KEMBALI (RENVOI)
KELOMPOK 4
1. Hepy Serlita 1921010051
2. Nanda Karina Putra 1921010076
3. Novita Sari Wahyuningsih 1921010080
Konsepsi renvoi sesungguhnya merupakan penyimpangan
terhadap suatu alur pikir dalam HPI yang selalu diarahkan
untuk menetapkan sistem hukum yang diberlakukan (Lex
Causae). Pada prakteknya, pengadilan dapat memutuskan
perkara HPI dengan berdasarkan kaidah-kaidah hukum intern
lex fori atau sistem hukum lain selain lex causae apabila
diyakini mampu memberikan putusan yang lebih baik dan
adil. Secara umum renvoi adalah penunjukan kembali atau
1.Penyebab Timbulnya Renvoi dan
Kaitannya dengan Kualifikasi Serta
Titik Taut
Ilustrasi yang dicontohkan oleh J.G. Castel dilakukan untuk
memulai pembahasan renvoi sebagai berikut: kasus yang
menyangkut masalah pewarisan seorang warganegara Kanada
yang mempunyai domicili of origin di Propinsi Otario, Kanada.
Domisili terakhir sebelum meninggal dunia di Jerman. Sebelum
meninggal dunia dia tidak sempat membuat wasiat (testament).
Penunjukkan kembali dari hukum yang seharusnya berlaku
(lex causae). Masalah yang timbul adalah pembagian waris
yang diselesaikan di pengadilan Ontario. Kaidah conflict of
law (HPI) Ontario menentukan pewarisan benda-benda
bergerak tanpa wasiat diatur berdasarkan domisili terakhir
pewaris.
Dengan demikian, berdasarkan kaidah HPI Ontario, hakim
menetapkan bahwa hukum yang berlaku untuk kasus
tersebut adalah hukum Jerman. Oleh karena itu, hakim
mempelajari ketentuan hukum Jerman. Ketentuan hukum
Jerman menyatakan bahwa masalah pewarisan diatur
2. Pengertian Renvoi
Renvoi adalah penunjukan kembali kepada sistem hukum
yang semula menunjuk. Renvoi terjadi disebabkan karena di
dalam penentuan status personal negara-negara di dunia ada
yang menganut Asas Domisili dan Asas Nasionalitas.
Beberapa istilah di dalam penunjukan kembali, yaitu Gesant
Verweisong, penunjukan (oleh negara A) terhadap
Kollisionnorm (negara B). Sachnormen Verweisong,
penunjukan kembali (oleh negara B) terhadap Sachnormen
3. Pro-Kontra Renvoi
A.
Golongan yang Menerima Renvoi
Hukum kita menunjuk hukum asing, karena menurut pendapat kita, hukum
asing dianggap paling tepat dan adil untuk menyelesaikan masalah. Kalau
kemudian hukum asing beranggapan hukum kita yang paling tepat untuk
menyelesaikan dan menunjuk kembali kepada hukum kita, maka
penunjukan ini harus kita terima dan tidak boleh kita kembalikan.
B.Golongan yang Menolak Renvoi
Hukum yang akan menguasai persoalan tersebut dinamakan lex causae.
Jadi ketentuan penunjuk hanya menunjuk kepada lex causae ini, yang
terdapat di dalam hukum materiil. Lex causae ini dapat berupa hukum
asing, tapi mungkin pula berupa hukum intern kita sendiri. Kalau
ketentuan penunjuk kita menunjuk kepada hukum asing maka
penunjukkan ini ditujukan hanya kepada hukum materiil yang langsung
menyelesaikan persoalan.
4. Jenis-Jenis Renvoi
Dalam HPI Tradisional dikenal 2 (dua) jenis Single-Renvoi:
a) Remission (Penunjukan Kembali), yaitu proses renvoi
oleh Kaidah HPI asing kembali ke arah Lex Fori;
b) Transmission (Penunjukkan lebih lanjut), yaitu proses
renvoi oleh Kaidah HPI asing ke arah suatu sistem
hukum asing lain.
Kemungkinan lain :
5. Renvoi Menurut RUU HPI Indonesia