Anda di halaman 1dari 41

Kelompok 1

Supperstructure
Jalan Rel
Anggota Kelompok

LEGISON ENUMBI
1 G1B016048 16 AVENTRI RISTAUZI G1B018059
GEVIN GIAGERI
2 G1B017038 17 LINDA RISKA WAHYUNI G1B018063
3 RISWAN FERDINAN HUTASOIT G1B018001 18 ELMAS ELONA RESKI G1B018066
4 RIZKI AIDIL G1B018007
19 MUTIARA AZZAHRA PUTRI G1B018074
5 BAYU DWI SAPUTRA G1B018009
20 INKO FAUZAN ADIM G1B018079
6 USSWATUN CHASANAH G1B018010
21 HAFIDHA AYU LESTARI G1B018081
7 KAMELIA PUSPITA SARI G1B018016
22 DANDI LEONSEN G1B018086
8 FAZRIYATI UTAMI G1B018017
23 RIYAN SETIAWAN G1B018090
9 SENTIA YULANDARI G1B018018
24 MUHAMMAD IQBAL AL HAFIS G1B018091
10 BUNGA PARASTY G1B018023
25 LUT JUNIANTO G1B018093
11 NURUL FADHILAH G1B018025

13 CLARA DWI HEPIZA G1B018031 26 RICHARD FEBRIAN SURYA G1B018098

12 MUHAMMAD DAFFA TISYAHRI PUTRA G1B018032 27 YUSUF PATIKKO SINAGA G1B018103

14 CINDY SEFTIAN G1B018042 28 MESI ARIESTA G1B018109

15 WIDIA PEBRIANTI G1B018044 29 ARY SYAHDILA PRATAMA G1B018111


Pendahuluan
Jalan kereta api atau biasa disebut dengan rel kereta api, merupakan
prasarana utama dalam perkeretaapian dan menjadi ciri khas moda
transportasi kereta rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas
jalan yang dibuat secara khusus, yakni rel kereta api (Hadi, dkk.,
2021).

Angkutan kereta api merupakan angkutan utama di dalam sistem


transportasi nasional (Departemen Perhubungan, 2005). Pemerintah
melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengelola transportasi
kereta, terus melakukan pembenahan terhadap transportasi satu ini.
Mulai dari sarana infrastruktur maupun layanan.

Desain infrastruktur yang dimaksud salah satunya adalah struktur


jalan rel. Dalam merancang struktur jalan rel, perlu diperhitungkan
rancangan struktur jalan rel yang mempunyai tingkat kestabilan yang
tinggi.
Struktur Jalan Rel Beserta Sistem Komponen Penyusunnya Secara Umum

1. Struktur bagian atas atau superstructure terdiri dari rel (rail),


penambat (fastening) dan bantalan (sleeper, tie).

2. Struktur bagian bawah, atau substructure terdiri dari balas (ballast),


subbalas (subballast), tanah dasar (improve subgrade) dan tanah
asli (natural ground).
Struktur Jalan Rel Beserta Sistem Komponen Penyusunnya Secara Umum

Adapun jenis-jenis rel juga terbagi atas beberapa jenis seperti : rel
standar, rel pendek, rel panjang.

Struktur jalan rel bagian atas ini juga memiliki sambungan-sambungan


pada bagian rel, dan sambungan tersebut juga terbagi menjadi 2
yaitu : sambungan menumpu dan sambungan menggantung.

Struktur jalan rel yang baik, harus dapat menjamin keamanan,


kenyamanan, umur teknis dan geometri dan dapat dipelihara dengan
biaya yang optimal.
Bagian-Bagian dan
Fungsi Upperstucture
Jalan Rel
Rel (Rail)
• Rel merupakan batangan baja longitudinal yang berhubungan secara
langsung dan memberikan tuntunan serta tumpuan terhadap
pergerakan roda kereta api secara berterusan.
• Oleh karena itu, rel harus memiliki nilai kekakuan tertentu untuk
menerima dan mendistribusikan beban roda kereta api dengan baik.

Bagian-Bagian Rel
1. Permukaan rel (running surface), yaitu bagian dari rel yang Place Your Picture Here
berfungsi sebagai tempat untuk pergerakan kereta api.
2. Kepala rel (head), harus direncanakan sedemikian sehingga
memiliki daya tahan terhadap keausan selama waktu pelayanan
yan direncanakan.
3. Badan rel (web), ditentukan dengan tebal yang memadai untuk
dapat menahan beban dan momen akibat pergerakan kereta api
dan mempunyai daya tahan terhadap korosi.
4. Kaki rel (foot), harus dirancang selebar mungkin sehingga
kedudukan rel menjadi stabil terhadap dorongan maupun puntiran
akibat pergerakan kereta api, dan mampu mendistribusikan beban
yang diterima kepada bantalan dengan baik.
Penambat (Fastening System)
Untuk menghubungkan antara bantalan dengan rel digunakan sistem
penambat dengan jenis dan bentuk yang bervariasi sesuai jenis
bantalan yang digunakan serta klasifikasi jalan rel yang harus dilayani.

Place Your Picture Here


Bantalan (Sleeper)
• Bantalan memiliki beberapa fungsi penting diantaranya menerima
beban dari rel dan mendistribusikannya kepada lapisan balas
dengan tingkat tekanan kecil, mempertahankan sistem penambat
untuk mengikat rel pada kedudukannya, dan menahan pergerakan
rel arah longitudinal, lateral dan vertikal.

• Bantalan terbagi menurut bahan konstruksinya yakni bantalan besi,


kayu dan beton. Place Your Picture Here

• Perancangan bantalan yang baik sangat diperlukan agar fungsinya


optimal.

• Perbandingan umur bantalan rel KA yang dipergunakan dalam


keadaan normal dapat ditaksir sebagai berikut :
 Bantalan kayu yang tidak diawetkan: 3-15 tahun.
 Bantalan kayu yang diawetkan: 25-40 tahun.
 Bantalan besi baja: sekitar 45 tahun.
 Bantalan beton: diperkirakan 60 tahun.
Plat Landas
• Pada bantalan kayu maupun besi, di antara batang rel dengan
bantalan dipasangi Tie Plate (plat landas), semacam plat tipis
berbahan besi tempat diletakkannya batang rel sekaligus sebagai
lubang tempat dipasangnya Penambat (Spike).

• Pada bantalan beton, dipasangi Rubber Pad, sama seperti Tie


Plate, tapi berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai
landasan rel, sedangkan lubang / tempat dipasangnya penambat Place Your Picture Here
umumnya terpisah dari rubber pad karena telah melekat pada
beton.

• Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan
juga lubang penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan
dari kerusakan karena tindihan batang rel, dan sekaligus untuk
mentransfer axle load yang diterima dari rel di atasnya ke bantalan
yang ada tepat dibawahnya.
Plat Besi Penyambung
• Plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm, yang berfungsi untuk
menyambung dua segmen/potongan batang rel.

• Pada plat tersebut terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat


skrup/baut (Bolt) penyambung serta mur nya (Nut).

• Batang rel biasanya hanya memiliki panjang sekitar 20-25 meter


tiap potongnya, sehingga perlu komponen penyambung berupa plat Place Your Picture Here
besi penyambung beserta bautnya.

• Pada setiap sambungan rel, terdapat celah pemuaian (Expansion


Space).

• Pemuaian batang rel dapat disiasati dengan menggunakan


penambat elastis yang mampu menahan gerakan pemuaian batang
rel (gerakan mendatar dimana batang rel akan meregang saat
panas dan menyusut saat dingin). Jika penambatnya berupa
penambat kaku, bisa disiasati dengan memasang rail anchor.
Rail Anchor
• Rail anchor digunakan pada rel yang disambung secara CWR.
Fungsinya untuk menahan gerakan pemuaian batang rel, karena
pada sambungan CWR tidak terdapat celah pemuaian.

• Metode CWR yaitu Continuous Welded Rails, penyambungan rel


dengan Las Termit. Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potong
batang rel dapat dilas menjadi satu rel yang panjang tanpa diberi
celah pemuaian, sehingga tiap CWR memiliki panjang sekitar 40- Place Your Picture Here
100 m.

• Rail anchor dipasang di bawah permukaan batang rel tepat


disamping bantalan agar dapat menahan gerakan pemuaian rel.
Rail anchor tidak dipasang pada rel yang ditambat dengan
penambat elastic, karena fungsinya sama seperti penambat elastis,
yakni untuk mencegah gerakan pemuaian batang rel. Jadi, rail
anchor dipasang bersama dengan penambat kaku pada bantalan
kayu atau besi.
Perencanaan Upperstruc-
ture Jalan Rel
Penentuan Gaya yang Bekerja pada Rel

Gaya Vertikal

Gaya vertikal pada rel merupakan beban yang paling besar dalam
struktur jalan rel, terjadi akibat oleh beban kereta. Gaya ini
menyebabkan defleksi vertikal. Beban yang paling besar terjadi pada
lokomotif, sehingga perhitungan beban menggunakan jenis CC-203

Gaya Horizontal

Gaya horizontal pada rel disebabkan oleh gaya angin, goyangan


kereta api dan gaya sentrifugal ditikungan. Pada umumnya digunakan
tekanan angin 25 kg/m2 ( jauh dari laut). Koefisien angin +0,9 untuk
tekanan angin dan -0,4 untuk angin hisab. (Peraturan Muatan
Indonesia).
Contoh perhitungan gaya vertikal pada rel
Lokomotif berjenis CC-203 memiliki spesifikasi :
Berat (W) = 84 Ton
Jarak antar gandar = 1652 mm
Tinggi = 3637 mm
Lebar = 2642 mm
Panjang = 14135 mm

Sehingga dapat dihitung :


Bogie

Ditumpu oleh 2 bogie yang masing-masing terdiri Faktor dinamis (Ip) dan beban dinamis (Pd).
dari 3 gandar dan masing-masing gandar terdiri Jika menggunakan lokomotif CC-203 dengan Vmaks
dari 2 roda. (Gambar 4.3) 100km/jam, maka :
Berat lokomotif (Wlok) = 84 Ton Vrenc = 1,25 x Vmaks = 1,25 x 100 = 125 km/jam
Gaya kepada bogie (Pb) = Wlok/2 = 42 Ton = 34,72 m/det
Gaya gandar (Pg)= Pb/3 = 14 Ton Gaya roda Ps = 7 Ton
statis (Ps) = Pg/2 = 7 Ton Ip = 1 + 0,01 x = 1 + 0,01 x
= 1,727
Pd = Ps x Ip = 7 x 1,727 = 12,088 Ton
Contoh perhitungan gaya horizontal pada rel
Peninggian maksimum h = 110 mm (PD 10)   
Angin tekan : 0,9 x 25 = 22,5 kg/m2
 
Angin hisap : 0,4 x 25 = 10 kg/m2
Total = 22,5 + 10 = 32,5 kg/m2
 
Dari data lokomotif diperoleh :
Panjang lokomotif = 14,135 m
Tinggi lokomotif = 3,637 m
= 41115,73

Luas bidang sentuh kereta (diasumsikan persegi Ytotal = Yangin (Ha) + Ysentrifugal
empat), maka beban angin dapat dihitung : = 1670,79 + 41115,73
Yangin (Ha) = 32, 5 x (14,135 x 3,637) = 1670,8 kg = 42786,52 kg = 42,78652 Ton
Beban sentrifugal = = = 41335,979
kg
Dengan :
V = Kecepatan rencana (m/det)
W = Berat kereta (kg)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/det)
R = Jari-jari lengkung minimum
Contoh perhitungan penentuan profil rel
Kecepatan kereta api = 100 km/jam Luas penampang rel (A) = 69,34 cm2
Gaya gandar (Pg) = 14 Ton (Gambar 4.1) Berat rel per meter (W) = 54,43 kg/m Modulus
Jarak antar bantalan (S) = 60 cm elasitisitas (E) = 2,1x106 kg/cm2
Lebar sepur (s) = 1067 mm Momen inersia terhadap sumbu X (Ix) = 2346 cm4 Jarak
Tipe rel = R.54 tepi bawah kaki rel garis netral (Yb) = 76,2 mm

Transformasi gaya statis roda menjadi gaya dinamis Dimana :


roda digunakan persamaan Talbot sebagai berikut : = faktor dumping (cm-1)
Ps = 0,5 x Pg = 0,5 x 14 = 7 Ton k = modulus elastisitas jalan rel (180 kg/cm2)
Pd = P5 x 0,01 x Pg x E = Modulus elastisitas rel (2,1.106 kg/cm2)
Pd = 7 x 0,01 x Pg x Ix = Momen inersia terhadap sumbu X
Pd = 11 Ton = 11000 kg

= 0,00978 cm-1 = 1200


Tegangan yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan ijin
baja. Sehingga, 776,66 kg/cm2 < 1200 kg/cm2 (OK)
Contoh Perhitungan Penentuan Bantalan

Beban gandar (Pg) = 14 Ton


Kecepatan kereta api = 100 km/jam
Lebar sepur (s) = 1067 mm
Jarak pasang bantalan = 60 cm
Tipe rel = R.54
Tipe bantalan = N-67
Mutu beton fc’ = 500 kg/cm2
Momen izin :
• Dibawah rel (positif) = 1500 kgm
• Dibawah rel (negative) = 750 kgm
• Di tengah bantalan (positif) = 660 kgm
• Di tengah bantalan (negative) = 930 kgm
Contoh Perhitungan Penentuan Bantalan
Analisis pembebanan menggunakan perumusan Berdasarkan spesifikasi penampangan bantalan pada
Talbot. Maksimum beban merata di kaki rel. potongan A-A bantalan tipe N-67 dapat dihitung momen di
titik C dan D atau tepat di bawah kaki rel

λ = 0,00978 cm-1
X1= = = 80,3 cm
Pd = 11000 kg
E = 6400 = 6400 =143108,4 kg/cm2
Distribusi beban ke bantalan dapat dituliskkan
sebagai berikut :\
Q = 0,786 x = 0,786 x
= 0,587.Pd ≈ 60%.Pd
Contoh Perhitungan Penentuan Bantalan
MC/D = x [2 cosh2 la (cos 2lc + coshlL) - 2 cos2 la MQ = x [sinh lc (sin lc + sin l(L-c)) + sin lc (sinh lc + sinh
(cosh 2lc + cos lL) – sinh 2la (sin 2lc + sinhlL) – sin l(L-c)) + cosh lc cos l(L-c) – cos lc cosh l(L-c)]
2la (sinh 2lc + sin lL)]
= 34171, 406 kgcm < Momen ijin = 93000 kgcm (OK)
= 66314,122 kgcm < Momen ijin = 150000 kgcm
(OK)
Jadi, bantalan beton tipe N-67 dapat menerima beban
Berdasarkan spesifikasi penampang bantalan pada kereta api dengan beban gandar 14 Ton dengan jarak
potongan B-B bantalan beton tipe N-67 dapat antar bantalan 60 cm
dihitung momen di titik O atau tepat dibawah kaki
rel
Contoh Perhitungan Perencanaan Penambat
 Gaya yang terjadi pada alat penambat
Untuk mencegah bantalan dari kerusakan akibat
adanya getaran dengan frekuensi tinggi akibat
Akibat pemuaian (sepanjang daerah muai L=250m)
kereta bergerak maka digunakan penambat elastis
F1 =
yang dapat mengurangi getaran pada rel terhadap
bantalan. Tiap jarak gandar 1,652 m
F1 =
Alat penambat elastis = DE Spring Clips
Daya jepit = 1300 kgf
Jarak bantalan = 60 cm F2 = f x Pd
Jumlah penambat tiap 1,652 m (jarak gandar) f = Koef. Geser rel yang tergantung pada kecepatan
n = 165,2/60 = 3 pasang kereta
Kuat jepit penambat = 3 x (1300 x 2) V = 100 km/jam, maka f = 0.29
= 7159 kg/pasang Vrenc = 1,25 x Vmaks = 1,25 x 100 = 125 km/jam
F2 = f + [Ps +0.01 x Ps x ( V/1,609 – 5)]
= 0.29 + [7000 +0.01 x 7000 x (125/1.609 – 5)]
= 3505,57 kg
Ftot = F1+F2 = 72.80 kg + 3505,57 kg
= 3578,37 kg < Kuat Jepit
= 7159 kg
Pelaksanaan Upperstuc-
ture Jalan Rel
• Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh
kontraktor pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung
konsultan pengawas dan Kementerian Perhubungan.

• Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-


gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang
telah tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja &
syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau petunjuk dari
konsultan.
Place Your Picture Here
• Kegiatan mobilisasi adalah pengadaan alat kerja, termasuk alat
berat.

• Kegiatan demobilisasi adalah pekerjaan kebalikannya ketika telah


selesai digunakan sampai kembali pada tempat dimana semula alat
tersebut disimpan.

• Pekerjaan persiapan, yaitu pekerjaan yang dilaksanakan sebelum


pekerjaan fisik dimulai. Diantaranya pemasangan patok,
pengadaan direksi keet, dan penyiapan badan jalan.
• Pekerjaan tanah dasar
 Pembersihan (Clearing and Grubbing)
 Pengelupasan Lapisan Tanah Atas (Top Soil Stripping)
 Pembokaran Bangunan (Demolition)
 Penggalian (Excavation)
 Penimbunan (Embankment/Fill)

• Pekerjaan galian, yaitu pekerjaan pemotongan tanah dengan


tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan.
Place Your Picture Here
• Pekerjaan timbunan dan pemadatan, Timbunan dilaksanakan
lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu dan dilakukan proses
pemadatan.

• Pengujian Kepadatan Tanah Sand Cone, untuk mengetahui nilai


kepadatan dan kadar air dilapangan.

• Pekerjaan Lapis Dasar (Subgrade)


• Pekerjaan Sub-balas
• Pekerjaan Balas
Upperstructure
• Pemasangan Bantalan

Untuk bantalan beton harus memenuhi persyaratan berikut :

 Untuk lebar jalan rel 1067 mm dengan kuat tekan karakteristik


beton tidak kurang dari 500 kg/cm2, dan mutu baja prategang
dengan tegangan putus (tensile strength) minimum sebesar 16.876
kg/cm2 (1.655 MPa). Bantalan beton harus mampu memikul momen
minimum sebesar +1500 kg m pada bagian dudukan rel dan -930
kg m pada bagian tengah bantalan. Place Your Picture Here

 Dimensi bantalan beton untuk lebar jalan rel 1067 mm :


Panjang : 2.000 mm
Lebar maksimum : 260 mm
Tinggi maksimum : 220 mm

 Bantalan rel dipasang melintang dari posisi rel pada jarak antar
bantalan 60 cm.
Upperstructure
• Pemasangan Rel

 Tiap potongan (segmen) batang rel memiliki panjang 20-25 m.

 Rel harus memenuhi persyaratan berikut :


 Minimum perpanjangan (elongation) 10%;
 Kekuatan tarik (tensile strength) minimum 1175 N/mm2;
 Kekerasan kepala rel tidak boleh kurang dari 320 BHN.

 Cara pelaksanaan : Place Your Picture Here


 Rel yang akan dipasang dibawa ke lokasi proyek menggunakan
truk trailer atau menggunakan kereta penganggkut barang.
 Kemudian rel diangkat menggunakan ekskavator dan diletakkan
diatas bantalan yang telah disusun.
Upperstructure
• Pemasangan Penambat Elastis

 Penambat elastis dibuat untuk menghasilkan jalan KA yang


berkualitas tinggi, yang biasanya digunakan pada jalan rel KA yang
memiliki frekuensi dan axel load yang tinggi. Karena sifatnya yang
elastis sehingga mampu mengabsorbsi getaran pada rel saat
rangkaian KA melintas, oleh karena itu perjalanan KA menjadi lebih
nyaman dan mengurangi resiko kerusakan pada rel maupun
bantalannya.
Place Your Picture Here
 Selain itu penambat elastis juga dipakai pada rel yang
disambungkan dengan las termit (Continuous Welded Rails),
karena sambungan rel dilas sehingga tidak punya celah pemuaian.
Karena kemampuannya untuk menahan batang rel agar tidak
bergerak secara horizontal saat pemuaian, penambat inilah yang
sekarang banyak digunakan terutama pada bantalan beton.
Upperstructure

 Metode Sambungan Las Termit (Continuous Welded Rails)


• Dengan metode CWR, tiap 2 sampai 4 potongan batang rel
dapat dilas menjadi satu rel yang panjang tanpa diberi celah
pemuaian, sehingga tiap CWR memiliki panjang sekitar 40-
100 m.
• Sambungan CWR biasanya diterapkan pada jalur dengan Place Your Picture Here
kecepatan laju KA yang tinggi, karena permukaan rel menjadi
lebih rata dan halus sehingga rangkaian KA dapat lewat
dengan nyaman.
Upperstructure
• Plat Besi Penyambung
Dalam penyambungan antar segmen/ potongan rel terdapat dua
metode

 Metode Sambungan Tradisional (Conventional Jointed Rails).


 Plat besi penyambung merupakan plat besi dengan panjang
sekitar 50-60 cm yang berfungsi untuk menyambung dua
segmen/potongan rel.
 Pada plat tersebut terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat
skrup/baut penyambung serta murnya. Place Your Picture Here
 Batang rel biasanya hanya memiliki panjang sekitar 20-25 m
tiap potongannya.
 Pada setiap sambungan rel, dibuat celah untuk tempat
pemuaian. Biasanya jenis sambungan ini terdapat di daerah
emplasemen / stasiun atau di dekat area wesel.
Kegagalan Konstruksi
Pada Upperstucture Jalan
Rel
Pengertian
Menurut UU No.18/1999 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 1:

Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang setelah diserah


terimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak
berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja
konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat
kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa.
Place Your Picture Here
Jenis-Jenis Kerusakan Pada Jalan Rel
Kerusakan Pada Badan Jalan

merupakan kerusakan secara makro, dalam ukuran yang lebih besar.


Antara lain berupa longsornya (sliding) badan jalan rel.

Kerusakan pada balas

Kerusakan pada balas bisa akibat dari jenis batuan yang digunakan
tidak memenuhi persyaratan, seperti gradasi batuan, bentuk batuan, Place Your Picture Here
tingkat kekerasan batuan, dan sifat pelapukan batuan.
Memadatnya susunan butiran balas berakibat menurunnya permukaan
balas.
Jenis-Jenis Kerusakan Pada Jalan Rel
Kerusakan Pada Bantalan

Kerusakan pada bantalan sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan


untuk bantalan.

• Bantalan baja bisa terjadi kerusakan berupa melengkungnya


bantalan akibat kelebihan beban, juga bisa berkarat jika digunakan
pada daerah yang kandungan garamnya cukup tinggi.
Place Your Picture Here
• Bantalan kayu sering mengalami pecah‐pecah atau srempil, dan
bisa juga dol/lecet pada bagian penempatan baut pengikat rel.
Pelapukan bantalan kayu tentu akan cepat terjadi. kerusakan pada

• Bantalan beton adalah berupa retak (crack), bahkan bisa berlanjut


dengan pecah.
Jenis-Jenis Kerusakan Pada Jalan Rel
Kerusakan Pada Rel

Rel dapat mengalami perubahan jarak antar rel, membesar atau


menyempit, perubahan ketinggian permukaan rel satu sama lain, atau
perubahan garis sumbu/garis as track berupa meliuk‐liuk.
Bahkan juga dapat terjadi pecah‐pecah akibat mengalami fatik. Pada
bagian lobang sambungan rel juga dapat mengalami pecah.

Beberapa kerusakan pada rel Place Your Picture Here


• Aus pada bagian dalam head rel disebabkan adanya gesekan
antara head rel dengan flens roda.
• Aus pada sambungan rel (battered ends) terjadi karena adanya siar
dilatasi pada sambungan.
• Retak pada lubang penyambung disebabkan oleh gaya-gaya
horizontal dalam arah longitudinal akibat accelerating, slowing
down, stopping of train, perubahan temperatur, unballanced
traffic dan lain-lain.
• Retak etak pada plat penyambung yang diakibatkan oleh gaya
dalam arah longitudinal.
Jenis-Jenis Kerusakan Pada Jalan Rel
Kerusakan pada alignemen

Kerusakan pada alignemen yaitu terjadi kerusakan/cacat pada


geometri jalan rel, baik dalam arah horizontal maupun vertikal, dimana
kondisi jalan rel tersebut tampak seperti berombak.

Place Your Picture Here


Kasus Kegagalan Pada Struktur Jalan
Rel
Anjlokan KA 1722 Tahun 2019

Penyebab utama terjadinya anjlokan KA 1722 2019 di jalur hulu KM.


51+765 petak jalan antara Stasiun Cilebut–Stasiun Bogor adalah
adanya kegagalan pada sistem suspensi sarana berupa penurunan
performansi pegas primer dan irregularitas pada struktur prasarana.
Kedua hal ini mempengaruhi ketidakstabilan pada sarana yang
mengakibatkan roda no. 2 bogie 1 kereta K1 1 89 40/8612 kehilangan Place Your Picture Here
berat vertikal hingga melompat keluar jalur.

Kerusakan Dongkrak Rel Tahun 2014

Kejadian kerusakan ini dapat dimulai dari terbentuknya permukaan


baru (retakan maupun patahan), karatan, keausan, distorsi ukuran,
distorsi bentuk atau gabungannya.
Kesimpulan
• Salah satu dari alat transportasi darat adalah kereta api. Struktur
jalan rel merupakan suatu konstruksi yang direncanakan sebagai
prasarana atau infrastruktur perjalanan kereta api. Konsep struktur
jalan rel adalah rangkaian super dan sub-struktur yang menjadi
suatu kesatuan komponen yang mampu mendukung pergerakan
kereta api secara aman.

• Struktur bagian atas jalan rel (superstructure) terdiri dari:


 Rel (rail) : merupakan batangan baja longitudinal yang
berhubungan secara langsung dan memberikan tuntunan serta
tumpuan terhadap pergerakan roda kereta api secara Place Your Picture Here
berterusan.
 Penambat (fastening) : merupakan penghubung antara rel dan
bantalan.
 Bantalan (sleeper, tie) : Bantalan memiliki beberapa fungsi
penting diantaranya menerima beban dari rel dan
mendistribusikannya kepada lapisan balas dengan tingkat
tekanan kecil, mempertahankan sistem penambat untuk
mengikat rel pada kedudukannya, dan menahan pergerakan
rel arah longitudinal, lateral dan vertikal.
• Perencanaan struktur atas jalan rel dilakukan dengan menentukan
gaya-gaya yang bekerja pada rel, menentukan profil rel,
menentukan bantalan, menghitung pembebanan pada bantalan,
dan merencanakan penambatan.

• Metode Pelaksanaan jalan rel dimulai dengan persiapan seperti


pemeriksaan patok, pengadaan direksi keet dan penyiapan badan
jalan. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan tanah dasar yang
meliputi galian, timbunan dan pemadatan. Pekerjaan lapis dasar
(sub grade), pekerjaan sub balas, pekerjaan balas, pekerjaan
bantalan, pekerjaan pemasangan rel, pemasangan penambat Place Your Picture Here
elastis, dan pekerjaan pemasangan plat besi penyambung.

• Ada beberapa jenis kerusakan pada jalan rel, yaitu: kerusakan


pada badan jalan, kerusakan pada balas, kerusakan pada bantalan,
kerusakan pada rel, dan kerusakan pada alignemen. Adapun
penyebab kerusakan pada rel tersebut cacat kecil pada rel atau di
mana rel terkena beban yang berlebihan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai