Anda di halaman 1dari 19

Gangguan Skizoafetif tipe Manik

Pembimbing
dr. Lenny Irwati Yohosua Sp.KJ
Ni Putu Anastasia Diana Yanti
112019249
Identitas pasien
• Nama : Tn. TH
• Tanggal Lahir : Bandung, 27 Juni 1974
• Alamat : Jl. 17 Aguastus I RT/RW: 2/2, kelurahan Cibangkung,
kecamatan Batu Nunggal, Bandung.
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Suku Bangsa : Sunda
• Agama : Islam
• Pendidikan: S1
• Pekerjaan : Guru Private
• Status Pernikahan : Cerai
• Rujukan/Datang Sendiri/Keluarga: Keluarga (Ibu )
RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis I : Diambil pada tanggal 31 Maret 2021,
pukul 12.54 WIB
Autoanamnesis II : Diambil pada tanggal 2 April 2021,
pukul 10.00 WIB
Autoanamnesis III : Diambil pada tanggal 5 April 2021,
pukul 08.00 WIB

RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG


3 bulan SMRS pasien tampak gelisah, marah-
marah, bicara kacau, mondar-mandir, kurang KELUHAN UTAMA :
tidur dan keluyuran. Selama 1 minggu pasien Bingung, gaduh geisah,
tidak pulang kerumah dan sebelumnya teriak-teriak.
berpamitan pergi kepengajian di mesjid ITB.
Pasien memukul pintu dan tidak mau minum
obat. Pasien kemudian di rawat di yayasan Nur
Ilahi selama 5 hari namun tidak ada perbaikan
sehingga dirujuk ke RSJ Prov Jabar.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
RiwayatGangguan
Riwayat GangguanPsikiatrik
Medik
Pasien
Pada pernah
tahun diarawat
1999 pasiendimulai
rumahsakit
sakit dan
karena tifus pada
tindakan tahun 1986keluarga
pertolongan dan
pasien pernah
memberikan mengalamialternatif
pengobatan patah tulang
untuklengan kanan
pasien. ketikaorangtua
Menurut SMP padapasien
tahun
1987. pasien mulai sakit setelah mengikuti pengajian di Malang. Pasien
bahwa
Riwayat Penggunaan
berbicara Zat Psikoaktif
sendiri, mengumpat dan Alkohol
pemerintah dan memiliki ide untuk bunuh
Tidak
diri. terdapat
Pasien sudahriwayat penggunaan
4 kali dirawat di RSJzat psikoaktif,
Prov seperti menggunakan
Jabar. Pertama, pada tahun 2010
narkoba,
pasien merokok,
datang dengandankeluhan
tidak ada riwayat
curiga danminum
selamaalkohol.
1 minggu pasien marah-
Riwayat
marah dangangguan
tidak mau sebelumnya
minum obat. Kedua, pada tahun 2011 pasien datang
(buat dalam
dengan yang bentuk grafik) tahun sebelumnya. Ketiga pada tahun 2013,
sama seperti
 
pasien datang dengan keluhan marah-marah, sulit minum obat, merusak
 
barang, bicara kacau, tidur cukup, mondar-mandir, keluyuran dan curiga.
 
Pada tahun 2021 pasien datang dengan keluhan tampak gelisah, marah-
 
marah, bicara kacau, mondar-mandir, kebingungan, memukul pintu dan tidak
 
pulang selama seminggu sehingga pihak keluarga memutuskan membawa
 
pasien ke RSJ Prov Jabar.
1999 2010 2011 2013 2021
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Masa Dewasa Muda
Pasien belum pernah
mendapatkan pasangan saat masa
• Riwayat Perkembangan Fisik sekolah. Namun ketika kuliah
Tidak ada riwayat gangguan pada perkembangan fisik. pasien mulai
Masamemiliki
Anak Usiapacar dan
• Riwayat Perkembangan Kepribadian berlangsung selama 2 bulan.
Pertengahan (3-11
Alasan putus dengan pacar karena
tahun)
Masa
MasaRemaja
Prenatal Masa Kanak-Kanakadanya perbedaan pandangan
Pasien pertama kali
Selama masamengandung
Ibu pasien sekolah, pasien Awal (0-3 tahun) orangtua antar
sekolahkeluarga kedua
saat Taman
adalah
selama anak yangdan
9 bulan rajin dan Menurut orangtua belah pihak. Pacar pasien
Kanak-Kanak. Pasien
pintar di sekolah.
merupakan Pasien
kehamilan pasien, pertumbuhanmerupakan adik tinggat
merupakan dikampus.
anak yang
sangat penurut danTidak
yang diharapkan. sangat dan perkembanganOrangtua periang
pasien tidak setuju jika
dan memiliki
rajin beribadah.
terdapat Pasien
kelainan atautidak pasien sesuai dengan
pasien memiliki
banyakpacar
teman dan
seusianya.
pernah
penyakitmengalami
tertentu tinggal
saat anak seusianya saatakhirnya hubungan pasienjuga
Prestasi pasien dengan
kelas
lahir.ketika
Pasien di diasuh
masa sekolah.
oleh itu. Pasien adalah pacar selesai. Tidak ada
berprestasi riwayat
disekolah.
Pada
ayahmasa remaja
dan ibu pasien
pasien. anak yang baik danhubunganTidak
seksual
adapranikah.
riwayat Tidak
banyak memiliki teman dan penurut kepada ada riwayat pelanggaran
pelanggaran hukum
hukum
mereka senang berkunjung orangtua. yang dilakukan
maupun olehkenakalan
pasien. anak-
ke rumah pasien.   anak.
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pekerjaan
Pasien melanjutkan pendidikan hingga sarjana S1 di Institusi
Menurut orangtua
Teknologi Bandung mengambil jurusan MIPA dan lulus pada
pasien bekerja
tahun 1999. Saat masa sekolah pasien sangat focus ke bidang
sebagai guru
akademik dan pasien cukup berprestasi di sekolah. Pasien
bimbingan belajar
tidak pernah tinggal kelas ketika masa sekolah.
di Sony Sugema
Perkembangan dan pertumbuhan pasien sesuai dengan
College dan bekerja
teman sebayanya pada saat itu. Pasien merupakan anak yang
sebagai guru private
penurut dan banyak memiliki teman pada masa sekolah dan
SMP dan SMA.
kuliah. Pasien tidak memiliki riwayat kenakalan remaja
maupun pelanggaran hukum. Pasien bila menghadapi
masalah lebih banyak dipendam dan jarang Kehidupan
mengutarakaannya pada orang lain. Beragama
Dari kecil pasien
Riwayat Kehidupan Sosial dan Perkawinan anak yang rajin
Pasien tinggal bersama orangtua dan satu saudara solat tepat waktu.
perempuan. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Tidak Namun ketika
ada masalah sosial yang dihadapi oleh pasien. Pasien pernah pasien lupa minum
menikah pada tahun 2013 namun bercerai pada tahun yang obat pasien tidak
sama dikarenakan mantan istri menolak untuk berhubungan solat.
badan dengan pasien dan sampai saat ini pasien belum
menikah kembali.
Riwayat keluarga

SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG


Sebelum dibawa ke RSJ Provinsi Jawa Barat,
pasien tinggal bersama orangtua pasien dan
satu adek perempuan dalam satu rumah.
Status mental
Penampilan Kesadaran
Sesuai usia, tampak bersih dan Kesadaran sensorium/neurologic :
rapi, roman muka biasa, kontak Compos mentis.
mata > 50%, rapport adekuat. Kesadaran psikiatrik : Tidak
tampak terganggu

Perilaku dan Aktivitas Sikap terhadap pemeriksa :


Psikomotor Pasien kooperatif, mau diajak bekerja
• Sebelum wawancara: pasien sama untuk menjawab pertanyaan,
tampak ketakutan dan sedih penuh perhatian dan minat.
• Selama wawancara : pasien
mulai tenang dan mulai ada Pembicaraan
kontak mata • Cara berbicara : Artikulasi
• Sesudah wawancara: pasien jelas, volume cukup, reaksi terhadap
kondisinya tenang dan pertanyaan baik.
tersenyum • Gangguan berbicara : Tidak
ada
ALAM PERASAAN (EMOSI)
• Suasana perasaan (mood) : Eutimik
• Afek ekspresi afektif
• Arus : Cepat
• Stabilisasi : Cukup stabil
• Kedalaman : Dalam
• Skala diferensiasi : Luas
• Keserasian : Serasi
• Pengendalian impuls : Kuat
• Ekspresi: Wajar
• Dramatisasi : Tidak ada ekting emosional
• Empati : Dapat berempati
GANGGUAN PERSEPSI
• Halusinasi :
• Halusinasi dengar (-)
• Halusinasi lihat (-)
• Halusinasi raba (-)
• Ilusi : Tidak ada
• Depersonalisasi : Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada
SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)

