Anda di halaman 1dari 84

Laporan Kasus

Pneumonia dan
Hipertensi
Pembimbing :
dr. Awal Bachtera Barus, Sp.PD-
FINASIM
I Made Ananta Wiguna
dr. Ricky Rivalino Sitepu, Sp.PD
(112019124)
Novelia Ratna ury
(112021242) KEPANITERAAN KLINIS / COASS STASE
ILMU PENYAKIT DALAM
UNIVERSITAS UKRIDA - RS BHAYANGKARA LAMPUNG
PERIODE 18 APRIL – 26 JUNI 2022
• Indentitas
• Nama : Tn. A
• Usia : 86 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Segala mider TKB
Anamnesis

Autoanamnesis , pada tanggal 23 Mei 2022, pukul


16.30 WIB

• Keluhan utama:
Sesak sejak 1 minggu SMRS.

• Keluhan tambahan:
Nyeri dada sebelah kanan (+), demam (+), batuk (+), mual (+)
• Tn. A datang ke UGD Rs bayangkara dengan keluhan sesak sejak 1
minggu SMRS. Sesak makin memberat sejak 8 jam yang lalu disertai
dengan demam sejak 2 hari demam membaik saat pasien meminum
obat paracetamol. Sesak tidak dipengaruhi oleh posisi dan tidak ada
bunyi ‘ngik’ saat pasien mengalami sesak. Pasien juga mengeluh batuk
berdahak namun susah untuk dikeluarkan oleh pasien. Pasien mengalami
penurunan napsu makan sejak 7 hari terakhir. Jumlah makan pasien
berkurang menjadi ½ porsi dari biasanya. Pasien mengatakan bahwa
terkadang terdapat mual, namun tidak ada muntah. Pasien menyangkal
adanya keringat malam, penurunan berat badan. Pasien juga menyangkal
adanya nyeri dada, berdebar-debar, bengkak pada kedua kaki dan
keterbatasan beraktivitas. Saat malam hari, pasien hanya tidur
menggunakan 1 bantal. Tidak ada keluhan pada BAB dan BAK pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien menyangkal adanya keluhan serupa
sebelumnya. Riwayat hipertensi, diabetes,
asma, jantung, flek paru dan alergi disangkal.
Pasien mengaku belum pernah dirawat di
rumah sakit.
 
Riwayat Pengobatan
• Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat rutin.
Riwayat Kebiasaan
• Pasien memiliki riwayat merokok 2 bungkus rokok setiap
harinya. Pasien telah berhenti merokok sejak 10 tahun yang
lalu. Pasien menyangkal mengkonsumsi alkohol. Pasien selalu
tidak pernah berolahraga.

Riwayat Sosial Ekonomi


• Pasien berasal dari kalangan menengah kebawah. Riwayat
pekerjaan pasien adalah supir pribadi.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada yang memiliki keluhan serupa dalam keluarga
pasien. Riwayat penyakit paru di dalam keluarga dan
lingkungan sekitar disangkal.
Anamnesis Sistem
(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)

(-) (-)
ANAMNESIS
SISTEM
RESPIRASI SISTEMIK
Sesak nafas (+), batuk SISTEM
(+), tidur mendengkur NEUROPSIKIATRI
(-) Sakit kepala (-), kejang (-),
gelisah (-), mengigau (-), emosi
SISTEM tidak stabil (-)
KARDIOVASKULAR SISTEM
Nyeri dada (+), berdebar-debar (-) MUSKULOSKLELETAL
Nyeri otot (-), nyeri sendi (-),
kaku otot (-)
SISTEM GASTRO
INTESTINAL EKSTREMITAS ATAS
Luka (-), kesemutan (-), kaku
Mual (+), muntah (-), perut mulas
digerakan (-), bengkak (-), sakit
(-), diare (-), nyeri ulu hati (+),
sendi (-), panas (-)
nafsu makan menurun (+), perut
membesar (-) SISTEM GENITOURIN
Kencing berbusa (+), warna
EKSTREMITAS BAWAH seperti teh (-), sering kencing
Nyeri (+) , kesemutan (+), (-), nyeri saat kencing (-),
panas (+), luka (-), kaku kencing nanah (-), sulit
digerakan (-), bengkak (-), memulai kencing (-), anyang-
sakit sendi (-) anyangan (-)
Riwayat Hidup

