Penyakit penyerta
Komplikasi medis
Ketersediaan fasilitas dan sumber daya manusia profesional di bidang rehabilitasi stroke
Karena tidak mengerti
keluarga seringkali
“memanjakan” pasien
Menimbulkan
komplikasi
Membatasi pemulihan
kemampuan
fungsional yang
seharusnya dapat
segera dicapai
Komplikasi Neuromuskuloskeletal & Kardiorespirasi Akibat
Tirah Baring Lama
• Latihan lingkup gerak penuh semua persendian disertai latihan peregangan otot 2x/hari
• Nyeri muskuloskeletal pada bahu dapat dicegah dengan pemberian posisi bahu yang
tepat, cara membantu pasien dalam transfer dan aktifitas sehari-hari, serta saat latihan
Fase Rehabilitasi Stroke
Fase Akut
• 2 minggu pertama paska stroke
• Kondisi hemodinamik belum stabil, biasanya pasien dalam perawatan di RS
• Tujuan : meminimalkan gejala sisa, dengan membantu perfusi otak terjaga baik, mencegah
komplikasi akibat stroke maupun immobilisasi sehingga tercapai pemulihan fungsional yang
optimal
Fase Subakut
• 2 minggu – 6 bulan pasa stroke
• Umumnya kondisi sudah stabil dan dibolehkan kembali ke rumah
• Tujuan : mengembalikan kemampuan melakukan aktivitas dasar seperti merawat diri, berjalan
serta melakukan peran kehidupannya
Fase Rehabilitasi Stroke
Fase Kronik
• > 6 bulan
• Sirkuit-sirkuit gerak/aktivitas sudah terbentuk, pembentukan sirkuit
baru lebih sulit, dan lambat
• Latihan endurans dan penguatan otot secara bertahap ditingkatkan
Prinsip Rehabilitasi Stroke
• Prinsip pertama sebanyak mungkin bergerak
• Gerak yang dilakukan adalah gerak fungsional yang bertujuan
• Diperlukan stabilitas duduk dan berdiri
• Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk melakukan latihan
• Kondisi medis menjadi pertimbangan. Terapi latihan yang tidak sangat
melelahkan, durasi 45 – 60 menit, pengulangan sesering mungkin dalam sehari.
Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila ditunjang oleh
kemampuan kognitif, persepsi dan semua modalitas sensoris yang utuh.
Keberhasilan diukur pada kemampuan pasien kembali ke aktivitas dan
kehidupannya sebelum sakit
• Terapi kebugaran merupakan bagian rehabilitasi yang penting
Gangguan Komunikasi
Afasia
- Ganguan memformulasikan dan menginterpretasikan simbol bahasa
- Akibat adanya lesi pada mekanisme bahasa di sistem saraf pusat,
umumnya di hemisfer dominan
- Penanganan disesuaikan dengan gangguan afasia yang dideritanya
- Pasien dengan afasia sensorik, stimulasi auditori (bahasa verbal) yang
diberikan sebaiknya simultan degan stimulasi visual (bahasa tulisan
atau gambar-gambar)
Disartria