Anda di halaman 1dari 16

LITERASI AL-QUR’AN

Dibawakan Oleh
Dr. Hj. Suredah Hamid, M.Pd.

Amaliah Ramadhan
Komunitas Aisyiyah UMPAR
Parepare, 21 – 24 April 2022
PENGANTAR

Membaca Al-Qur’an tidak sama dengan membaca


bahan bacaan lainnya karena ia adalah kalam Allah
SWT.
Allah berfirman,
‫صلَْتِم نلَّ ُدْن َح ِك ٍيم َخ بِ ٍير‬
ِّ ُ‫ُأح ِك َمْتآيَاتُهُ ثُ َّم ف‬
ْ
Artinya : “Ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari
sisi (Allah) yang Maha bijaksana lagi Maha tahu.”
(Hud:1)
DALIL YANG MEWAJIBKAN UNTUK MEMBACA
AL-QURAN DENGAN MEMAHAMI TAJWID

1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73):
4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad
untuk membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.
(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran
dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W.
Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian
Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian
tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh.
Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan
menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.”
(Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).

3. Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan
para ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang
menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau
sesuatu yang fardhu dan wajib.
‫تجويد‬
Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus
diperhatikan dan diketahui dalam pembacaan Al-Quran,
diantaranya :
a. Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf
b. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf
c. Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf
d. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam
melafazkan ucapan dalam tiap ayat Al-Quran
e. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus
mulai dibaca dan berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf
f. dan Al-Khat dan Al-Utsmani
LETAK
HURUF
(MAKHROJ)
TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL

Waqaf artinya: sebaiknya berhenti


) ‫ ( وـقـفـ الـ زـمـ‬  ‫مـ‬     : harus berhenti
(‫) مـعـا نـقـهـ‬      : berhenti di salah satu titik
) ‫ ( وـقـفـ مـطـلـقـ‬  ‫طـ‬    : sebaiknya berhenti
) ‫قـلـىـ ( اـلـوـقـفـ اـوـلـىـ‬   : sebaiknya berhenti
) ‫قـفـ ( اـلـوـقـفـ‬          : sebaiknya berhenti
) ‫ ( وـقـفـ جـاـ ئـزـ‬  ‫جـ‬    : boleh berhenti, juga boleh
terus
TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL

Washol artinya: sebaiknya terus.


) ‫ ( اـلـوـقـفـ مـمـنـوـعـ‬      ‫الـ‬       : sebaiknya terus
) ‫ ( اـلـوـصـلـ اـوـلـىـ‬  ‫صـلـىـ‬         : sebaiknya terus
) ‫( مـجـوـزـ اـلـوـقـفـ‬        ‫زـ‬        : sebaiknya terus
) ‫ ( مـرـ خـصـ اـلـوـقـفـ‬     ‫صـ‬    : sebaiknya terus
) ‫ ( قـيـلـ هـوـ وـقـفـ‬      ‫قـ‬         : sebaiknya terus
HUKUM NUN ‫ن‬
Idzhar

Idghom
Iqlab
Bilaghunnah

Nun Mati
Idghom
atau Ikhfa’
Bighunnah
Tanwin
GHUNNAH

Ghunnah artinya mendengung.


Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf
Nun atau Mim yang bertasydid maka
hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.
Contoh:
‫ َفـلَـ َّمــا‬      ‫ اِـ ن َّـ َمـاـ‬       ‫ ثُـ ّمَـ‬      ‫اِـ َّـنـ‬
HUKUM NUN SUKUN ‫ن‬ /TANWIN _ ً
Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam
tulisan. Adapun hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara
lain:

1. Idghom Bighunnah
Idghom     : memasukkan
Bighunnah : dengan mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf
hijaiyyah yang berjumlah 4 huruf, antara lain: ‫و‬ ‫ نـ مـ‬ ‫ يـ‬atau biasa di singkat
dengan bunyi ‫ـو‬
ْ ‫ـم‬
ُ ْ ‫َـيـــنـ‬
Contoh:

) ‫ نـ‬-‫ َفـلَـْـنـِـن َّـزـيْـ َدـ ُكـْـمـ ( ْـنـ‬          ) ‫ يـ‬-‫َـمـْـنـ يَـقُـْـوـ ُـلـ( ْـنـ‬
) ‫ وـ‬-‫ ِـمـْـنـ َّوـ َرـاـِئ ِهـْـمـ ( ْـنـ‬          )‫ – مـ‬ ‫حـاـ ُـمـ ِبـيْـنًـاـ ( ً_ـ‬
‫َفـتْـ ًـ‬
HUKUM NUN SUKUN ‫ن‬ /TANWIN _ ً
2. Idghom Bilaghunnah
Idghom         : memasukkan
Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah
satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 2 huruf, antara lain: ‫ل‬
…..dan……. ‫ر‬
Contoh:

) ‫ لـ‬-‫ ِمـنْـ لـ َ ُدـ نْـَـكـ( ْـنـ‬ 


)‫غـفُـ ْوـرٌ َرـ ِـحـيْـٌـمـ ( ٌ_ـ – رـ‬
‫َـ‬
HUKUM NUN SUKUN ‫ن‬ /TANWIN _ ً
3. Idzhar
Idzhar berarti: jelas atau terang
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan
salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah 6 huruf, antara lain:
‫أـ حـ خـ عـ غ‬  ‫ﻫـ‬
Contoh:

