Anda di halaman 1dari 15

Tugas

Tumbang

KELOMPOK 4
( NOMOR URUT 31-40)

◎ ERLIS SINAMBELA
◎ERMITA SALIANI
◎ELMA MANURUNG
◎ERWIN SIANTURI
◎DWIFA ALISCA
◎EKA FITRI
◎ESTER LITA
◎ELVINA Br GINTING
◎EJA
◎ESTER L LOLOLUAN
CONGENITAL HEART DISEASE ATAU DISEBUT DENGAN
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
Penyakit jantung bawaan
adalah kelainan pada
struktur dan fungsi jantung
yang sudah ada sejak lahir.

Kondisi ini dapat menggangu


DEFENISI aliran darah dari dan ke
jantung
Jantung manusia terdiri dari 4 ruang
yaitu 2 atrium (serambi) dan 2
ventrikel (bilik)
Atrium kanan berfungsi untuk
menerima darah kotor dari seluruh
tubuh.
Darah yang masuk ke atrium kanan
akan di pompa ke ventrikel kanan
PEMBAGIAN kemudian ke paru-paru.
KATUP Setelah mengikat oksigen di paru-paru
JANTUNG darah kembali ke jantung lewat atrium
kiri.
Selanjutnya darah yang kaya oksigen
tersebut masuk ke ventrikel kiri untuk
kemudian di pompa ke sluruh tubuh
melalui aorta
1. Penyakit Jantung Bawaan dengan kelainan
Jenis
pada katub
Penyakit
Jantung
Bawaan a. Tricuspid artresia ( tidak
terbentuknya katub antara serambi
kanan dan bilik kanan
b. Pulmonari artresia ( adanya
gangguan antarabilik kanan dan
paru-paru)
c. Sterosis katub aorta ( bilik kiri dan
aorta tidak terbentuk sempurna dan
menyempit)
2. Penyakit Jantung Bawaan dengan kelainan pada
dinding jantung

a. Defek septum ( adanya lubang pada


dinding bilik/ atrium jantung)
Jenis
b. Tetralogy of follot ( adanya
Penyakit kombinasi empat penyakit jantung)
Jantung
Bawaan
3. Penyakit Jantung Bawaan dengan kelainan
Pembuluh darah

a. Patent ductus anteriosis (PDA)


adanya celah / lubang pada
Jenis pembuluh darah
b. Transposisi arteri yaitu posisi
Penyakit pembuluh darah dari jantung ke
Jantung paru-paru dan aorta terbalik
Bawaan c. Truncus arteriosis ( pemisahan tidak
sempurna antara aorta dan paru-
paru)
d. Koarktasio aorta ( saat aorta
menyempit)
1. Tampak semburat kebiruan / kehitaman pada
bibir, kulit
2. Tampak kelelahan
3. Berat badan rendah
4. Pertumbuhan terlambat
5. Terjadi pembengkakan pada tulang, perut
atau area sekitar mata
6. Mengalami infeksi paru-paru yang berulang

Gejala 7. Sering keringat dingin

PJB
Memastikan diagnosa pasien yang dicurigai PJB

1. Echo jantung ( untuk melihat kondisi yang


lewat gelombang suara)
2. Elektrokardiogram ( untuk memeriksa listrik
jantung )
3. Kateterisasi jantung ( untuk mengetahui alran
Memastikan dan tekanan darah di jantung)
Diagnosa 4. Rontgen, CT scan, MRI ( untuk melihat
PJB struktur jantung)
5. Stress test (untuk melihat kondisi jantung saat
pasien berolahraga)
6. Tes DNA ( untuk mengetahui apakah ada gen
yang bias menyebabkan kelainan jantung)
PJB dengan ganguan stenosis katup aorta, defek septum, dan transposisi arteri besar biasanya
ditangani dengan cara

1. Operasi jantung
2. Transpalantasi jantung
1. Aritmya ( letak jantung tidak
teratur)
2. Gagal jantung
3. Infeksi pada jantung
4. Hipertensi pulmonal
Komplikasi 5. Infeksi saluran pernafasan
PJB seperti pneunomia
6. Penggumpalan darah dan stroke
7. Mengalami gangguan belajar
Walaupun tidak bisa dicegah sepenuhnya, tapi ibu hamil
di anjurkan melakukan

1. Melakukan vaksin rubella dan flu


2. Rajin konsumsi asam folat
3. Memastikan gula darah
Pencegahan terkontrol
PJB 4. Melakukan control kehamilan
secara rutin
5. Menghidari paparan larutan
organic
6. Melakukan scenning genetik
1. Pemberian Heating ( Infra Red)

a. Mengarahkan infra red pada daerah yang


akan diterapi yaitu pada daerah dada dan
punggung.
b. Mengatur jarak 45 cm antara lampu dan
permukaan kulit.
c. Menyalakan alat, mengusahakan posisi
Pelaksanaan
infra red tegak lurus dengan daerah yang
fisioterapi: diterapi.
d. Waktu terapi yaitu 3 menit, dosis yang
digunakan adalah submitis/normalis
dimana pasien merasakan hangat.
e. Setelah terapi berlangsung setengah dari
waktu yg ditentukan terapis mengecek
pasien
2. Chest therapy (Passive Breathing Exercise)

a. Pernafasan pada daerah apical costa Posisi pasien tidur


terlentang atau half laying dengan support sempurna. Terapis
meletakan ujung-ujung jari tangan dibawah clavikula. Pada
saat inspirasi tekanan dikendorkan dan saat akhir ekspirasi
terapis membantu mengarahkan sesuai gerakan jalannafas.
b. Pernafasan pada daerah upper costa Posisi pasien tidur
terlentang atau half laying dengan support sempurna. Pada
Intervensi saat ekspirasi terapis membantu menekan pada daerah upper
Fisioterapi: disamping lateral kearah medial.
c. Pernafasan pada daerah lower costa Posisi pasien tidur
terlentang. Pada akhir pernafasan ekspirasi diberi penekanan
pada daerah lower costa.
d. Pernafasan pada daerah diafragma/ abdominal breathing
exercise Posisi pasien tidur terlentang kemudian pada akhir
ekspirasi posisi pegang terapis pada sisi latero ventral dan
diberi penekanan pada daerah abdomen.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai