Anda di halaman 1dari 5

Bagaimana mengimplementasikan penerapan

5R yang efektif dan berkelanjutan lewat “Skema


Penerapan 5R di Sekolah Yang Berkelanjutan”

agaimana mengimplementasikan penerapan 5R yang efektif dan berkelanjutan lewat


“Skema Penerapan 5R di Sekolah Yang Berkelanjutan”, dengan 2 pilar utamanya
adalah struktur dan sistem penerapan.

Penerapan 5R yang berkelanjutan tidak akan mungkin bisa terwujud kalau


penerapannya bersifat “sporadis”, artinya tidak dilakukan dengan struktur dan sistem
yang “solid”:

1.Yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat struktur penerapan 5R (komite
5R, zonasi, dan pembagian zona-zona menjadi area-area kegiatan).
2.Setelah struktur (atau istilahnya adalah “lapangan permainan”) terbentuk, langkah
selanjutnya adalah membuat/menyusun sistem penerapan, yaitu:
 sistem penugasan dan pengawasan aktivitas kelompok kecil/piket 5R di
semua area kegiatan;
 sistem pemantauan dan pelaporan abnormalitas;
 sistem penanganan/pembenahan abnormalitas;
yang bisa diibaratkan menyiapkan pemain-pemain (siapa yang harus melakukan
aktivitas dan menjaga kondisi 5R di masing-masing “lapangan permainan”), aturan
permainan (Prosedur dan rutinitas melakukannya serta kondisi acuannya/standarnya),
dan wasit-wasitnya (pengawasan dan mekanisme pengawasannya).
3.“Skema Penerapan 5R di Sekolah Yang Berkelanjutan” menggunakan strategi:
Memastikan aktivitas 5R senantiasa dilakukan secara benar dan konsisten di unit-unit
terkecil yang menjadi bagian dari entitas sekolah, dalam hal ini adalah
area-area kegiatan di sekolah. Kalau aktivitas penerapan 5R di semua area
kegiatan di sekolah berjalan baik dan efektif, dengan sendirinya itu akan
membuat kondisi 5R lingkungan sekolah secara keseluruhan juga akan menjadi
optimal.
Hal ini dengan pertimbangan bahwa adalah lebih mudah memotivasi, mengajak
dan mendorong orang untuk melakukan aktivitas dan menjaga kondisi 5R di
lingkungan terkecil mereka (area kegiatan mereka sendiri) karena satu dan lain
hal hasilnya (kondisi tempat kerja yang rapi dan nyaman, lebih mudahnya
mencari barang, dlsb. karena melakukan aktivitas 5R) dapat mereka rasakan
sendiri.
4. Untuk bisa mengimplementasikan strategi itu, maka:
i.harus ada yang bertanggung-jawab atas terciptanya dan terpeliharanya kondisi
5R yang optimal di tiap jengkal area sekolah.
ii.seluruh unsur sekolah harus diajak dan dikondisikan untuk bertanggung-jawab
atas terciptanya dan terpeliharanya kondisi 5R di lingkungan terkecil mereka,
dan bersama anggota-anggota lainnya menjaga dan memelihara kondisi 5R di
area kegiatan itu.
iii. adanya pemantauan (dan pembenahan kalau perlu) serta menjaga terus
bergulirnya aktivitas 5R.
5. Kegiatan 5R di area-area kegiatan meliputi:
Aktivitas 5R harian yang dilakukan berdasarkan prosedur dan rutinitas yang
baku (SOP) sehingga tercapai kondisi 5R acuan (standar) yang ditentukan
untuk masing-masing area kegiatan.
Aktivitas pemantauan 5R harian dari waktu-ke-waktu sehingga kondisi 5R
acuan
masing-masing area kegiatan sedikit banyak terjaga dan abnormalitas bisa
dihilangkan atau setidak-tidaknya diminimalisasikan sesedikit mungkin.
Aktivititas pemeliharaan 5R berkala yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu
(hari 5R) sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah.
6. Manfaat sistem-sistem Penerapan
Sistem-sistem penerapan yang disebut di atas diharapkan bisa menunjang
keberhasilan strategi penerapan 5R di sekolah. Jadi tolok ukurnya adalah
seberapa efektif sistem-sistem itu bisa menunjang keberhasilan strategi di atas
penilaiannya bukan “benar” atau “salah” tetapi seberapa efektif sistem-sistem itu
bisa menunjang keberhasilan strategi di atas (Memastikan aktivitas 5R
senantiasa dilakukan secara benar dan konsisten di unit-unit terkecil yang
menjadi bagian dari entitas sekolah, dalam hal ini adalah area-area kegiatan di
sekolah)
7. Untuk mengukur seberapa efektif sistem-sistem itu dalam menunjang
keberhasilan strategi penerapan 5R di sekolah, tolok ukurnya adalah:
Untuk “Sistem Penugasan dan Pengawasan Aktivitas Kelompok Kecil/Piket 5R”
di area-area kegiatan
 Apa ada kejelasan siapa yang harus melakukan aktivitas 5R di semua area
kegiatan yang ada di sekolah setiap harinya, dan siapa yang mengawasi serta
mekanisme pengawasannya.
Untuk Standar (Kondisi 5R Acuan) dan SOP
 Apa ada kejelasan bagaimana standar (kondisi 5R Acuan) tiap-tiap area
kegiatan dan prosedur serta rutinitas apa yang harus dilakukan untuk mencapai
standar tersebut.
Untuk lembar periksa (checklist)
 Apa ada item-item periksa (check items) yang mengindikasikan bahwa
prosedur dan rutinitas yang tertuang dalam SOP telah dijalankan dan dijalankan
dengan benar.
Untuk “Template Papan Informasi 5R” sebagai informasi tertulis untuk rujukan
pelaksanaan kegiatan harian aktivitas kelompok kecil 5R di area-area kegiatan
Apa ada informasi tertulis yang bisa menjadi acuan yang mudah dilihat (handy)
setidak-tidaknya mengenai nama dan foto penanggung-jawab area kegiatan,
anggota tim, jadwal tugas piket 5R anggota tim, dan standar (kondisi 5R acuan),
SOP, serta Checklist (lembar periksa).
Untuk “Sistem Pemantauan dan Pelaporan Abnormalitas”
 Apa ada:
i.alat pantau (monitoring tool) bagi manajemen sekolah/komite 5R sekolah untuk
mendeteksi “denyut kegiatan dan pengawasan” aktivitas-aktivitas kelompok
kecil/piket 5R di area-area kegiatan (pemantauan dan pelaporan abnormalitas
berjenjang)
ii. sistem yang foolproof dan efektif untuk memastikan bahwa tidak ada
abnormalitas di dalam lingkungan sekolah yang tidak terdeteksi (pelaporan
abnormalitas secara real-time, patroli 5R, Audit 5R, dlsb.)
Untuk “Sistem Penanganan dan Pembenahan Abnormalitas”
 adanya:
i. panduan/pedoman untuk seluruh warga sekolah (manajemen sekolah, staf
pengajar, staf penunjang, siswa) apabila menemukan abnormalitas yang
langsung bisa ditangani/dibenahi.
ii. panduan/pedoman untuk seluruh warga sekolah (manajemen sekolah, staf
pengajar, staf penunjang, siswa) apabila menemukan abnormalitas yang tidak
bisa/tidak mungkin ditangani/dibenahi sendiri.
iii. panduan/pedoman bagi staf “SarPras” sekolah untuk penanganan atau
pembenahan abnormalitas terpusat (centralized) yang penanganan atau
pembenahannya perlu diprioritaskan.
Catatan:
Sebagai panduan/pedoman umum untuk memberikan pemahaman apa itu
abnormalitas di sekolah, disarankan untuk mengacu pada “Semangat 5 Tidak”,
yaitu:
*Tidak ada barang yang tidak diperlukan/tidak berguna atau berlebihan
jumlahnya;
*Tidak ada barang yang berserakan atau tidak rapi penempatannya atau tidak
berada di tempat yang semestinya);
*Tidak ada tempat atau barang yang kotor atau tidak berfungsi sebagaimana
mestinya
*Tidak ada kondisi yang bisa mengarah ke potensi bahaya atau kecelakaan.
*Tidak ada kondisi yang bisa mengarah ke potensi pemborosan