Riwayat Kelahiran : Rumah sakit


Riwayat Imunisasi : Lengkap
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari : 3x sehari, makanan bervariasi
Nafsu makan : Menurun
Pendidikan : SMA
Kesulitan
Keuangan : Tidak ada
Pekerjaan : Tidak ada
Keluarga : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
Tinggi badan : 165 cm
Berat badan : 70 kg
IMT : 25 (Obesitas 1)
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 205/67 mmHg
Nadi : 121 x/menit
Suhu : 38° C
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
Pernapasan (Frekuensi dan tipe) : 22x/menit
SpO2 : 94% on room air  97% dengan
O2 3 lpm Nasal Canule
Keadaan gizi : Baik
Sianosis : Tidak ada
Udema umum : Tidak ada
Habitus : Atletikus
Cara berjalan : Normal
Mobilisasi (Aktif / Pasif) : Aktif
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
• Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : Biasa
Proses pikir : Wajar
• Kulit
Warna : Sawo matang
Jaringan parut : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata
Suhu raba : Hangat
Keringat : Umum (+)
Ikterus : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
Lapisan lemak : Merata
Lain-lain : (-)
Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Pembuluh darah : Tidak tampak pelebaran
Turgor : Baik
Edema : Tidak ada
• Kelenjar Getah Bening
Submandibula : Tidak teraba membear
Supraklavikula : Tidak teraba membesar
Lipat paha : Tidak teraba membesar
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
Leher : Tidak teraba membesar
Ketiak : Tidak teraba membesar
• Kepala
Ekspresi wajah : Tenang
Rambut : Putih merata
Simetri muka : Simetri
Pembuluh darah temporal : Tidak terlihat pelebaran
• Mata
Exophthalmus : Tidak ada
Kelopak : Tidak oedem
Konjungtiva : Tidak anemis
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
Sklera : Tidak ikterik
Lapangan penglihatan : Normal
Deviatio konjugae : Tidak ada
Enopthalmus : Tidak ada
Lensa : Jernih
Visus : Emetropia
Gerakan mata : Aktif
Tekanan bola mata : Normal
Nystagmus : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Telinga
Tuli : Tidak tuli
Lubang : Lapang
Serumen : Tidak ada
Cairan : Tidak ada
Selaput pendengaran : Utuh, intak (+)
Penyumbatan : Tidak ada
Perdarahan : Tidak ada
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Mulut
Bibir : Bibir kering (-), sianosis (-)
Langit-langit : Tidak ada kelainan
Gigi geligi : Utuh, karies gigi (-)
Faring : Tidak hiperemis
Lidah : Bersih
Tonsil : TI-T1 tenang
Bau pernapasan : Tidak ada
Trismus : Tidak ada
Selaput lendir : Normal
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Sistematis
• Leher
Tekanan Vena Jugularis (JVP) : Normal
Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar
Kelenjar limfe : Tidak teraba membesar
• Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada kelainan pada rongga
dada
Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran pembuluh darah
Buah dada : Simetris
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Sistematis
• Paru-paru
Depan Belakang
Simetris saat statis dan
Inspeksi Kiri dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Simetris saat statis dan
Kanan dinamis Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi Kiri Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
Fremitus taktil simetris Fremitus taktil simetris
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Kanan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
Fremitus taktil simetris Fremitus taktil simetris
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Perkusi Kiri Sonor diseluruh lapang paru Sonor diseluruh lapang paru
Kanan Sonor diseluruh lapang paru Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi Kiri Vesikuler Vesikuler
Wheezing (+), Ronki (+) Wheezing (+), Ronki (+)
Kanan Wheezing (+), Ronki (+) Wheezing (+), Ronki (+)
Wheezing (+), Ronki (+) Wheezing (+), Ronki (+)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Jantung

Inspeksi Ictus cordis ICS VI di garis midclavicula kiri


Ictus cordis teraba di ICS VI di garis
Palpasi midclavicula kiri

Perkusi Batas atas : ICS II linea sternalis kiri


Batas kiri : ICS VI 2 cm medial linea
midclavicula kiri

Batas kanan : ICS IV linea parasternal kanan

Auskultasi Murmur (-), gallop (-)


