Anda di halaman 1dari 7

TITRASI

ARGENTOMETRI
Nama : Irsyad guna wibawa mukti
Kelas: XI-APL
PENGERTIAN ARGENTOMETRI
 Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-)
atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3)
dan membentuk endapan perak halida (AgX).
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KELARUTAN DALAM TITRASI
ARGENTOMETRI
Temperatur, kelarutan akan bertambah jika temperatur mengalami kenaikan.

Efek ion sejenis, kelarutan endapan dalam air berkurang apabila larutan itu mengandung satu dari ion-ion yang menyusun endapan.

Sifat pelaut, garam anorganik lebih larut di dalam air, berkurangnya kelarutan di dalam organik bisa dipakai sebagai dasar dalam
pemisahan dua zat.

Pengaruh pH, larutan garam dari asam lemah itu bergantung dari pH larutannya.

Efek ion-ion lain, endapan dapat bertambah kelarutannya jika dalam larutan ada garam yang beda dengan endapan.

Pengaruh kompleks. Kelarutan dari garam yang sedikit larut adalah fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation
garam tersebut.
 Pengaruh hidrolisis, apabila garam dari asam lemah dilarutkan ke dalam air, maka dapat menghasilkan (H), kation dari spesies garam
akan mengalami hidrolisis sehingga kelarutannya bertambah.
MACAM MACAM METODE
TITRASI ARGENTOMETRI
Terdapat macam macam metode titrasi argentometri yang dikembangkan, yaitu metode Mohr,
Volhard, dan FAjans.
 Titrasi Argentometri Metode Mohr

Metode mohr pada titrasi argentometri yaitu metode yang terbatas untuk lartutan dengan nilai
pH sekitar 6 hingga 10. Perak oksida akan meengndap dalam larutan yang lebih basa.
Kegunaan dari metode Mohr adalah sebagai penetapan kadar Bromida atau Klorida. Prinsip
penetapannya larutan bromida atau klorida dalam keadaan netral atau agak alkalis diitrasi
dengan larutan perak nitrat dengan indikator kromat. Jika ion bromida atau klorida sudah habis
diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk
endapan perak kromat yang warnanya coklat meerah sebagai titik akhir titrasi. Larutan
standarnya ialah larutan perak nitrat dengan indikator larutan kalium kromat.
Titrasi Argentometri Metode Volhard
 Metode volhard adalah metode yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1874 oleh Jacobus
Volhard, yang merupakan seorang ahli kimia dari Jerman. Metode volhard pada titrasi
argentometri larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang didalamnya
terkandung ion halogen (contohnya Cl-). Kelebihan dari ion Ag+ dalam keadaan asam dititrasi
dengan standar garam tiosianat (NH4SCN atau KSCN) menggunakan indikator larutan Fe3+.
Hingga titik ekivalen, terjadi sebuah reaksi antara titran dan Ag+ membentuk sebuah endapan
putih. Jika titran kelebihan maka dapat menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk
senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang warnanya merah.
Titrasi Argentometri Metode Fajans
 Metode fajans dalam argentometri sama halnya dengan pada metode Mohr, perbedaannya
hanya pada jenis indikator yang dipakai. Indikator yang dipakai dalam metode fajans yaitu
indikator adsorpsi seperti fluonescein atau cosine menurut macam anion yang diendapkan oleh
Ag+. Titrannya yaitu AgNO3 sampai suspensi violet menjadi merah. pH tergantung dari
macam anion dan indikator yang digunakan. Indikator adsorpsi yaitu zat yang bisa diserap
oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan tersebut bisa
diatur supaya terjadi di titik ekuivalen antara lain dengan cara menentukan macam indikator
yang digunakan dan PH. Sebelum titik ekuivalen dapat tercapai, ion Cl- ada dalam lapisan
primer dan sesudah tercapai ekuivalen maka akan kelebihan sedikit AgNO3 yang
menyebabkan ion Cl- digantikan Ag+ sehingga ion Cl- berada dalam lapisan sekunder.
CARA PENETAPAN TITIK
AKHIR DALAM REAKSI
PENGENDAPAN
(ARGENTOMETRI)
Terdapat 3 macam cara penetapan titik akhir dalam reaksi pengendapan, diantaranya yaitu
sebagai berikut:
 Pembentukan Suatu Endapan Berwarna
 Pembentukan Sebuah Senyawa yang Berwarna dan Bisa Larut
 Penggunaan Indikator Adsorps

Anda mungkin juga menyukai