Anda di halaman 1dari 12

Analisis Implementasi Revitalisasi Pasar

Tradisional Bauntung Kota Banjarbaru

Oleh:
Nurizzati Ivone Afifah
17.12.0185

Pembimbing Utama: Co Pembimbing:


Dr. H. M. Uhaib As’ad, M.Si Decky Kuncoro, M.IP
Latar Belakang
Pasar tradisional identik dengan tempat yang kumuh, kotor, minim fasilitas, serta lorong dan jalan yang sempit.
Situasi dan kondisi itu lah yang juga terjadi di Pasar Bauntung Kota Banjarbaru, yang sudah berusia 56 tahun,
serta tidak adanya lahan untuk menampung para pedagang yang terus bertambah, maka dari itu Pemerintah
Kota Banjarbaru melakukan revitalisasi Pasar Bauntung yang berkonsep Pasar Tradisional Modern, untuk
meningkatkan kualitas, serta kondisi fisik yang aman, nyaman dan tertib. Berdasarkan keputusan Walikota
Banjarbaru Nomor:188.45/386/KUM/2019, tentang Tim Penyiapan Pelaksanaan dan Pemantauan Relokasi
Pedagang Pasar Bauntung ke Stadion Mini Gawi Sabarataan.
Pasar Bauntung Banjarbaru Pasar Bauntung Banjarbaru
sebelum direvitalisasi sesudah direvitalisasi
Rumusan Masalah

1
Bagaimana proses implementasi revitalisasi
Pasar Bauntung Kota Banjarbaru?

Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses


2 implementasi revitalisasi Pasar Bauntung
Banjarbaru?

3 Bagaimana respon masyarakat dengan adanya


revitalisasi Pasar Bauntung Banjarbaru?
Penelitian Terdahulu
No. Penulis Judul Hasil
1. Rillia Aisyah Haris, Elsya Revitalisasi Pasar Tradisional Dalam Belum dapat dilaksanakan secara optimal karena belum
Muzayyana, dan Irma Mewujudkan Pengembangunan Ekonomi ada payung hukum yang jelas dan spesifik.
Irawati P (2019) Lokal di Kabupaten Sumenep

2. Muhamad Bambang Evaluasi Program Revitalisasi Pasar belum optimal, karena dalam perencanaan program tidak
Triatmojo dan Aloysisus Tradisional Rejomulyo di Kota Semarang melibatkan pedagang.
Rengga (2019)

3. Iis Nurlaela dan Dyah Analisis Efektvitas Program Revitalisasi Tidak efektif, karena tidak adanya perubahan pola pikir
Hariani (2017) Pasar Tradisional di Pasar Bulu Kota pedagang dari pasar tradisional ke pasar tradisional
Semarang modern, penggunaan dana tidak efisien, serta masyarakat
tidak banyak terlibat untuk menyampaikan pendapat.

4. Engkus (2020) Implementasi Kebijakan Revitalisasi Pasar Revitalisasi cenderung menekankan aspek fisik, sedangkan
Tradisional Sarijadi Kota Bandung aspek nonfisik yang belum dilakukan secara optimal.

5. Yuyun Mulyati dan Ani Kebijakan Revitalisasi Pasar Tradisional Aktivitas organisasi belum didukung oleh sumber daya
Surtiani (2020) Sarijadi Oleh Pd.Pasar Bermartabat Kota manusia dan sarana prasarana.
Bandung

6. Ranjani, Lintang Ayu S, Implementasi Kebijakan Revitalisasi Pasar Pasar BSD Serpong telah mengintegrasikan antara
dan Mitha Nurhikmah Tradisional (Studi Kasus di BSD Serpong modernisasi fisik dan non fisik. Sedangkan Pasar Manis
(2018) dan Pasar Manis Purwokerto) Purwokerto baru pada aspek fisik.
Kerangka Berpikir
Analisis Implementasi Revitalisasi PasarTradisional Bauntung Banjarbaru

Implementasi kebijakan model Merille S. Grindle: Faktor yang mempengaruhi


1. Variabel Konten (isi kebijakan): implementasi revitalisasi menurut Van
a. Kepentingan kelompok sasaran. e. Manfaat. Meter & Van Horn:
b. Derajat perubahan yang diinginkan. f. Sumber daya. 1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan
c. Pengambilan keputusan. kebijakan;
d. Pelaksanaan program. 2. Sumber daya;
3. Karakteristik organisasi pelaksana;
2. Variabel Konteks (gambaran politik): a.Kekuasaan, 4. Sikap para pelaksana;
kepentingan, dan strategi aktor yang terlibat; 5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-
b.Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa; kegiatan pelaksanaan;
c.Tingkat kepatuhan dan respon. 6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik.

Meningkatkan kinerja Pasar Bauntung dibanding


sebelumnya dalam hal profesionalisme pengelolaan, kualitas
dan kuantitas serta keberagaman komoditas yang tersedia
dan kondisi fisik yang aman, nyaman dan tertib.
Metode Penelitian
Jenis Narasumber Analisis Data
Deskriptif kualitatif Kepala dan Kasubbag TU UPT Teknik Miles dan Huberman:
Pasar Bauntung Banjarbaru, Reduksi, penyajian, kesimpulan
pedagang, dan masyarakat

Lokasi Pengumpulan Data


Pasar Bauntung Banjarbaru, Jl. RO Ulin, Wawancara, observasi, dan
Loktabat Selatan, Kec.Banjarbaru Selatan, Kota dokumentasi
Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Hasil Penelitian
1. Proses implementasi:

• Isi Kebijakan
1. Kepentingan kelompok sasaran, sudah termuat.
2. Manfaat, belum dirasakan oleh seluruh pedagang.
3. Perubahan yang diinginkan, pasar bersih, rapi, luas, aman, nyamam, dan manajemen yang lebih baik.
4. Keputusan Wali Kota Nomor:188.45/386/KUM/2019, tentang Tim Penyiapan Pelaksanaan dan Pemantauan Relokasi Pedagang
Pasar Bauntung ke Stadion Mini Gawi Sabarataan.
5. Pelaksanaan program revitalisasi dimulai dari tahun 2018 hingga tahun 2021.
6. Sumber daya yang dilibatkan hampir seluruh SKPD Kota Banjarbaru.

• Konteks Kebijakan
1. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi. Pemerintah memiliki kekuasaan penuh kepentingan, dan strategi.
2. Karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa. Pemerintah memiliki kekuasaan penuh.
3. Tingkat kepatuhan dan respon. Pedagang dan masyarakat mematuhi dan merespon dengan baik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi:

1. Standar dan sasaran kebijakan/ukuran dan tujuan kebijakan : Pasar yang lingkungannya bersih, sehat, aman dan nyaman,

serta kondisi fisik dan fasilitas yang baik, namun hal ini belum tercapai secara optimal.

2. Sumber daya : SDM Pemerintah Kota Banjarbaru, Dinas Perdagangan. Sumber daya finansial berasal dari pinjaman

Bank Dunia melalui PT Sarana Multi Infrastruktur.

3. Karakteristik organisasi pelaksana : Disiplin, demokratis dan persuasif.

4. Sikap para pelaksana : Pemerintah mampu menyikapi respon pedagang.

5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan berjalan dengan baik.

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik : Pemerintah memiliki dukungan penuh.


3. Respon masyarakat dengan adanya revitalisasi Pasar Bauntung Banjarbaru

Revitalisasi Pasar Bauntung Banjarbaru mendapatkan respon yang baik. Masyarakat merasa

takjub melihat bangunan Pasar Bauntung setelah direvitalisasi. Namun dari segi fasilitas,

masyarakat berpendapat masih ada yang kurang untuk kenyamanan dalam berbelanja, yaitu

troli, ATM centre, dan tempat cuci tangan.


Kesimpulan

Implementasi revitalisasi Pasar Tradisonal Bauntung Banjarbaru sudah terlaksana dengan baik,
namun masih belum optimal, karena masih ada sebagian pedagang yang belum merasakan
manfaat dari adanya revitalisasi pasar, serta kerapian para pedagang dan parkiran pasar masih
perlu diperbaiki. Untuk fasilitas penunjang saat berbelanja di pasar masih ada beberapa yang
kurang menurut para pegunjung, yaitu troli belanja, ATM centre dan tempat cuci tangan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai