Kel 9
Kel 9
Bank Syariah
Disusun Oleh:
1. Ida Rokhyani
2. Kiki Mita Irmayasari
3. Siska Meyta Sari
LATAR BELAKANG
Industri perbankan syariah saat ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam
beberapa dekade terakhir. Aktivitas bisnis dan risiko yang terkait dengan pengoperasian
lembaga keuangan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu diperlukan strategi dalam
menghadapi risiko-risiko bisnisnya.
Manajemen risiko dapat mengukur dan memitigasi risiko untuk mencari solusi
permasalahan (Utami et al., 2022). Dalam rangka menjaga stabilitas, kepatuhan
syariah, reputasi, dan keberlanjutan operasional, penerapan manajemen risiko yang
efektif pada bank syariah internasional menjadi sangat penting. Karena hal ini akan
membantu bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengelola, dan meminimalkan
risiko yang terkait dengan prinsip-prinsip syariah, produk syariah yang kompleks, dan
kepatuhan terhadap regulasi dan pedoman yang berlaku dalam pelaksanaan hedging
dan penggunaan derivative product.
HEDGING (Lindung Nilai)
Lindung nilai merupakan istilah yang berasal dari kata serapan “hedge” dalam
dunia keuangan. Hal ini mengacu pada tindakan investasi yang bertujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan risiko yang terkait dengan investasi lain yang
dilakukan oleh para pelaku bisnis.
1. Lindung nilai atas nilai tukar hanya dapat dilakukan jika terdapat kebutuhan di masa depan terkait mata uang asing
yang tidak dapat dihindari dalam transaksi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Hak pelaksanaan wa’d (janji) kontrak lindung nilai tidak dapat diperdagangkan.
3. Objek lindung nilai syariah atas nilai tukar adalah paparan risiko yang disebabkan oleh ketidakseimbangan aset atau
kewajiban dalam mata uang asing.
4. Objek lindung nilai syariah atas nilai tukar meliputi simpanan dalam mata uang asing, kewajiban dalam transaksi
yang menggunakan mata uang asing, kebutuhan dalam mata uang asing untuk penyelenggaraan haji/ umroh, biaya
perjalanan ke luar negeri sesuai dengan prinsip syariah dan kebutuhan lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah.
5. Pelaku transaksi lindung nilai syariah yaitu Lembaga Keuangan Syariah (LKS), Bank Indonesia, lembaga keuangan
konvensional dalam kapasitas sebagai penerimaan lindung nilai dari LKS, lembaga bisnis yang sesuai dengan
prinsip syariah, dan pihak lain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penerapan Hedging Pada
Bank Syariah Indonesia
Prosedur transaksi lindung nilai berdasarkan peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Transaksi lindung nilai syariah harus didahului dengan forward agreement atau rangkaian forward agreement.
2. Dalam hal forward agreement tidak dipenuhi maka pihak yang tidak memenuhi dapat dikenakan ganti rugi (ta’widh).
3. Dokumen dari forward agreement dilarang untuk diperjual belikan.
Sebagai contoh, Bank Syariah Indonesia (BSI) menggunakan metode akad Aqd‘ al-Tahaww al-basith dan Al Sharf. dimana dalam
layanan tersebut nasabah dapat mengatur cashflow perusahaan dengan adanya kepastian nilai uang atau kewajiban di masa datang.
Penerapan Hedging Pada
Bank Islam - Malaysia
Mekanisme Hedging di Perbankan Syariah Malaysia
Penerapan Hedging Pada
Keterangan:
1.
Bank Islam - Malaysia
Murabahah 1 : Bank X membeli komoditas kepada nasabah A dengan menggunakan akad murabahah untuk tiga bulan
mendatang.
2. Murabahah 2 : pada waktu yang sama Bank X menjual komoditas kepada nasabah B untuk tiga bulan mendatang.
Dalam transaksi murabahah 1, bank memperoleh komoditas tertentu dari nasabah A dengan menggunakan Ringgit Malaysia sebesar
MYR 39.700,- untuk periode tiga bulan kedepan. Pada saat yang sama, bank X menjual komoditas tersebut kepada nasabah B dengan
menggunakan Dollar Amerika Serikat sebesar USD 10.000,- untuk tiga bulan mendatang. Kesepakatan mengenai nilai tukar atau kurs
antara Ringgit Malaysia dan Dollar Amerika Serikat yang disepakati adalah MYR 4.000,-/USD.
Penerapan Hedging Pada
Al Rajhi - Arab Saudi
Al Rajhi Bank sebagaimana ditunjukkan dalam kebijakan akuntansi berdasarkan International Financial Reporting Standards (IFRS)
menetapkan derivative tertentu sebagai instrumen lindung nilai (Al Rajhi Bank, 2022:214). Instrumen lindung nilai bertujuan untuk
mengelola eksponsur tingkat keuntungan mata uang asing dan risiko kredit termasuk eksponsur yang timbul dari perkiraan yang sangat
mungkin terjadi dalam transaksi.
Untuk tujuan lindung nilai bank telah mengadopsi system yang komprehensif untuk pengukuran dan manajemen risiko dengan
melibatkan pengelolaan eksponsur bank terhadap fluktuasi valuta asing dan tingkat keuntungan untuk mengurangi paparannya terhadap
mata uang dan tingkat keuntungan yang diterima sebagaimana ditentukan oleh Dewan Direksi dan dalam pedoman yang dikeluarkan
oleh SAMA. Direksi telah menetapkan batasan pada rekanan dan eksponsur posisi mata uang. Posisi dipantau setiap hari dan strategi
lindung nilai digunakan untuk memastikan posisi dipertahankan dalam batas-batas yang ditetapkan.
Penerapan Hedging Pada
Al Rajhi - Arab Saudi
Bank menggunakan valuta asing forward kontrak dan pertukaran mata uang untuk melakukan lindung nilai secara khusus untuk
mengidentifikasi risiko mata uang. Selain itu, bank juga menggunakan profit rate swap dan profit rate berjangka untuk melakukan
lindung nilai terhadap risiko keuntungan yang timbul dari tingkat laba tetap yang diidentifikasi secara spesifik. Bank menggunakan
swap keuntungan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko arus kas yang timbul pada eksponsur suku bunga mengambang. Dalam
semua kasus tersebut, hubungan dan tujuan lindung nilai termasuk rincian item lindung nilai dan lindung nilai instrument
didokumentasikan secara formal dan transaksi dicatat sebagai nilai wajar atau lindung nilai arus kas.
Penerapan Hedging Pada
Bank Islam - Inggris
Bank of London dan The Middle East plc menggunakan instrumen lindung nilai profit rate swap (IPRS) yaitu kesepakatan antara dua pihak untuk
saling menukar arus (seri) pembayaran laba lainnya dengan mata uang yang sama dalam jangka waktu tertentu.
atau dapat didefinisikan sebagai kesepakatan dalam dua pihak untuk menukar arus kas berdasarkan kepatuhan Syariah untuk tanggal mendatang
sesuai dengan keinginan atau akhir masa depan pelanggan. Bank akan mencatat hubungan antara instrumen lindung nilai dan item lindung nilai pada
saat memulai transaksi lindung nilai. Selain itu, Bank akan mendokumentasikan tujuan manajemen risiko dan strategi yang digunakan dalam
melakukan lindung nilai.
Kebijakan Bank juga mengharuskan adanya penilaian yang terdokumentasi, baik pada awal transaksi lindung nilai maupun secara berkala, untuk
menentukan sejauh mana instrumen lindung nilai, terutama Profit Rate Swap, efektif dalam mengatasi perubahan nilai wajar atau arus kas yang
timbul akibat risiko lindung nilai pada item lindung nilai. Jika terjadi perubahan yang tidak efektif dalam lindung nilai yang memenuhi syarat,
dampaknya akan dimasukkan dalam penghasilan atau beban operasional lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
PRODUK DERIVATIVE
Derivatif merupakankontrak finansial antara dua atau lebih pihak-pihak guna
memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/ komoditas yang dijadikan
sebagai objek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan
kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pembeli (www.idx.co.id.).
Derivatif ini dapat berfluktuasi baik saat terjadi pergerakan dana atau instrumen,
maupun saat tidak ada pergerakan sama sekali. Sedangkan
dilakukan dalam rangka memitigasi risiko perubahan nilai tukar atas mata uang
Derivatif pada negara Malaysia melalui Shariah Advisory Council (SAC) menganggap derivatif, sebagai instrumen lindung nilai dan
menciptakan maslahah bagi investor dan perekonomian pada umumnya. Divalidasi atas dasar hikmah al- tashri'iyyah (menciptakan
mashlahah) dan 'urf al-iqtisadi al-khas (praktik umum yang terjadi secara khusus dalam kegiatan ekonomi), kebolehannya dibenarkan
jika digunakan semata-mata untuk tujuan lindung nilai.
Produk Derivatif Pada
Al Rajhi - Arab Saudi
Instrumen keuangan derivatif Bank Al Rajhi untuk tujuan perdagangan adalah sebagai berikut:
Swap adalah komitmen untuk menukar satu set arus kas untuk yang lain. Untuk swap tingkat keuntungan, pertukaran rekanan tetap dan pembayaran tingkat keuntungan mengambang dalam mata uang
tunggal tanpa bertukar prinsipal.
Forward valuta asing adalah perjanjian kontrak untuk membeli atau menjual mata uang tertentu di harga dan tanggal tertentu di masa mendatang. Transaksi forward adalah kontrak yang disesuaikan yang
ditransaksikan dalam pasar over-the-counter. Mata uang asing ditransaksikan dalam jumlah standar pada pertukaran yang diatur dan perubahan di masa depan nilai kontrak diselesaikan setiap hari.
Produk Derivatif Pada
Bank Islam - Inggris
Produk derivative pada Bank islam di inggris menerapkan bahwa derivatif diakui dan diukur kembali pada nilai wajar pada
awalnya. Untuk over-the-counter derivatif seperti profit rate swaps dan foreign exchange forward deals, nilai wajarnya
ditentukan menggunakan teknik penilaian, seperti model arus kas yang didiskontokan, yang disediakan oleh vendor pihak ketiga
yang diakui secara internasional. Derivatif dapat diklasifikasikan sebagai aset jika nilainya positif atau sebagai liabilitas jika
nilainya negatif.
Ketika derivatif ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai, Bank akan mengklasifikasikannya sebagai lindung nilai terhadap
perubahan nilai wajar aset atau liabilitas yang diakui atau komitmen yang pasti (lindung nilai nilai wajar). Akuntansi lindung
nilai diterapkan pada derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai untuk melindungi nilai wajar, asalkan kriteria
tertentu terpenuhi.
Strategi pelaksanaan Hedging Syariah
#SobatRupiah, suka resah dan takut saat transaksi untuk investasi nilainya berubah-ubah?
Tenang..sekarang sudah ada Hedging Syariah. Bank Indonesia memfasilitasi skema ini supaya
masyarakat bisa #BeriMakna memperoleh lindung nilai mata uang untuk kebutuhan
mendatang. Yuk, simak video ini untuk lebih jelasnya!
https://youtu.be/ztltoNYY-_E