8. Sasaran (hasil akhir yang diharapkan) Penerapan 5R di Sekolah.


Sekedar mengingatkan, berikut ini adalah sasaran (hasil akhir yang diharapkan
dari) penerapan 5R di sekolah:
1. Terwujudnya tempat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang tertib, teratur,
rapi,
nyaman, aman, dan menyenangkan.
2. Terciptanya kondisi, atmosfir dan suasana pembelajaran yang ideal dan
kondusif.
3. Siswa memiliki kesadaran dan semangat untuk senantiasa ‘memilah’, ‘menata’,
‘merapikan’ dan ‘membersihkan serta menjaga berfungsi-dengan-baiknya’
segala sesuatu di lingkungan mereka. Kalau kesadaran dan semangat itu
ditanamkan ke anak didik sebagai gaya hidup atau bahkan budaya, niscaya
mereka akan terbiasa hidup tertib dan teratur yang kemudian bisa dikembangkan
menjadi kebisaan dan kebiasaan bekerja sistematis, efisien dan efektif. terbiasa
berperilaku tertib, teratur dan rapi, serta bisa dan terbiasa bekerja sistematis,
efisien, dan efektif.

Penyusunan/pembuatan sistem-sistem itu membutuhkan komitmen dan kesabaran


(karena prosesnya akan cukup lama) , dan kesediaan untuk melakukannya
dengan prinsip “trial and error” serta berpegang pada prinsip PDCA (Plan Do
Check Action).
Semoga penjelasan ini bisa membantu sekolah-sekolah menemukan atau berhasil
merancang/membuat sistem-sistem penerapan 5R yang efektif dan berkelanjutan
sehingga sasaran (hasil akhir) penerapan 5R bisa dicapai untuk dan demi
kepentingan sekolah sendiri.

Anda mungkin juga menyukai