) ‫ثـ( ْـنـ – حـ‬ ‫ ِـمـْـنـ َـ‬             )‫حـ ٌدـ ( ً_ـ – اـ‬


‫حـيْـ ُـ‬ ‫ ُكـفُـ ًوـاـ اَـ َـ‬     

      ) ‫(ٍـ – عـ‬ ‫عـِـظـيْـ ٍمـ‬


‫خـلُـٍـقـ َـ‬ ‫خـفَّـ ْـ‬
‫تـ( ْـنـ – خـ ) ُـ‬ ‫ َـمـْـنـ َـ‬       

   ) ‫ لَـكُـُـمـاْـالـَـ نْـ َهـاـَـرـ ( ْـنـ – ﻫ‬       )‫غـ‬- ‫غـيْـ َرـ ُكـْـمـ ( ً_ـ‬


‫قَـْـوـ ًـمـاـ َـ‬
HUKUM NUN SUKUN ‫ن‬ /TANWIN _ ً
4. IQLAB
Iqlab berarti: membalik
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu
dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah yaitu: ‫ب‬
Contoh:
‫ َـ‬                ) ‫َـمـْـنـ َبـ ِـخـَـلـ( ْـنـ – بـ‬
– ‫عـَـوـاـ ٌـنـ َبـيْـَـنـ ( _ٌـ‬
)‫بـ‬
‫‪HUKUM NUN SUKUN‬‬ ‫ن‬ ‫_ ‪/TANWIN‬‬ ‫ً‬
‫‪5. IKHFA‬‬
‫‪Ikhfa’ berarti: samar-samar‬‬

‫‪Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf‬‬
‫‪hijaiyyah yang berjumlah 15 huruf, antara lain:‬‬
‫تـ ثـ جـ دـ ذـ زـ سـ شـ صـ ضـ طـ ظـ فـ قـ ك‬
‫‪Contoh:‬‬
‫جـيْـنَـاـ ُكـْـمـ ( ْـنـ – جـ )‬ ‫_ـ – ثـ)‪            ‬اَـنْـ َـ‬ ‫جـاـ ًجـاـ ( ً‬ ‫حـ ِتـ َهـاـ ( ْـنـ – تـ )‪َ             ‬ـمـاـ ًءـ َثـ َـ‬ ‫ِـمـ ْـنـ تَـ ْـ‬
‫يـ( ْـنـ – ذـ)‪             ‬يَـْـوـَـمـِئٍـذـ ُزـ ْرـقًـاـ (ٍـ – زـ )‬ ‫_ـ – دـ)‪َ             ‬ـمـ ْـنـ َذـاـل َّـ ِذـ ْـ‬‫ِقـنْـَـوـاـ ٌـنـ َدـاـ ِنـيَـٍـةـ ( ٌ‬
‫_ـ – شـ)‪        ‬قَـْـوـ ًـمـاـ َـصـاـ لِـ ِـحـيْـَـنـ ( ً_ـ – صـ)‬ ‫بـ َـشـ ِدـ يْـ ٌدـ ( ٌ‬ ‫عـ َذـاـ ٌـ‬ ‫اِـ َّـنـ اْـ ِالـ نْـَـسـاـ َـنـ ( ْـنـ – سـ )‪َ        ‬ـ‬
‫عـ ْـنـ ظـُـ ُهـْـوـ ِرـ ِهـْـمـ ( ْـنـ – ظـ)‬ ‫_ـ – ضـ)‪َ    ‬وـَـمـاـ يَـنْـِـطـُـقـ( ْـنـ – طـ)‪َ             ‬ـ‬ ‫ُـمـْـسـ ِفـ َرـ ٌةـ َـضـاـ ِـحـكَـ ٌةـ ( ٌ‬
‫_ـ – قـ)‪َ          ‬ـمـ ْـنـ َكـاـ َـنـ يَـ ْرـ ُـجـْـوـاـ ( ْـنـ – كـ)‬‫_ـ – فـ)‪ِ               ‬رـ ْزـقًـاـ قَـاـ لُـْـوـاـ ( ً‬ ‫عـْـمـٌـيـ َفـ ُهـْـمـ ( ٌ‬ ‫ُـ‬
HUKUM MIM SUKUN

Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:


Idghom Mitsli (Idghom Mimi)
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim

ُ
Contoh:

ْ َ ْ ْ ُ ْ ُ
) ‫كنتم مس ِل ِمين ( م – م‬ ْ
Ikhfa’ Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba’
Contoh:

) ‫ارٍة ( ْم – ب‬ ‫ج‬ ِ ِ‫َترِمي ِهم ب‬


‫ح‬
ََ ْ ْْ
Idzhar Syafawi
Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah
selain Mim dan Ba’
Contoh:

ُ ْ ْ ُ َ َْ
) ‫ ام لم تن ِد ر هم ( م – ت‬                  ) ‫ُه ْم نَا ِئ ُم ْو َن ( ْم – ن‬
ْ ْ ْ
‫…… الخ‬..

Anda mungkin juga menyukai