• Taraf Pendidikan : Sarjana


• Pengetahuan umum : Baik
• Kecerdasan : Baik
• Konsentrasi : Baik (Pasien dapat berhitung dengan baik)
• Orientasi
• Waktu : Baik
• Tempat : Baik
• Orang: Baik
• Situasi : Baik
• Daya ingat
• Tingkat
• Jangka Panjang: Baik (pasien dapat mengingat dimana alamat rumah, bagaimana masa kuliah pasien)
• Jangka Pendek : Baik ( pasien masih ingat apa saja kegiatan pasien dari bangun tidur hingga menu sarapan pagi apa saja
yang dimakan)
• Segera : Baik (sampai akhir wawancara, masih mengingat nama pewawancara)
• Gangguan : Tidak terdapat gangguan
• Gangguan abstraktif : Baik
• Visuospatial: Baik
• Bakat kreatif : Baik
• Kemampuan menolong diri sendiri : Baik ( Pasien dapat makan dan mandi sendiri)
Proses pikir
Arus pikir
• Produktifitas : Cukup, menjawab bila ditanya, banyak bicara
• Kontinuitas : Asosiasi longgar
• Hendaya Bahasa: Tidak ada
• Bentuk Pikiran : Autistik
Isi Pikir
• Preokupasi dalam pikiran :
• Waham : Tidak ada (hanya terdapat ide kebesaran mengenai pasien merasa
sebagai ahli agama)
• Obsesi : Tidak ada
• Fobia: Tidak ada
• Gagasan rujukan : Tidak Ada
• Gagasan pengaruh : Tidak Ada
PENGENDALIAN IMPULS STATUS INTERNUS
Dapat mengendalikan impuls (agresivitas, Keadaan umum : Keadaan tampak
seksual, dorongan kehendak, dan perilaku tenang, kooperatif
psikososial yang membahayakan diri/orang Kesadaran : Compos Mentis
STATUS NEUROLOGIS
lain) Tensi : 120/80
Saraf kranial (I-XII) mmHg
: Tidak dilakukan
Nadi : 88x/menit
Gejala rangsang meningeal : Tidat
Suhu badan : 360 C
dilakukan
DAYA NILAI
Frekuensi :pernafasan
Mata : 20x/menit
Tidak dilakukan
Daya nilai social : Baik
Bentuk
Pupil tubuh: Tidak: Perawakan
dilakukan agak gemuk
Uji daya nilai : Baik
Sistem kardiovaskular
Ofthalmoloscopy : Tidak
: Tidak dilakukan
dilakukan
Daya nilai reabilitas : Baik
Sistem
Motorikrespiratorius : Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
Sistem gastro-intestinal
Sensibilitas : Tidak dilakukan: Tidak
TILIKAN dilakukan
Sistem saraf vegetative : Tidak
Tilikan derajat 3  Pasien Sistem Musculo-sceletal : Tidak
dilakukan
merasa bahwa ayah pasien dilakukan
Fungsi luhur : Tidak dilakukan
merasa pasien sakit hingga Sistem
Gangguanurogenital
khusus : Tidak : Tidak
dilakukan
harus berobat ke RSJ. dilakukan

REALIBILTAS
Buruk  karena pasien merasa
tidak sakit
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
RDT COVID-19 Non Reaktif   Non Reaktif
Hematologi Rutin (26/03/2021)
Hemoglobin 15,3 g/dL 13,2-17,3
Hematokrit 46.0 % 40-52
Eritrosit 6,4 10^6uL 4,4-5,9
Leukosit 8,900 /uL 3.800-10.600
Trombosit 264,000 uL 150.000-400.000
MCV 70.7 fL 80-100
MCH 23,0 Pg 28-33
MCHC 33,6 g/dL 33-36
Hitung Jenis      
Basofil 0.0 % 0-1
Eusinofil 3.0 % 2-4
Neutrofil 76.0 % 50-70
Limfosit 13.0 % 25-40
Monosit 8.0 % 2-8
Kimia Klinik (26/03/2021)
Glukosa Darah      
Glukosa Sewaktu 97 mg/dl 74-180
Fungsi Hati      
SGOT 24 U/L <38
SGPT 23 U/L <40
Fungsi Ginjal      
Ureum 9 mg/dl 13-43
Creatinin 1.16 mg/dl 0.8-1.3
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
• Keluarga mengatakan bahwa 3 bulan SMRS pasien tampak gelisah, marah-
marah, bicara kacau, mondar-mandir, kurang tidur dan keluyuran. Selama
1 minggu pasien tidak pulang kerumah dan sebelumnya berpamitan pergi
kepengajian di mesjid ITB. Ketika pasien berpamitan pergi keluar rumah
pasien tidak meminum obat. Pasien memukul pintu dan tidak mau minum
obat. Pasien banyak menyendiri dan tidak melakukan kegiatan apapun
dirumah. Pasien menolak berbicara dengan ayah pasien dan pasien lebih
senang menyendiri. Pasien kemudian di rawat di yayasan Nur Ilahi selama
5 hari namun tidak ada perbaikan sehingga dirujuk ke RSJ Prov Jabar.
• Pada penilaian status mental ketika wawancara pertama kali pasien
tampak ketakutan dan tampak lesu. Pasien bicara spontan lancar, cepat,
banyak bicara, volume keras. Suasana perasaan pasien eutimik adanya ide
kebesaran, hipervigilance dan tilikan derajat 3.
FORMULASI DIAGNOSTIK
• Susunan formulasi diagnostic ini berdasarkan dengan penemuan
bermakna dengan urutan untuk evaluasi multiaksial seperti berikut :
• Aksis I : Gangguan skizoafetif tipe manik
Merupakan suatu gangguan psikotik dengan gejala skizofrenik dan
manik sama-sama menonjol dalam satu episode penyakit yang sama.
Episode manik ditandai dengan adanya suasana perasaan melambung
meningkat, ekspansif atau irritable yang berlangsung paling sedikit 1
minggu disertai meningkatnya rasa harga diri dan ide-ide kebesaran, dan
perilaku agresif serta adanya ide-ide kejaran.
Ketika menganamesis pasien didapatkan ide-ide kebesaran seperti
pasien merasa seorang ahli agama. Ketika pasien di bawa ke RSJ Cimahi
terdapat keluhan gelisah, marah-marah, bicara kacau, mondar mandir
dan keluyuran selama 1 minggu tidak pulang ke rumah pasien juga
memukul pintu dan tidak mau minum obat. Adanya ide-ide kejaran
seperti pasien merasa ayah pasien menganggap pasien sakit hingga
menyewa orang untuk membawa pasien ke RSJ dan membuat pasien
sangat takut.
• Aksis II : Tidak ada diagnosis

• Aksis III : Tidak ada diagnostik


 
• Aksis IV : Masalah Interpersonal
Masalah interpersonal dengan ayah pasien karena pasien merasa bahwa
ayah pasien merasa pasien sakit. Namun menurut pasien tidak sakit. Pasien
selalu menuruti kata ayah pasien. Pasien merasa ayah pasien sangat otoriter
terhadap kehidupan pasien, mulai dari penampilan hingga asmara semua
diatur oleh ayah pasien. Pasien merasa tertekan dengan ayah pasien namun
pasien memutuskan untuk tetap menuruti kata ayah pasien karena tidak ingin
durhaka kepada orangtua.
 
• Aksis V : GAF Scale 70-61
Secara umum kondisi pasien masih baik, adanya disabilitas ringan dalam fungsi
dan beberapa gejala ringan menetap.
IX. PROGNOSIS Psikofarmaka
Quo ad vitam : Dubia ad Depacote ER tab 1x250
bonam mg 1-0-0
Quo ad functionam : Dubia Olanzapine tab 1x20 mg
ad bonam 0-0-1
Quo ad sanationam: Dubia
ad malam

DAFTAR PROBLEM
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik : Tidak ada
Psikologi/psikiatrik : pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit, pasien
berpendapat bahwa ayahnya mengira pasien sakit. Ketika pasien tidak
meminum obat pasien akan kambuh.
Sosial/keluarga : Hubungan pasien dengan ayah pasien kurang baik,
karena menurut pasien ayah pasien sangat keras dan terkadang pasien
merasa menderita mengikuti kemauan dari ayah pasien. Mulai dari
hubungan asmara hingga penampilan sangat diatur oleh ayah
pasien.Namun pasien memutuskan tetap menuruti apa kemauan dari
ayah pasien.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai