Anda di halaman 1dari 8

Kisi – Kisi Akuntansi Internasional

1. Anda telah mempelajari tentang pengelolaan resiko keuangan, jelaskan apa kegunaan dari pengelolaan

resiko keuangan tersebut?

2. Perusahaan yang memiliki transaksi mata uang asing tentu menyadari adanya resiko selisih kurs. Apa yang

sebaiknya dilakukan perusahaan untuk mengatasi resiko selisih kurs?

3. Jelaskan bagaimana sejarah perkembangan standar audit internasional dan perkembangan standar audit di

Indonesia!

4. Standar akuntansi berbasis IFRS telah diberlakukan selama lima tahun terakhir di Indonesia. Menurut

pengetahuan anda apa manfaat penerapan IFRS?

5. Apakah yang dimaksud dengan goodwill? Dan bagaimana perlakuan pengakuan goodwill menurut IFRS!

6. Menurut pemahanan anda, bagaimana cara perusahaan menentukan nilai goodwill pada tiap-tiap tahunnya?

7. Papa Corp adalah perusahaan yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS), Papa Corp memiliki dua anak

usaha yaitu Jojo Corp di Chile dan Homy Corp di AS. Tingkat pajak di Chile adalah 17% sedangkan di AS

35%. Jojo Corp megirimkan 100 unit barang produksinya ke Homy Corp. Kedua perusahaan anak tersebut

bernegosiasi tentang harga transfer dan menyepakati bahwa produk Jojo diberi harga transfer $10 per unit.

Beban pokok per unit adalah $5 dari perusahaan Jojo dan Homy menjualnya seharga $15 per unit. Namun

demikian, hasil negosiasi kedua anak perusahaan tersebut dibatalkan oleh induk perusahaan (Papa Corp)

dan menetapkan secara sepihak bahwa harga transfer produk tersebut $13.

Anda diminta menggunakan skema diatas untuk menjelaskan :

A. Perhitungan laba jika harga transfer sesuai kesepakatan sebesar $10

B. Perhitungan laba jika harga transfer sesuai penetapan induk sebesar $13

C. Jelaskan dan tunjukan secara spesifik alasannya mengapa Papa Corp menetapkan harga yang lebih

tinggi dari kesepakatan kedua anak perusahaan

1
Jawaban

1. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang

berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan

strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan.

Manfaat daripada pengelolaan risiko keuangan adalah mengendalikan risiko keuangan dapat meningkatkan

nilai perusahaan, karena investor menyukai manajer keuangan yang mampu mengidentifikasi dan

mengelola risiko pasar. stabilitas aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba, sehingga ekspetasi arus kas

naik. Stabilitas laba mengurangi risiko gagal bayar dan kebangkrutan. Manajemen eksposur yang aktif

membuat perusahaan bisa konsentrasi pada resiko bisnis utama. Misal, perusahaan manufaktur dapat

terlindung dari resiko suku bunga dan mata uang dengan berkonsentrasi pada produksi & pemasaran.

Pemberi pinjaman (kreditur), karyawan dan pelanggan juga bisa memperoleh manfaat dari manajemen

eksposur.

2. Risiko rugi selisih kurs bisa dialami oleh perusahaan manapun yang punya transaksi utang-piutang dalam

mata uang asing. Mata uang asing di sini bisa jadi USD, Euro, GBP, YJP, SIND, AUD, dsb. Lawan

transaksinya bisa pihak luar atau dalam negeri. Dan tidak hanya transaksi ekspor-impor saja, risiko yang

sama juga bisa terjadi bila perusahaan membeli atau menjual surat utang dalam mata uang asing.

Lalu bagaimana caranya mencegah risiko rugi selisih kurs?

Seperti terlihat dalam 2 contoh kasus di atas, risiko ini timbul karena kondisi makro, yakni nilai tukar mata

uang fingsional (Rp dalam contoh) terhadap mata uang asing (USD dalam contoh) yang naik-turun

(=berfluktuasi). Disamping tidak bisa dikendalikan, juga tidak bisa ditebak. Sehingga menimbulkan

ketidakpastian.

