Anda di halaman 1dari 29

Kebijakan Pelayanan

Kefarmasian dalam
Sistem Kesehatan
Nasional
Disampaikan oleh
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
pada
Pelatihan Pelayanan Kefarmasian bagi
Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Gelombang 1
27 Januari 2022
Outline
• Bidang kefarmasian pada RPJMN dan Sistem Kesehatan Nasional
• Pelayanan kefarmasian pada masa pandemi COVID-19:
• Program vaksinasi COVID-19
• Teknologi informasi pada pelayanan kefarmasian
• Implementasi standar pelayanan kefarmasian
• Way forward
• Bidang kefarmasian pada RPJMN dan Sistem Kesehatan Nasional
• Pelayanan kefarmasian pada masa pandemi COVID-19
• Program vaksinasi COVID-19
• Teknologi informasi pada pelayanan kefarmasian
• Implementasi standar pelayanan kefarmasian
• Way forward
Fokus Pembangunan RPJMN
Prioritas Nasional III : Peningkatan SDM Berkualitas & Berdaya Saing
Akses obat dalam pelayanan kesehatan tidak dapat terlepas
dari pelayanan kefarmasian
6. Penggunaan :
Pelayanan Kefarmasian 1. Pemilihan/Seleksi
Standar Pelayanan Kefarmasian
 FORNAS
Good Prescribing Practice
06
 NIE atau EUA

01
Good Pharmacy Practice
Analisis Farmakoekonomi

Tata 2. Perencanaan dan


5. Distribusi
05 Kelola Pembiayaan
 LP-LPO
 Good Distribution Practice
Obat 02
02 RKO

 Good Storage Practice


 E-Monev Katalog
 Sistem logistik terintegrasi
04 03 3. Pengadaan
E-Purchasing (e-Katalog)
Cara lain sesuai peraturan

4. Produksi
 Kapasitas produksi IF
 Ketersediaan bahan baku
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kategori kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
utama 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit
utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer sekunder & tersier kesehatan Jejaring nasional
gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan jejaring rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC 40 obat esensial, pengampuan 6 top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM layanan unggulan, volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan world’s top
pengobatan healthcare centers.
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.

6
Sistem pelayanan kefarmasian merupakan salah satu pendukung utama
transformasi sistem kesehatan

Telefarmasi untuk Imunisasi


memperluas
jangkauan rutin: 14
pelayanan Apoteker jenis vaksin

Agility sistem
pelayanan
Upaya kesehatan Suplemen ibu
promotif dan kefarmasian hamil dan anak
preventif melalui untuk mengatasi
pelayanan farmasi stunting

Pelayanan obat 40 obat


untuk 7 penyakit
katastropik di esensial di
FKRTL FKTP
7
Praktik kefarmasian yang bertanggung jawab demi mencapai
patient safety harus dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
kefarmasian
PP 51/2009 - Pekerjaan Kefarmasian
Legal

Standar Pelayanan Kefarmasian:


• Permenkes 72/2016 - di Rumah Sakit
Standar
Pelayanan Etika • Permenkes 73/2016 - di Apotek
Kefarmasian Profesi
• Permenkes 74/2016 - di Puskesmas
• Permenkes 34/2021 - di Klinik

Memiliki
SOP PELAYANAN KEFARMASIAN:
- Merupakan pelayanan langsung
- Bertanggung jawab kepada pasien
Tujuan :
- Berkaitan dengan sediaan farmasi
1. Meningkatkan mutu pelayanan Kefarmasian - Untuk mencapai hasil yang pasti
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian - Bertujuan meningkatkan mutu kehidupan pasien
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient
safety).
Berorientasi pada Patient Safety
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM FUNGSI
MANAJERIAL LOGISTIK DAN PELAYANAN FARMASI KLINIS

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Public Health:


Pelayanan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Promotif dan
Farmasi Klinis
Pakai (BMHP) preventif
D I D U K U N G O L E H

SUMBER DAYA STANDAR PROSEDUR


KEFARMASIAN OPERASIONAL

PENGENDALIAN MUTU • Monitoring


PELAYANAN KEFARMASIAN • Evaluasi
• Bidang kefarmasian pada RPJMN dan Sistem Kesehatan Nasional
• Pelayanan kefarmasian pada masa pandemi COVID-19:
• Program vaksinasi COVID-19
• Teknologi informasi pada pelayanan kefarmasian
• Implementasi standar pelayanan kefarmasian
• Way forward
KEBIJAKAN KEFARMASIAN
DALAM PENANGANAN COVID-19

Mendorong pemanfaatan
Memenuhi kebutuhan obat teknologi informasi dalam
dan vaksin dalam penyelenggaraan pelayanan
penanganan wabah Covid- kefarmasian
19
Kendali mutu dan biaya
kesehatan
Meningkatkan aksesibilitas
sediaan farmasi, alat kesehatan
dan PKRT yang dibutuhkan
Meningkatkan edukasi
dalam penanganan Covid-19
masyarakat
Kebutuhan Dalam Penanganan COVID-19

Obat Desinfektan

Reagen Produk Darah

Diagnostik Kit APD

Alat Kesehatan Vaksin

Standar pelayanan kefarmasian


sangat vital dalam pengelolaan
vaksin dan pelaksanaan vaksinasi
Kebijakan Pemerintah Dalam Program Vaksinasi COVID-19

Demand Side approach Supply Side approach

Sosialisasi dan promosi Sertifikasi halal vaksin


program vaksinasi Penyiapan ketersediaan vaksin melalui Penyiapan anggaran
berbagai channel vaksin

Health promotion and risk


communication Peningkatan sistem dan
Roll-out vaksinasi
manajemen logistik dan
Community engagement
distribusi vaksin Kebijakan vaksin gotong
royong
MANAJEMEN LOGISTIK
PROGRAM VAKSINASI COVID-19
Merupakan bagian dari implementasi standar pelayanan kefarmasian

MONITORING DAN EVALUASI PEMILIHAN/SELEKSI


Jenis & jumlah vaksin Covid-19 ditetapkan oleh
Sistem Manajemen pemerintah // Standar // NIE / EUA
Distribusi Vaksin Penyediaan obat covid berdasarkan Pedoman
(SMDV)
Tata Laksana Covid-19

DISTRIBUSI PERENCANAAN DAN PEMBIAYAAN


Good Distribution Practice Rencana kebutuhan disusun berdasarkan
Sistem Manajemen penetapan sasaran // Sumber anggaran: APBN,
Distribusi Vaksin APBD, dan sumber lain yang sah sesuai
(SMDV) ketentuan peraturan perundang-undangan

PENYIMPANAN PENGADAAN
Pengadaan vaksin dilakukan sesuai dengan
Berdasarkan jenisnya, Perpres No 99 tahun 2020 tentang Pengadaan
vaksin COVID-19 harus disimpan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
dalam suhu 2-8⁰C dan -20⁰ C  Virus Disease 2019 (Covid-19) // Pengadaan
memerlukan Good Storage Practice logistik vaksinasi lainnya sesuai dengan Perpres
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Diperlukan sistem pengelolaan vaksin yang baik


SISTEM MANAJEMEN DISTRIBUSI VAKSIN
2
Transportasi menggunakan DIDUKUNG TEKNOLOGI INFORMASI SANGAT
kendaraan berpendingin VITAL DALAM MANAJEMEN LOGISTIK VAKSIN
1

Internet of Transport
Hub Management
Things
3 System
PT Bio Farma
(Persero) print 4
GS1 barcode
pada kemasan
1st/2nd, 3rd
Dinkes
Provinsi

Dinkes
Kab/Kota
5

BI Track and
Dashboard Trace

Command Center untuk


memudahkan pemantauan
distribusi vaksin secara realtime
• Bidang kefarmasian pada RPJMN dan Sistem Kesehatan Nasional
• Pelayanan kefarmasian pada masa pandemi COVID-19:
• Program vaksinasi COVID-19
• Teknologi informasi pada pelayanan kefarmasian
• Implementasi standar pelayanan kefarmasian
• Way forward
Teknologi informasi dalam pelayanan
kefarmasian untuk meningkatkan agility
• Peningkatan Mutu
GOALS • Penurunan Biaya
• Memudahkan
Penggunaan
Manajemen Farmasi Farmasi Klinik

Supply Chain E-Prescribing - Dispensing


Penerimaan obat Penerimaan Resep
Pendistribusian obat Penghitungan Harga Obat
Hasil Kuisioner Pemanfaatan TI di RS : Pengelolaan stok Pembuatan Label/Etiket Obat
77,1 % manajemen pengelolaan obat Pembuatan Copy Resep
69,8 % pengadaan obat Laporan Penyerahan Obat
36,2 % pelayanan resep elektronik Laporan Stok Obat
25,0 % Patient medication record Laporan Jumlah Resep E-Farmasi
10,3 % pengantaran obat yang Terlayani
9,1 % PIO dan Konseling Pengantaran Obat
Laporan Narkotika,
Psikotropika
Laporan Obat ED Pelayanan Informasi
Obat Online
Pengaturan e-Farmasi terkait Pelayanan Kefarmasian

Meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan, dan


kualitas pengelolaan dan pelayanan
03 kefarmasian kepada masyarakat
01 Memberikan kemudahan pengelolaan dan
02
pelayanan kefarmasian dengan menggunakan
aplikasi berbasis teknologi informasi
04
Menjamin kepastian hukum penyelenggaraan
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian
secara elektronik
Memberikan pilihan secara objektif kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi
pelayanan kefarmasian secara elektronik
PENYELENGGARAAN SISTEM
ELEKTRONIK FARMASI
DOKTER/FASYANKES
Resep psef.kemkes.go.id
Elektronik

PSEF memberikan informasi


pilihan apotek yang dapat
melayani. Pasien/Masyarakat
Resep berhak memilih
1. Apotek menyiapkan obat
Resep/ sesuai resep dan/atau
Tanpa Resep pembelian obat bebas/obat
bebas terbatas sesuai
Swamedikasi:
PSEF aplikasi.
Masyarakat dapat
MASYARAKAT 2. Apotek membuat informasi
membeli obat
obat secara tertulis.
bebas/obat bebas
3. Apotek dapat melakukan
terbatas tanpa resep.
penghantaran atau
bekerjasama dengan pihak
ketiga
TELEHEALTH - TELEMEDICINE - TELEPHARMACY
FRAMEWORK

Penggunaan teknologi yang lebih luas pada


pelayanan kesehatan (misal: kesehatan masyarakat,
pendidikan medis, layanan non-klinis)

Pelayanan medis jarak jauh (misal: konsultasi


dokter online, kunjungan virtual)

Pelayanan kefarmasian jarak jauh (misal:


MTM/ medication therapy management , konsultasi
online)
SURAT EDARAN NOMOR
TELEMEDICINE HK.02.01/MENKES/303/2020
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

Teknologi Catatan
Informasi Digital
Dokter menggunakan teknologi Hasil pelayanan
informasi dan komunikasi untuk telemedicine dicatatkan
mendiagnosis, mengobati, dalam catatan digital atau
mencegah, dan/atau manual yang dipergunakan
mengevaluasi kondisi kesehatan oleh Dokter sebagai dokumen
pasien sesuai dengan rekam medik.
kompetensi dan kewenangannya.

Resep Rahasia
Elektronik * Kedokteran
Dokter yang menuliskan resep Data Pasien (rekam medik)
elektronik obat dan/atau harus dijaga kerahasiaannya
alat kesehatan harus sebagai bagian dari Rahasia
bertanggung jawab terhadap Kedokteran dan Perlindungan
isi dan dampak yang mungkin Data Pribadi, serta
timbul dari obat yang
Pengantaran dipergunakan sesuai dengan
ditulis dalam resep melalui Jasa Pengantaran atau ketentuan peraturan
elektronik. Penyelenggara Sistem Elektronik perundang-undangan.
Kefarmasian
* Penulisan resep elektronik dikecualikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika.
Telefarmasi adalah pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada
pasien dengan memanfaatkan teknologi informasi dimana pasien tidak
kontak langsung dengan Apoteker

Pengkajian Resep / Pengobatan


Contoh
Pemantauan Terapi Obat / MTM ( Medication Therapy Management )
Telefarmasi Konseling Pasien

Konsultasi Apoteker / Pelayanan Informasi Obat

Rekomendasi Pemantauan Terapi

Manajemen Pengobatan Penyakit Kronis


• Bidang kefarmasian pada RPJMN dan Sistem Kesehatan Nasional
• Pelayanan kefarmasian pada masa pandemi COVID-19
• Program vaksinasi COVID-19
• Teknologi informasi pada pelayanan kefarmasian
• Implementasi standar pelayanan kefarmasian
• Way forward
Implementasi Pelayanan Kefarmasian untuk
memastikan akses masyarakat terhadap obat dan
pelayanan kesehatan yang paripurna

•Jumlah fasyankes yang


3.000
6.000
5.000
4.000 7.000
RPJMN melaksanakan pelayanan
Perpres 18/2020 kefarmasian sesuai standar

Tahun 2020 2021 2022 2023 2024

RENSTRA •Persentase Fasyankes yang


melaksanakan pelayanan
Kemenkes kefarmasian sesuai standar 50%
70%
60%
55% 85%

Dengan mengimplementasikan standar pelayanan kefarmasian,


Apoteker dan TTK pun akan lebih dihargai dan dipandang oleh masyarakat
Definisi Operasional (DO) Fasyankes yang melaksanakan pelayanan
kefarmasian sesuai standar
Fasyankes yang memiliki SOP Pengelolaan Obat serta melakukan pengkajian dan
pelayanan resep, konseling dan Pelayanan Informasi Obat (PIO) yang terdokumentasi

Pengkajian dan Pengkajian dan Pelayanan Informasi Obat


SOP Pengelolaan Obat Pengkajian dan (PIO)
pelayanan Resep pelayanan Resep Konseling
pelayanan Resep
• Pengkajian: Persyaratan Kegiatan pelayanan yang
• Pengkajian: Persyaratan • Pengkajian: Persyaratan
• SOP Perencanaan dilakukan oleh Apoteker
administrasi, farmasetik administrasi, farmasetik Proses untuk
Kebutuhan Obat administrasi, farmasetik untuk memberikan
dan persyaratan klinis dan persyaratan klinis mengidentifikasi dan
• SOP Penyimpanan Obat dan persyaratan klinis
• Penyerahan informasi secara akurat,
• Penyerahan (dispensing) (dispensing) penyelesaian masalah
• SOP Pengelolaan Obat • Penyerahan (dispensing) jelas dan terkini kepada
• Pemberian informasi • Pemberian informasi pasien yang berkaitan
Rusak dan Kedaluwarsa • Pemberian informasi dokter, apoteker, perawat,
obat obat dengan penggunaan Obat
obat profesi kesehatan lainnya
dan pasien

• Bedakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dengan pemberian informasi obat


• Pemberian informasi obat merupakan bagian dari pelayanan resep yang
sifatnya wajib
Beberapa kesalahan “persepsi”
Yang sering salah dimengerti:
 Pemberian informasi obat = pelayanan informasi obat (PIO)  ini salah
 Jumlah resep = jumlah PIO  ini salah
 Konseling = PIO  ini salah
 Pemberian informasi obat = konseling  ini salah
 Jumlah resep = jumlah konseling  ini salah
 Jumlah resep + jumlah konseling = jumlah PIO  ini salah
 Jumlah Resep = jumlah konseling + jumlah PIO  ini salah
 Tidak dilakukan konseling karena pandemi  bisa gunakan media lain/online

1. Mohon baca kembali Permenkes 72/2016 dan Permenkes 74/2016


2. Pahami baik-baik definisi:
a. Pengkajian dan Pelayanan Resep
b. Konseling
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Lakukan sesuai SOP dan dokumentasikan implementasi Standar
Pelayanan Kefarmasian dengan sebenar-benarnya
• Bidang kefarmasian pada RPJMN dan Sistem Kesehatan Nasional
• Pelayanan kefarmasian pada masa pandemi COVID-19
• Program vaksinasi COVID-19
• Teknologi informasi pada pelayanan kefarmasian
• Centre of Excellence dispensing sediaan obat steril
• Implementasi standar pelayanan kefarmasian
• Way forward
WAY FORWARD

Optimalisasi Peran Apoteker dalam pelayanan Kesehatan di masa


pandemi COVID-19 untuk menjamin ketersediaan sediaan farmasi
dan patient safety

Adopsi dan pemanfaatan teknologi dan informasi untuk


meningkatkan efisiensi dan agility sistem kefarmasian

Implementasi menyeluruh pelayanan kefarmasian sesuai standar


sebagai bukti nyata peran kefarmasian dalam sistem kesehatan
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

Direktorat
Pelayanan
Kefarmasian

Anda mungkin juga menyukai