Anda di halaman 1dari 9

Perjuang para raja raja

Di susun oleh :
A fahrieza
Erwin Akmal

Sejarah peradaban Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


PAREPARE
PERJUANGAN PARA
RAJA- RAJA

A. Perang pattimura

Perlawanan rakyat maluku di pimpin oleh pattimurah dengan latar belakang yaitu :
a. Pemerintahan kolonial memberlakukan kembali penyerahan wajib dan wajib kerja
b. Pemerintan kolonial menurunkan tarif hasil bumi yang wajib di serahkan , sedangkan
pembayaran tersendat sendat
c. Memberlakukan uang kertas , sedangkan rakyat maluku telah terbisa uang logam .
d. Perlawanan kolonial menggerakkan pemuda maluku menjadi prajurit belanda.

Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda diawali dengan tindakan kaitan


pattimura yang mengajukan daftar kekuhan residen van denbbergh. Dalam daftar
keluhan tersebut berisi tindakan semena mena pemerintah kolonial Belanda yang
menyengsarakan rakyat. Perlawanan’kemudian meluas ke ambon ,seram dan temoat
lainnya,akibat kedudukan belanda semakin terdesak. Perlawanan rakyat maluku
berakhir dengan menyerah kan pattimura dengan teman temannyakepada residen
liman pietersen . Setelah kapitan pattimura dan temannya diadili di ambon pada
tanggal 16 Desember 1817 dihukum mati di depan benteng nieuw victoria , mereka
gugur sebagai pahlawan dalam membela rakyat yang tertindas.
B. Perang pedri

Disumatra barat pada awal abad ke 19 muncul gerakan wahabiah yang


tujuannya memumikan agama islam . Kelompok pendukung gerakan wahabiah dikenal
sebagai kaum padri . Gerakan yang dilakukan kaum padri ini mendapatkan tantangan dari
kelompok penghulu yang menganggap dirinya keturunan raja minangkabau.
Dalam pertentangan kaum padri dengan kaum adat ( karna cenderung
mempertahankan adat ,meraka di kenal dengan kaum adat) pemerintah belanda berpihak
kepada kaum adat . Antara residen de puy dan tuanku suruso beserta empat belas penghulu
adat mengadakan perjanjian pada tanggal 10 Pebruari 1821. Dari perjanjian tersebut pasukan
Belanda menduduki beberapa daerah di sematra Barat. Peristiwa tersebut menandai
dimulainya perang padri.

Perang Padri I (Tahun 1821-1825)

Terjadinya Perang Padri I ditandai dengan serangan kaum padri ke pos


Belanda di Sumawang, Sulit Air, Enam kota, Rau, dan Tanjung Alam.

Pusat kekuatan kaum padri di Bonjol dan Alam Panjang. Di Bonjol pada tanggal 22 Januari 1824 disepakati
perjanjian perdamaian, tetapi pasukan Belanda melakukan pelanggaran perjanjian. Hal tersebut
menimbulkan perlawanan yang lebih dahsyat lagi dari kaum padri. Dalam perkembangannya, pada tanggal
15 November 1825 di Padang disepakati perjanjian perdamaian. Belanda melakukan tawaran perdamaian
karena pasukan Belanda ditarik ke Jawa untuk menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro. Adanya
peristiwa perdamaian di Padang tersebut menandai berakhirnya Perang Padri I.

b. Perang Padri II (Tahun 1830-1837)

Terjadinya Perang Padri II diawali pasukan Belanda mendirikan pos di wilayah kekuasaan kaum padri (hal
tersebut terjadi seusai Perang Diponegoro). Pasukan padri diperkuat pasukan dari Jawa yang dipimpin oleh
Sentot Alibasya Prawirodirjo (yang membelot dan kontrol Belanda). Benteng Bonjol pada tanggal 21
September 1837 jatuh ke tanggan Belanda. Dalam peristiwa tersebut Tuanku Imam Bonjoltertangkap dan
diasingkan. Walaupun Tuanku Imam Bonjol tertangkap dan diasingkan, perlawanan masih tetap berlanjut
dipimpm oleh Tuanku Tambusai, Tuanku nan Cerdik, dan Tuanku nan Alahan. Setelah Tuanku nan Alahan
menyerah. Perang Padri II berakhir.
C. Perang Diponegoro

Perjuangan dalam melawan pemerintah belanda juga dilakukan di jawa sepeti yang dilakukan oleh pangeran
Diponegoro.
Sebab umum terjadinya perang Diponegoro yaitu

c. Rakyat dibelit berbagai bentuk pajak dan pungutan


d. Pihak keraton Yogyakarta tidak berdaya menghadapi campur tangan politik pemerintahan kolonial
e. Pihak keraton hidup mewah dan tidak mempedulikan pemerintah rakyat.
Adapun sebab khusus terjadinya perang Diponegoro yaitu
a. Perang Diponegoro tersingkir dari elit kekuasaan karena menolak berkompromi dengan pihak perintahan
kolonial. Pangeran Diponegoro memelih mengasingkan diri ke tegalrejo.
b. Pemerintahan kolonial melakukan provokasi dengan membuat jalan menerobos makam leluhur pangeran
Diponegoro

Hal tersebut yang membuat pangeran Diponegoro marah dan menganggapnya Sebagai suatu penghinaan . Untuk
memperkuat Diponegoro membangun pusat pertahanan di selarong . Dukungan kepada oangeran Diponegoro datang
dari mana mana sehingga pasukan Diponegoro semakin kuat . Dukungan datang dari pangeran menkabumi, sentot
alibasya prawirodirjo dan kiai mojo. Untuk menghadapi perlawanan pangeran Diponegoro, Belanda mendatangkan
pasukan dari Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Jenderal Marcus de Kock.

Pangeran Diponegoro memimpm pasukannya dengan gerilya. Untuk mengatasi perlawanan Pangeran Diponegoro tersebut,
Gubernur Jenderal Van der Capeilen menugaskan Jenderal Marcus de Kock untuk menjalankan strategi benteng stelsel,
yaitu mendirikan benteng setiap tempat yang dikuasainya. Antara benleng yang satu dan benteng lainnya dihubungkan
dengan jalan untuk memudahkan komunikasi dan pergerakan pasukan. Taktik benteng stelsel ini bertujuan
mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Pasukan Diponegoro semakin bertambah lemah terlebih lagi pada
tahun 1829 Kiai Mojo dan Sentot Alibasya Prawirodirjo memisahkan diri. Lemahnya kedudukan Diponegoro tersebut,
meycbabkan is mencrima tawaran berunding dengan Belanda di Magelang.

Dalam perundingan tersebut, pihak Belanda dwakdi oleh Jenderal De Kock. Perundingan tersebut gagal mencapai sepakat,
kemudian Belanda menangkap Pangeran Diponegoro dan dibawa ke Batavia, yang selanjutnya di pindahkan ke Mansdo,
kemudian di pindahkan lagi ke Makassar dan meninggal di Benteng Rotterdam pada tanggal 8 Januari 1855. Perang
Diponegoro yang bertansung selama lima tahun
D. Perang Banjar Di Kalimantan juga terjadi perjuangan melawan pemerintahan kolomal Belanda.
Berikut

Perjuangan rakyat Banjarmasin dalam melawan pemenntah kolonial Belanda. Belanda mulai masuk ke
wilayah Banjarmasin pada masa pemerintahan Suttan Adam. Pada tahun 1350 terjadi permusuhan di
antara keluarga kerajaan. Dengan keadaan tersebut dimanfaatkan olch Belanda. Belanda ikut campur
tangan dalam keludupan politik kerajaan dengan cara mengadu domba antar keluarga Sultan. Di
Kerajaan Banjarmasin ada tiga kelompok yang

Saling berebut kekuasaan, yaitu sebagai berikut. A. Kelompok Pangeran Tamjidillah (Cucu Sultan Adam)
Kelompok ini adalah yang sangat dibenci oleh rakyat karena tingkah lakunya yang

Kurang baik. Pangeran Tanyidillah menuliki hubungan yang erat dengan Belanda.

Belanda mengangkat Pangeran Tamyidillah sebagai sultan pada tahun 1852. B. Kelompok Pangeran Prabu
Anom (Cucu Sultan Adam) Kelompok mi adalah kelompok yang tidak disenangi rakyat karena
tindakannya yang

Sewenang-wenang. C. Kelompok Pangeran Hidayatullah (Cucu Sultan Adam) Kelompok ii adalah


kelompok yang disenangi rakyat dan dicalonkan menjadi pengganti
Sultan Adam.

Setelah Suitan Adam meninggal pada tahun 1857, di kerajaan terjadi perebutan kekuasaan. Belanda
mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan Kerajaan Banjarmasin, Namun, pengangkatan
Pangeran Tamyidillah tersebut tidak disukai rakyat. Adapun Pangeran Prabu Anom (saingan
Tanyidillah) diasingkan ke Jawa oleh Belanda,

Pada waktu terjadi kekacauan tersebut, meletusiah Perang Banjarmasin (1859) yang digerakkan oleh
Pangeran Antasari. Pangeran Antasari adalah putra Sultan Muhammad yang anti Belanda. Dalam
Perang Baryammasin tersebut, Belanda berusaha menarik perhatian rakyat
E. Perang Banjar

D: Kalimantan juga terjadi perjuangan melawan pemerintahan kolonial Belanda. Berikut perjuangan rakyat
Banjarmasin dalam melawan pemerintah kolonial Belanda. Belanda mulai masuk ke wilayah Banjarmasin pada
masa pemerintahan Sultan Adam. Pada tahun 1850 terjadi permusuhan di antara keluarga kerajaan. Dengan
keadaan tersebut dimanfaatkan oleh Belanda. Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan politik kerajaan
dengan cara mengadu domba antar keluarga Sultan. Di Kerajaan Banjarmasin ada tiga kelompok yang saling
berebut kekuasaan, yaitu sebagai berikut.
a. Kelompok Pangeran Tanjidillah (Cucu Sultan Adam)

Kelompok ini adalah yang sangat dibenci oleh rakyat karena tingkah lakunya yang

Kurang baik. Pangeran Tanyjidillah meniliki hubungan yang erat dengan Belanda.
Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan pada tahun 1852.

b. Kelompok Pangeran Prabu Anom (Cucu Sultan Adam)

Kelompok ini adalah kelompok yang tidak disenangi rakyat karena tindakannya yang
Sewenang-wenang.

c. Kelompok Pangeran Hidayatullah (Cucu Sultan Adam)

Kelompok ini adalah kelompok yang disenangi rakyat dan dicalonkan menjadi pengganti
Sultan Adam.

Setelah Sultan Adam meninggal pada tahun 1857, di kcemj aan terjadi perebutan kekuasaan. Belanda
mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai sultan Kerajaan Banjarmasin. Namun, pengangkatan Pangeran
Tamjidillah tersebut tidak disukai rakyat. Adapun Pangeran Prabu Anom (saingan Tamjidillah) diasingkan ke
Jawa oleh Belanda.

Pada waktu terjadi kekacauan tersebut, meletuslah Perang Banjarmasin (1859) yang digerakkan oleh Pangeran
Antasari. Pangeran Antasari adalah putra Sultan Muhammad yang anti Belanda. Dalam Perang Banjarmasin
tersebut, Belanda berusaha menarik perhatian rakyat

mengadakan hubungan dengan pemerintah asmg, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang
diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak tahun 1898. Teuku
Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut
Nyak Dhien tertangkap.
F. Perang Aceh (1873-1904)

Sebab umum terjadinya Perang Aceh antara lain sebagai benkut.

Belanda ingin memantapkan pelaksanaan Pax Nctherlandica.


Aceh merupakan tempat yang strategis setelah dibukanya Terusan Suez. Semakin berkembangnya imperialiame modem.
Politik ekspansi Belanda akibat Traktat Sumatra (Tahun 1871) yang bensi Inggrw
Mengizinkan Belanda menguasai seluruh Pulau Sumatra termasuk Aceh.

Sebab khusus terjadinya Perang Aceh adalah adanya tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan pedagang
lain selain Belanda.

Pada perang tahun 1873 Belanda berhasil dikalahkan, bahkan Jenderal Kohier terbunuh. Kemudian, Belanda
mengirimkan pasukan lagi dibawah pimpman Jenderal Van Swicten untuk menyerang Aceh dan berhasil menduduki
Kotaraja.

Untuk menyelidiki tata negara Aceh, Belanda mengirimkan Dr. Snouck Hurgronje dan berhasil menyelesaikan
penelitiannya yang diberi judul De Ayehers (The Acehnese). Dengan hasil penchtian tersebut dapat diketahui kelemahan
rakyat Aceh. Snouck Hurgronje mengusulkan kepada Belanda agar mengirim Jenderal Van Hcutz untuk mengadakan
serangan umum di Aceh. Serangan umum tersebut dikenal dengan serangan Sapuraw dari pasukan Marecbaussee
(Marsose) yang anggotanya terdiri dari orang Indonesia yang sudah dilanh oleh Belanda dan perwira Belanda yang mahir
berbahasa Indonesia.

Dalam serangan tersebut, Aceh berhasil dikuasai dan kemudian Belanda membuat Plakat Pendek yang isinya adalah
Kerajaan Aceh mengakui daerahnya sebagai bagian dari kekuasaan Belanda, Kerajaan Aceh berjanji tidak akan
mengadakan hubungan dengan pemerintah asmg, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang diberikan oleh
pemerintah kolonial Belanda. Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak tahun 1898. Teuku Umar gugur dalam
pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut Nyak Dhien tertangkap
G. Perlawanan Rakyat Batak (Tahun 1878-1907)

Pusat Kerajaan Batak terletak di Bakkara (sebelah barat daya Danau Toba) dengan
raja terakhir Kerajaan Batak bernama Sisingamangaraja XII.
Berikut alasan terjadinya perlawanan masyarakat Batak tehadap Belanda.

Dalam serangan tersebut, Aceh berhasil dikuasai dan kemudian Belanda membuat
Plakat Pendek yang isinya adalah Kerajaan Aceh mengakui daerahnya sebagai bagian
dari kekuasaan Belanda, Kerajaan Aceh berjanji tidak akan mengadakan hubungan
dengan pemerintah asing, dan Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang
diberikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak
tahun 1898. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh
ditawan, Panglima Polim menyerah, dan Cut Nyak Dhien tertangkap. G. Perlawanan
Rakyat Batak (Tahun 1873-1907) Pusat Kerajaan Batak terletak di Bakkara (sebelah
barat daya Danau Toba) dengan raja terakhir Kerajaan Batak bernama
Sisingamangaraja XII. Berikut alasan terjadinya perlawanan masyarakat Batak
tehadap Belanda. Da - o 8 T

a. Raja Sisingamangaraja XII tidak bersedia wilayah kerajaanya semakin diperkecil


oleh Belanda. Raja Sisingamangaraja XII tidak dapat menerima kota Natal,
Mandailing, Angkola, dan Sipirok di Tapanuli Selatan dikuasai Belanda.

b. Belanda ingin mewujudkan Pax Nctherlandica. Untuk mewujudkan Pax


Netherlandica Belanda menguasai daerah Tapanuli Utara sebagai lanjutan atas
pendudukannya di Tapanuli Selatan dan Sumatra Timur. Belanda menempatkan
pasukannya di Taruntung dengan alasan untuk melindungi para penyebar agama
Kristen yang tergabung dalam
Kesimpulan
Perlawanan melawan penjajahan kolonial Hindia Belanda dilakukan di berbagai dacrah di Indonesia. Dengan
tujuan untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya agar tidak tidak jatuh ke tangan Belanda. Di Maluku
terjadi perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Maluku yang dipimpin oleh Kapitan Patimmura. Akhir dari
perlawanan tersebut, Kapitan Patimura dan teman-temannya menyerahkepada Residen Liman Pietersen, dan
kemudian mereka dihukum mati. Meraka gugur sebagai pahlawan dalam membcla rakyat yang tertindas.
Kemudian, di Sumatra Barat juga terjadi perang yang disebut Perang Padri. Perang Padri terbagi menjadi dua
bagian yaitu Perang Pad ri I (tahun 1821-1825) dan Perang Padri II (tahun 1830-1837). Di Pulau Jawa pun
terjadi perlawanan terhadap Belanda, yang disebut Perang Diponegoro yang dipimpin Pangeran Diponegoro.
Selanjutnya di Bali juga melakukan perlawanan terhadap Belanda, yang berlangsung selama tahun 1848 sampai
1908 yang kemudian disebut Perang Bali. Perang Banjar yang dilakukan di Kalimantan. Perang Aceh yang
dilakukan di Aceh. Dan yang terakhir Perlawanan Rakyat Batak yang berlangsung pada tahun 1878-1907.
Semua itu dilakukan karena tindakan semena-mena pemerintah kolonial Belanda yang menyengsarakan rakyat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai