Anda di halaman 1dari 19

MODUL 6

BUDAYA DAN KARAKTERISTIK SOSIAL,


DEMOGRAFI, DAN EKONOMI KONSUMEN
Disusun oleh :
1. Devi Fitriyaningsih
2. Kholilul Rokhim
3. Nur Irvan Manajemen 5C
Kegiatan Belajar 1

Budaya
A. SIKAP DAN PERILAKU YANG DIPENGARUHI OLEH BUDAYA
Budaya atau culture merupakan salah satu faktor lingkungan konsumen. Pengertian budaya dapat
bersifat terlihat ataupun tidak terlihat seperti nilai ataupun simbol.
Khaled Ibn Abdul-Rahman Al-Jeraisy (2008) mengemukakan mengenai karakteristik dari budaya,
yaitu “budaya memiliki karakteristik sebagai berikut:
o Fungsi utama dari budaya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan setiap nilai budaya
yang tidak memenuhi manusia tertentu ingin atau keinginan tidak sering berlangsung lama.
o Seseorang belajar simbol budaya asalnya dari anggota keluarganya, teman, dan guru. Ini adalah
bagaimana budaya ditrularkan dari satu generasin ke generasi yang lain, memiliki efek yang luar
biasa pada perilaku individu termasuk pikiran keyakinan reaksi kepekaan terhadap isu-isu di
sekelilingnya, dan analisis apa yang mempengaruhi dia.
Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang
sangat dipengaruhi oleh budaya, antara lain:

1. Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space)


2. Komunikasi dan bahasa
3. Pakaian dan penampilan
4. Makanan dan kebiasaan makan
5. Waktu dan kesadaran akan waktu
6. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
7. Nilai dan norma
8. Kepercayaan dan sikap
9. Proses mental dan belajar
10. Kebiasaan kerja
Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., Hogg, M.K (2006) menyatakan bahwa “Budaya
tidak statis.Hal ini terus berkembang, mensintesis ide-ide lama dengan yang baru. Sebuah
sistem budaya dapat dikatakan terdiri dari tiga bidang fungsional
1. Ekologi - cara dimana sistem beradaptasi dengan habitatnya. Bidang ini terbentuk
oleh teknologi yang digunakan untuk memperoleh dan mendistribusikan sumber daya
(misalnya, masyarakat vs negara yang kurang makmur industri).
2. Struktur sosial - cara di mana kehidupan sosial yang tertib dan dipelihara. Bidang ini
termasuk kelompok-kelompok domestik dan politik yang dominan dalam budaya
(keluarga inti vs keluarga diperpanjang).
3. Ideologi - karakteristik mental orang-orang dan cara di mana mereka berhubungan
dengan lingkungan mereka dan kelompok sosial. Bidang ini berkisar pada keyakinan
bahwa anggota masyarakat memiliki cara pandang yang sama. Mereka berbagi ide
tertentu tentang prinsip-prinsip ketertiban dan keadilan. Mereka juga berbagi etos,
atau seperangkat prinsip moral dan estetika.
B. UNSUR-UNSUR BUDAYA
1. Nilai (Value)
2. Norma (Norms)
3. Kebiasaan (Customs)
4. Larangan (Mores)
5. Konvensi (Conventions)
6. Mitos
7. Simbol
(bisa dilihat di modul 6.6 s/d 6.15 )
1. Nilai (Value)
Nilai merupakan kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang
atau suatu masyarakat. Nilai bisa berarti sebuah kepercayaan tentang suatu hal, namun
nilai bukan hanya kepercayaan.
Matin Khan (2006) menyebutkan bahwa Budaya diciptakan oleh 3 sistem yang saling
bergantungan, yaitu:
(a) sistem ideologi - sistem jiwa yang terdiri dari ide-ide, keyakinan, nilainilai dan cara
penalaran (baik atau buruk).
(b) sistem teknologi terdiri dari keterampilan, teknik untuk menghasilkan (sesuatu).
(c) sistem organisasi (keluarga dan kelas sosial) koordinat perilaku.
2. Norma (Norms)
Sumarwan (2011) menyatakan bahwa hampir semua masyarakat memiliki norma. Norma
lebih spesifik dari nilai. Norma akan mengarahkan seseorang tentang perilaku yang
diterima dan yang tidak diterima. Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik
dan buruk atau tindakan yang boleh dan tidak boleh.
Norma terbagi ke dalam dua macam. Pertama, norma (enacted norms) yang disepakati
berdasarkan aturan pemerintah dan ketatanegaraan.Biasanya berbentuk peraturandan
undang-undang. Norma ini harus dipatuhi oleh masyarakat dan dalam banyak hal. Jika
norma tersebut dilanggar, akan dikenakan sanksi. Norma kedua disebut cresive norm,
yaitu norma yang ada dalam budaya dan bisa dipahami dan dihayati jika orang tersebut
berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.
3. Kebiasaan (Customs)
Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara
budaya.Kebiasaan tersebut diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun.
Kebiasaan juga menyangkut berbagai jenis perayaan yang terus menerus dilakukan secara
rutin, seperti upacara perkawinan, upacara pemakaman, upacara pelantikan pejabat,
upacara ulang tahun, dan upacara keagamaan.

4. Larangan (Mores)
Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya
berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat.
Pelanggaran terhadap larangan tersebut akan mengakibatkan sanksi sosial. Larangan
yang berlaku di masyarakat Indonesia bisa bersumber dari budaya atau dari nilanilai
agama.
5. Konvensi (Conventions)
Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari. Konvensi menggambarkan
anjuran atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari dan biasanya
berkaitan dengan perilaku konsumen, yaitu perilaku rutin yang dilakukan oleh konsumen.
Beberapa contoh konvensi adalah makan bubur dengan sambal, minum teh dan kopi selalu
dengan gula. Suami menyebut istrinya dengan panggilan mama, ibu, mami dan
sebagainya. Menyebut orang yang dihormati dengan sebutan bapak atau ibu.

6. Mitos
Mitos merupakan unsur penting dalam budaya lainnya. Mitos menggambarkan cerita atau
kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos sering
kali sulit dibuktikan kebenarannya. Masyarakat Jawa memiliki mitos yang banyak
mengenai raja-raja mereka, termasuk mitos dari Wali Songo. Wali Songo adalah sembilan
orang muslim yang menyebarluaskan agama Islam di pulau Jawa. Banyak mitos atau cerita
yang beredar mengenai kehebatan metafisika dari Wali Songo terebut. Membedakan mana
cerita yang benar dan mana cerita khayalan adalah sangat sulit.
7. Simbol
simbol adalah segala sesuatu (benda, nama, warna, dan konsep) yang memiliki arti
penting lainnya (makna budaya yang diinginkan.
Manusia juga memiliki simbol dan simbol tersebut biasanya dihormati oleh kita seperti
pada sebuah bendera dengan simbol lambang negara. Topi hitam yang digunakan oleh
Soekarno sebagai simbol bangsa Indonesia yang selalu tampil dengan ciri khas peci
dikepalanya yang tidak digunakan oleh presiden Indonesia lainnya.
C. BUDAYA POPULER
Budaya berpengaruh terhadap perilaku kita sebagai konsumen, seperti bagaimana kita
mengalokasikan uang atau waktu yang dimiliki. Selain itu, ada juga yang dikenal dengan
istilah popular. Budaya popular adalah budaya yang dimiliki dan bisa diterima atau diakses
oleh banyak orang dan sebagian berkaitan dengan teknologi iklan dimana hampir semua
dapat mengakses iklan di televisi bahkan internet. Selain itu, televisi, musik, radio, pakaian
dan aksesoris dan games juga merupakan bagian dari budaya popular.
D. BUDAYA DAN STRATEGI PEMASARAN
Hubungan antara budaya dan strategi pemasaran biasanya terjadi dengan perusahaan
melihat budayanya kemudian dari pemahaman budaya tersebut perusahaan
mengembangkan menjadi produk.
Matin Khan (2006) menyatakan bahwa “Persahabatan memainkan peran penting dalam
transaksi bisnis. Hubungan pribadi yang baik dan perasaan paling penting dalam perjanjian
jangka panjang. Kontak sosial yang dikembangkan oleh pihak memperoleh prioritas di atas
spesifikasi teknis. Amerika membuat teman-teman dengan mudah, dan menjatuhkan mereka
dengan mudah sebagaibaik, karena mobilitas sosial dan geografis. Beberapa budaya seperti
India atau Amerika Latin memiliki hubungan yang langgeng yang bertahan untuk waktu
yang lama dan begitu juga bisnis. Ikatan pribadi, kepercayaan pribadi mengarah ke
kerjasama dan banyak transaksi dapat berlangsung antara pihak. Beberapa ingin
bertransaksi bisnis hanya dengan orang-orang yang mereka akur dan, membuat uang
sekunder. Beberapa mencoba untuk mengembangkan saling percaya dan kepercayaan,
sehingga hasil bisnis tahan”
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Demografi, Ekonomi dan Sosial Konsumen

A. SUBBUDAYA
Budaya masyarakat atau konsumen terdiri dari subbudaya. Subbudaya menggambarkan
kelompok-kelompok kecil yang membangun sebuah budaya. Kelompok kecil atau
subbudaya ini memiliki perbedaan karakteristik dan perilaku antar kelompok kecil lainnya.
Perbedaan kelompok kecil tersebut berdasarkan perbedaan karakteristik demografi,
ekonomi dan sosial.
Karakteristik Demografi Contoh Subbudaya
1. Usia Anak-anak, Remaja, Dewasa Awal, Dewasa Lanjut, Lansia
2. Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha
3. Suku Bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa, Bugis
4.Warga Indonesia Keturunan Pribumi, Tionghoa, India, Arab
5. Pendapatan Miskin, Menengah, Kaya
6. Jenis Kelamin Laki-laki, Wanita
7. Status Pernikahan Lajang, Menikah, Janda, Duda
8. Jenis Keluarga Orang Tua Tunggal, Orang Tua Lengkap, Keluarga dengan satu anak, dua
anak
9. Pekerjaan Dosen, Guru, Buruh, Karyawan, Dokter, Akuntan, Montir, Pengacara
10. Lokasi Geografi Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa,
11. Jenis Rumah Tangga Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga Keluarga (tinggal sendiri,
tinggal bersama teman, di asrama)
12. Kelas Sosial Kelas Atas, Kelas Menengah, Kelas Bawah

seorang konsumen bisa menjadi anggota dari beberapa subbudaya. Seorang konsumen yang berusia remaja, maka ini merupakan gambaran
karakteristik usia dari demografi dan subbudayanya remaja. Jika konsumen tersebut bersuku Sunda, maka ini merupakan gambaran karakteristik
suku bangsa dari demografi dengan subbudayanya suku Sunda.
B. KARAKTERISTIK EKONOMI KONSUMEN

1. Pendapatan
Para pemasar dan produsen sering menggunakan pendapatan sebagai dasar untuk
melakukan segmentasi pasar atau pengelompokkan konsumen. Pendapatan adalah
sejumlah uang yang diterima seorang konsumen sebagai imbalan dari pekerjaan yang
telah dilakukannya atau sebagai keuntungan yang diperoleh dari usaha bisnis yang
dilakukannya.
2. Pengeluaran dan Kredit
Pengeluaran adalah bagian dari pendapatan konsumen yang digunakan untuk membeli
semua barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Konsumen seringkali lebih mudah
memberikan informasi jumlah pengeluarannya dibandingkan jumlah pendapatannya.
Kredit adalah sumberdaya keuangan yang dapat dijadikan sumber pendapatan
konsumen. Kredit dapat meningkatkan daya beli konsumen saat ini namun dapat
menurunkan daya beli konsumen pada masa mendatang.
C. KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL
Kelas sosial dan status sosial adalah pengelompokkan konsumen kedalam kelas atau status tertentu.
Pengelompokkan ini dapat berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan.Kelas sosila sering dibagi
kedalam: bawah, menengah, dan Atas.
Khaled Ibn Abdul-Rahman Al-Jeraisy (2008) menyatakan bahwa kelas sosial memiliki karakteristik sebagai
berikut: “
1. Kelas sosial adalah homogen, keadaan anggotanya cenderung mirip, untuk berperilaku sama, dan untuk
membeli produk serupa dengan cara yang sama dari kurang lebih saluran distribusi yang sama.
2. Kelas sosial dapat diukur dalam hal pekerjaan pendapatan, tingkat pendidikan dan tempat tinggal
perumahan .
3. Kelas sosial dapat didefinisikan secara geografis, sebagai anggota dari kelas yang sama sering cenderung
hidup di daerah pemukiman tertentu.
4. Memiliki kelas sosial tertentu menunjukkan pola perilaku konsumsi tertentu. Hal ini membuat kelas sosial
indeks yang utama untuk menganalisis perilaku konsumen.
5. Anggota kelas sosial yang berbeda memiliki reaksi yang berbeda terhadap program pemasaran yang sama,
tergantung pada perbedaan antara kelas.
6. Beberapa sosiolog mengklasifikasikan masyarakat ke dalam kelas, mendefinisikan masing-masing kelas
dalam hal sejumlah ciri-ciri umum yang berkaitan dengan budaya, pendapatan, aspirasi, minat, dan perilaku
konsumsi.
Matin Khan (2006) membuat kelas sosial sebagai berikut

Kelas sosial Orientasi gaya hidup Kecenderungan pembelian


Kelas atas Selera yang baik hidup yang anggun Kualitas barang dagangan hobi mahal dan rekreasi
hal baik dalam hidup ekspresi individu peralatan, seni, buku, wisata
Minat dalam seni dan budaya
Kelas menengah Kehormatan, kesesuaian Hak milik, Item dalam mode dan berhubungan dengan
penghargaan sosial dirikepatutan, sosial presentasi diri; Baik
Busana,lingkungan dan rumah itemuntuk anak-
anak
Kelas pekerja kesenangan berorientasi kepada peralatan terbaru, acara olahraga. item terbaru
paroki (Dibatasi dalam lingkup) terasa dan terbesar
canggih. Fokus pada kepemilikan dan
bukan berorientasi kepada ide
Kelas bawah Hubungan dengan keluarga sangat Status symbol produk;meningkatkan harga
dekat Tidak tertarik dengan situasi diri;psydosimbol dari kemakmuran;
didunia Berorientasi lingkungan
Keinginanan cepat puas
Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., Hogg, M.K (2006) Kelas sosial mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen yaitu “Perbedaan produk dan toko harus sesuai dengan
kelas sosial konsumen tertentu. Konsumen kelas pekerja cenderung mengevaluasi produk
dalam istilah yang lebih utilitarian seperti kokoh atau kenyamanan daripada gaya atau
fashionability (lebih mementingkan fungsi dibanding gaya dari produk). Mereka cenderung
untuk bereksperimen dengan produk atau gaya baru, seperti furnitur modern atau peralatan
berwarna. Sebaliknya, orang dengan status sosial lebih tinggi cenderung memperhatikan
penampilan dan citra tubuh, sehingga mereka lebih rajin mengkonsumsi makanan diet dan
minuman dibandingkan dengan orang dengan kelas sosial bawah. Perbedaan ini berarti
bahwa pasar cola, misalnya, dapat dibagi oleh kelas sosial”.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai