Anda di halaman 1dari 25

PENYULUHAN

DI ERA DIGITALISASI

oleh : Ir. Mulyono Machmur, MS


Ketua Dewan Pembina PERHIPTANI.
Waketum HKTI bid. Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian.
PROLOG
• Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi
pelaku utama, serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan
sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraan, serta
meningkatkan kesadaran dlm pelestarian
lingkungan hidup.
TUJUAN AKHIR PENYULUHAN
?
• Tujuan akhir kegiatan penyuluhan pertanian adalah untuk
memberdayakan petani dan keluarganya agar mereka mampu
menolong dirinya sendiri guna mencapai kemandirian.
• Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui suatu proses secara
bertahan dari sasaran yang ingin dicapai dijabarkan dalam
suatu rencanan yang dibuat oleh dan untuk petani.
• Dengan kata lain kegiatan pendampingan kepada petani dan
keluarganya yang dilaksanakan melalui penyuluhan pertanian
dimaksudkan agar petani mengalami proses pembelajaran
secara terencana, bertahap, dan akhirnya diharapkan prilaku
mereka berubah hingga mencapai kemandirian.
• Berdasarkan beberapa pemikian tersebut, maka
penyelenggaraan penyuluhan pertanian tidak
hanya merupakan transfer teknologi semata, tapi
merupakan suatu pendekatan yang
komprehensif, baik dari segi pengembangan
teknik pertanian. Utamanya adalah membangun
kemampuan petani untuk menunjukkan jati
dirinya sebagai warga terhormat yang ahli
dibidang pertanian
MARGONO SLAMET (1987)

Ada 3 falsafah dasar dalam penyuluhan pertanian, yaitu:


1. Penyuluhan adalah PROSES PENDEKATAN.
Penyuluhan sebagai proses pendidikan harus dapat membawa perubahan
manusia dalam hal aspek-aspek perilaku baik kognitif, efektif maupun
psikomotorik.

2. Penyuluhan adalah PROSES DEMOKRASI.


Penyuluhan sebagai proses demokrasi harus mampu mengembangkan
suasana bebas untuk mengembangkan kemampuan masyarakat dengan
mengajak sasaran penyuluhan untuk berfikir, berdiskusi, menyelesaikan
masalahnya, merencanakan dan bertindak bersama-sama, sehingga mampu
menyelesaikan masalah dari mereka, oleh mereka dan untuk mereka.
• 3. Penyuluh adalah PROSES KONTINYU.
Penyuluhan sebagai proses kontinyu
harus dimulai dari keadaan petani pada
saat itu ke arah tujuan yang mereke
kehendaki, berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan yang senantiasa
berkembang
KONSEP
PENYULUHAN PERTANIAN

Program Perintah/
Pendekatan Instruksi Peningkatan
Proyek
Kekuasaan Transfer Produksi
Pemerintah
Tekbnologi

Penyuluh Mengubah Tahu, Peningkatan


Kesejahteraan
Pertanian Perilaku Mau dan Produksi dan
Berkelanjutan
Mampu pendapatan

Mampu •Motivasi
Menggali Membangun •Berbprestasi
Pemberdayaan
Potensi Dirinya •Taat Azaz
Sendiri •Enterpreneurship
Perubahan
lingkungan strategis
UU No. 16/2006
UU No. 32/2004
tentang SP3K
tentang Otonomi
Daerah

Kualitas dan kuantitas


- Manajemen penyuluhan Pelayanan Prima
- Kepemimpinan fromal Penyuluhan kepada
- Kelembagaan Petani
POSTUR PENYULUHAN PERTANIAN
(PASCA LAHIRNYA UU NO. 23/2014)

STRUKTURAL
Kebijakan
Kelembagaan
Diklat
Manajemen
Organisasi Profesi
Aksesiblitas (Teknologi, Modal, Pasar)

Kondisi dan Situasi


Postur Penyuluhan
Penyuluhan Pertanian
Pertanian Progresif
Dewasa ini

KULTURAL FALSAFAH DASAR


Keyakinan Sejati Penyuluhan Pertanian
Semangat Tinggi 1. Proses Pendidikan
Jiwa Kerjasama
2. Proses Demokrasi
Berani karena Benar
3. Proses Kontinyu
Kerja Teratur
POSTUR PENYULUHAN PERTANIAN PROGRESIF (Pasca Lahirnya UU No. 23/2014)

SITUASI AKTIVITAS
FAKTOR PENENTU
HASIL
1. Merencanakan,
1. Kurangnya HARAPAN 1. Kebijakan penyuluhan
Melaksanakan,
peningkatan kuantitas pertanian progresif
Mengkoordinasikan dan
dan kualitas Terwujudnya 2. Dinas Lingkup Pertanian
Mengevaluasi
penyuluh postur 3. Asosiasi profesi
Penyelenggaraan POSTUR
2. Lemahnya penyuluhan 4. Diklat penyuluhan
2. Optimalisasi Pemanfaatan PENYULUHAN
manajemen pertanian 5. Ketenagaan penyuluhan
progresif Cyber Extension PROGRESIF
penyuluhan pertanian (karakteristik,
yang dapat 3. Optimalisasi Sumberdaya Penguatan
3. Lemahnya motivasi, kemandirian,
memberikan Pertanian Setempat HARD SKILL
kepemimpinan kompetensi PP)
pelayanan 4. Mengembangkan Kelompok dan SOFT
formal membangun prima 6. Kelembagaan
Pelaku Utama SKILL yang
penyuluhan (Kepemimpinan dan
5. Proaktif memperkuat net tinggi
4. Disharmoni antara manajemen)
working antar asosiasi untuk
Kelembagaan 7. Pendanaan, sarana dan
memperoleh dukungan PELAYANAN
Penyuluhan dengan prasarana
Pemkab/Pemkot PRIMA
Dinas Lingkup 8. Jaringan komuniaksi cyber
6. Fasilitas Informasi Teknologi,
Pertanian extension, Litbang dan
Pasar dan Modal, Konsultan
5. Rendahnya dukungan Perguruan Tinggi
Kemitraan Usaha dan Diklat
pendanaan, sarana 9. Penyelenggaraan (jaringan
dan prasarana kerja, koordinasi program
aksi)
SASARAN: Pelaku Utama, Pelaku Usaha, Pemerintah,
Pemkab/Pemkot dan Dunia Usaha
KONDISI SAAT KEBIJAKAN KONDISI
INI PENYULUHAN YANG
PERTANIAN DIHARAPKAN

• Mispersepsi UU •Paradigma Nasional • Ketegasan posisi


No. 23/2014 (Pancasila, UUD 1945, UU Lembaga
• Masih lemahnya No. 16/2006, UU 23/2014) penyuluhan
kuantitas dan •Lingkungan Startegis pertanian
kualitas SDM (Globalisasi, MEA, • Kuantitas dan
Penyuluh Nawacita/RPJM) kualitas SDM
• Belum penyuluhan yang
optimalnya peran STRATEGI: tepat dan akurat
Lembaga • Peningkatan kualitas dan • Peran Lembaga
Penyuluhan kuantitas SDM penyuluh. Penyuluhan yang
• Penguatan peran lembagan kuat
• Minimnya penyuluhan. • Penggunaan
pemanfaatan • Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi
teknologi teknologi informasI secara menyeluruh
informasi
GAMBAR ALUR PIKIR
SYARAT MINIMAL PENYULUH
PERTANIAN PROGRESIF
1. Teknis Pertanian 1. PP Fasilitator
Ketenagaan 2. Bisa mengajar
3. Ilmu sosiologi pedesaan
2. PP Supervisor
3. PP Advisor
4. Tinggal di desa wilayah kerja
5. Pendidikan dasar penyuluh pertanian

• Membangkitkan semangat PP
• Menumbuhkan kepercayaan diri PP
• Tempat penyuluh (berkreasi, berinovasi, MINIMAL DI
Kelembagaan berorganisasi)
• Sumber informasi dalam pengembangan
TINGKAT BPP
agribisnis
• Tempat menumbuhkembangkan
kemandirian petani
PENYELENGGARAAN

PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
PERTANIAN BERAZASKAN:
1. DEMOKRASI
2. MANFAAT
3. KESETARAAN
4. KETERPADUAN
5. KESEIMBANGAN
6. KETERBUKAAN
7. KERJASAMA
8. PARTISIPATIF
9. KEMITRAAN
10. BERKELANJUTAN
11. BERKEADILAN
12. PEMERATAAN
13. BERTANGGUNG GUGAT
MAKNA PENYULUHAN

1. MENGUBAH PRILAKU PETANI


DAN KELUARGANYA
2. TAHU, MAU DAN MAMPU
3. MEMECAHKAN MASALAHNYA,
MENINGKATKAN HASIL
USAHA DAN TARAF
KEHIDUPAN
PENYULUH DI ERA DIGITAL

• Untuk memenuhi tuntutan perubahan zaman, tidak ada upaya lain bagi
penyuluh, kecuali harus belajar secara berkelanjutan.
• Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi banyak media belajar
yang dirancang secara khusus (by design) maupun yang dapat
dimanfatkan (by utilization) untuk proses pembelajaran.
• Termasuk penggunaan media massa (TV, Radio, Media Cetak, Media
Online hingga Media Sosial) sebagai media penyuluhan
• Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat untuk
menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar diantara yang
menguasai dan yang tidak.
• Penelitian Palmer dan Keonig (2009) memperlihatkan sebuah fakta bahwa
masyarakat telah memindahkan penggunaan media dari awalnya koran,
televisi dan radio menjadi media online dan sosial
Sumber: Setiawan, 2021
Sumber: Setiawan, 2021
Sumber: Setiawan, 2021
DATA KONSUMEN DAN MEDIA
(KUARTAL 3 2015 DAN KUARTAL 3 2020)

Menunjukkan penonton, pembaca dan pendengar bermigrasi ke platform baru


(intrenet dan smartphone) untuk ‘mengonsumsi’ konten
TARGET PENYULUH & USIA
Target Penyuluhan Mempengaruhi Efektifitas Media Penyuluhan

Dari tabel: Media massa online maupun media sosial jauh lebih diminati usia
produktif/milenial (15-49 tahun) dibandingkan media cetak
INFORMASI CEPAT, MEDSOS JADI KUNCI

Perlu percepatan
Pemanfaatan
Perkembangan penyampaian
media informasi
IT informasi pertanian
oleh penyuluh
ke petani

Bagaimana
pemanfaatan media
? Media sosial
Facebook, Youtube,
sosial tersebut Whatsapp, Instagram
DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

1. Fenomena penggunaan media sosial di masyarakat dan mudahnya penggunaan


media sosial diharapkan bisa meningkatkan layanan informasi dan
mempermudah kegiatan penyuluhan
2. Penyuluh dan petani diharapkan bisa bertukar informasi dengan penyuluh,
petani daerah lainnya dengan mudah, cepat dan murah
3. Pemerintah c.q Kementerian Pertanian juga menggunakan media sosial untuk
mempercepat proses transfer teknologi
4. Media sosial menjadi solusi alternatif mempercepat proses desiminasi informasi.
5. Media sosial menjadi cara baru masyarakat dalam berkomunikasi
6. Meninggalkan batas waktu, tempat dan biaya. Perubahan penggunaan media
yang bersifat konvesional menjadi digital mempermudah penyuluhm, petani dan
nelayan dalam penyuluhan.
SETELAH DAPAT INFORMASI ?

Penelitian Program Studi Komunikasi


Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB
University mengenai pemanfaatan media sosial
untuk mendukung kegiatan penyuluhan pertanian
di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara
menunjukan:
 Penyuluh bisa menggunakan media sosial
Sebagian besar, tentu saja
lebih dari 5 kali seminggu sebagai media disebarkan ke petani
penyuluhan. sebagai bentuk
penyuluhan
 Media sosial tersebut: Facebook, Whatsapp,
Youtube dan Instagram
MEDIA PENYULUH YANG
EFEKTIF ?
 Berbagai media sosial dirasa sangat efektif dan efisien dalam
menyampaikan informasi terkait kegiatan pertanian. Selain itu, media sosial
sangatlah murah, mudah dan interaktif. Dewasa ini, hampir semua orang
juga menggunakannya.
 Namun perlu diperhatikan, media penyuluhan yang efektif harus
mempunyai syarat :
1. Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal
2. Dapat mengemukakan ide ide baru
3. Menarik
4. Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti oleh sasaran, mengajak
sasaran untuk memperhatikan, mengingatkan, mencoba dan menerima ide-
ide yang dikemukakan
SINAR TANI menjadi media yang sejak awal kelahirannya dirancang untuk
memenuhi informasi bagi Penyuluh Pertanian. Bahkan kelahiran SINAR TANI
bertepatan dengan kelahiran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)
TERI
MA
KASI
H

Anda mungkin juga menyukai