Anda di halaman 1dari 8

TUGAS CONTOH KASUS PEMBELAJARAN

Tugas Akhir Program


Kelompok 4 :

1. Nanda Jaka R
2. Lina Rahmadanti
3. Wiwik Suci
4. Nurlaila Hafizd Hakiki
Kelas B

Tutor : Erni Mariana, M.Pd


Kasus Pembelajaran 1 :
Bu Iin bersiap untuk mengajar dikelas 4. Hari ini Bu Iin akan menerangkan materi tentang “Menghitung keliling
Bangun ruang persegi panjang ”. Bu iin memasuki kelas dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa
dan mengajak anak berdo’a sebelum pembelajaran dimulai. Bu iin melakukan apersepsi dan menyampaikan
materi yang akan diajarkan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan Bu Iin membuat gambar bangun ruang persegi
panjang di papan tulis. Bu Iin dengan lancar menjelaskan cara mencari keliling persegi panjang dengan
menggunakan rumus 4 x panjang + 4 x Lebar + 4 x Tinggi didepan kelas. Bu Iin bertanya kepada siswa apakah
sudah mengerti? Tetapi tidak satupun siswa yang menjawab. Kemudian Bu Iin memberikan latihan soal untuk
siswa. Setelah memeriksa hasil pekerjaan siswa Bu Iin kecewa melihat hasilnya, hanya 5 orang yang mampu
menyelesaikan soal sederhana dari 17 orang siswa. diakhir pembelajaran Bu Iin memberikan tugas untuk
dikerjakan di rumah,kemudian Bu Iin menutup pelajaran dengan doa bersama.

Pertanyaan:
1. Bagaimana cara menyelesaikan masalah pembelajaran tersebut agar pembelajaran dapat
optimal melalui kerangka berpikir dalam memecahkan kasus ?
2. Bagaimana untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan oleh Bu Iin ?
KASUS PEMBELAJARAN 2 :

Pak Purwadi adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata
pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan
memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Purwadi: "Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4.
Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya, sedangkan
penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
Pak Purwadi: Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini." Pak Purwadi menulis 5 soal di
papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan
soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa
anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan
temannya. Selama anak-anak bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak
menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena jawaban itu salah, Pak Purwadi lalu menuliskan semua
jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan
dengan jawaban di papan tulis.
Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak,
hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan
yang lainnya salah semua.

Pertanyaan Kasus 2
1. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam
kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan
2. Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan
dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu
yang anda tempuh
KASUS PEMBELAJARAN 3 :

Bu Lina mengajar di kelas 1 SD Siliwangi yang terletak di ibukota


sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lina mengajak anak-anak
berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar.
Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan
menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan
berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada
akhir perbincangan Bu Lusi meminta seorang anak menuliskan nama
sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan
pekerjaannya dengan tulisan di papan.
Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan
tulis.
Bu Lina: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-
kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak: "Ya, Bu."
Kemudian Bu Lusi pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak
seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lusi kelihatan tidak sabar. "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah
punya kalimat." kata Bu Lina dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lina diam saja dan
tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan
sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lina dengan keras menyuruh anak-anak diam dan
menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat
yang akan dibacakan. Bu Lina memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.
PERTANYAAN KASUS 3

1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf


selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan
2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lina
ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan
alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai