Anda di halaman 1dari 62

jaringan saraf

Biologi Sains I Struktur Hewan

Masdi 1714140005
Noviani 200108502003
Mega Octavia Biringallo 1714141004
Nurfaidah 200108501002
Iffah Masrurah Ramadhani 1714141011
Nurhikmah M 200108501009
Nirmala Yusuf 1714142012
Irma Ashari 200108500006

Jelita Robong Langi’ 200108501006


Muh Rafly Said 200108502004
Muh. Fajar Ramadani 200108501010
Muhammad Naufal Syaiful Haq 200108500002
Muhammad Rezky Jaelani T 200108502002
Muliati 200108500010
Nabila Salsabila 200108502009
KLASIFIKASI JARINGAN SARAF DAN
FUNGSI SISTEM SARAF
jaringan saraf
jaringan saraf dapat menjadi dua sistem utama, yaitu

sistem saraf pusat sistem saraf perifier


01 02
otak dan sumsum somatik dan otonom
tulang belakang
I. sistem saraf pusat
01  otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar


(serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil
(serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
 otak besar
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental,yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),kesadaran, dan pertimbangan. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang
terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan.

Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Di sekitar kedua
area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
 otak tengah
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjarkelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
 otak kecil
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

 jembatan varol
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
 Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medulla spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
sistem saraf pusat
 sumsum tulang belakang
02

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang


tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian
dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada
bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut
tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

.
Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral
menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden
dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
II. sistem saraf tepi
Sistem saraf tepi atau sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf
yang di dalam sarafnya terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke (sel
saraf sensorik) dan dari (sel saraf motorik) sistem saraf pusat (SSP), yang
terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang

Sel-sel sistem saraf sensorik mengirimkan informasi ke Sistem saraf pusat


dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-sel sistem saraf
motorik tersebut membawa informasi dari SSP ke organ, otot, dan kelenjar.
Sistem saraf tepi dibagai menjadi dua cabang yaitu sistem saraf somatik dan
sistem saraf otonom.
SISTEM SARAF SOMATIK
Sistem saraf somatik terutama merupakan
sistem motorik, yang semua sistem saraf ke
01
otot
Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang
belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata,
hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas
tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan
otot lurik.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan
otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk
menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.
Sistem saraf
02 otonom
sistem otonom merupakan
adalah sistem saraf yang
mewakili persarafan motorik
dari otot polos, otot jantung dan
sel-sel kelenjar
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang
tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf
otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25
pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari
sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.

 Mempercepat denyut jantung


 Memperlebar pembuluh darah
 Memperlebar bronkus
 Mempertinggi tekanan darah
 Memperlambat gerak peristaltis
 Memperlebar pupil
 Menghambat sekresi empedu
 Menurunkan sekresi ludah
 Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik
berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di
seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh
susunan saraf simpatik.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf
simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
FUNGSI JARINGAN SARAF
Berikut ini adalah beberapa penjabaran mengenai fungsi dari jaringan saraf pada
hewan :
 Untuk mendeteksi, menganalisa, menggunakan, dan mengantarkan semua
informasi yang ditimbulkan oleh rangsang sensoris ( misalnya panas dan cahaya )
serta perubahan mekanis dan kimia yang terjadi di dalam lingkungan internal dan
eksternal. Dalam hal ini saraf berperan mengantarkan rangsangan dari reseptor
sampai ke saraf pusat, lalu mengantarkan respon dari sarf pusat ke efektor.
 Untuk mengorganisir dan mengatur , baik secara langsung maupun tidak langsung
sebagian besar fungsi tubuh, terutama kegiatan motoris, visceral, endokrin, dan
mental.
 Menangkap rangsang dan menghantarkan rangsang tersebut .
 Badan sel berfungsi untuk mengsintesis protein.
● Sel schwan berfungsi menyelubungi akson.
● Membawa sinyal dari bagian tubuh menuju sistem saraf tepi.
● Menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.
 Selubung meilin berfungsi untuk memberikan nutrisi dan bahan – bahan yang
diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
 Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat impuls saraf ke otak atau sebaliknya.
KOMPOSISI (STRUKTURAL JARINGAN
SARAF)
 Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf. Sistem saraf mengatur dan
mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri dari dua bagian: sistem saraf pusat (SSP) yang
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan percabangan saraf perifer dari sistem saraf tepi
(SST). Jaringan ini terdiri dari neuron atau sel-sel saraf, yang menerima dan mengirimkan impuls,
dan neuroglia, yang juga dikenal sebagai sel-sel glial atau lebih sering hanya sebagai glia (dari
bahasa Yunani, yang berarti lem), yang membantu penghantaran impuls saraf serta memberikan
nutrien bagi neuron.

Contoh dari jaringan saraf


Sel-sel dari jaringan saraf
 Jaringan saraf terdiri dari berbagai jenis sel-sel saraf, yang semuanya memiliki sebuah akson.
Akson adalah bagian sel yang panjang seperti batang yang mengirimkan sinyal potensial aksi
ke sel berikutnya.

 Fungsi dari sistem saraf mencakup masukan sensorik, integrasi, kontrol dari otot-otot dan
kelenjar, homeostasis, dan aktivitas mental.

Struktur
 Jaringan saraf terdiri dari neuron, juga disebut sel-sel saraf, dan sel-sel neuroglial. Empat jenis
neuron-glia ditemukan di SSP adalah astrosit, sel-sel mikroglia, sel-sel ependimal dan
oligodendrosit. Dua jenis neuroglia yang ditemukan di SST adalah sel-sel satelit dan sel
Schwann. Dalam sistem saraf pusat (SSP), jenis jaringan yang ditemukan adalah materi abu-
abu dan materi putih. Jaringan ini dikategorikan berdasarkan bagian saraf dan neuroglia.
Morfologi Sel saraf atau Neuron
Pengertian Neuron
Neuron (jaras) adalah jenis tertentu dari sel yang khusus untuk menyimpan dan mengirimkan informasi. Neuron
berfungsi untuk menerima, meneruskan, dan memproses stimulus; memicu aktivitas sel tertentu dan pelepasan
neurotransmiter dan molekul informasi lainnya.
❖ Sel saraf atau yang biasa kita sebut neuron adalah sel yang merupakan satuan kerja utama dalam sistem saraf
manusia. Sel Saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls listrik dari suatu rangsangan (Stimulus). Sistem saraf
dibentuk oleh jutaan sel saraf. Sifat unik dari sel saraf yang peka terhadap rangsangan ini membuatnya berbeda
dibandingkan banyak sel lain di dalam tubuh.
❖ Sebuah sel saraf mempunyai satu badan sel yang mempunyai sitoplasma dan juga mempunyai nukleus (inti sel).
Selain sel saraf, dalam sistem saraf manusia juga terdapat sel glia yang berfungsi sebagai support bagi sel saraf.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk
mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Struktur dan Bagian Neuron

❖ Dendrit
Merupakan percabangan dari badan sel yang terlihat seperti tonjolan bercabang. Dendrit
berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsangan dari badan sel.
❖ Badan Sel
Badan sel merupakan bagian terbesar dari sel saraf yang mengandung banyak komponen penting. Di dalam badan
sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan nukleolus (Anak inti). Badan sel bertugas untuk menerima rangsangan
dari dendrit kemudian meneruskan rangsangan tersebut ke akson (neurit). Badan sel memiliki sebuah inti dan di dala
sitoplasmanya terdapat butir Nissl yang berfungsi untuk sintesis protein. Butir Nissl dapat menjalankan fungsi
tersebut karena mengandung RNA di dalamnya. Badan sel hanya terdapat pada saraf pusat (Otak dan sumsum tulang
belakang) dan pada ganglion (sekumpulan sel saraf di luar sistem saraf pusat).
❖ Akson (Neurit)
Akson (Neurit) adalah serabut sel saraf panjang yang terlihat seperti penjuluran dari badan sel. Neurit mirip
dengan dendrit, bedanya neurit haya ada satu buah dan berukuran lebih besar serta lebih panjang. Akson berperan
dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor seperti sel otot atau sel kelenjar. Untuk menjalankan
fungsinya ini, di dalam neurit terdapat struktur yang disebut neurofibril. Beberapa sel saraf, neuritnya dibungkus oleh
sebuah selaput yang disebut selaput mielin. Bayangkan saja akson atau neurit ini seperti kabel listrik, kemudian di
dalamnya terdapat kabel yaitu neurofibril dan pembungkus kabel tersebut kita sebut degan selaput mielin. Ujung dari
sebuah neurit biasanya akan berhubungan dengan ujung dendrit dari sel lainnya. Diantara tempat pertemuan neurit
dengan dendrit akan ditemukan sebuah celah yang disebut dengan sinapsis. Pertukaran informasi antar sel neuron
terjadi di sinaps ini.
❖ SELAPUT
Selaput atau selubung Mielin adalah selaput pembungkus neurit. Selubung mielin tersusun dari lemak. Selaput mielin
mempunya segmen – segmen dan lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Selaput mielin ini dikelilingi
oleh sel schwann. Fungsi dari bagian ini adalah untuk melindungi sel saraf dari kerusakan dan mencegah bocornya
impuls serta mempercepat hantaran impuls yang masuk. Selubung mielin diproduksi oleh sel glial.
❖ Sel Schwann
Sel Schwann adalah sel yang mengelilingi selubung mielin. Nama dari sel ini diambil dari nama penemunya yaitu
Theodore Schwaan, seorang ilmuan dari Jerman. Sel schwann akan menghasilkan lemak yang membungkus neurit
berkali kali lipat sampai terbentuknya selubung mielin. Sel Schwann berfungsi untuk mempercepat jalannya impuls,
menyediakan nutrisi bagi neuri dan membantu regenerasi dari neurit.
❖ Nodus Ranvier
Nodus Ranvier adalah bagian antar dua segmen selubung mielin. Nodus Ranvier berfungsi sebagai loncatan impuls
saraf agar sampai lebih cepat ke tempat tujuan. Nodus ranvier mempunyai diameter sekitar 1 mikrometer dan
ditemukan oleh Louis Antoine Ranvier.
❖ Sinapsis
Sinapsis adalah celah yang terdapat pada pertemuan satu neuron dengan neuron lainnya. Setiap
sinapsis menyediakan koneksi antar neuron sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran
informasi antar neuron tersebut. Informasi ini ditukarkan dalam bentuk zat kimia yang disebut
Neurotransmiter. Pada ujung neurit setiap sel saraf terdapat sebuah kantong yang disebut Bulbus
Akson, nah kantong inilah yang akan menghasilkan neurotransmiter tadi.
Bentuk-bentuk Neuron dan Fungsinya
1. Unipolar
disusun oleh dendrit, akson, badan sel yang terletak pada bagian pinggir.
Bentuk neuron unipolar mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya,
selanjutnya cabang akan terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar
akan menyerupai huruf T. Satu belahan cabang berperan sebagai dendrit,
sementara yang lain sebagai akson.

Fungsi dari neuron bipolar adalah sebagai neuron sensorik yaitu pembawa
sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer) menuju ke sistem saraf pusat.
2. Bipolar
memiliki bentuk yang hampir sama dengan neuron unipolar, perbedaannya
terletak pada badan sel  yang berada di tengah. Penamaan Neuron Bipolar
dikarenakan bentuknya membentuk dua cabang pada bagian badan sel.
Bentuk neuron bipolar mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi
yang saling berlawanan. Cabang yang satu berperan sebagai dendrit,
sementara yang lain berperan sebagai akson.

Fungsi neuron bipolar adalah sebagai interneuron yaitu menghubungkan


berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.
3. Multipolar
adalah jenis neuron yang pada umumnya banyak di jumpai, pada neuron
multipolar terdapat satu buah akson yang terhubung oleh banyak jumlah
dendrit. Bentuk neuron multipolar mempunyai dendrit lebih dari satu, namun
hanya memiliki sebuah akson.

Fungsi sebagai motoneuron, yaitu membawa sinyal/isyarat dari sistem saraf


pusat menuju ke bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit, ataupun kelenjar.
Perhubungan Akson
Akson

Akson merupakan bagian dari sel yang bertanggung jawab untuk


menyampaikan komunikasi sel-sel. Melalui transmisi muatan listrik dan
pelepasan neurotransmiter, akson dapat mengontrol sel target untuk mengatur
proses tubuh.
• Juluran neuron yang panjang dan
tipis
• berbentuk seperti kerucut yang
meruncing ke arah pinggiran
Ciri-ciri
• Nodus Ranvier
• Selubung Mielin
• Bukit Akson
• Terminal
Struktur • Selubung Mielin
• Transportasi organel dan
informasi
• Konduksi impuls saraf Fungsi
Komunikasi Melalui Akson

Pada saat istirahat, potensi membran akson biasanya -70 milivolt. Muatan ini
ditetapkan oleh pompa ATP yang digerakkan dalam membran yang dikenal
sebagai pompa natrium / kalium. Pompa ini memastikan bahwa lebih
banyak ion positif di luar membran dibandingkan dalam sel. Ketika
neuron depolarizes (menjadi bermuatan positif), maka akan mengirimkan
komunikasi ini menuruni akson dengan cara tegangan-gated (dikontrol
elektrik) saluran ion yang membuka untuk memungkinkan muatan untuk
meneruskan sepanjang akson. Ini berlangsung hingga arus baterai mencapai
terminal akson.
 Pengertian
Neuroglia  Fungsi
 Jenis
Pengertian Neuroglia

 Neuroglia atau Sel Glia merupakan sel yang berfungsi


sebagai pendukung kerja sel saraf. Sel glia ini membantu
sel saraf agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Sel glia ini bisa ditemukan pada sistem saraf pusat dan
juga sistem saraf tepi, diperkirakan dalam otak manusia
memiliki jumlah sekitar setengah jumlah sel saraf atau
neuron.
Fungsi Neuroglia

Adapun fungsi sel glia atau neuroglia, diantaranya


yaitu:
• Menyediakan nutrisi bagi sel saraf (Neuron)
• Mempertahankan keseimbangan tubuh
• Membentuk selumbung mielin sel saraf
• Berpartisipasi dalam transmisi sinyal sistem saraf
Struktur dan Jenis Sel Glia (Neuroglia)


Ada 2 (dua) jenis neuroglia dalam tubuh diantaranya yaitu:

1. Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat (Otak


dan Sumsum Tulang Belakang)
• Mikroglia
• Oligodendrosit
• Astrosit
• Sel Ependim

2. Sel Glia yang mendominasi Sistem Saraf Tepi


• Sel Schwann
• Selubung Mielin
1. Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat

Mikroglia merupakan tipe sel glia yang merupakan bagian


Mikroglia
dari sistem imun bagi sistem saraf pusat. Mikroglia
merupakan sel kecil yang beraksi sebagai fagosit,
membersihkan komponen yang bisa mengancam sistem
saraf. Mikroglia akan terjadi proses inflamasi maupun
proses degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf pusat.
Mikroglia dibuat dari jaringan sumsum tulang yang sama
dengan yang menghasilkan monosit. Selain sebagai sel
imun, sel ini juga mengeluarkan berbagai faktor yang bisa
merangsang pertumbuhan.
Oligodendrosit

Oligodendrosit adalah sel yang berperan untuk membentuk


selubung mielin bagi sistem saraf pusat. Oligodendrosit
dapat dikatakan memiliki fungsi yang serupa dengan sel
schwann yang ditemukan di sistem saraf tepi. Oligodendrosit
juga tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi, sehingga
kerusakan pada sistem saraf pusat seringkali menyebabkan
kecacatan permanen. Sel ini memiliki substansi lemak yang
mengelilingi serabut-serabut aksonnya.
Fungsi oligodendroglia adalah
membentuk selubung mielin di SSP dan
sebagai sel penyokong. Cabang
sitoplasma yang serupa daun dari badan-
badan sel meluas melingkar mengitari
serat-serat saraf secara spiral. Tiap
oligodendroglia mempunyai beberapa
cabang sehingga dapat membentuk
sarung-sarung myelin disekitar beberapa
serat-serat saraf yang berdekatan.
Astrosit

“Astrosit” berasal dari dua kata


“astro” yang berarti bintang
dan “sit” yang berarti sel.
Sesuai dengan namanya,
aritrosit adalah sel glia yang
memiliki bentuk seperti
bintang. Astrosit merupakan
sel yang paling banyak di
sistem saraf pusat.
Fungsi penting sel astrosit, diantaranya:

• Sebagai “lem” (glia artinya “lem”) utama SSP, astrosit


menyatukan neuron-neuron dalam hubungan ruang yang benar.
• Astrosit berfungsi sebagai perancah untuk menuntun neuron ke
tujuan akhirnya selama perkembangan otak masa janin.
• Sel-sel glia ini memicu pembuluh darah halus otak menjalani
perubahan anatomik dan fungsional yang berperan dalam
pembentukan sawar darah-otak suatu pembatas sangat selektif
antara darah dan otak yang akan segera dibahas secara lebih
detail.
• Astrosit penting dalam perbaikan cedera otak dan dalam
pembentukan jaringan parut saraf.
• Sel ini berperan dalam aktifitas neurontransmitter. Astrosit
menyerap dan menguraikan glutamat dan asam gama-amino
butirat (GABA), yang masing-masing adalah neurotransmitter
eksitatorik dan inhibitorik, sehingga kerja pembawa-
pembawa pesan kimiawi ini terhenti.
• Astrosit menyerap kelebihan K+ dari CES otak ketika
aktivitas potensial aksi yang tinggi menglahkan kemampuan
pompa Na+ – K+ mengembalikan K+ yang keluar ke dalam
neuron.
• Dalam penelitian-penelitian terakhir astrosit bersama dengan
sel glia lain diketahui meningkatkan pembentukan sinaps dan
memodifikasi transmisi sinaps.
Terdapat dua jenis astrosit, diantaranya yaitu:

• Astrosit Protoplasma, yaitu • Astrosit Fibrosa, yaitu astrosit


astrosit yang lebih banyak yang banyak ditemukan dalam
ditemukan di substansia grise. substansia alba. Perbedaan
Sel ini memiliki tonjolan dari jenis astrosit ini dengan
sitoplasma yang menyebar astrosit protoplasmatis bisa
dari seluruh permukaan sel. dilihat dari tonjolan sitoplasma
Terkadang perluasan yang lebih panjang dan lurus.
sitoplasma ini berakhir pada Dalam tonjolan tersebut juga
pembuluh darah kecil sehingga bisa ditemukan gambaran
membentuk “perivascular feet”. filamen.
Sel
Ependim
Sel ependim adalah sel yang memiliki silia,
gerakan silia ini ikut berperan dalam
mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh
ventrikel otak. Sel ependim juga berfungsi
sebagai prekursor bagi sel saraf bahwa otak
dewasa memiliki potensi lebih besar untuk
memperbaiki bagian yang rusak daripada
anggapan yang berlaku saat ini.

Selain itu, sel ependim juga berfungsi untuk melapisi dan melindungi
medulla spinalis serta ikut membentuk cairan serebrospinal. Gerakan
silia sel ependim ikut berperan mengalirkan cairan serebrospinal
diseluruh ventrikel.
2. Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Tepi
Sel Sel Schwann adalah jenis sel glia yang
Schwann berfungsi sebagai pembentuk selumbung
mielin saraf. Nama sel ini diberikan sesuai
dengan nama penemunya yaitu Theodor
Schwaan, ia merupakan seorang ilmuan dari
Jerman. Sel Schwaan memungkinkan
terjadinya transduksi sinyal elektrik dari dendrit
menuju akson. Pada sistem saraf pusat, tugas
dari sel schwann ini dijalankan oleh sel
oligodendrosit.

Proses pembentukan selubung mielin dimulai dari penyatuan sitoplasma


sel schwann yang membentuk gulungan. Fungsi selubung mielin yaitu
untuk mempercepat laju impuls menuju tempat tujuannya.
Selubung
Selubung mielin adalah lapisan
Mielin
yang melingkari akson secara
konsentris dan terdiri atas lipid
dan neurokeratin. Pada susunan
saraf pusat selubung mielin
dibentuk oleh sel oligodendroglia
sedangkan pada susunan saraf
tepi dibentuk oleh sel Schwann.
Fungsi selubung mielin adalah seperti
insulator pada kawat listrik. Arus listrik
meloncat dari dari nodus Ranvier yang
satu ke nodus Ranvier berikutnya dengan
sangat cepat (saltatory conduction).
Dengan demikian kecepatan rambat saraf
listrik pada saraf yang bermielin jauh lebih
cepat dibandingkan dengan serat saraf
tanpa mielin.
Reseptor
Informasi dunia luar diterima tubuh oleh reseptor. Tempat rangsang dunia luar berjumpa
dengan tubuh. Permukaan luar tubuh dibentuk oleh kulit dan permukaan dalam tubuh
dibentuk oleh mukosa. Reseptor yang berada di kulit dikelompokkan sebagai
eksoreseptor dan yang berada di mukosa dinamakan enteroreseptor. Kelompok lain
adalah propioreseptor yaitu reseptor yang terletak di otak dan jaringan pengikat.
2 golongan jenis somatosensorik:
1. Jenis Somatosensorik umum tak berkapsul
❖ Ujung saraf bebas sederhana
❖ Alat ruffini
❖ Alat krause
❖ Alat merkel
❖ Pleksus folikel
❖ Terminalia bercabang unit

2. Jenis Somatosensorik umum berkapsul


❖ Korpuskula Meissner
❖ Korpuskula Vater-Pacini
❖ Kerucut neuromuskulus
❖ Kerucut neurotendineus
Jenis Somatosensorik Umum Tidak Berkapsul
Ujung serabut saraf sensorik tepi yang bercabang-cabang halus : reseptor tak berkapsul yang
tidak memperlihatkan bentuk tambahan. Berada di Epitelium, membran serosa, jaringan
pengikat, tendon, periotium, persendian, membran timpani serta pulpa gigi.

 Ujung Saraf Bebas Sederhana (di Kulit)


- Berada di antara sel – sel epidermis bagian dalam
- Berdiameter 0,5 – 1 μ
- Tidak bermielin dan berakar pada pleksus yang berbeda di dermis
- Reseptor bentuk sederhana = reseptor nyeri / nosireseptor.

 Alat Ruffini
- Reseptor rangsangan panas
- Ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi yang memiliki
sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang
menggelembung
Jenis Somatosensorik Umum Tidak Berkapsul
 Alat Krause
- Reseptor rangsangan dingin
- Berbentuk seperti mawar yang berkuncup

 Alat Merkel/ Cakram merkel


- Memiliki bentuk ujung terminal menyerupai
cagak yang menopang sel epidermis
- Merupakan reseptor rangsangan raba
- Dikulit dan mukosa alat merkel berkontraksi di
Sekitaran telapak tangan/kaki, di putting susu dan
di tepi lidah
Jenis Somatosensorik Umum Tidak Berkapsul
 Pleksus Folikel Rambut
- Ujung serabut saraf tak bermielin
- Bentuk ujung terminal dikenal sebagai Terminalia peritrikal
- Reseptor ini peka terhadap rangsangan raba

 Terminalia bercabang unit


- Reseptor rangsangan nyeri
- Ujung serabut saraf dapat bercabang cabang secara luas dan rumit.
- Dijuluki Terminalia beramfikasi
- Reseptor yang peka terhadap rangsangan propriosensitif, rangsangan gerak, getar dan posisi.
- Reseptor ini juga terdapat di visera
2. Jenis somatosensorik umum yang berkapsul
Terminalia serabut saraf somatosensorik yang termasuk golongan jenis reseptor berkapsul
adalah terminalia yang ikut menyusun suatu struktur yang berbentuk khas. Adapun jenis-jenis
yang dapat dibeda-bedakan berdasarkan bentuk masing-masing ialah :

a. Korpuskula Meisner. Reseptor ini dianggap sebagai reseptor rangsang raba terutama pada
kulit, dimana ia berlokasi di papillae dermis dan menonjol ke arah epidermis. Rreseptor tersebut
banyak ditemukan di telapak tangan/kaki dan seterusnya di kulit lengan bawah bagian volar, tapi
kelopak mata, putting susu, alat kelamin dan mukosa ujung lidah. Bentuk lonjong dan ukurannya
adalah 50 sampai 100. Bentuk tersebut terwujud oleh adanya membran halus yang
membungkus sejumlah sel epitelium yang terderetan secara membujur.
b. Korpuskula Vater-Pacini. Reseptor ini tersebar di seluruh tubuh, di jaringan subkutan dan jaringan
pengikat tendon. Ligamenta pada pada persendian, putting susu. Alat kelamin dan juga dimembran serosa
dan mesantrium. Dalam jumlah yang kecil ditemukan juga di visera. Bentuk lonjong dan ukurannya cukup
besar. Panjangnya berkisar 1- 4 mm. Maka Korpuskula Vater-Pacini tampak sebagai bangunan lonjong yang
tersusun dari lapisan-lapisan (lamellae).

c. Kerucut neuromuskulus (kerucut otot = mucle spindale). Reseptor ini mencetuskan implus aferen atas
terjadinya kontraksi otot ekstensor skeletal. Informasi yang dikirim ke susunan saraf pusat diperlukan untuk
mengatur pengendakian tonus yag sesuai melalui busur refleks yang dikenal sebagai “gamma loop”
walaupun implus yang dicetuskan itu bersifat aferen, maka informasi yang di kirim ke susunan
somatosensorik.

d. Kerucut neurotendineus (kerucut tendon). Reseptor ini dikenal juga sebagai alat golgi tendon. Dalam
jumlah yang besar reseptor ini ditemukan di daerah peralihan antara tendon dan otot. Bentuknya dipertegas
oleh suatu membran halus yang membungkus beberapa jalan serabut kolagen tendon. Pada serabut
kolagen tersebut ujung terminal sejumlah saraf ensorik Kelompok A bercabang-cabang pada mana bagian
terujung menjugur sebagai alat pelekat yang menempel pada serabut-serabut kolagen tersebut diatas.
Peregangan serabut kolagen akibat tarikan ketika kontraksi otot berlangsung merupakan perangsangan
terhadap reseptor. Jelas bahwa alat golgi di tendon ini berfungsi sebagai tensi reseptor yang dikontruksikan
dalam pengendalian tonus otot skeletal yang sedang melakukan gerakan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai