1,2,-2) dan v=(3,0,1)

Penyelesaian:
1 2  2
3 0 
1

 2 2 1 2 1 2 
u  v   , , 

 0 1 3 1 3 0 
 (2,7,6)
(Hubungan antara hasil kali titik dan
hasil kali silang)

Jika u dan v adalah vektor di ruang berdimensi-


3, maka :

(a) u  (u x v) = 0 (u x v ortogonal ke u )
(b) v  (u x v) = 0 (u x v ortogonal ke v )
(c) ||u x v ||2 || u ||2 ||v||2  (u  v) 2 (identitas Lagrange)
Jika  adalah sudut di antara u dan v,
sedangkan u.v  u v cos θ , maka Identitas
Lagrange dapat dituliskan kembali sebagai :
  2 2 2
u  v  u v  (u.v) 2
2 2
u v  ( u v cos θ) 2
2 2 2 2
 u v u v cos 2θ
2 2
 u v (1  cos 2θ)
2 2
 u v sin 2θ
jadi u  v  u v sinθ
Luas A dari jajaran genjang adalah
  A  u v sin θ  u  v
CONTOH
Dari contoh sebelumnya, untuk vektor u=(1,2,-2)
dan v=(3,0,1) telah ditunjukkan bahwa
u  v  (2,7,6)
Karena
u.(u  v)  (1)(2)  (2)( 7)  (2)( 6)  0
dan
v.(u  v)  (3)(2)  (0)( 7)  (1)( 6)  0
uv
Maka ortogonal terhadap u dan v (sesuai
teorema)
Sifat-sifat Perkalian Silang
Jika u,v, dan w adalah sebarang vektor di ruang
berdimensi 3 dan k adalah sebarang skalar,
maka :
(a) u x v    v x u 
(b) u x (v  w )  (u x v )  (u x w )
(c) (u x v)  w  (u x w )  ( v x w )
(d) k(u x v )  (ku) x v = u x (kv)
(e) u x 0 = 0 x u = 0
(f) u x u = 0

Anda mungkin juga menyukai