Hanya ada 2 cara untuk mencegah risiko seperti ini, yaitu:

 Minimalkan transaksi beda mata uang; atau

 Pindahkan risiko.

Terapannya, sebagai berikut:

1) Teknik Hedging (membatasi Resiko)

2
adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai

tukar. Pada prinsipnya dimaksudkaan untuk memindahkan potensi resiko kepada pihak ketiga atau

Bank tertentu. Contohnya: Meminjam mata uang asing dalam jumlah yang setara dengan nilai sekarang

dari piutang kemudian mengkonversi mata uang asing ke dalam mata uang domestik sesuai dengan

harga spot lalu tempatkan mata uang domestik di deposito dengan tingkat bunga yang berlaku. Ketika

piutang mata uang asing masuk, bayar kembali pinjaman dalam mata uang asing. Dengan begitu resiko

rugi selisih kurs dapat diminimalkan.

2) Belanja Dalam Negeri Dengan Mata Uang Asing

Ketika nilai tukar rupiah menguat akan berdampak negatif pada piutang perusahaan. Sebagai contoh

Butik PW adalah distributor batik. Pada tanggal 25 Januari 2014 terjadi transaksi piutang dari customer

dari luar negeri yang menginginkan batik untuk segera dikirim tanggal 12 Maret 2014 dengan nilai tukar

rupiah 13000/USD. Setelah pembayaran masuk kerekening tanggal 20 Maret 2014, keesokan harinya

Butik PW bermaksud melakukan pindah buku dari rekening USD ke IDR tanpa diduga ternyata nilai

tukar rupiah menjadi 11000/USD. Otomatis Butik PW merugi selisih kurs.

Resiko kerugian selisih kurs semacam ini bisa diminimalkan dengan berbelanja batik dalam negeri

menggunakan mata uang USD. Sehingga sisi utang dalam negeri bisa disamakan dengan sisi piutang

luar negeri.

3) Bertransaksi Dengan Mata Uang Sama

Gunakan mata uang yang sama antara transaksi yang menimbulkan liabilitas dengan transaksi yang

menimbulkan aset. Dengan kata lain jika perusahaan anda import barang menggunakan mata uang

USD usaha untuk membuat penawaran kepada customer anda dalam negeri untuk bertransaksi

menggunakan mata uang USD. Dengan begini tidak akan ada resiko selisih kurs.

4) Cadangan Kas (Cash Reserve)

Cash Reserve adalah sejumlah uang tunai (rupiah dan valuta asing) yang dicadangkan dan disimpan

di dalam bank atau brankas serta diperhitungkan dalam pemenuhan kewajiban likuiditas minimum

bank.

Buatlah cadangan kas di bank dalam mata uang asing yang sering anda gunakan untuk bertransaksi

di perusahaan anda. Jika tidak punya simpanan anda bisa membeli di Bank. Jika tak punya cukup kas

untuk membeli valas, anda bisa meminjam dalam jangka pendek beban bunganya juga tak terlalu
3
tinggi, masih jauh lebih aman dibandingkan kena fluktuasi nilai tukar. Hal yang sama bisa diberlakukan

pada transaksi terkait utang dalam mata uang asing lainnya.

3. Standar yang diterbitkan oleh IAASB terbagi dalam tiga kategori. Pertama, standar audit dan review

informasi keuangan historis. Standar ini terdiri dari dua standar yaitu : International Standard on Auditings

(ISAs), dan International Standard on Review Engagement (ISREs). Selanjutnya, untuk membantu

penerapan standar auditing, IAASB mengeluarkan International Auditing Practice Statement (IAPSs). IAPS

ini merupakan pedoman interpretasi dan bantuan praktis di dalam menerapkan standar auditing. Dan untuk

penerapan standar review, IAASB juga telah mengeluarkan pedoman interpretasi dan batuan praktisnya.

Pedoman ini diberi nama International Review Engagement Practice Statement (IREPSs).

Kategori kedua, standar untuk penugasan assurance selain audit atau review laporan keuangan historis.

Untuk kategori kedua ini, IAASB mengeluarkan International Standard Assurance Engagements (ISAEs).

Dan untuk penerapan lebih praktisnya, IAASB telah menerbitkan International Assurance Engagement

Practice Statements (IAEPS). IAEPS ini merupakan pedoman interpretasi dan bantuan praktis didalam

menerapkan standar assurance.

Kategori terakhir adalah standar untuk jasa lainnya. Untuk kategori ketiga ini, IAASB menerbitkan

International Standard on Related Services (ISRSs). Standar ini harus diterapkan pada penugasan

kompilasi, pengolahan informasi, dan jasa penugasan lain. Untuk penerapannya, IAASB juga telah

mengeluarkan pedoman interpretasi dan bantuan praktis yang diberi nama International Related Service

Practice Statements (IRSPSs).

Selain mengeluarkan standar untuk pekerjaan auditor, IAASB juga mengeluarkan standar untuk

memberikan mutu pelayanan yang baik. Standar ini dinamakan International Standard on Qualitiy Controls

(ISQCSs).

Di Indonesia, sebelum terbentuknya Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), standar auditing ditetapkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Setelah terbentuknya IAPI yang

secara resmi diterima sebagai anggota asosiasi yang pertama oleh IAI pada tanggal 4 Juni 2007 serta diakui

oleh pemerintah RI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian

sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta

menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia melalui

4
Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 pada tanggal 5 Pebruari 2008, selanjutnya standar

auditing berupa Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) disusun dan diterbitkan oleh IAPI.

SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis dan aturan etika. Pernyataan standar teknis

yang dikodifikasi dalam SPAP terdiri dari :

1) Pernyataan Standar Auditing

2) Pernyataan Standar Atestasi

3) Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review

4) Pernyataan Jasa Konsultasi

5) Pernyataan Standar Pengendalian Mutu

Sedangkan aturan etika yang dicantumkan dalam SPAP adalah Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik

yang dinyatakan berlaku oleh Kompartemen Akuntan Publik sejak bulan Mei 2000.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia selama ini mengacu pada standar

auditing dari Amerika. SPAP ini membagi standar auditing menjadi tiga bagian utama yaitu Standar Umum,

Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan.

Sedangkan International Standar on Auditing (ISA) tidak membagi standar auditing dengan kategori seperti

halnya SPAP. Pada ISA, tidak ada Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan.

Penyajian standar-standar yang ada di ISA sudah mencerminkan proses pengerjaan auditing.

Pendekatan pekerjaan audit di ISA dibagi dalam enam tahap. Tahap pertama dimulai dengan persetujuan

penugasan (agreement of engagement). Kemudian, tahap kedua melakukan pengumpulan informasi,

pemahaman bisnis dan sistim akuntansi klien, serta penentuan unit yang akan diaudit. Tahap ketiga adalah

pengembangan strategi audit. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan access inherent list.

Tahap selanjutnya adalah execute the audit, yaitu mulai melaksanakan audit. Pada saat melaksanakan audit

maka akan dilakukan test of control, substantive and analytical procedure dan other substantive procedure.

Tahap kelima, mulai membentuk opini. Dan tahap terakhir adalah membuat laporan audit.

Dari keenam tahapan pekerjaan audit yang diatur dalam ISA tersebut sepertinya tidak jauh berbeda dengan

pengaturan dalam SPAP yang menjadi pedoman audit bagi KAP di Indonesia. Demikian sedikit gambaran

International Standar on Auditing (ISA) yang merupakan standar audit internasional dibandingkan dengan

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan standar audit yang berlaku di Indonesia.

5
4. Menurut Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan, dengan

mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus, yaitu:

1) Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).

2) Mengurangi biaya SAK.

3) Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.

4) Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.

5) Meningkatkan transparansi keuangan.

6) Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.

7) Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

5. Dalam akuntansi kita mengenal istilah goodwill yang sering muncul saat ada akuisisi satu perusahaan

terhadap perusahaan yang lain. Pada saat akuisisi perusahaan, perusahaan pembeli dapat membeli

perusahaan dengan harga di atas nilai bukunya. Selisih inilah yang disebut goodwill.

Neraca IFRS awal pada tanggal transaksi seharusanya mengakui semua aktiva dan kewajiban yang

pengakuannya diwajikkan oleh IFRS, tetapi tidak mengakui semua aktiva dan kewajiban yang

pengakuannya tidak diperkenankan oleh IFRS. Terkait dengan penggabungan usaha dan goodwill yang

dihasilkan, jika penggabungan usaha sebelum tanggal transisi tidak dinilai ulang, maka :

1) Goodwill akibat pembelian kontingen tertentu yang terjadi sebelum tanggal tansisi harus dilakukan

penyesuaian.

2) Setiap aktiva tidak berwujud yang diperoleh tidak berdasarkan IFRS (yang tidak memenuhi syarat

sebagai goodwill ) harus diklasifikasi ulang.

3) Uji penurunan nilai harus dilakukan untuk goodwill serta goodwill negatif yang ada harus dikreditkan

terhadap equitas.

6. Goodwill dicatat ketika terjadi : merger, perubahan bentuk usaha dan perubahan bentuk kepemilikan.

Penetapan besarnya dapat digunakan dengan dua cara/metode yaitu :

1) Kapitalisasi penghasilan bersih rata – rata (capitalization of average income)

Pada metode ini ditetapkan bahwa jumlah yang akan dibayar kepada perusahaan yang dibeli, dihitung

dengan cara mengetimasi penghasilan yang akan datang dengan menggunakan tarif, yaitu sebesar

105 yang mana tarif ini menunjukkan hasil yang diharapkan dari investasi.
6
2) Kapitalisasi kelebihan penghasilan rata – rata (capitalization of average exess income)

Pada metode ini perhitungan goodwill didasarkan pada penghasilan rata – rata dan nilai aset yang akan

dibeli selanjutnya apabila diketahui hasil yang diharapkan dari investasi 10% dan kelebihan

penghasilan akan dikapitalisasi 25%.

Contoh soal :

PT. Maju Terus memperoleh laba bersih dari tahun 2005 sampai dengan 2009 adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 1 Januari 2010 aset perusahaan (tidak termasuk goodwill) adalah sebesar Rp. 2.500.000.000

dengan Utang Rp. 250.000.000. maka hitunglah good will dengan menggunakan metode :

A. Kapitalisasi penghasilan bersih rata – rata

B. Kelebihan penghasilan.

Jawab :

A. Kapitalisasi Penghasilan Rata – Rata :

Penghasilan Rata - Rata : Rp. 1.550.000.000 / 5 = Rp. 310.000.000 / Tahun

So Estimasi Penghasilan adalah Rp. 310.000.000

Jumlah yang dibayar : ( 310.000.000 x 100/10 ) = Rp. 3.100.000.000

Nilai bersih aset : ( Rp2.500.000.000 – 250.000.000) = ( Rp. 2.250.000.000 )

Nilai Goodwill = Rp. 850.000.000

B. Kapitalisasi Kelebihan Penghasilan Rata – Rata :

Estimasi Penghasilan yang akan datang = Rp. 3.100.000.000

Nilai bersih asset = ( Rp. 2.250.000.000 )

Kelebihan Penghasilan = Rp. 850.000.000

7
Proyeksi hasil investasi 10% x 850 Juta = Rp. 85.000.000

Good will = 100/25 x Rp85.000.000 = Rp. 340.000.000

Anda mungkin juga menyukai