Anda di halaman 1dari 12

KONSELING PADA KLIEN

DENGAN PENYALAHGUNAAN
NAPZA

PRESENTATION BY GROUP 6
KELOMPOK 6
1. Asha Yustisya Salsabila (1911102411120)

2. Efita Latifah (1911102411055)

3. Nurranti (1911102411173)

4. Yuning Tyas Nursyah Fitri (1911102411106)

5. Nur Ayu Istiqamah (1911102411114)

6. Karina Nur Pratiwi (1911102411052)

7. Awalia Mila Basmallah (1911102411021)

8. N o v i t a Y u l i a n a (1911102411109)

9. Ari Wahyu Prasetyo (1911102411016)

10.Muhammad Fahmi Ririza (1911102411048)


DEFINISI

Napza (Narkotika,Psikotropika,zat
adiktif) yaitu zat/obat baik alamiah
atau sintetis (diproses secara kimia)
yang dipakai
(diminum,dihisap,disuntik) dengan
tidak menurut nasehat dokter dapat
menyebabkan pengaruh pada susunan
syaraf pusat sehingga mengalami :
Kelainan persepsi, Gangguan proses
berpikir, Kelainan perasaan dan
Gangguan tingkah laku
Tahap Tahap Orang Menggunakan Napza

1. Kompromi, Tahap dimana seseorang berkompromi dengan tawaran-


tawaran atau godaan-godaan untuk menggunkan napza.
2. Toleransi, Tahap dimana seseorang setuju atau berkuputusan untuk
menggunakan napza.
3. Habituasi, Tahap dimana menggunakan napza sudah menjadi kebiasaan
atau sudah menjadi tingkah laku bernapsa.
4. Adiksi, Tahap dimana seseorang sudah merasa ‘ingin bertambah-ingin
bertambah’ dalam menggunakannya, atau tahap dimana seseorang sudah
ketagihan.
5. Intoksifikasi, Tahap dimana seseorang sudah terikat kuat oleh napsa dan
tidak bisa melepaskan diri lagi dari napsa.
6. Penjara/rehabilitasi/Mati, Ini merupakan tahap akhir atau akibat akhir dari
pengguna napsa (jika tertangkap akan penjara, yang posistif akan
direhabilitasi atau tidak tertolong dan mati).

.
Konseling Pada Klien Dengan
Penyalahgunaan NAPZA

1. Mengakui (terhadap diri sendiri/orang lain) tentang apa yang sedang terjadi.
2. Family Support : Dukungan untuk sembuh dari keluarga pecandu narkoba sangat penting, karena
keluargalah yang menjadi asal dari pecandu.
3. Significant Support : Dukungan yang sangat berarti dari pihak lain (teman, rekan sekerja, tetangga dll)
untuk sembuh, sangatlah dibutuhkan bagi para pecandu.
4. Recognition (mengenali masalah), Bagi pecandu maupun bagi penolong
(konselor) sangat diperlukan pemahaman (pengertian) tentang masalah yang terjadi, masalah yang
menyebabkan seseorang memakai Napza.
5. Acceptance (penerimaan), Penerimaan dari keluarga dan orang-orang lain (terutama yang dekat) sangat
dibutuhkan oleh para pecandu napza yang ingin sembuh.
6. Reconciliation (pemberesan), Langkah akhirnya adalah pemberesan para pecandu dari masalahnya
maupun dari kecanduannya.
Tujuan Konseling Narkoba:

1. Menyediakan fasilitas untuk melakukan 4. Meningkatkan kemampuan penyalahguna dalam


perubahan perilaku penyalahguna menjalin hubungan antar pribadi seperti membantu
2. Meningkatkan keterampilan mengatasi pulihnya hubungan dengan anggota
penyalahguna untuk menghadapi segala keluarga, sehinggga proses penyembuhan dapat
sesuatu seperti membantu memberikan
berjalan optimal.
motivasi untuk mengikuti proses
detoksifikasi/VCT dan proses pertolongan
lainnya. 5. Menyediakan fasilitas unutk pengembangan
kemampuan penyalahguna seperti membantu
3. Meningkatkan kemampuan
mengatasi situasi yang akan menimbulkan efek fatal
penyalahguna dalam mengambil keputusan
seperti mengambil keputusan tujuan bagi penyalahguna napza misalkan keinginan bunuh
hidupnya. diri.
 
METODE

1. Konseling Individu
2. Konseling Keuarga
3. Konseling Kelompok
 
Pendekatan

1. Konseling Client Centerded ( berpusat


pada individu)
2. Konseling Rational Emotional
3. Konseling Behavioral 
Peran Konselor Narkoba

1. Pembuat assessment individu


2. Sebagai Konselor individu/keluarga/kelompok
3. Konsultan
4. Mediator
5. Administrator
6. Supervisor
7. Peneliti
KESIMPULAN

Konseling pada para pecandu napza sangat diperlukan karena mampu:


1. Menyediakan fasilitas untuk melakukan perubahan perilaku penyalahguna
2. Meningkatkan keterampilan penyalahguna untuk menghadapi segala sesuatu seperti membantu memberikan
motivasi untuk mengikuti proses detoksifikasi/VCT dan proses pertolongan lainnya
3. Meningkatkan kemampuan penyalahguna dalam mengambil keputusan seperti mengambil keputusan tujuan
hidupnya,
4. Meningkatkan kemampuan penyalahguna dalam menjalin hubungan antar pribadi seperti membantu
mengatasi pulihnya hubungan dengan anggota keluarga, sehinggga proses penyembuhan dapat berjalan optimal,
5. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan penyalahguna seperti membantu mengatasi situasi
yang akan menimbulkan efek fatal bagi penyalahguna Napza misalkan keinginan bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA

Daru Wijayanti, Revolusi Mental Stop Penyalahgunaan Narkoba, Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi, 2016
 
Prayitno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
 
Satya Joewa, M.D. Gangguan Mental, dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif : Penyalahgunaan Napza
(Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2005)
 
Maryatul Kibtyah, Pendekatan Bimbingan Dan Konseling Bagi Korban Pengguna Narkoba, Jurnal Ilmu Dakwah,
Vol. 35, No.1, 2015
 
Rudy Hadi Kusuma, Penerapan Konseling Adiksi Narkoba di Balai Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN)
Tanah Merah Samarinda, Islamic Counseling: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, Vol. 4, No. 1, 2020
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai