Anda di halaman 1dari 12

CARA MEMBUAT TEMPE

Nama : MOHAMAD SOLEH


NIRM : 06.01.21.264
Mata Kuliah : Kewirausahaan Pertanian
Berkelanjutan
Peralatan yang diperlukan
• Kompor Minyak atau Tungku Tanah Liat
• Panci Besar
• Sendok Kayu Besar / Tampah
• Keranjang Bambu
• Plastik / Daun
Langkah-langkah proses membuat tempe
1. Pencucian Kedelai
Sama seperti dalam proses pembuatan tahu, untuk membuat tempe
pertama kali kita perlu membersihkan kedelai yang akan diolah terlebih
dahulu. Pada proses pencucian ini kita akan melakukan perendaman
kedelai tersebut terlebih dahulu.

Proses perendaman kedelai tersebut berfungsi untuk menyeleksi


kotoran, kerikil, dan kedelai yang rusak. Kedelai yang rusak akan
mengambang jika direndam di dalam air. Setelah kita memisahkan
kotoran dan kedelai yang rusak tersebut maka kita bisa membilas kedelai
yang tersisa dengan air beberapa kali hingga benar-benar bersih.

Proses pencucian ini merupakan salah satu bagian yang penting, karena
jika proses pencucian kedelai ini tidak bersih maka tempe yang
dihasilkan tidak awet (tahan lama)
2. Perebusan Kedelai
Kedelai yang sudah dicuci bersih akan direbus dalam panci
atau drum besar, sesuai dengan banyaknya kedelai yang
akan dibuat. Bila ingin membuat dalam skala besar, maka
lebih disarankan untuk menggunakan drum besar, karena
bisa lebih menghemat waktu.

Dalam proses perebusan kedelai ini usahakan menggunakan


air bersih dari sumur atau air mineral, bukan dari PDAM
karena seringkali mengandung kaporit. Kandungan kaporit
dalam air yang digunakan bisa menghambat proses
fermentasi, karena itu pemilihan air ini juga sangat penting.

Kedelai direbus hingga matang, biasanya hal ini memakan


waktu hingga 4 jam.
3. Perendaman Kedelai
Setelah melalui proses perebusan hingga matang, kedelai diangkat
untuk didinginkan terlebih dahulu beberapa saat, kemudian air
rendaman diganti dengan menggunakan air bersih. Proses
perendaman ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 malam. Setelah
kedelai direndam dalam air selama semalam, maka yang akan
terjadi adalah kedelai-kedelai tersebut akan mengambang, dan
kulitnya akan mudah untuk mengelupas. Kulit-kulit kedelai ini
nantinya akan dibuang.

Jika kita melihat cara para perajin tempe di daerah-daerah, biasanya


mereka melakukan pengelupasan kulit kedelai ini dengan cara
tradisional. Mereka biasanya akan menempatkan kedelai tersebut
dalam keranjang bambu atau bakul besar. Kemudian sambil diinjak-
injak dengan menggunakan kaki, kedelai tersebut disiram dengan
menggunakan air dingin. Kulit kedelai akan mulai terkelupas dan
mengambang pada permukaan air. Buang kulit-kulit kedelai tersebut.
4. Perebusan Kedelai untuk kedua kalinya

• Kedelai yang sudah terpecah ini akan direbus kembali


untuk menghilangkan bau, kotoran, dan bakteri yang
mungkin masuk pada proses penggilasan sebelumnya
agar proses fermentasi tidak gagal. Rebus kedelai hingga
airnya mendidih, kemudian dinginkan selama 15 menit
agar bakteri bisa mati karena suhu panas tersebut.

• Sebenarnya proses perebusan yang kedua ini bisa


digantikan dengan cara menyiramkan air mendidih ke
kedelai tersebut. Namun untuk lebih memastikan tidak
ada bakteri yang mengganggu proses fermentasi ada
baiknya jika kedelai tersebut direbus saja.
5. Penyaringan
Setelah cukup dingin airnya, maka langkah selanjutnya
adalah menyaring kedelai tersebut dan memisahkannya
dari air rebusan atau air panas yang disiramkan
sebelumnya. Kemudian kedelai ditempatkan di tampah dan
disebarkan secara merata dan tipis supaya kedelai lebih
cepat kering untuk masuk dalam tahap berikutnya.
6. Peragian

Bagian yang paling penting dan menentukan berhasil tidaknya dalam


pembuatan tempe adalah proses ini, yaitu peragian. Pada proses
peragian inilah proses fermentasi kedelai menjadi tempe akan terjadi.
Peragian ini hanya boleh dilakukan jika kedelai sudah mulai mengering
dan sudah dalam kondisi hangat (tidak terlalu panas). Jika terlalu
panas, ragi tidak akan berfungsi, sementara jika terlalu dingin ragi tidak
bisa bekerja dengan maksimal dan cenderung tidak berhasil
membiakkan pertumbuhan ragi atau kapang.

Ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan tempe ini kira-kira adalah


sebanyak 2% dari jumlah kedelai yang dimasak, namun hal ini juga
bergantung pada suhu udara.

Peragian kedelai ini dilakukan dengan cara menebarkan ragi secara


merata, kemudian mengaduk-aduk kedelai tersebut hingga benar-benar
merata ke seluruh bagian kedelai.
7. Pembungkusan

Setelah proses peragian dilakukan, maka selanjutnya


kedelai-kedelai tersebut dibungkus untuk dicetak sesuai
dengan selera dan kebutuhan. Pembungkus yang
digunakan juga bisa menggunakan bermacam-macam
bahan, bisa menggunakan daun pisang, plastik, daun jati,
atau bisa juga menggunakan bumbung bambu.

Jika kedelai dimasukkan ke dalam bungkus plastik atau


daun, maka sebaiknya dilubangi dulu dengan lidi di
beberapa tempat agar kapang bisa mendapatkan udara
untuk proses fermentasi, dan pada akhirnya bisa
didapatkan tempe yang berwarna putih.
8. Memberi udara bebas (diangin-anginkan)

Tahap terakhir dari pembuatan tempe adalah tahap ini,


yaitu tempe yang sudah diperam selama 1 hari (24 jam)
tersebut selanjutnya dibuka dan diangin-anginkan selama 1
hari (24 jam). Untuk memberikan udara bebas kepada
tempe-tempe tersebut, kita bisa menggantungnya di
dinding, atau menggelarnya di lantai atau meja. Setelah
melalui tahap ini maka tempe sudah siap untuk dioleh atau
dijual.

Bungkusan tempe yang sudah diangin-anginkan tersebut


bila dipegang masih akan terasa hangat dan bisa dilihat
bahwa kedelai-kedelai tersebut sudah tertutup (terbungkus)
dengan bulu-bulu putih.

Anda mungkin juga menyukai