Budaya
A. SIKAP DAN PERILAKU YANG DIPENGARUHI OLEH BUDAYA
Budaya atau culture merupakan salah satu faktor lingkungan konsumen. Pengertian budaya dapat
bersifat terlihat ataupun tidak terlihat seperti nilai ataupun simbol.
Khaled Ibn Abdul-Rahman Al-Jeraisy (2008) mengemukakan mengenai karakteristik dari budaya,
yaitu “budaya memiliki karakteristik sebagai berikut:
o Fungsi utama dari budaya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan setiap nilai budaya
yang tidak memenuhi manusia tertentu ingin atau keinginan tidak sering berlangsung lama.
o Seseorang belajar simbol budaya asalnya dari anggota keluarganya, teman, dan guru. Ini adalah
bagaimana budaya ditrularkan dari satu generasin ke generasi yang lain, memiliki efek yang luar
biasa pada perilaku individu termasuk pikiran keyakinan reaksi kepekaan terhadap isu-isu di
sekelilingnya, dan analisis apa yang mempengaruhi dia.
Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang
sangat dipengaruhi oleh budaya, antara lain:
4. Larangan (Mores)
Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya
berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat.
Pelanggaran terhadap larangan tersebut akan mengakibatkan sanksi sosial. Larangan
yang berlaku di masyarakat Indonesia bisa bersumber dari budaya atau dari nilanilai
agama.
5. Konvensi (Conventions)
Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari. Konvensi menggambarkan
anjuran atau kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari dan biasanya
berkaitan dengan perilaku konsumen, yaitu perilaku rutin yang dilakukan oleh konsumen.
Beberapa contoh konvensi adalah makan bubur dengan sambal, minum teh dan kopi selalu
dengan gula. Suami menyebut istrinya dengan panggilan mama, ibu, mami dan
sebagainya. Menyebut orang yang dihormati dengan sebutan bapak atau ibu.
6. Mitos
Mitos merupakan unsur penting dalam budaya lainnya. Mitos menggambarkan cerita atau
kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos sering
kali sulit dibuktikan kebenarannya. Masyarakat Jawa memiliki mitos yang banyak
mengenai raja-raja mereka, termasuk mitos dari Wali Songo. Wali Songo adalah sembilan
orang muslim yang menyebarluaskan agama Islam di pulau Jawa. Banyak mitos atau cerita
yang beredar mengenai kehebatan metafisika dari Wali Songo terebut. Membedakan mana
cerita yang benar dan mana cerita khayalan adalah sangat sulit.
7. Simbol
simbol adalah segala sesuatu (benda, nama, warna, dan konsep) yang memiliki arti
penting lainnya (makna budaya yang diinginkan.
Manusia juga memiliki simbol dan simbol tersebut biasanya dihormati oleh kita seperti
pada sebuah bendera dengan simbol lambang negara. Topi hitam yang digunakan oleh
Soekarno sebagai simbol bangsa Indonesia yang selalu tampil dengan ciri khas peci
dikepalanya yang tidak digunakan oleh presiden Indonesia lainnya.
C. BUDAYA POPULER
Budaya berpengaruh terhadap perilaku kita sebagai konsumen, seperti bagaimana kita
mengalokasikan uang atau waktu yang dimiliki. Selain itu, ada juga yang dikenal dengan
istilah popular. Budaya popular adalah budaya yang dimiliki dan bisa diterima atau diakses
oleh banyak orang dan sebagian berkaitan dengan teknologi iklan dimana hampir semua
dapat mengakses iklan di televisi bahkan internet. Selain itu, televisi, musik, radio, pakaian
dan aksesoris dan games juga merupakan bagian dari budaya popular.
D. BUDAYA DAN STRATEGI PEMASARAN
Hubungan antara budaya dan strategi pemasaran biasanya terjadi dengan perusahaan
melihat budayanya kemudian dari pemahaman budaya tersebut perusahaan
mengembangkan menjadi produk.
Matin Khan (2006) menyatakan bahwa “Persahabatan memainkan peran penting dalam
transaksi bisnis. Hubungan pribadi yang baik dan perasaan paling penting dalam perjanjian
jangka panjang. Kontak sosial yang dikembangkan oleh pihak memperoleh prioritas di atas
spesifikasi teknis. Amerika membuat teman-teman dengan mudah, dan menjatuhkan mereka
dengan mudah sebagaibaik, karena mobilitas sosial dan geografis. Beberapa budaya seperti
India atau Amerika Latin memiliki hubungan yang langgeng yang bertahan untuk waktu
yang lama dan begitu juga bisnis. Ikatan pribadi, kepercayaan pribadi mengarah ke
kerjasama dan banyak transaksi dapat berlangsung antara pihak. Beberapa ingin
bertransaksi bisnis hanya dengan orang-orang yang mereka akur dan, membuat uang
sekunder. Beberapa mencoba untuk mengembangkan saling percaya dan kepercayaan,
sehingga hasil bisnis tahan”
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Demografi, Ekonomi dan Sosial Konsumen
A. SUBBUDAYA
Budaya masyarakat atau konsumen terdiri dari subbudaya. Subbudaya menggambarkan
kelompok-kelompok kecil yang membangun sebuah budaya. Kelompok kecil atau
subbudaya ini memiliki perbedaan karakteristik dan perilaku antar kelompok kecil lainnya.
Perbedaan kelompok kecil tersebut berdasarkan perbedaan karakteristik demografi,
ekonomi dan sosial.
Karakteristik Demografi Contoh Subbudaya
1. Usia Anak-anak, Remaja, Dewasa Awal, Dewasa Lanjut, Lansia
2. Agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha
3. Suku Bangsa Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa, Bugis
4.Warga Indonesia Keturunan Pribumi, Tionghoa, India, Arab
5. Pendapatan Miskin, Menengah, Kaya
6. Jenis Kelamin Laki-laki, Wanita
7. Status Pernikahan Lajang, Menikah, Janda, Duda
8. Jenis Keluarga Orang Tua Tunggal, Orang Tua Lengkap, Keluarga dengan satu anak, dua
anak
9. Pekerjaan Dosen, Guru, Buruh, Karyawan, Dokter, Akuntan, Montir, Pengacara
10. Lokasi Geografi Jawa, Luar Jawa, Kota, Desa,
11. Jenis Rumah Tangga Rumah Tangga Keluarga, Bukan Rumah Tangga Keluarga (tinggal sendiri,
tinggal bersama teman, di asrama)
12. Kelas Sosial Kelas Atas, Kelas Menengah, Kelas Bawah
seorang konsumen bisa menjadi anggota dari beberapa subbudaya. Seorang konsumen yang berusia remaja, maka ini merupakan gambaran
karakteristik usia dari demografi dan subbudayanya remaja. Jika konsumen tersebut bersuku Sunda, maka ini merupakan gambaran karakteristik
suku bangsa dari demografi dengan subbudayanya suku Sunda.
B. KARAKTERISTIK EKONOMI KONSUMEN
1. Pendapatan
Para pemasar dan produsen sering menggunakan pendapatan sebagai dasar untuk
melakukan segmentasi pasar atau pengelompokkan konsumen. Pendapatan adalah
sejumlah uang yang diterima seorang konsumen sebagai imbalan dari pekerjaan yang
telah dilakukannya atau sebagai keuntungan yang diperoleh dari usaha bisnis yang
dilakukannya.
2. Pengeluaran dan Kredit
Pengeluaran adalah bagian dari pendapatan konsumen yang digunakan untuk membeli
semua barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen. Konsumen seringkali lebih mudah
memberikan informasi jumlah pengeluarannya dibandingkan jumlah pendapatannya.
Kredit adalah sumberdaya keuangan yang dapat dijadikan sumber pendapatan
konsumen. Kredit dapat meningkatkan daya beli konsumen saat ini namun dapat
menurunkan daya beli konsumen pada masa mendatang.
C. KELAS SOSIAL DAN STATUS SOSIAL
Kelas sosial dan status sosial adalah pengelompokkan konsumen kedalam kelas atau status tertentu.
Pengelompokkan ini dapat berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan.Kelas sosila sering dibagi
kedalam: bawah, menengah, dan Atas.
Khaled Ibn Abdul-Rahman Al-Jeraisy (2008) menyatakan bahwa kelas sosial memiliki karakteristik sebagai
berikut: “
1. Kelas sosial adalah homogen, keadaan anggotanya cenderung mirip, untuk berperilaku sama, dan untuk
membeli produk serupa dengan cara yang sama dari kurang lebih saluran distribusi yang sama.
2. Kelas sosial dapat diukur dalam hal pekerjaan pendapatan, tingkat pendidikan dan tempat tinggal
perumahan .
3. Kelas sosial dapat didefinisikan secara geografis, sebagai anggota dari kelas yang sama sering cenderung
hidup di daerah pemukiman tertentu.
4. Memiliki kelas sosial tertentu menunjukkan pola perilaku konsumsi tertentu. Hal ini membuat kelas sosial
indeks yang utama untuk menganalisis perilaku konsumen.
5. Anggota kelas sosial yang berbeda memiliki reaksi yang berbeda terhadap program pemasaran yang sama,
tergantung pada perbedaan antara kelas.
6. Beberapa sosiolog mengklasifikasikan masyarakat ke dalam kelas, mendefinisikan masing-masing kelas
dalam hal sejumlah ciri-ciri umum yang berkaitan dengan budaya, pendapatan, aspirasi, minat, dan perilaku
konsumsi.
Matin Khan (2006) membuat kelas sosial sebagai berikut