(22-03-2022
pukul 16.45
WIB)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Pembuluh darah
Arteri Temporalis : Teraba pulsasi
Arteri Karotis : Teraba pulsasi
Arteri Brakialis : Teraba pulsasi
Arteri Radialis : Teraba pulsasi
Arteri Femoralis : Teraba pulsasi
Arteri Poplitea : Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior : Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedis : Teraba pulsasi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Sistematis
• Perut
Inspeksi : Rata, dilatasi vena (-)
Palpasi
Dinding perut : Nyeri tekan epigastrium (+), defens muscular (-),
massa (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-), nyeri ketok CVA (-)
Lain-lain : Tidak ada
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen, undulasi (-),
shifting dullnes (-)
Auskultasi : Bising usus (-) normal
Refleks dinding perut : Baik
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Anggota gerak
Lengan
Kanan Kiri
Otot
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Lain-lain Ptekie (-) Ptekie (-)
(22-03-2022
pukul 16.45
WIB)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Anggota gerak
Tungkai dan Kaki
Luka Ada Ada
Varises Tidak ada Tidak ada
Otot (tonus dan
massa) Normotonus Normotonus
Sendi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Edema Tidak ada Tidak Ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
(21-03-2022
pukul 16.45
WIB)
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Sistematis
• Anggota gerak
Refleks
Pemeriksaan Laboratorium
(04-03-2022
pukul 15.10
WIB) Pemeriksaan EKG
Interpretasi EKG

• Irama : Teratur
• Frekuensi HR : 100 – 130 x/menit (sinus takikardi)
• Gel. P : Normal, setiap gel. P selalu diikuti gel QRS dan
T
• Interval PR : Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
• Gel. QRS : Normal ( 0,06 – 0,12 detik )
• Catatan : Semua gel. sama
Pemeriksaan Foto Thoraks

 Jantung tidak membesar

 Trakea berada di tengah

 Paru-paru:

 Tampak infiltrat pada perifer


lapang paru kiri dan kanan

 Lengkung diafragma baik

 Sinus costophrenicus lancip

 Tulang dan sela iga normal


RESUME

• Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke IGD RS Bhayangkara Lampung pada pukul
14.30 WIB dengan keluhan utama sesak disertai keluhan tambahan nyeri dada sebelah
kanan (+), demam (+), menggigil (+), batuk kering (+), mual (+), bak berbusa (+), keringat
di malam hari (+), nyeri pada telapak kaki dan terasa panas, mimisan (+). Pasien memiliki
riwayat DM tidak terkontrol (+), merokok (+), dan konsumsi alkohol (+).
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 104/67 mmhg , nadi 101 x/menit, suhu
36,9°C, RR 22x/menit, dan SpO2 95% (tanpa O2). Palpasi : Nyeri tekan dinding thorax
kanan (+), Perkusi : Redup lobus kanan atas paru, Auskultasi : Wheezing (+), Ronki (+)
kanan dan kiri paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS : 576 (meningkat),
leukosit 14.600/uL (meningkat). Pada pemeriksaan foto thorax tampak perselubungan
inhomogen pada lobus kanan atas paru.
Tinjauan Pustaka
• Keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan
darah diatas normal.

• Hipertensi  “silent killer”


(pembunuh diam-diam) yang secara
HIPERTENSI luas dikenal sebagai penyakit

Tekanan Darah Tinggi kardiovaskular yang sangat umum.


• Diagnosis hipertensi ditegakkan bila
TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90
mmHg pada pengukuran di klinik
Hipertensi Esensial
(Hipertensi Primer)
• Hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. 90% dari semua
penyakit hipertensi merupakan
penyakit hipertensi esensial.
Hipertensi Sekunder
 
• Hipertensi yang diketahui penyebabnya
(terjadi sebagai akibat suatu penyakit,
ETIOLOGI
Hipertensi Hipertensi
Primer Sekunder
• 95% hipertensi • 5% hipertensi
• Idiopatik • Penyebab dapat
• Genetik (pe↑ RAAS diidentifikasi dan
diterapi:
dan saraf simpatis) • Penyakit ginjal kronis
• Lingkungan (intake • Stenosis a.renalis
garam, obesitas, • Aldesteronism primer
lifestyle) • Pheochromocytoma
• Usia (predominant • Sleep apnea
systolic • Drug-induced
hypertension) hypertension
• Cushing’s syndrome
• Koarktasio aorta
• Penyakit tiroid dan
EPIDEMIOLOGI
FISIOLOGI TEKANAN DARAH

Volume
darah

Keseimbang
an garam
dan cairan
RAA SYSTEM
Hipertensi Emergensi
Peningkatan TDS atau TDD (masing-masing, >180
mmHg atau >120 mmHg) dan berhubungan dengan
kerusakan organ/ Target Organ Damage (TOD) ,
(hipertensi ensefalopati, infark serebral, perdarahan
intrakranial, kegagalan ventrikel kiri akut, edema paru
akut, diseksi aorta, gagal ginjal, atau eclampsia).
Hipertensi Urgensi
Peningkatan TD sama seperti hipertensi emergensi,
namun TANPA kerusakan organ akut/TOD.

TDS > 180 or TDD > 120 = HIPERTENSI URGENSI


TDS > 180 or TDD > 120 + TOD = HIPERTENSI EMERGENSI
KLASIFIKASI HIPERTENSI
KLASIFIKASI HIPERTENSI

• Konsensus
Hipertensi 2021
DIAGNOSIS
Anamnesa :
 Durasi dan derajat TD
Pem. Fisik :
 Ukur tekanan darah :
 Indikasi HT 2nd
 Pengukuran rutin
 Faktor risiko (riw.
HT/CVS pd  Pengukuran 24 jam
pasien/keluarga, DM,  Pengukuran sendiri o/
rokok, hiperlipid, pola pasien
makan, obese, < olahraga)
 Evaluasi komplikasi target
 Kerusakan Target organ :
organ failure + HT sekunder
Otak & mata
Jantung  DX HT = Ukur TD min. 2x
Ginjal jarak
 Riw. Obat anti-HT 1 minggu bila TD < 160 /
sebelum 100
mmHg
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
• Profil lipid
• Fungsi ginjal

2. EKG

3. Echocardiography : Melihat kerusakan target organ


LVH
4. Plasma Renin Activity (PRA), Aldosteron, Katekolamin
urin
5. USG pembuluh darah besar (Karotis dan femoral)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. USG ginjal (dugaan kelainan ginjal)

7. Px. Neurologis  Ketahui kerusakan pada


otak
8. Funduskopi  Ketahui kerusakan pada
mata
9. Mikroalbuminuria atau rasio
albumin/kreatinin urin

10. Foto thorax  Kardiomegali


PENILAIAN HMOD
(Hypertension-Mediated Organ
Damage)
ALUR PANDUAN INISIASI TERAPI
OBAT SESUAI KLASIFIKASI
HIPERTENSI
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
Tujuan :
1. High risk: DM, GGK, Proteinuria  (TD <
140/90 mmHg / < 130 / 80 mmHg).
2. ↓ morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.
3. Hambat laju penyakit ginjal proteinuria.
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
1) Pembatasan konsumsi garam: Penggunaan natrium
(Na) sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara
dengan 5-6gram NaCl perhari atau 1 sendok teh
garam dapur).
INTERVENSI
POLA 2) Perubahan pola makan: Membatasi asupan daging
HIDUP
merah dan asam lemak jenuh.

3) Penurunan berat badan dan menjaga berat badan


ideal.

4) Olahraga teratur: 30 menit latihan aerobik dinamik


PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
PENATALAKSANAAN HIPERTENSI

Algoritme
pengobatan
hipertensi
menurut
guideline JNC 7
OBAT ANTIHIPERTENSI ORAL
OBAT ANTIHIPERTENSI ORAL

ACE=angiotensin-converting enzyme
ARB=angiotensin receptor blocker
CCB=calcium channel blocker
GITS=gastrointestinal therapeutics
• Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2021. system
IR=immediate release
• ACC/AHA Guideline of Hypertension 2017. LA=long-acting
EFEK SAMPING OBAT
ANTIHIPERTENSI
ACE inhibitor Batuk, hiperkalemia
Angiotensin Receptor Hiperkalemia lebih jarang terjadi dibandingkan
Blocker ACEi
Calcium Channel  
Blocker
Dihidropiridin Edema pedis, sakit kepala
Non-dihidropiridin Konstipasi (verapamil), sakit kepala (diltiazem)

Diuretik Sering berkemih, hiperglikemia, hiperlipidemia,


hiperurisemia, disfungsi seksual

Sentral alfa-agonis Sedasi, mulut kering, rebound hypertension,


disfungsi seksual
KOMPLIKASI HIPERTENSI

Kerusakan yang
disebabkan oleh
hipertensi tergantung :
• Besarnya peningkatan
tekanan darah.
• Lamanya kondisi
tekanan darah yang
tidak terdiagnosis dan
PENCEGAH PROGNOSI
AN S

• Mengurangi penggunaan garam.


Mortalitas pada pasien
• Mengurangi makanan yang hipertensi lebih cepat apabila
mengandung kolesterol tinggi. penyakitnya tidak terkontrol
dan telah menimbulkan
• Menghentikan kebiasaan komplikasi ke beberapa
merokok. organ. Sebab kematian yang
sering terjadi adalah penyakit
• Olahraga teratur. kardiovaskular.
• Hindari stres.
PNEUMONIA
● Umum : infeksi saluran nafas akut
Definisi
yang sebabkan peradangan pada
parenkim paru yang disebabkan
oleh:
● Mikroorganisme (bakteri,virus,
jamur, parasit)
● Non-mikroorganisme (fisik,
kimiawi, alergi)
Merupakan proses konsolidasi
rongga udara akibat rongga udara
alveolar terisi dengan eksudat
inflamantori. Yang disebabkan oleh
Etiologi
Berbeda-beda pada berbagai tipe
pneumonia dan hal ini berdampak pada
obat yang diberi.
Disebabkan oleh Bakteri, virus jamur
dan protozoa
- Pneumonia komuniti : lebih banyak
karena Gram +
- Pneumonia nosokomial : Gram –
Pneumonia aspirasi : bakteri anaerob
Epidemiologi
• Infeksi Mycoplasma
pneumoniae : dijumpai di
seluruh dunia dan bersifat
endemik
• WHO perkirakan 1 juta kematian
karena Streptococcus
pneumoniae & >90% kematian
terjadi dinegara berkembang
• Penularan : droplet sewaktu
batuk
• Pneumonia nosokomial : lebih
sering di ICU (dijumpai hampir
25% dari semua infeksi ICU, dan
90% ventilasi mekanik)
• Lebih sering pada lansia
• Ditemui pada PPOK (sering),
Faktor Risiko

01. Usia Lanjut 05. Ventilator Mekanik

02. Penyakit Jantung 06. PPOK

03. Alkoholisme 07. Immune Defect

04. DM 08. Terapi Khusus


Gejala Klinis
Secara umum terdapat trias : demam, sesak dan
batuk

Demam &
Batuk sering Mengigil
Produktif dan
purulen walau Akibat
dapat juga non peradangan
produktif

Sputum Sesak, berkeringat


Merah karat atau dan nyeri dada
kehijauan dengan
bau khas

Rasa lelah, hipoksia. Gejala bisa didahului infeksi nafas akut bagian
atas selama beberapa hari
Diagnosis pasti ditegakan jika pada
Diagnosis
foto thorax terdapat infiltrate baru
atau infiltrate progresif ditambah
dengan 2 atau lebih gejala di bawah
ini:
• Batuk bertambah
• Perubahan karakteristik
dahak/purulent
• Suhu tubuh >38°C (aksila)/Riwayat
demam
• Pemeriksaan fisik ditemukan tanda-
tanda konsolidasi, suara nafas
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Batuk + Sesak Nyeri
Demam
dahak napas dada

PEMERIKSAAN FISIK

Auskultasi 
bronkovesikuler sampai
Bagian sakit Palpasi fremitus
Perkusi redup bronkial + ronki basah
tertinggal mengeras halus  ronki basah
kasar
• Bahan yang berasal dari sputum, darah, aspirasi
nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal,
k
torakosentesis, bronkoskopi atau biopsi bakteriologi
• Kuman yang predominan pada sputum yang disertai
PMN kemungkinan penyebab infeksi n
• Kultur kuman merupakan pemeriksaan utama pra
terapi
Pemeriksaa
•Dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan
darah
kebutuhan oksigen Analisis gas
m
• Leukositosis tanda adanya infeksi bakteri
• Leukosit rendah-normaldapat disebabkan laboratoriu
oleh infeksi virus/mikoplasma atau pada
infeksi berat n
• Leukospniamenunjukkan adanya depresi
imunitas
Pemeriksaa
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologis

• Perselubungan homogen atau inhomogen sesuai dengan


lobus atau segment paru secara anantomis.
• Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas.
• Volume paru tidak berubah

• Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura


• Pada masa resolusi sering tampak Air Bronchogram Sign
Klasifikasi
● Klasifikasi pneumonia dapat berdasarkan:
Klinis dan epidemiologinya
Etiologinya
Predileksi infeksi.
● Secara klinis dan epidemiologinya pneumonia dapat
diklasifikasikan sebagai pneumonia komuniti yang dimana
pneumonia ini terjadi akibat infeksi dari luar rumah sakit,
pneumonia nosocomial adalah pneumonia yang terjadi 48 Jam
atau lebih setelah dirawat dirumah sakit, pneumonia rekurens
(terdapat dasar penyakit paru kronis), pneumonia aspirasi
(alkoholik,usia tua), dan pneumonia pada penderita
immunocompromised (transplantasi organ, onkologi dan AIDS).
● Secara etiologi dapat dibedakan atas pneumonia tipikal (bakteri),
pneumonia atipikal, pneumonia virus, dan pneumonia jamur.
● Sedangkan menurut predileksi infeksinya diklasifikasikan sebagai
pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronkopneumonia),
dan pneumonia interstisial. Pembagian dibuat untuk
memudahkan dalam menentukan kemungkinan jenis
PNEUMONIA

b. Pneumonia atipikal
a. Pneumonia tipikal Tanda: gangguan
Ciri: tanda2 pneumonia respirasi yang
lobaris yang klasik  meningkat lambat
awitan akut berupa dengan gambaran
gambaran radiologis infiltrat paru bilateral
berupa opasitas yang difus
lobus/lobaris Etio: organisme yang
Etio: kuman yang atipikal dan termasuk
tipikal terutama S. Mycoplasma
pneumoniae, virus,
pneumoniae, Klebsiella Legionella
pneumoniae atau pneumophila,
Haemophilus influenzae Chlamydia psittaci dan
Coxiella Burnetti
DD : PNEUMONIA
TYPICAL & ATYPICAL
Sign and PNEUMONIA Typical PNEUMONIA
symptoms Atypical
1. Onset Acute Gradually
2. Temp Febril, chill Subfebril
3. Cough Productive, purulent Non
productive/mukoid
4. Systemic rarely headache/otopain,
symptoms soarthroat, myalgia

5. Leucocyte high Normal / low


6. Liver Function Rarely abnormal Frequently
Test abnormal
7. Chest X Ray Consolidation lobar Normal / patchy
8. Sputum gram coccus gram +/- Normal flora
Stadium Pneumonia

1. Stadium kongesti (4 – 12 jam pertama)

2. Stadium hepatisasi merah (48 jam selanjutnya)

3. Stadium hepatisasi kelabu (konsolidasi)


4. Stadium akhir (resolusi)
pada strukturnya semula
sehingga jaringan kembali
direabsorpsi oleh makrofag Resolusi
Eksudat mengalami lisis &
•Paru tampak kelabu karena
leukosit & fibrin mengalami kelabu
konsolidasi di dalam alveoli Hepatisasi
yang terserang
•Paru tampak merah &
bergranula karena sel2 darah merah
merah, fibrin, & leukosit Hepatisasi
PMN mengisi alveoli
•Eksudat serosa masuk ke
dalam alveoli melalui Kongesti
pembuluh darah yang
berdilatasi & bocor
PNEUMONIA
Klasifikasi
predileksi
infeksi

1. Pneumonia
lobaris
Bila organisme berkolonisasi secara luas pada

ruang alveolar, dan menyebabkan konsolidasi

seluruh lobus
PNEUMONIA
Klasifikasi Predileksi
Infeksi

2. Pneumonia
lobularis
(Bronkopneumoni
a)
• Bila organisme
berkolonisasi pada
bronkus dan meluas
dalam alveoli.
Klasifikasi PNEUMONIA
Predileksi Infeksi
3. Infeksi virus
– Menyebabkan respon peradangan intersisial melalui sel-sel
limfoid, yang pada banyak kasus dapat sembuh spontan.
– Penyebab tersering: organisme influenza & mikoplasma.

