Anda di halaman 1dari 31

INSTRUMEN

DERIVATIF
Kelompok 5 :
1. Hazianatul Aini (C1C019052)
2. Andriani Saputri (C1C019053)
3. Siti Nurazizah (C1C019081)
4. Rola Tri Rahayu (C1C019085)
5. Anggi Fitria Ningsih (C1C019091)
Instrumen Derivatif adalah instrumen yang
nilainya diturunkan dari nilai aset yang
menjadi dasarnya (underlying assets), aset
yang menjad dasar tersebut bisa sangat
beragam, seperti sekuritas (saham,
obligasi), komoditas (emas, olefin), valas,
dan sebagainya.
Instrumen derivatif yang umum digunakan di
Indonesia yakni instrumen forward,
instrumen futures, opsi, swap, dan
instrumen derivatif lainnya.
Forward
Instrumen forward merupakan instrumen keuangan
derivatif yang paling tua, dimana didalam implementasinya
dinyatakan dalam kontrak yang dibedakan menjadi kontrak
spot atau kontrak forward. Kontrak spot mengandung
pengertian bahwa pertukaran yang berlaku sesuai dengan
kondisi saat itu dengan tidak mempertimbangkan waktu
atau dengan kata lain cash and carry (bayar dan bawa
pulang).

Misalnya, jika kita ingin membeli (menjual) dolar, berarti


3
Hedging
Hedging dengan Forward
bertujuan untuk melindungi nilai investasi yang kita
miliki, misalkan seorang manajer investasi mempunyai portofolio
obligasi dengan nilai pasar saat ini adalah 1,2 M. Nilai investasi
adalah 1 M, dengan demikian dia telah memperoleh keuntungan
20%.

Misalkan tiga bulan mendatang potofolionya akan dievaluasi, dn


tetntu saja ia ingin agar kinerjanya baik. Tetapi yang sangat
mengkhawatirkan tingkat bunga yang berfluktuasi tajam. Jika
tingkat bunga meningkat, nilai portofolionya akan menurun.
Tetapi jika tingkat bunga menurun, nilai portofolionya akan
meningkat.

Misalkan manajer tersebut sudah puas dengan tingkat keuntungan


tersebut, dan tidak ingin mengambil risiko perubahan tingkat
bunga. 4
Futures
Instrumen derivatif futures merupakan instrumen
derivatif yang menjadi solusi dalam mengatasi
kelemahan pada instrumen derivatif
forward.Mengingat kontrak forward merupakan
kontrak kesepakatan antara pihak pembeli dan
penjual secara langsung sehingga memilki tingkat
fleksibiltas yang tinggi sesuai dengan kesepakatan
pembeli dan penjula.Pada kondisi ini kontrak forward
memilki variasi yang tinggi atau tidak terstandarisasi
sehingga sulit untuk diperjual belikan atau
diperdagangkan.

5
Futures mempunyai struktur pay-off yang sama
dengan forward. Hedging dengan futures pada dasarnya
sama dengan hedging dengan forward, perbedaannya
adalah timing aliran kas. Jika pada forward semua kas
diselesaikan (muncul) pada akhir periode, sedangkan pada
futures aliran kas tersebut bisa muncul setiap hari. Hal
semacam itu disebabkan karena adanya mekanisme daily
mark market.
Misalkan seorang manajer investasi mempunyai
portofolio obligasi dengan nilai RP. 1,2 miliar. Untuk
meng-hedge posisinya, agar perubahan tingkat bunga
tidak mempengaruhi kinerja portofolionya, ia bisa masuk
kontrak futures, yaitu shortfutures obligasi, jika tingkat
bunga meningkat, nilai obligasi akan turun, tetapi futures
obligasi (dimana ia memegang posisi short) akan
memperoleh keuntungan. Kerugian dari posisi spot 6
Terdapat 2 Jenis opsi :
1. Opsi call, yaitu hak untuk membeli asset
dengan harga tertentu
2. Opsi put, yaitu hak untuk menjual asset pada
harga tertentu

Tujuan opsi untuk menghilangkan atau


membatasi potensi kerugian. Pembeli opsi akan
membayar premi atau fee opsi di muka kepada
penjual opsi namun ada biaya yang ditanggung
dari kelebihan opsi tersebut.
7
Swap merupakan pertukaran aliran kas antaradua
Manajemen Risiko dengan Swap
pihak. Swap dapat digunakan untuk restrukturisasi
asset sedemikian rupa sehingga risiko perubahan
tingkat bunga berkurang.
Swap bisa dikembangkan lebih lanjut sehingga
bisa diperoleh banyak variasi dalam swap. Sebagai
contoh, Swap bisa dikembangkan untuk pertukaran
aliran kas yang melibatkan beberapa periode. Swap
juga bisa dikembangkan untuk pertukaran aliran kas
yang melibatkan mata uang yang berbeda. Swap
hutang-saham juga bisa dilakukan. Term (detail)
pertukaran akan tergantung pada kekuatan tawar
menawar. Jika kekuatan tawar menawar sama, maka
term pertukaran swap yang dianggap adil bagi pihak 8
Masih banyak
Instrumen tipe
Derivatif intrumen
Lainnya

derivatif lainnya.Sebagai contoh,


futures atas futures mempunyai
underlying asset berupa futures
(instrumen derivatif).
Seorang manajer risiko yang ingin
menggunakan instrumen derivatif
sebaiknya harus memahami benar
karateristik instrumen tersebut,
biasanya ketidaktahuan akan
karateristik yang menyebabkan
terperangkap dalam kesulitan yang 9
MANAJEMEN RISIKO
OPRASIONAL
DAN RISIKO PERUBAHAN
KURS
Kelompok 5 :
1. Hazianatul Aini (C1C019052)
2. Andriani Saputri (C1C019053)
3. Siti Nurazizah (C1C019081)
4. Rola Tri Rahayu (C1C019085)
5. Anggi Fitria Ningsih (C1C019091)
10
Pengendlian Kulitas sebagai Strategi
Menghadapi Risiko Operasional

Manajemen risiko operasional pada dasarnya sudah


dilakukan perusahaan, meskipun dengan nama yang
berbeda. Jika perusahaan berusaha memperbaiki
operasionalnya, maka perusahaan sudah melakukan
manajemen risiko operasional. Sistem operasional
yang efektif bisa mengendalikan risiko
operasionalnya. Manajemen kualitas pada dasarnya
ingin memperbaiki kualitas output melalui
pengendalian operasional. Konsep tersebut pertama
kali populer untuk proses produksi. Tetapi pada
perkembangan selanjutnya, konsep manajemen
kualitas juga diterapkan untuk lainnya, seperti sektor 11
Definisi Kualitas

Kualitas adalah fitur dan karakteristik produk atau pelayanan


secara keseluruhan yang bisa memuaskan kebutuhan tertentu.
Kualitas mengukur seberapa baik produk atau pelayanan bisa
memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas akan menentukan
daya saing organisasi,karena itu organisasi perlu menjaga dan
memonitor kualitas.

Jaminan mutu (quality assurance) adalah sistem menyeluruh


dari kebijakan, prosedur, pedoman yang diterapkan oleh
organisasi untuk menjaga dan mencapai kualitas. Jaminan
kualitas terdiri dari dua fungsi pokok:
1. Rekayasa kualitas, membuat proses dan desain produk yang 12
Cakupan six sigma

Six-sigma dapat didefinisikan sebagai metodologi


untuk mengelola variasi dalam suatu proses yang
menyebabkan produk rusak, yaitu produk yang
mempunyai penyimpanan yang lebih besar dari standar
penyimpangan tertentu, dan secara sistematis bekerja
untuk mengelola variasi tersebut, untuk menghilangkan
produk rusak tersebut.
Tujuan dari six sigma adalah untuk mengurangi
variasi output dari suatu proses tertentu,sehingga dalam
jangka panjang bisa menghasilkan produk rusak kurang
dari 3,4 produk rusak per 1 juta output.

13
✘ DMAIC terdiri dari lima tahap berikut ini:
1. Mendefinisikan secara formal tujuan dari perbaikan proses yang konsisten
dengan permintaan konsumen dan strategi orgnisasi.
2. Melakukan pengukuran awal untuk perbandingan di masa mendatang.
Melakukan penataan dan pengukuran proses yang sedang diperbaiki, dan
mengumpulkan data proses yang diperlukan.
3. Melakukan analisis untuk memverifikasi kaitan dan hubungan sebab
akibat.
4. Memperbaiki dan mengoptimalkan proses berdasarkan analisis dengan
menggunakan teknik seperti desain eksperimen.
5. Menyiapkan dan mengendalikan percontohan untuk menetapkan
kemampuan proses, transisi ke produksi, dan secara terus menerus
mengukur proses dan menetapkan mekanisme pengendalian, untuk
memastikan bahwa variasi diperbaiki sebelum memunculkan produk 14
✘ Cara kerja perbaikan proses bisnis adalah sebagai berikut ini:
• Mendefinisikan tujuan strategis organisasi, misi dan maksud
keberadaan organisasi.
• Menentukan kosumen, stakeholders organisasi.
• Menentukan struktur dan proses yang ada saat ini. Menyatukan
proses bisnis agar bisa memenuhi persyaratan yang diminta oleh
konsumen.
• Menentukan output apa dari proses tersebut yang akan
menghasilkan nilai tambah bagi organisasi. Pemilik proses yang
bertanggung jawab menentukan output tersebut.
• Setelah output tersebut ditentukan, organisasi perlu 15
Credits
 Bagan Pengendalian (Control Charts)
✘ Bagan pengendalian ingin menunjukkan apakah variasi
dari output disebabkan karena proses yang masih
terkendali (in control) atau proses yang sudah tidak
terkendali (out of control). Jika situasi menjadi tidak
terkendali, maka perbaikan harus dilakukan agar proses
kembali lagi ke situasi normal. Badan pengendalian bisa
dikelompokkan berdasarkan data yang dicakup. Bagan
x̄ digunakan jika kualitas suatu output diukur dengan
variabel seperti panjang, berat, temperatur, dan
sebagainya. Jika suatu output mempunyai ukuran di luar
batas yang ditentukan, maka proses produksi 16
Bagan x jika standar deviasi dan rata-rata diketahui
✘ Standar deviasi dari rata-rata sampel tersebut bisa dihitung sebagai
berikut:
✘ σx~ = σ/√n
Dalam contoh di atas, misalkan kita melakukan inspeksi 10 kali (setelah
proses pengisian karung pertama selesai, kita ambil misal lima karung,
kemudian kita rata-rata beratnya, proses diulangi sampai sepuluh kali
pengisian karung), nilai tata-rata sampel yang diharapkan adalah 5
kilogram (sama dengan nilai yang diharapkan untuk populasi), sedangkan
standar error-nya adalah:
✘ σx~ =0,5/√10=0,5 / 3,16 = 0,158
Batas atas dan batas bawah biasanya ditentukan dengan tiga standar
deviasi dari rata-rata (mencakup sekitar 99,7%) dari total wilayah.
Dengan demikian batas atas dan batas bawah untuk contoh pengisian
beras tersebut adalah: 17
18
Credits

✘ Rata-rata secara keseluruhan adalah 3,5124


| (3,5391 + 3,5041)/100 Dalam praktik,
biasanya range yang dihitung sebagai proksi
variabilitas sampel (bukannya standar
deviasi), karena range lebih mudah
dihitung. Tabel di atas menghitung range
sampel, yang dihitung dengan nilai
maksimum dikurangi nilai minimum.
Sebagai contoh, pada hari pertama (inspeksi
1), range adalah 0,0492 (3,5391-3,4899). 19
Credits
✘ Rata-rata range = (0,0492+....... +0,0664) / 20 = 0,0577
✘ Standar deviasi bisa dihitung (diaproksimasi) dengan formula
sebagai berikut:
✘ σ = R~ / d2
✘ dimana R~ adalah rata-rata range, d2 adalah konstanta yang
nilainya tergantung.dari ukuran sampel. Untuk sampel 5, d2-
2,326 (lihat lampiran bab ini). Standardeviasi dengan demikian
adalah:
✘ σ = R~ / d2 = 0,0577 / 2,326 = 0,02481
✘ Standar error dari rata-rata bisa dihitung sebagai berikut:
✘ σx~ = 0,02481 / √10 = 0.007845
✘ Dengan demikian batas atas dan bawah bisa dihitung sebagai
berikut:
✘ UCL = batas atas =3,5124 + 3 (0,007845) = 3,5360 20
Manajemen Perubahan Kurs

Manajemen Eksposur Transaksi


• Derivatif
Misalkan importir Indonesia melakukan transaksi
pembelian dari eksportir Amerika Serikat. Importir
tersebut harus membayar $1 juta tiga bulan mendatang.
Importir tersebut dalam hal ini menghadapi risiko
perubahan kurs, jika rupiah melemah, ia akan
memperoleh kerugian. Untuk mengelola risiko
perubahan kurs tersebut, ia bisa melakukan langkah
atau hedging dengan derivatif dan instrumen money-
market.
Karena importir tersebut membutuhkan dolar tiga
bulan mendatang, maka dia dikatakan short $. Short $
21
• Money-market Hedge
✘ Misalkan instrumen derivatif tidak ada, hedging dengan money-
market instrument bisa dilakukan. Misalkan eksportir Indonesia
akan memperoleh $1 juta tiga bulan mendatang. Is menghadapi
risiko perubahan kurs, dan ia ingin menghilangkan risiko
tersebut. Hedging  tersebut bisa dilakukan seperti berikut ini.
Misalkan tingkat bunga dalam $ untuk tiga bulan adalah 5%.
✘      T = 0 (sekarang) Pinjam sebesar $1 juta / (1,05) =
$952.381
✘ Konversi ke rupiah dengan
kurs spot Rp10.000/$, untuk memperoleh rupiah sekitar Rp9,52
miliar
✘    T = 3 (3 bulan)            Memperoleh $1 juta
✘ Kas tersebut digunakan untuk melunasi
hutangnya, sehingga ia membayar 22
• Risk Shifting
✘ Misalkan perusahaan komputer menjual
produknya di Indonesia. Karena
komponendiimpor dari luar negeri, maka harga
komputerakan sangat tergantung dari kurs yang
berlaku. Jika rupiah menguat, harga akan
mengalami penurunan, dan sebaliknya. Atau
dengan cara lain yaitu dengan menggeser risiko
perubahan kurs ke konsumen. Jika posisi
konsumen lebih kuat dibandingkan produsen,
maka hal sebaliknya bisa terjadi, yaitu risiko
23
dialihkan dari konsumen ke produsen
• Netting Exposure
✘ Netting exposure dilakukan dengan
menggabungkan eksposur yang berlawanan
sehingga eksposur bersihnya adalah nol. Misalkan
perusahaan Indonesia meminjam dalam dolar.
Dalam hal ini perusahaan tersebut menghadapi
risiko perubahan kurs. Jika rupiah melemah,
perusahaan tersebut akan menghadapi masalah.
Untuk menghilangkan risiko perubahan kurs
tersebut perusahaan bisa menjual ke luar negeri
(ekspor) sehingga perusahaan tersebut akan
24
✘ Manajemen Eksposur Akuntansi
✘ Eksposur akuntansi terjadi jika perusahaan,
khususnya perusahaan multinasional melakukan
konversi laporan keuangan dari satu mata uang ke
mata uang lainnya. Sebagai contoh, perusahaan
multinasional AS mempunyai anak perusahaan di
Indonesia. laporan keuangan perusahaan Indonesia
(dalam rupiah) akan dikonsolidasikan ke $. Dalam
proses konversi tersebut ada kemungkinan timbul
rugi/untung karena perubahan kurs. Manajemen
tehadap eksposur akuntansi bisa dilakukan dengan
25
menyesuaikan aset atau kewajiban tergantung prediksi
 Manajemen Eksposur Operasi
✘ Eksposur operasi terjadi karena perubahan kurs
akan mengakibatkan terganggunya operasi
perusahaan. Manajemen eksposur operasi bisa
dilakukan sebagai berikut:
✘ 1. Jangka pendek: memanfaatkan situasi
perubahan kurs untuk kepentingan perusahaan.
✘ 2. Jangka panjang: mengurangai sensitivitas
operasi perusahaan terhadap perubahan kurs.

26
• 3. Memanfaatkan Situasi Perubahan Kurs
• Misalkan perusahaan Jepang sedang bersiap-siap untuk
meluncurkan produk baru di Amerika Serikat. Tiba-tiba yen
melemah signifikan terhadap dolar. Jika yen melemah
terhadap dolar, maka harga produk tersebut dalam $ akan
menurun. Karena harganya turun, maka situasi tersebut
merupakan kesempatan baik untuk merebut pangsa pasar di
Amerika Serikat.

• 4. Mengurangi Sensitivitas Operasi Perusahaan Terhadap


Perubahan Kurs
• Pengurangan sensitivitas pada dasarnya merubah produk
atau konsumen agar menjadi tidak sensitif terhadap 27
Pengurangan sensitivitas tersebut bisa dilakukan
melalui beberapa cara seperti berikut:

✘ Aspek Pemasaran. Perusahaan bisa


membuat pemasaran yang membuat
konsumen berkurang sensitivitasnya
terhadap kurs, misal dengan
mendiferensiasikan produknya
(diferensiasi versus komoditas). Produk
terdiferensiasi mempunyai fitur tertentu
yang menarik konsumen untuk
membeli. Konsumen membeli bukan 28
✘ Cara lain adalah dengan mendiversifikasikan
pasar di luar negeri. Sebagai contoh, jika suatu
perusahaan Jepang 90% ekspornya ke Amerika
Serikat maka penguatan yen terhadap dolar akan
menimbulkan masalah. Perusahaan tersebut bisa
mendiversifikasikan pasarnya sehingga akan
mengekspor produknya ke AS, Inggris,
Indonesia, India, dan lainnya. Penguatan yen
terhadap dolar  kemungkinan dikompensasi oleh
pelemahan yen terhadap, misal rupiah.
29
Aspek Produksi. Perusahaan bisa melakukan manajemen
eksposur operasi melalui aspek produksi. Sebagai contoh,
perusahaan bisa mendiversifikasikan input-nya. Misalkan suatu
perusahaan Jepang menghadapi masalah dengan penguatan yen
terhadap dolar. Jika perusahaan tersebut membeli input-nya
tidak hanya dari Jepang, tetapi juga dari negara lain, seperti
Indonesia, Inggris, India, dan lainnya. Penguatan yen tersebut
akan dikompensasi oleh penguatan yen terhadap mata uang lain,
yang mengakibatkan harga input menjadi lebih murah. Alternatif
lain, perusahaan bisa memindahkan fasilitas produksinya.
Sebagai contoh, untuk menghadapi kenaikan nilai yen terhadap
dolar yang diperkirakan permanen (jangka panjang), Toyota
memutuskan untuk mendirikan fasilitas pabrik di Amerika 30
✘ Aspek Lain. Masih banyak aspek dan
teknik lain yang bisa digunakan untuk
manajemen eksposur operasi. Sebagai
contoh, perusahaan Jepang yang
menjual produknya ke Amerika Serikat
akan menerima $. Perusahaan tersebut
bisa meminjam dalam $, sehingga
eksposur bersihnya adalah nol (antara
pendapatan $ dengan pembayaran 31

Anda mungkin juga menyukai