Di susun oleh :
A fahrieza
Erwin Akmal
A. Perang pattimura
Perlawanan rakyat maluku di pimpin oleh pattimurah dengan latar belakang yaitu :
a. Pemerintahan kolonial memberlakukan kembali penyerahan wajib dan wajib kerja
b. Pemerintan kolonial menurunkan tarif hasil bumi yang wajib di serahkan , sedangkan
pembayaran tersendat sendat
c. Memberlakukan uang kertas , sedangkan rakyat maluku telah terbisa uang logam .
d. Perlawanan kolonial menggerakkan pemuda maluku menjadi prajurit belanda.
Pusat kekuatan kaum padri di Bonjol dan Alam Panjang. Di Bonjol pada tanggal 22 Januari 1824 disepakati
perjanjian perdamaian, tetapi pasukan Belanda melakukan pelanggaran perjanjian. Hal tersebut
menimbulkan perlawanan yang lebih dahsyat lagi dari kaum padri. Dalam perkembangannya, pada tanggal
15 November 1825 di Padang disepakati perjanjian perdamaian. Belanda melakukan tawaran perdamaian
karena pasukan Belanda ditarik ke Jawa untuk menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro. Adanya
peristiwa perdamaian di Padang tersebut menandai berakhirnya Perang Padri I.
Terjadinya Perang Padri II diawali pasukan Belanda mendirikan pos di wilayah kekuasaan kaum padri (hal
tersebut terjadi seusai Perang Diponegoro). Pasukan padri diperkuat pasukan dari Jawa yang dipimpin oleh
Sentot Alibasya Prawirodirjo (yang membelot dan kontrol Belanda). Benteng Bonjol pada tanggal 21
September 1837 jatuh ke tanggan Belanda. Dalam peristiwa tersebut Tuanku Imam Bonjoltertangkap dan
diasingkan. Walaupun Tuanku Imam Bonjol tertangkap dan diasingkan, perlawanan masih tetap berlanjut
dipimpm oleh Tuanku Tambusai, Tuanku nan Cerdik, dan Tuanku nan Alahan. Setelah Tuanku nan Alahan
menyerah. Perang Padri II berakhir.
C. Perang Diponegoro
Perjuangan dalam melawan pemerintah belanda juga dilakukan di jawa sepeti yang dilakukan oleh pangeran
Diponegoro.
Sebab umum terjadinya perang Diponegoro yaitu
Hal tersebut yang membuat pangeran Diponegoro marah dan menganggapnya Sebagai suatu penghinaan . Untuk
memperkuat Diponegoro membangun pusat pertahanan di selarong . Dukungan kepada oangeran Diponegoro datang
dari mana mana sehingga pasukan Diponegoro semakin kuat . Dukungan datang dari pangeran menkabumi, sentot
alibasya prawirodirjo dan kiai mojo. Untuk menghadapi perlawanan pangeran Diponegoro, Belanda mendatangkan
pasukan dari Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Jenderal Marcus de Kock.
Pangeran Diponegoro memimpm pasukannya dengan gerilya. Untuk mengatasi perlawanan Pangeran Diponegoro tersebut,
Gubernur Jenderal Van der Capeilen menugaskan Jenderal Marcus de Kock untuk menjalankan strategi benteng stelsel,
yaitu mendirikan benteng setiap tempat yang dikuasainya. Antara benleng yang satu dan benteng lainnya dihubungkan
dengan jalan untuk memudahkan komunikasi dan pergerakan pasukan. Taktik benteng stelsel ini bertujuan
mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Pasukan Diponegoro semakin bertambah lemah terlebih lagi pada
tahun 1829 Kiai Mojo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo memisahkan diri. Lemahnya kedudukan Diponegoro tersebut,
meycbabkan is mencrima tawaran berunding dengan Belanda di Magelang.
Dalam perundingan tersebut, pihak Belanda dwakdi oleh Jenderal De Kock. Perundingan tersebut gagal mencapai sepakat,
kemudian Belanda menangkap Pangeran Diponegoro dan dibawa ke Batavia, yang selanjutnya di pindahkan ke Mansdo,
kemudian di pindahkan lagi ke Makassar dan meninggal di Benteng Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855. Perang
Diponegoro yang bertansung selama lima tahun
D. Perang Banjar Di Kalimantan juga terjadi perjuangan melawan pemerintahan kolomal Belanda.
Berikut
Perjuangan rakyat Banjarmasin dalam melawan pemenntah kolonial Belanda. Belanda mulai masuk ke
wilayah Banjarmasin pada masa pemerintahan Suttan Adam. Pada tahun 1350 terjadi permusuhan di
antara keluarga kerajaan. Dengan keadaan tersebut dimanfaatkan olch Belanda. Belanda ikut campur
tangan dalam keludupan politik kerajaan dengan cara mengadu domba antar keluarga Sultan. Di
Kerajaan Banjarmasin ada tiga kelompok yang
Saling berebut kekuasaan, yaitu sebagai berikut. A. Kelompok Pangeran Tamjidillah (Cucu Sultan Adam)
Kelompok ini adalah yang sangat dibenci oleh rakyat karena tingkah lakunya yang
Kurang baik. Pangeran Tanyidillah menuliki hubungan yang erat dengan Belanda.
Belanda mengangkat Pangeran Tamyidillah sebagai sultan pada tahun 1852. B. Kelompok Pangeran Prabu
Anom (Cucu Sultan Adam) Kelompok mi adalah kelompok yang tidak disenangi rakyat karena
tindakannya yang
Setelah Suitan Adam meninggal pada tahun 1857, di kerajaan terjadi perebutan kekuasaan. Belanda
mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan Kerajaan Banjarmasin, Namun, pengangkatan
Pangeran Tamyidillah tersebut tidak disukai rakyat. Adapun Pangeran Prabu Anom (saingan
Tanyidillah) diasingkan ke Jawa oleh Belanda,
Pada waktu terjadi kekacauan tersebut, meletusiah Perang Banjarmasin (1859) yang digerakkan oleh
Pangeran Antasari. Pangeran Antasari adalah putra Sultan Muhammad yang anti Belanda. Dalam
Perang Baryammasin tersebut, Belanda berusaha menarik perhatian rakyat
E. Perang Banjar
D: Kalimantan juga terjadi perjuangan melawan pemerintahan kolonial Belanda. Berikut perjuangan rakyat
Banjarmasin dalam melawan pemerintah kolonial Belanda. Belanda mulai masuk ke wilayah Banjarmasin pada
masa pemerintahan Sultan Adam. Pada tahun 1850 terjadi permusuhan di antara keluarga kerajaan. Dengan
keadaan tersebut dimanfaatkan oleh Belanda. Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan politik kerajaan
dengan cara mengadu domba antar keluarga Sultan. Di Kerajaan Banjarmasin ada tiga kelompok yang saling
berebut kekuasaan, yaitu sebagai berikut.
a. Kelompok Pangeran Tanjidillah (Cucu Sultan Adam)
Kelompok ini adalah yang sangat dibenci oleh rakyat karena tingkah lakunya yang
Kurang baik. Pangeran Tanyjidillah meniliki hubungan yang erat dengan Belanda.
Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan pada tahun 1852.
Kelompok ini adalah kelompok yang tidak disenangi rakyat karena tindakannya yang
Sewenang-wenang.
Kelompok ini adalah kelompok yang disenangi rakyat dan dicalonkan menjadi pengganti
Sultan Adam.
Setelah Sultan Adam meninggal pada tahun 1857, di kcemj aan terjadi perebutan kekuasaan. Belanda
mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan Kerajaan Banjarmasin. Namun, pengangkatan Pangeran
Tamjidillah tersebut tidak disukai rakyat. Adapun Pangeran Prabu Anom (saingan Tamjidillah) diasingkan ke
Jawa oleh Belanda.
Pada waktu terjadi kekacauan tersebut, meletuslah Perang Banjarmasin (1859) yang digerakkan oleh Pangeran
Antasari. Pangeran Antasari adalah putra Sultan Muhammad yang anti Belanda. Dalam Perang Banjarmasin
tersebut, Belanda berusaha menarik perhatian rakyat
mengadakan hubungan dengan pemerintah asmg, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang
diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak tahun 1898. Teuku
Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut
Nyak Dhien tertangkap.
F. Perang Aceh (1873-1904)
Sebab khusus terjadinya Perang Aceh adalah adanya tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan pedagang
lain selain Belanda.
Pada perang tahun 1873 Belanda berhasil dikalahkan, bahkan Jenderal Kohier terbunuh. Kemudian, Belanda
mengirimkan pasukan lagi dibawah pimpman Jenderal Van Swicten untuk menyerang Aceh dan berhasil menduduki
Kotaraja.
Untuk menyelidiki tata negara Aceh, Belanda mengirimkan Dr. Snouck Hurgronje dan berhasil menyelesaikan
penelitiannya yang diberi judul De Ayehers (The Acehnese). Dengan hasil penchtian tersebut dapat diketahui kelemahan
rakyat Aceh. Snouck Hurgronje mengusulkan kepada Belanda agar mengirim Jenderal Van Hcutz untuk mengadakan
serangan umum di Aceh. Serangan umum tersebut dikenal dengan serangan Sapuraw dari pasukan Marecbaussee
(Marsose) yang anggotanya terdiri dari orang Indonesia yang sudah dilanh oleh Belanda dan perwira Belanda yang mahir
berbahasa Indonesia.
Dalam serangan tersebut, Aceh berhasil dikuasai dan kemudian Belanda membuat Plakat Pendek yang isinya adalah
Kerajaan Aceh mengakui daerahnya sebagai bagian dari kekuasaan Belanda, Kerajaan Aceh berjanji tidak akan
mengadakan hubungan dengan pemerintah asmg, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang diberikan oleh
pemerintah kolonial Belanda. Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak tahun 1898. Teuku Umar gugur dalam
pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut Nyak Dhien tertangkap
G. Perlawanan Rakyat Batak (Tahun 1878-1907)
Pusat Kerajaan Batak terletak di Bakkara (sebelah barat daya Danau Toba) dengan
raja terakhir Kerajaan Batak bernama Sisingamangaraja XII.
Berikut alasan terjadinya perlawanan masyarakat Batak tehadap Belanda.
Dalam serangan tersebut, Aceh berhasil dikuasai dan kemudian Belanda membuat
Plakat Pendek yang isinya adalah Kerajaan Aceh mengakui daerahnya sebagai bagian
dari kekuasaan Belanda, Kerajaan Aceh berjanji tidak akan mengadakan hubungan
dengan pemerintah asing, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang
diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak
tahun 1898. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh
ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut Nyak Dhien tertangkap. G. Perlawanan
Rakyat Batak (Tahun 1873-1907) Pusat Kerajaan Batak terletak di Bakkara (sebelah
barat daya Danau Toba) dengan raja terakhir Kerajaan Batak bernama
Sisingamangaraja XII. Berikut alasan terjadinya perlawanan masyarakat Batak
tehadap Belanda. Da - o 8 T