4. Infeksi fungi atau TB


– Menyebabkan nekrosis pada jaringan atau terbentuknya
kavitas.
Patogenesis
Pertahana Mikroorgan
n Tubuh isme
patogen
makro
fag Respo
n Mediator
inflam inflamas
Surfa asi i
ktan A Sekresi
&D purulen

Mukosil Leukosit
iaris osis
dan Infiltrat pada
limfatik Kebocoran
kapiler gambaran
radiografik
IgA
Penatalaksanaan
Prinsipnya : Tatalaksana utama → antibiotik tertentu terhadap
kuman pneumonia
Tujuannya : terapi kausal, tetapi sebelum definitif perlu diberi
terapi AB empiris dan terapi suportif untuk jaga kondisi pasien.
Tindakan suportif :
• Oksigen untuk mempertahankan PaO2 > 8 kPa (SaO2 >
92%)
• Resusitasi cairan intravena untuk memastikan stabilitas
hemodinamik
Bantuan ventilasi:
• Ventilasi non invasif (misalnya tekanan jalan napas
positif kontinu (continous positive airway pressure)
• Ventilasi mekanis mungkin diperlukan pada gagal napas
Bila demam atau nyeri pleuritik dapat diberikan antipiretik
analgesik serta dapat diberika mukolitik atau ekspektoran untuk
mengurangi dahak
Penatalaksanaan
● Pemilihan antibiotik harus
memperhatikan : faktor sensitivitas bakteri
terhadap antibiotika, keadaan tubuh pasien,
dan faktor biaya pengobatan
● Memilih antibiotika yang didasarkan pada
luas spektrum kerjanya tidak dibenarkan
karena hasil terapi tidak lebih unggul
daripada hasil terapi dengan antibiotika
berspektrum sempit, sedangkan
superinfeksi lebih sering terjadi dengan
antibiotika berspektrum luas.
Penatalaksanaan
●Berdasarkan : panduan penatalaksanaan pasien dengan CAP
oleh American Thoracic Society (ATS) → pasien yang
memerlukan perawatan di rumah sakit dengan penyakit
kardiopulmoner dengan atau tanpa faktor modifikasi dianjurkan
adalah terapi dengan golongan β-lactam (cefotaxim, ceftriaxon,
ampicillin/sulbactam, dosis tinggi ampicillin intravena) +
makrolide / doksisiklin oral / intravena, / pemberian
fluroquinolon antipneumococcal intravena saja
●Panduan penatalaksanaan oleh Infectious Diseases Society of
America (IDSA) menganjurkan cephalosporin + makrolide / β-
lactam/β-lactamase inhibitor + makrolide / fluroquinolon saja
ALUR TATA LAKSANA PNEUMONIA KOMUNITI
Anamnesis, Pemeriksaan Fisis, Foto
Thoraks

Tidak ada Infiltrat Infiltrat + gejala klinis yang menyokong diagnosis


pneumonia

Di Tatalaksana sebagai Evaluasi untuk kriteria rawat jalan / rawat


diagnosis lain inap

Rawat jalan Rawat


inap

Terapi empiris Pemeriksaan


bakteriologis

R. Rawat R. rawat
Membaik Memburuk
biasa intensif

Terapi empiris (48-72jam)

Terapi empiris Terapi


dilanjutkan Membaik Memburuk 82
kausatif
Pencegahan
Anjuran vaksin influenza dan
pneumokokus pada orang risiko tinggi
(luar negeri), vaksinasi masih perlu
penelitian keefektifitasannya
Diutamakan untuk risiko tinggi (usia
lanjut, penyakit koronik, diabetes,
penyakit jantung koroner, PPOK, HIV,
dll)
Vaksinasi ulang >2 tahun.
Efek samping : reaksi lokal dan reaksi
hipersensitifitas tipe 3 (jarang)
Vaksin juga perlu diberikan :
penghuni rumah jompo/rumah
penampungan penyakit kronik, dan
usia >65 tahun.
Pola hidup sehat dan tidak merokok
(sangat direkomendasikan)
Komplikasi
 Pulmonary gangren, lobar enlargement with bulging, efusi
pleura.
 Bakteriemi dijumpai pada 10% kasus berupa meningitis,
arthtritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis dan empiema.
 Komplikasi ekstrapulmoner noninfeksius antara lain gagal
ginjal, gagal jantung, emboli paru atau infark paru, dan infark
miokard akut.

Anda mungkin juga menyukai